Crossover :

Naruto x HighSchool DxD

Disclaimer :

Naruto © Mashashi Kishimoto

Highschool Dxd ©Ichie Ishibumi

Genre : Fantasy,Drama,Action,Slice of life

Rated : M

Warning : OOC, GenderBend, StrongNaru, Cool Naru

Prolog : Night Parade

Manusia, ya merekalah ras terlemah diantara yang terlemah. Mereka yang berdiri di bawah ketakutan akan kekuatan supranatural,dan mereka yang bediri di bawah perlindungan surga. Bagi sebagian iblis dan malaikat yang jatuh, mereka bagaikan babi ternak yag siap di panen kapan saja. Membunuh manusia biasa bukanlah hal yang sulit bagi makhluk supranatural

Bukan sepenuhnya itu salah mereka (iblis dan malaikat jatuh). Manusia juga turut bersalah atas penindasan yang mereka dapatkan, kelemahan adalah sebuah kesalahan. Tak berdaya adalah sebuah kesalahan, taanpa kekuatan juga kesalahan.

Alam tak pernah memandang akan toleransi. Mereka yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan binasa. Selerti itulah alam akan terus berjalan.

.

.

~⃝~

Naruto duduk besandar pada tembok sembari menghisap rokoknya, dengan wajah stoic ia memandang malas gadis berkaca mata di depannya.

"Huh? Ada masalah Sona?" Ucapnya dengan malas.

Sona Sitri gadis yang berdiri di depannya , menampakan wajah tak senang. sembari menyilangkan tangan di dada, ia menatap Naruto dengan serius.

"Sudah ku bilang untuk tidak merokok di lingkungan sekolah bukan!" ucap Sona dengan tegas.

Kembali Naruto menyesap rokoknya,lalu menghembuskan asap penuh racun itu dari mulut.

"Ah, itu ya~" Pemuda itu membuang putung rokoknya , lalu menginjak bara yang masih menyala. "Maaf soal itu…Nah lihat sudah ku buang" lanjut Naruto sembari mengelus kepala bagian belakangnya.

"Tcih…" Sona bedecak kesal menanggapi sikap teman sekelasnya ini.

"Jadi? Apa ada hal lain yang membuatmu datang kepadaku Sona?"

Sona menyilangkan tanganya di dada " Rias memanggilmu…"

Naruto menaikan sebelah alisnya. "Sebagai?"

"Onmyouji…"

"Haaah.." Naruto menghela nafas beranjak dari posisi duduknya, menepuk bokongnya untuk beberapa kali lalu menatap sona. "Kuharap dia tidak membuatku melakukan hal buruk kali ini…" Gumam Naruto sembari merapikan pakaiannya.

Dengan langkah pelan Naruto berjalan mengikuti Sona. Tidak ada obrolan diantara dua manusia berwajah stoic itu. Hanya suara langkah kaki yang bergema di koridor saja yang terdengar di sela perjalanan mereka.

Cukup lama mereka berjalan, melewati tiap koridor dan koridor yang berada di gedung itu hingga Sona menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah ruangan dengan pintu tua sebagai pembatasnya.

Cklek

Gadis itu membuka pintu tua tadi, memasuki ruangan dengan penerangan yang minim lalu menatap pada gadis bersurai merah yang tengah menyesap secangkir teh dengan tenang, di temani gadis bersurai violet yang tengah membaca sebuah buku.

"Rias, aku sudah membawanya…" ucap Sona.

Clik

Rias meletakan cangkir tehnya di meja. "Terima kasih Sona.." Ucap rias sembari tersenyum. Manik emerarldnya kini menatap lurus pada pemuda lusuh bersurai pirang yang berdiri di samping Sona.

"kau pasti paham alasanku memanggilmu bukan? Uzumaki-kun…"

"Kau ingin aku mengurus iblis liar lagi?"

Rias tersenyum simpul sembari menjentikan. "Yup , tepat sekali…" ucap gadis itu singkat.

Naruto memutar matanya dengan bosan. "Jadi kali ini dimana?"

