Are we just a brother?

-Ch 3-

Rate: T-M


"Mungkin Moodnya sedang turun?" Balas Soonyoung berusaha menenangkan Wonwoo yang wajahnya terlihat ditekuk sedari tadi. Soonyoung tau. Wonwoo telah merasakan banyak penderitaan yang berasal dari Keluarganya. Ia tidak bisa membantu banyak untuk Wonwoo. Yang bisa dilakukannya hanya membuat Wonwoo tidak sedih. Jika ia membuat Wonwoo marah, Soonyoung bersumpah akan mengutuk dirinya sendiri.

"Sial," Wonwoo menurunkan pundaknya. Ia menutupi wajahnya.

Soonyoung mengelus lembut punggung Wonwoo. berusaha meredam amarah Wonwoo. Dari luar Wonwoo terlihat seperti orang yang mengantuk lalu menutupi mukanya dan merunduk tidur. namun soonyoung sudah tau apa yang Wonwoo lakukan sekarang.

"Ya, Lihat saja nanti. Kita lihat dulu minggu ini, jangan putus asa dulu Won,"

"Aku sudah muak Soon. Kau tau? aku merasa dipermainkan di keluarga ini," Wonwoo menghela nafas panjang. Soonyoung mengerutkan keningnya. Ia lelah melihat Wonwoo selalu seperti ini. ia merasa dirinya tidak bisa melakukan apapun untuknya. Soonyoung sudah bersahabat dengan Wonwoo sejak kecil. Ia tau Wonwoo adalah orang yang baik, namun dingin di luar.

Ia masih ingat sekali pertama kali mereka bertemu saat musim dingin. Soonyoung masih berumur 9 tahun pada saat itu. Musim favoritnya dalah Musim dingin, dan ia sangat suka bermain papan seluncur. Tentu tidak sendirian, Soonyoung adalah orang yang suka berbaur ditempat asing. Karena kakaknya asik dengan temannya, Soonyoung memutuskan untuk mencari teman.

Ia melihat Wonwoo pada saat itu. Wonwoo duduk di kursi panjang sendirian. Tangannya memegang papan seluncur yang ada di sampingnya. Wajahnya terlihat hampa. benar-benar hampa.

"Siapa anak itu? dia tampan sekali wah," Kakinya berjalan mendekati tempat Wonwoo berada. Ia berhenti sejenak. "tetapi, kenapa tidak ada satupun anak lain yang mengajak nya ya?" Soonyoung mengangkat bahunya. well, ia belum mencoba.

Soonyoung sudah berada didepannya.

apa aku harus bertanya siapa namanya?

Soonyoung mengayunkan tangannya tepat dimana tatapan Wonwoo jatuh. Tapi Wonwoo tetap saja tidak merespon.

Matanya tertarik pada sebuah tulisan berwarna biru tua yang terletak disudut papan seluncur Wonwoo. Soonyoung memiringkan kepalanya untuk melihat lebih jelas tulisan apa yang ada disitu.

Wonwoo? apa itu namanya?

"Hei, maukah kau bermain denganku?" Soonyoung menyipitkan matanya, senyumnya terpampang jelas. Wonwoo tetap tidak merespon tingkah Soonyoung barusan. Bahkan sepertinya Wonwoo masih asik dengan lamunannya.

"Hei, Wonwoo!" Soonyoung menepuk bahu anak yang ada didepannya. Dan akhirnya, Sorot mata Wonwoo menatap Soonyoung dalam. Tatapan yang sangat sendu. Soonyoung saja sampai ikut merasakan aura yang keluar dari sorot matanya.

"Mau bermain?"

Wonwoo menggeleng kepalanya pelan. Soonyoung mengerutkan dahinya. Ia berpikir Wonwoo aneh. ia adalah salah satu nya anak yang menolak ajakan Soonyoung selama ini.

padahal dirinya kesepian.

