KING CHANYEOL

(CHANBAEK)

T

(Oneshoot)

000

Hanya sepenggal cerita yang lewat dan bermaksud menghibur.

000

Park Chanyeol. Siapa yang tak mengenal raja berhati kejam itu. Barang siapa yang menentangnya pasti akan dibinasakan. Sang penjajah berhati dingin bak rentenir yang memeras keringat rakyatnya untuk sebuah upeti.

Sebuah desa bernama Beoncang merupakan satu dari sekian banyak desa yang tertindas itu. Mereka tak bisa membayar upeti bulan lalu dan raja bengis itupun langsung mendatangi dan menagihnya langsung.

"Tuanku beri kami waktu untuk membayarnya hingga akhir bulan ini," pinta kepala desa itu mewakili penduduknya yang bersimpuh sujud di belakangnya.

"Kalian harusnya tau! aku tak suka menunggu, dan aku tak suka bantahan, segera hancurkan desa ini!" perintahnya.

Para prajuritnya pun bersiap menjalankan perintahnya tapi mereka tentu tak akan menyerah semudah itu.

"T-tuanku ampunilah kami! kami mohon tuanku, kami akan melakukan apapun untuk tuanku, tapi kami mohon jangan hancurkan desa kami," pinta sang kepala desa sekali lagi.

Rahang Chanyeol semakin mengeras saja. Ia tak suka bantahan, tapi tanpa sengaja ia melirik seorang gadis dan ia mendapatkan ide untuk sesuatu, sepertinya memberi sedikit waktu tak terlalu buruk.

"Baiklah, kau bilang mau melakukan apapun kan? kalau begitu dua hari dari sekarang antarkan kepadaku yang tercantik di desa kalian untuk menjadi penghangat ranjangku," ucapnya angkuh.

BEJAT. satu kata itulah yang ada di hati para penduduk untuk menggambarkan rajanya.

"Apa jawaban kalian?!" tanyanya murka ketika para penduduk malah riuh dengan sendirinya.

"B-baik rajaku, a-akan kami bawakan tujuh gadis tercantik di desa kami untuk tuanku," jawab sang kepala desa ragu.

Para penduduk pun tercengang mendengar keputusan kepala desa itu. Mana bisa mereka terima begitu saja ketika dipaksa menyerahkan anak gadisnya.

"Bagus," sang raja pun tersenyum puas lalu meminta pasukannya untuk mundur.

000

"Raja itu sudah gila, bagaimana bisa ia meminta anak gadis orang sebrengsek itu,"

Baekhyun adalah salah satu pemuda yang di utus kepala Desa untuk mengantarkan para gadis-gadis yang ada di tandu. Ia kesal, tentu saja, karena salah satu gadis yang disukainya harus menjadi salah satu korbannya.

"Sudah lah Baek, iklaskan Nami, lagi pula masih banyak gadis cantik di desa kita," hibur Yongchan yang saat ini ada di samping Baekhyun.

"Bicara sih gampang, aku menyukai Nami dari kecil asal kau tau," gerutunya.

"Cih cinta monyet heh?"

"Kau yang monyet!" umpat Baekhyun kesal.

Sementara Yongchan tak merasa tersinggung sedikitpun dan malah terkekeh geli. Menurutnya marahnya Baekhyun adalah hal terlucu dan cukup menghibur.

000

Mereka telah sampai dan menjajarkan para gadis pilihan yang menurut mereka paling cantik untuk dipilih raja.

Satu persatu dilihatnya oleh raja itu. Namun tak ada satupun yang menarik minatnya.

Semua pun tegang ketika harus berhadapan langsung dengan raja kejam itu. Apalagi saat melihat kemarahan di wajah itu.

"INI YANG KALIAN BILANG CANTIK!?" murkanya. "BAHKAN KUDAKU SEKALIPUN LEBIH CANTIK DARI MEREKA!"

Mereka pun bergetar ketakutan. Bahkan Baekhyun sekalipun. Para gadis itu pun sama. Mereka benar-benar tak menduga kalau kedatangan mereka bukanlah membawa kesenangan raja melainkan menghantarkan nyawa.

"Apa kalian pikir akan kembali dengan selamat setelah penghinaan yang kalian lakukan?" seringaian itu bahkan lebih meyeramkan dari malaikat maut sekalipun. "Siapkan pasukan berpanah, dan lemparkan mayat mereka ke kolam buaya!" serunya.