Rias tersenyum lagi. "Sebuah gudang tak terpakai di tengah kota…bisa kau tangani malam ini juga?"

Naruto mengelus belakang kepalanya. "Ahhh, ku usahakan selesai secepatnya.."

"Yosh, terima kasih uzumaki-kun…ah ya untuk pembayarannya akan langsung di transfer ke rekeningmu!"

"Dimengerti, kalau begitu aku akan pergi sekarang…"

Naruto membalikan badannya lalu berjalan menuju ke luar, sembari memasukan tangan ke saku.

Pluk

Pemuda itu mengurungkan niatnya, saat tangan mungil sona menahan bahunya. Ia melirik melalui sudut matanya, dan mendapatai Sona yang menatap dirinya dengan intens.

"Ada apa lagi kali ini, Sona?"

Sona membenarkan letak kacamatanya lalu menatap naruto. "Apa kau lupa jika jam pelajaran belum usai, Naruto.."

Untuk kesekian kalinya naruto menghela nafas,dia lupa jika sona adalah ketua osis Kuoh.

"Bagaimana ya bilangnya, tapi untuk melakukan suatu misi aku membutuhkan istirahat cukup… jadi kurasa akan lebih efektif jika aku langsung pulang…" Dengan santai naruto berucap sembairi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lalu?"

Pertanyaan Sona sukses membuat Naruto bingung untuk menjawabnya. "Ahh jadi ijinkan aku untuk pulang lebih awal dan beristirahat untuk hari ini.."

Sona menaikan sebelah alis lalu menyilangkan tangannya di depan dada. "bukankah kau sudah istirahat tadi?"

"E-eh?" Naruto menacak rambut dengan ringan, saat mendengar tanggapan teman sekelasnya itu.

"Aku tidak mengijinkanmu, jadi kembali lah ke kelas sekarang Naruto…"

Pemuda itu kembali menghela nafas, ia benar-benar tidak dapat melawan gadis berkaca mata itu. Bukan Karena Sona merupaka adik dari maou Leviathan, tapi karena Sona adalah salah satu orang yang telah sering menolongnya dalam mendapat pekerjaan.

"Terlalu banyak menghela nafas dapat membuatmu cepat tua loh, uzumaki-kun~"

Kini giliran gadis bersurai violet yang bersuara. Ia menatap naruto sembari tersenyum simpul.

"Terima kasih sarannya, Himejima…"

Naruto berucap lalu berjalan meninggalkan ruangan tadi. sembari memasukan tangannya ke saku, ia berjalan dengan langkah berat melewati koridor gedung lama menuju ke kelas.

Naruto Uzumaki, seorang siswa kelas tiga Kuoh academy, dan merupakan keturunan terakir dari clan Uzumaki. Clan yang dikenal sebagai pemburu iblis tingkat tinggi,dengan kemampuan special mereka. kemampuan penyegelan yang berada di luar nalar.

Di katakan jika kemampuan menyegel mereka bahkan dapat menahan makluk sekelas Naga. Tidak seperti Pemburu iblis lain, clan Uzumaki memiliki kekuatan yang tidak berasal dari Surga. Kemampuan dan kekuatan mereka merupakan kekuatan yang diambil langsung dari inti alam. Oleh karena itulah, kekuatan mereka bahkan dapat di gunakan untuk melawan makhluk dari fraksi surga.

Clan uzumaki adalah satu satunya pemburu iblis yang berada di pihak netral, bahkan sejak great war belum terjadi mereka tidak pernah berpihak pada satu pihak fraksi besar. Demi menjamin keseimbangan alam yang akan berlangsung.

Dua belas tahun yang lalu, sebuah penyerangan yang di lakukan di Uzumaki Compound membuat seluruh clan terbantai. Sebuah kelompok teroris yang mencoba untuk mengancurkan keseimbangan alam dengan menghancurkan clan Uzumaki melakukan penyerangan secara diam diam.

Naruto adalah satu satunya yang selamat, karena pada saat pembantaian terjadi ayah dan ibunya melindunginya dengan menggunakan segel terlarang, dimana mereka memanggil dewa kematian dan memintanya untuk melindungi Naruto dari musuh yang menyerang dengan bayaran jiwa mereka.