"Kau yakin?" tanya nya lagi memastikan. Wonwoo mengangguk lagi. Soonyoung merasa kasihan pada laki-laki yang terlihat sedang menunggu seseorang itu. Tapi, pandangannya seolah mengatakan bahwa ia menunggu orang, namun orang itu tidak akan datang.

siapa sangka anak kecil berumur 9 tahun ini sangat dewasa pikirannya diwaktu yang masih terlalu muda? Sangat jarang ada anak berusia segitu mempunyai otak yang bijaksana dan sifatnya pemikir kritis.

Semua perkataan Ibunya tentu. Ia ingat semua perkataan ibunya sebelum ibu soonyoung benar-benar meninggalkan dirinya diumur 8 tahun. Tentu anak kecil suka meniru dan mengingat sifat dan perkataan kedua orang tuanya, dan itulah soonyoung. Daya ingat otaknya benar-benar tidak ada batasnya. bahkan saat sekolah, Soonyoung mudah menghafal mata pelajaran yang dimata teman-temannya, pelajaran itu sangat sulit. Jangan tanya jika soonyoung selalu menduduki peringkat pertama.

"anakku, jika kau menemukan orang yang kesepian, berilah perhatian dan kasih sayang padanya jika menurut mu orang itu cocok mendapatkannya,"

"kenapa aku harus melakukan itu eomma?"

"Mereka adalah sebuah berlian. Sebuah berlian cantik seharusnya di rawat dengan baik. dengan begitu berlian itu senang, bukankah begitu soon?"

soonyoung kecil mengangguk kecil mendengar perkataan ibunya.

"Jika berlian itu tidak dirawat, Berlian itu tidak akan cantik lagi. berlian itu akan menangis karena tidak ada yang menginginkannya. Tolong, Jagalah mereka, Soonyoungie," Mata indah ibunya menutup secara kata terakhir ibunya. sebelum soonyoung menangis deras karena orang yang paling disayanginya pergi meninggalkannya.

'ia sebuah berlian. Berlian yang dibicarakan ibu'

Soonyoung mendekat padanya. duduk disebelahnya lalu mengajaknya berbicara.

"Hei, Ayolah. Sayang sekali jika kau datang kesini hanya untuk duduk. Kita bisa bermain salju 24 jam!" Soonyoung menunjukkan senyum terbaiknya. Walau wonwoo hanya menatapnya sekilas lalu menunduk, Soonyoung tidak putus asa. Ia berdiri lalu merengek ke Wonwoo untuk menemaninya.

Wonwoo risih. Ia hanya bisa memandang soonyoung sebentar lalu mengabaikannya seperti hal yang ia lakukan sebelumnya.

Soonyoung mencoba untuk sabar namun ia tidak tahan sekarang. memang ini tindakan yang seharusnya tidak ia lakukan, Namun feelingnya berkata bahwa ia melakukan hal yang benar.

Tangannta menarik tangan lemah Wonwoo. "Ayo, kita bermain papan seluncur!"

"Lalu manfaatnya apa?" Balas wonwoo ketus. Soonyoung berusaha tetap tersenyum tulus.

huwa, ternyata berlian yang ada didepan ini benar-benar mahal dan langka.

"Banyak. daripada kau menunggu seseorang yang tidak pasti menemanimu," Wonwoo terdiam sejenak. Akhirnya Wonwoo mengikuti kemana soonyoung pergi.

benar. daripada menunggu sesuatu yang tidak pasti.

"Huwaa ini benar-benar seru!"

Wonwoo dengan lincahnya berlari ke atas dan berseluncur untuk yang kesekian kalinya. Soonyoung duduk dipinggir dan melambai pada Wonwoo. "Mainlah, Aku lelah. Ingin beristirahat sebentar hehe,"

Wonwoo mengangguk. Soonyoung tersenyum melihat Wonwoo seperti ini. Siapa sangka orang yang tadinya terlihat cuek dan acuh, sekarang berubah total. Senyumnya tersembur dimana-mana. Gigi putihnya berkali-kali mengintip dari mulutnya.

Tanpa soonyoung sadari, Wonwoo kembali ke sebelah Soonyoung sekarang. Wonwoo hanya duduk dan menatap wajah Soonyoung yang sedang menikmati empuknya salju. Ia berbaring sambil tersenyum. Wonwoo pun ikut tersenyum.