Dalam hitungan detik mereka sudah di kelilingi prajurit berpanah. Tangis pilu pun bersahutan. Mereka tak menyangka kalau hidup mereka akan berakhir seperti ini.

"B-baek apa yang harus kita lakukan, aku tak mau berakhir mati disini," racau Yeonchan sambil menggoncang lengan Baekhyun.

"A-aku juga tak tau Yeon, hwaa Ibuuuu," Baekhyun pun sama paniknya. Ia mengedarkan pandanganya mencari celah untuk kabur, namun sayangnya selubang semutpun tak ada.

"Bersiap!"

Deg deg deg

Detak jantung Baekhyun semakin terpicu cepat. Ia mengedarkan pandangannya tapi yang ia temukan hanyalah tatapan keputus asaan dan tangis pilu yang menyakitkan. Tak ada yang berani mengeluarkan suara meminta keadilan.

"Angkat panah!"

Deg deg deg

"Lun-"

"R-RAJAKU!"

Teriakan melengking bergetar itu pun berhasil mengalihkan perhatian Chanyeol. Seorang pemuda bersurai coklat dengan wajah pucat yang tak lain adalah Baekhyun.

"K-kami m-mohon rajaku, k-kasihanilah kami!" pintanya.

"B-baekhyun," Yeonchan pun terharu atas keberanian Baekhyun. Meskipun ia tau kalau kaki temannya itu tampak bergetar ketakutan.

Sang raja tak bersuara dan hanya mengeryitkan alisnya. Karna terlalu jauh, akhirnya ia mengisyaratkan salah satu prajurit untuk membawa Baekhyun mendekat kearahnya.

Baekhyun tentu takut bukan main, tapi ia hanya bisa pasrah ketika ia ditarik paksa hingga di hadapan raja. Tatapannya mengintimidasi dan menyeramkan.

"Kau bilang apa tadi?" tanyanya sambil mengamati penampilan Baekhyun.

"K-kami mohon ampuni kami tuanku, s-setidaknya biarlah kami pulang d-dan meyiapkan kandidat lain," jawab Baekhyun takut-takut.

"Kandidat lain?" ucapnya sinis. "Aku yakin kau hanya akan membawa manusia kumal seperti mereka,"

Manusia kumal katanya. Tentu Baekhyun tersinggung mendengarnya. Nami itu gadis berkulit putih bersih, bagian mananya yang disebut kumal?

"T-tidak tuanku, a-akan ku pastikan yang sesuai selera anda, m-masih banyak di desa kami yang-,"

"Tak perlu!" potong Chanyeol.

"Eh?" Nafas Baekhyun tercekat karenanya. Gagal sudah. Pada akhirnya ia akan mati disini bersama teman-temannya.

"Kau tak perlu membawakanku seorang gadis, karna aku sudah menemukan yang ku cari,"

"Eh? B-benarkah tuanku?" mata Baekhyun berbinar untuk sebuah harapan. Ia tak jadi mati tentu saja ia senang bukan main.

Namun sebuah seringaian yang lebih membahayakan muncul. Dan Baekhyun tak sempat menyadari itu sampai dirasa tubuhnya melayang dan tersampir di bundak seseorang.

"E-EH? A-apa yng terjadi?" pekiknya panik.

"Kalian boleh pulang, dan mari bersenang-sengang manis,"

"APAAA? tidaaak!"

"Hahaha!" tawa Chanyeol menggelegar hingga menghilang kedalam istana.

"Kyaaa apa yang kau remas!" pekik Baekhyun ketika merasakan remasan gemas di pantatnya.

Krik krik.

Ketegangan seketika sirna dan berganti dengan suasana hening. Mereka melongo untuk sesuatu yang belum sempat mereka pahami.

Jongin sang kepala prajurit yang sadar pertama kali dan segera mengalihkan perhatiannya. "Tunggu apa lagi? kalian tak ingin pulang? atau kalian ingin jadi makanan buaya?"

Lalu mereka pun segera tersadar dan bergegas pergi dari sana. Mereka bahkan tak sempat memikirkan nasip yang akan dialami Baekhyun setelah itu.

END

Ini cerita dengan Genre Absurt haha, humor bukan? romence juga bukan?

Berharap ada yang menikmati cerita ini.

-Salam damai inchan88-