Pembantaian yang terjadi di depan matanya membuat pemuda itu membulatkan tekad untuk terus berdiri dan menjaga ideology dari clannya. Yaitu menjaga keseimbangan alam.

Dan oleh karena itulah, Rias selalu memberi tugas pada Naruto untuk memburu iblis liar karena posisinya yang berada di pihak netral antara tiga fraksi besar.

Di malam yang dingin di kota kuoh, dengan semilir angin yang terasa menusuk tulang. Naruto berjalan dengan jaket tebalnya sembari membawa segelas kopi hangat yang baru saja ia beli di mesin penjual minuman.

Slruuuurp

Ia menyesap kopi itu dengan perlahan,menghindari rasa terbakar yang mungkin akan memyakiti lidahnya.

"Ahhh, hangatnya…" gumam pemuda pirang itu.

Tangan kanannya merogoh ke dalam saku, lalu mengambil sebuah ponsel berwarna hitam. Sejenak langkahnya terhenti dan mengamati layar ponsel itu. Dia tengah membaca peta lokasi yang Rias berikan tadi.

Pandangannya berubah, tertuju pada sebuah gudang tua yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Bingo!"

Sembari berjalan ia sesekali menyesap kopinya, lalu mendesah lembut saat kopi hangat itu mengalir melalu tenggorokannya. Ia kembali berhenti tepat di depan gudang tua itu.

"Hmmm…lebih baik aku pasang kekkainya di sini"

Sreeek

Tangannya kembali merogoh saku, lalu mengambil sebuah kertas mantra.

"Hopp.."

Ia meletakan kertas itu di tanah lalu mundur dua langkah dari tempat kertas tadi di pasang.

"Kekkai, hatsudou~"

Kertas tadi sedikit bersinar berwarna kuning untuk sejenak lalu cahaya kuning tadi menghilang. beberapa saat kemudian, mantra yang tertera pada kertas tadi keluar dari dalam kertas lalu mengelilingi sekitaran gudang tadi.

"Yosh, aman.."

Naruto berucap sembari berjalan ke dalam gudang tua tadi. Menyusuri tiap ruangan yang ada di sana dengan seksama. Dan dengan sesekali ia masih menyesap kopinya.

Tak lama berselang setelah ia berjalan, ia menghentikan langkahnya. Matanya tertuju pada sosok asing di depannya yang terlihat tengah membelakangi dirinya. Dengan tubuh bagian atas menyerupai gadis biasa, tapi kakinya terlihat seperti seekor singa.

"Hmmm?" Sosok asing itu menolehkan kepala, menatap Naruto dari sudut matanya. Lalu tersenyum lebar saat melihat kehadiran pemuda pirang itu..

"Ahahaha, ada manusia…" teriak sosok tadi. Tubuh bagian atasnya yang tak tertutup busana mempelihatkan dua buah dada besar yang bergerak dengan bebas, mengikuti gerakan tubuhnya.

"Ouhh…" dengan satu tangan Naruto menutup wajahnya, tapi sedikit mengintip dari sela jari.

"Ahahaha apa yang di lakukan manusia di sini? Apa kau datang untuk jadi santapanku?" makluk itu kembali bereriak.

"Ck…"

Naruto meletakan kopinya di lantai lalu melepas jaket tebal yang ia pakai.

"Naaa, sebelum itu bisakah kau memakai ini?" ucap pemuda pirang itu sembari menyodorkan jaketnya.

Makhluk tadi menaikan sebelah alis. "hmmm? Apa yang kau katakan hah, hewan ternak?"dada makluk itu kembali bergerak bebas

"Cih… sudahlah pakai saja!"

Naruto melempar jaket itu ke arah makhluk tadi. Dengan sigap makhluk itu menangkap jaket yang Naruto lempr, lalu menatap kearah pemuda pirang tadi.

"Apa maksudnya ini?"