"hei,"

Soonyoung dengan cepat membuka matanya. Kaget dengan sosok wonwoo yang ternyata sudah berada di sampingnya. punggungnya hendak berdiri untuk duduk namun wonwoo menahannya.

"Jika kau ingin berbaring, berbaringlah."

Soonyoung menurut saja. Daripada jika ia menolak, Wonwoo berpikir bahwa dia keras kepala. karena pada dasarnya Wonwoo adalah orang yang tidak mau terlibat hal-hal yang rumit. tercetak jelas dari sikapnya.

"Bagaimana kau bisa tahu jika aku sedang menunggu seseorang?" Wonwoo ikut berbaring disamping Soonyoung.

"Hanya menebak dari sorot matamu," Balasnya. "Sebenarnya ada apa sih? Pandanganmu benar-benar hampa tadi," lanjutnya.

Ugh, sekarang soonyoung sedang penasaran parah. Bagaimana bisa berlian semahal Wonwoo terlihat seperti tidak ingin dipuji siapapun? Ia seperti sembunyi didalam kotak perhiasan. Tidak mau dibuka. Ingin selalu disegel.

Wonwoo mendesah ringan.

"Aku sedang menunggu ibu ku,"

Soonyoung senang saat Wonwoo dengan suka rela membagikan ceritanya pada soonyoung. Maka soonyoung mendengarnya dengan seksama.

"A..aku tidak tahu apakah dia ibuku. Kita dulu memang saling menyayangi. namun 1 minggu lalu ayahku mencintai perempuan lain.. sehingga Ibuku melarikan diri dari rumah. Aku ingat dulu, saat aku dan ibuku bersembunyi dari ayah yang sedang berman sembunyi-sembunyian, ia berkata bahwa tempat favoritnya adalah Tempat ini. karena itu, aku menunggunya. Mungkin dia akan kembali"

Mata Wonwoo semakin menyipit dan berkilau karena ia menahan air mata yang cukup banyak.

"t..tapi, Ia tidak ada disini. Ibuku berganti lagi setelah terakhir kali ibuku yang paling kusayangi bertahan selama 2 tahun. Dan dia lebih suka menghabiskan waktunya bersama ayahku," Suara isakannya terdengar pelan. Soonyoung merasa bersalah menanyakan hal itu.

"Mian, Wonwoo. Tidak seharusnya aku bertanya hal itu," Ia mengambil sapu tangan yang ada disakunya dan mengusapnya pada wajah Wonwoo. Wonwoo menggeleng pelan. Hanya saja ia bersedih mengetahui ibu yang paling disayanginya meninggalkan dirinya begitu saja.

"Bagaimana denganmu?" Wonwoo penasaran. Ia ingin kehidupan keluarganya harmonis seperti keluarga lainnya. Namun wonwoo tidak mengetahui latar asli Soonyoung. sipekerja keras demi melanjutkan kehidupannya yang tidak jelas.

"Ya, Aku suka membantu ayahku bekerja berjualan roti dan Melayani mereka. Membuat roti itu sungguh seru!" Soonyoung terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Memang seru. Apalagi saat ibunya berada di sisinya. mereka suka bermain tepung pada saat itu.

"wah. pasti ibu dan ayahmu mengajarimu cara mengajarinya ya. pasti seru," Ucap wonwoo cemburu. Namun ia tidak tahu seberapa menyedihkan ditinggalkan orang yang disayanginya selama-lamanya.

"Iya seru sekali. Namun sekarang hanya aku dan ayahku yang mengerjakan itu,"

"Kok begitu?" Wonwoo semakin mendekatkan tubuhnya karena penasaran.

"Ibuku meninggalkan ku 1 tahun lalu. Meninggalkanku untuk selama-lamanya. aku hanya berharap ia diterima di surga dan bahagia disana,"

hening.

Wonwoo terhenyak dengan perkataan Soonyoung. Soonyoung adalah anak yang tegar. Wonwoo takjub akan hal itu. Namun rasa bersalah tentang menanyakan tentang keluarganya keluar. Well, soonyoung melakukan hal yang sama tadi. Entah kenapa, Tetapi perkataan Soonyoung tadi membuat Wonwoo merasa benar-benar bersalah. Ia bisa bertemu ibunya kapan-kapan.. karena masih tersimpan dibumi meskipun hanya 1% kemungkinan untuk bisa bertemu dengan ibunya karena wonwoo tidak tahu dimana ibunya sekarang. Tetapi, Ditinggalkan oleh orang yang disayangi dan orang itu pergi ke alam paling atas, Itu menakutkan.

Cukup tahu, Wonwoo sangat membenci ayahnya. Ibunya berkata bahwa ayahnya mencintai perempuan lain. Wonwoo berpikir bahwa ayahnya adalah orang yang murka. Ia sangat membenci ayahnya. Bahkan dirinya pun jarang diperhatikan oleh ayahnya. Ibunya adalah salah satu orang yang paling menyayanginya. dan akhirnya kejadian itu terjadi. orang yang paling menyayanginya lergi begitu saja. sejak saat itu Pelayan dan maid keluarganya yang sering merawatnya. tetapi apakah Wonwoo bisa menerima kenyataan jika Ayahnya juga pergi meninggalkannya? ia takut. Karena itu, ia memang membenci ayahnya. Namun ia takut untul mengejek dan memaki ayahnya secara langsung. ia hanya bisa merenung dikamar dan menangis.

tidak ada satupun orang yang menyayangiku lagi sekarang.

Perasaan Wonwoo kalang kabut pada saat itu. Tapi ia ingat, Ibunya berkata bahwa ia harus tumbuh dan menjadi orang sukses. Wonwoo tidak bisa mengelak. Ia harus menjalankan amanah orang yang paling disayanginya. ia tidak mau mengecewakan ibu yang paling disayanginya.

yah. Sejak saat itu mereka sering berbagi pengalaman. Bahkan hampir setiap hari mereka bermain dan bertemu. Siapa sangka ternyata rumah Wonwoo terletak tidak jauh dari rumah Soonyoung? Jaraknya sekitar 500m. Tidak begitu jauh menurut mereka yang ingin sehat bugar berjalan setiap hari. Lumayan juga untuk menghilangkan kejenuhan mereka.

Tahun demi tahun berlalu. Wonwoo dan Soonyoung diterima di SMA yang sama. Tentu persahabatan mereka semakin erat. Ditambah keluarga baru mereka, Jihoon. Wonwoo sering memanggil Soonyoung 'Kakek' dan Jihoon 'nenek'. Hanya saja, Lucu. Soonyoung dan Jihoon mulai menjalin hubungan saat mereka menduduki kelas 2 SMA. Cukup lama juga, mereka telah bersama selama 3 tahun dan beruntungnya, mereka memasuki universitas yang sama. Bayangkan betapa bahagianya mereka?

Kehidupan Wonwoo mulai membaik dari tahun ke tahun. Seolah-olah melupakan masa lalu nya yang agak kelam.Meskipun terkadang ia masih merenung dan menangis, setidaknya ia bisa menunjukkan gigi putih dan senyum menawannya didepan Soonyoung dan jihoon. Sungguh, Soonyoung bersumpah akan mengutuk Kim mingyu jika ia melakukan hal yang membuat Wonwoo kehilangan senyum menawannya itu.

Soonyoung hanya bisa menatap sendu punggung wonwoo yang membelakangi dirinya. Lalu ia meninggalkannya, berharap moodnya semakin membaik saat dia kembali nanti.


"Hei, Soonyoung" Panggil Jihoon dari belakang. Soonyoung menoleh ke arah Jihoon dan tersenyum padanya.

"Ne Chagi~"

"Hei, ini dilorong kampus bodoh!" Jihoon menggembungkan mulutnya dan berjalan didepan Soonyoung. Pura-pura marah ceritanya.

"Apaan sih?". Jihoon memutar bola matanya. "Bagaimana dengan Wonwoo? apa dia baik-baik saja?"

Soonyoung mengangkat bahunya. Matanya memancarkan aura memuakkan. Seperti, sedang malas membahas itu.