Naruto mengggaruk kepala belakang, sembari mengalihkan pandangan pada sisi lain makhluk di depannya. "Ah, bagaimana ya… aku hanya tidak terlalu nyaman saat berdiri berhadapan dengan seorang gadis tanpa busana… lagi pula aku merasa tidak baik bagi seorang gadis cantik sepertimu telanjang begitu…"

"e-eh? ehmmm baiklah, kupakai.."

Setelah gadis itu memakai jaketnya, Naruto kemudian duduk di lantai gedung tua itu sembari mengambil gelas kopinya tadi. "Itu lebih baik…" ia menyesap kopinya, lalu menatap gadis monster tadi.

"Jadi apa yang kau lakukan di sini manusia?"

Naruto memejamkan matanya. "Kau jadi lebih tenang…" ucap Naruto singkat. Pemuda itu menepuk lantai, mengisyartkan pada gadis monster di depanya untuk sedikit bersantai.

Mengikuti isyarat aruto, gadis itu sedikit merilekskan tubuh.

"Oke, langsung saja ya~ ah, sebelum itu boleh ku tahu namamu?"

"Viser…"

Ctak

Naruto menjetikan jari. "Oke, Viser-san… aku di sini karena seseorang menyuruhku…"

Viser menaikan sebelaha alisnya. "Seseorang? Apa yang orang itu inginkan dariku?"

"Sebagai seorang Onmyouji,ia menyuruhku untuk membunuhmu yang merupakan iblis liar…"

Viser membelakan matanya,lalu dengan sigap itu mengambil langkah mundur dan bersikap siaga pada Naruto.

" … tenang dulu~ aku tidak terlalu suka membunuh, oke?"

Tidak ada respon dari Viser. Ia masih bersiaga pada pemuda di depannya.

"Naah! Jadi, sebagai gantinya aku ingin memberikan sebuah penawaran padamu.." Naruto berucap sembari menyesap kopi.

"Penawaran? Penawaran apa yang kau bicarakan…"

Pluk

Naruto meletakan kopinya di lantai lalu menatap viser.

"Aku ingin kau bertobat dan menuruti perintahku…"

"haaah? Menuruti perintahmu? Apa kau bercanda?! Akan lebih baik jika aku membunuhmu dan menyantap tubuhmu saat ini juga…"

Naruto terdiam sembari menghembuskan nafas ringan. Tangannya merogoh saku lalu mengambil sebatang rokok, dengan perlahan ia menyalakannya.

Menyesap asap rokok itu, lalu menghembuskan asap beracun itu dengan lambut.

"Jika kau melakuknannya, kau tidak akan tenang seumur hidumu…" ucap Naruto, ia kembali menyesap rokoknya. "Lagipula kau buronan saat ini, bahkan jika kau membunuhku lalu pergi, yang menunggumu di luar sana hanyalah kematian…"

Ekspresi Viser mengeras, ia terliat emosi dengan perkataan Naruto. "Omong Kosong! Aku akan membunuhmu di sini, lalu hidup bebas di luar sana!"

"itu tidak mungkin…" Naruto berucaap sembari mengibas kibaskan tangannya di depan wajah. "Kau bahkan tidak akan bisa melukaiku sekarang…"

"Kau, kau terlalu sombong manusia!"

Viser melepas jaketnya lalu meremas dadanya dengan kasar.

"Ugh.." kembali Naruto menutup wajah." Itu terlaly vulgar, Viser-san~"

Dua buah lingkaran sihir berwarna hijau muncul dari ujung putting dada Viser.

"Mati kau manusia!"

Ctak

Pyaar

Dua lingkaran sihir tadi hancur seperti kaca, saat Naruto menjentikan jari. Viser melebarkan mata, ia terkejut saat lingkaran sihirnya tiba tiba hilang.

"A-apa yang terjadi?!"

Naruto menghembuskan asap dari mulut. "Aku sudah memasang kekkai, kau tidak akan bisa menggunakan sihir di sini…"

Viser terdiam sejenak, lalu menatap Naruto dengan mulut setengah melongo. Viser kembali bersiaga, dengan cepat ia mengambil tombak yang berada di tubuh bagian bawah miliknya.