"Karena kau chagi, Aku teringat dengan Kim Mingyu," Jihoon melongo tidak mengerti. "Mingyu?" Jihoon mencerna kata-kata Soonyoung tadi. otak Jihoon Masih saja berkutik dengan kata-kata Mingyu sampai sekarang. Bahkan sudah 20 detik berlalu, ia masih belum paham. Sekarang Soonyoung penasaran, bagaimana kekasihnya bisa selemot ini sekarang?

"T..tunggu. jadi ia seperti itu karena Mingyu?" Soonyoung meletakkan lengannya diatas bahu Jihoon. Matanya hanya menatap Soonyoung bingung.

" t" Ledeknya disela ciuman singkat mereka. wajah Jihoon bersemu merah. dengan tangkas jemarinya menggeret baju Soonyoung dan mengomel tidak jelas. "hei! Bodoh, bodoh, bodoh. Soonyoung ku bodoh,"

Soonyoung tertawa geli melihat kekasihnya itu.


Tidak jauh dari keberadaan Wonwoo, seorang laki-laki sedang asik memainkan handphone nya. Jari-jarinya dengan senang menari-nari mengikuti keinginan pemiliknya. Ia sedang apa? bermain game? oh tentu tidak. stalking? nope.

Bibirnya bergerak tidak menentu. terkadang ia tersenyum, tapi terkadang ia menunjukkan ekspresi yang- tidak bisa diartikan.

today

princeN: Hei, bagaimana rencananya?

SweetG: Aku telah menjalankannya, tetapi aku tidak tahu apakah ini berhasil apa tidak.

princeN: Well, aku telah memikirkannya tadi, Pasti rencana itu berhasil jika ia benar-benar sesuai harapanmu. Namun ekspresimu jangan dibuat seolah-olah kau benar-benar membencinya.

SweetG: Hyung, kenapa tidak bilang dari kemarin?

princeN: Memang ada apa?

SweetG: Ah, aku mengacaukannya. Benar-benar mengacaukannya.

princeN: kau mabuk? tulis yang benar dong. aku tidak paham.

SweetG: Hyuuung ;( Aku tidak tahu harus apa sekarang

princeN: jelaskan makanya! Dasar, tampan tetapi tidak jelas. sayang dong.

SweetG: A..ku.. benar-benar serius tadi.

princeN: shit. Oke, mari kita ubah ke rencana B

SweetG: HYUUNG INI SALAHMU!

princeN: Hanya bilang minta maaf dan baikan kan mudah?

SweetG: Tidak semudah itu. Ah, aku menyesal meminta mu untuk membantuku, Hyung.

princeN: Salahkan dirimu juga! sekarang kau dimatanya terlihat seperti lelaki, ehem. play..?

SweetG: AWAS SAJA JIKA BESOK BERTEMU, AKAN KUCUMBU KAU DIDEPAN KEKASIHMU

princeN: Ish lagipula kekasihku tidak pernah tidak memercayaiku

SweetG: Terserah saja lah. rasanya hidupku sekarang benar-benar hancur.

princeN: Akan kucarikan yang lainnya. aku punya banyak kenalan

SweetG: tidak, aku tidak mau. Aku hanya ingin dia. sebuah makhluk tersempurna dimataku.

princeN: terserah kau saja lah. Jangan banyak-banyak minum beer, kau mabuk pasti sekarang.

Laki-laki itu tersenyum miring. "Hebat jika posisiku sedang berada disekolah namun mabuk. mungkin bisa aku coba?"


HEYYOOOO. mungkin chap kali ini ga semenarik sebelumnya dan pendek :" Aku mau umumin bahwa aku akan melanjutkan ff ini 1 bulan lagi karena ujian yg ditempuh bulan ini benar-benar banyak.

thank u juga untuk kalian yg mereview sebelumnya~ di ff ini ada beberapa couple ya? contohnya soonhoon. yah aku gabisa nulis 1 otp aja :( aku selipin beberapa otp biar ena ehe.

DANNN genrenya bakal berubah guys, karena ide baru WKWK. mungkin banyak ke hurt dan mature? (maybe) Aku bener-bener mau ngefeels in perasaan wonwoo di ff ini hahaha.

See u soon~