"Jika sihir tidak bekerja, serangan secara fisik pasti bisa!"

Viser mencoba menerjang Naruto dengan tombak, tapi tiba tiba saja tubuhnya terhenti dengan sendiri.

Ia memandang ke sekitar, dan matanya kembali terbelalak saat puluhan rantai berselimut cahaya ungu menahan seluruh tubuhnya. Tak hanya itu,di sekitarnya kini telah terdapat ratusan rantai dengan ujung tajam yang telah mengarah kepadanya.

"A-apa ini?"

"Rantai takdir, kemampuan specialku… kau tidak dapat pergi lagi sekarang!"

Viser masih terdiam, ketakutan mulai merasuk kedalam dirinya. Yamg dia bayangkan saat ini hanyalah kematia yang kapan saja dapat datang.

"Nah Viser, sekarang waktumu untuk memilih…"

Viser memejamkan mata, jika dia menuruti perkataan manusia di depannya mungkin dia akan hidup. Tapi ia takut jika ia mengambil piihan itu, ia tidak mau mengalami rasa sakit yang sama seperti saat ia masih menjadi bidak iblis. Hari demi hari yang ia jalani dulu penuh penyiksaan dan perbudakan demi memuaskan nafsu iblis lelaki yang tak punya malu. Tapi jika ia tidak menuruti pemuda di depannya, dia akan mati. Dan entah kenapa dia masih tidak ingin untuk mati. Ia masih ingin hidup dengan kebebasan tanpa ada kekangan dan penyiksaan.

Dengan keyakian yang setengah setengah Ia mencoba membuka mulutya. "A-aku akan menuruti perintahmu…"

Naruto menaikan sudut bibirnya.

Ctak

Ia menjentikan jarinya , dan rantai yang mengikat Viser menghilang. Viser menatap Naruto dengan pandangan yang sulit di jelaskan. Khawatir, takut ,sedih dan juga sedikit kemarahan. Semua emosi tercampur saat pemuda pirang di depannya membuang putung rokok yang habis sembari berjalan ke arahnya.

"Kalau begitu hiduplah dengan bebas di sisiku…"

"Eh?"

Viser menatap Naruto tak percaya, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"A-apa maksudmu?"

Naruto menarik sudut bibir. Sembari memejamkan mata, ia merentangkan tangan kanannya ke samping.

Ctak

Sebuah jentikan jari terdengar.

"Selamat datang, di Malam parade seribu monsterku…" ucap Naruto.

Viser membelalakan mata, ketika puluhan makluk supranatural dari berbagai ras tiba-tiba saja muncul di belakang Naruto. Iblis, malaikat jatuh, yokai dan makhluk supranatural lain kini berdiri bersama di belakang pemuda pirang itu.

"A-apa ini?"

"Night paradeku, aku mengumpulkan para makluk supranatural yang bermasalah dan membuat mereka hidup untukku…" Naruto tersenyum simpul. "Sama sepertimu, sebagian dari mereka juga pernah mendapatkan penolakan dari rasnya…"

Viser masih terdiam. Ia tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Tapi yang jelas ia yakin, jika pemuda pirang di depannya adalah orang yang dapat di percaya.

"A-apa kau tidak masalah dengan makhluk yang kotor sepertiku?" Viseer sedikit bergetar saat berkata.

"Huumm~ Aku akan membuatmu kembali bersih, Viser-san…" ucap Naruto sembari tersenyum.

Untuk beberapa saat Viser masih terdiam, tidak ada jawaban dari gadis itu.

"Jadi? Apa kau mau bergabung denganku?"

Viser mengangguk dengan pelan, lalu tersenyum simpul pada naruto.

"Night Parade of Thousand Monsters, kembali mendapat makhluk bermasalah lain…"

Tbc

Maaf klo nggak menarik XD buat intro cukup segini dulu kali yak…

Jika ada saran dan kritik silahkan tulis di kolom Review aja yak, biar autohor bisa benerin lagi.

Oke sebelum autho undur diri, author mau ucapapin terima kasih buat reader sekalian yang udah baca.

©Hizachin