Outro : I'll Give It To You

.

.

.

.

Taekook / Vkook

.

.

.

M

.

.

.

"Kook?" Bambam mencoba menggoyangkan badan Jungkook. Lelaki itu terus terdiam bahkan saat mereka sudah berada dalam kamar Jungkook. "Kook !" Jungkook terlonjak lalu menatap Bambam dengan jengkel. "Sudah jangan melamun. Kalau kau tak mau tidur dengan Yugyeom ya sudah, tidak usah." Jungkook mengerutkan kening bingung.

"Begini ya, jaman sekarang memang wajar melakukan sex. Tapi untuk hal seperti itu, kurasa itu tidak baik Kook-ah. Kau tau kan? Bercinta itu di lakukan oleh dua orang yang saling ingin. Jika hanya satu saja yang ingin, itu namanya perkosaan."

"Apa maksudmu hanya satu yang ingin?" Jungkook bertanya menggigit bibir bawahnya bingung.

"Kau, dari rautmu kau tak mau tidur dengan Yugyeom kan?"

"Bukan begitu."

"Kook, ku lihat-lihat Yugyeom memang anak tidak baik-"

"Kenapa berbicara seperti itu?" Bambam menghela nafas lalu menyamankan duduknya.

"Ya kulihat tidak baik."

"Kau menyukainya?"

"Hah?"

"Kau menyukai Yugyeom kan? Makanya kau melarangku tidur dengannya." Bambam mengerang. Apa Jungkook secinta ini pada Yugyeom? Terlihat begitu bodoh anak itu.

"Grrh, tidak sama sekali. Aku lebih memilih berlutut di depan Taehyung-" Bambam tak berani melanjutkan kalimatnya saat melihat sinar kilat merah Jungkook saat menatapnya, tepatnya setelah mendengar nama Taehyung. "Begini Kook. Dari awal kau pacar Yugyeom kan?" Jungkook mengangguk.

Kali ini Jungkook akan mau menghabiskan waktu berharganya mendengarkan Bambam "Lalu Taehyung datang ke hidupmu kan? Apa yang kau rasakan?" Jungkook diam "Kau tahu, kau tak pernah seceria itu sebelum mengenal Taehyung. Kau hanya menggerutu jika Taehyung menggodamu, tidak mengabarimu dan jika Taehyung membuatmu bersemu. Tak pernah aku mendengar kejelekan Taehyung darimu. Lalu jika itu Yugyeom. Kau akan menggerutu bagaimana Yugyeom terlalu berlebihan padamu, meminta sex padamu, memilih pergi bersama temannya daripada denganmu, kau memang mendapat perhatian dan barang mewah dari Yugyeom. Tapi apa Taehyung sepemaksa Yugyeom padamu? Aku tahu, kau itu sahabatku Kook-ah. Aku tahu, kau dengan Taehyung memiliki hubungan lebih dari sekedar pertemanan, dari awal aku melihatnya tiba-tiba mencium bibirmu , dan tetap menjemputmu sekalipun kau pernah membuat perutnya berdarah, aku melihatnya membelamu mati-matian di depan Yugyeom, mengatakan bahwa kau miliknya, Taehyung itu sangat-sangat kaya, tapi aku tak pernah melihatnya meluluhkan hatimu dengan hartanya. Kurasa kau akan tahu jawabannya. Kau masih mau tidur dengan Yugyeom? Sebagai pengakuan bahwa kau mencintainya?"

Kali ini Jungkook diam bukan sekedar diam. Ia benar-benar berfikir. Yugyeom dan Taehyung begitu berdeda. Sangat berbeda.

Ia ingat bagaimana pertama kali ia tidur dengan Taehyung, itu bukan paksaan Taehyung. Mereka sama-sama mau. Setelah ia ingat,Taehyung tak pernah memaksanya bercinta. Taehyung tak pernah memberikan barang mewah untuknya, tapi Taehyung selalu memiliki kejutan untuknya.

"T-tapi bukankah Taehyung orang jahat? Jahat dalam artian, ia tahu aku memiliki kekasih tapi dia tetap mendekatiku. Bukankah itu berart-"

"Itu karena dia tahu Yugyeom tidak baik untukmu. Percayalah. Ia pasti mengharapkan yang terbaik untukmu Kook." Bambam bangkit dari duduknya lalu mengambil tas. "Aku pulang. Pikirkan baik-baik, siapa yang sesungguhnya pantas untukmu."

Siapa yang pantas untuk dirinya? Jungkook melirik jam di dinding kamarnya. Masih ada berjam-jam lagi baginya untuk memutuskan sesuatu.

Detik selanjutnya ia tersenyum.

Tak perlu menunggu berjam-jam, ia sudah tahu jawabannya.

.

.

Jungkook sama sekali tidak turun. Ia tetap berada di dalam kamarnya. Baru kali ini ia benar-benar memikirkan kalimat Bambam dan rasanya ia ingin berterimakasih pada sahabat menyebalkannya itu.

Jadi ia sama sekali tidak menemui Yugyeom melainkan mengirimkan lelaki menyebalkan itu dengan satu pesan

[ Aku tidak mencintaimu ]

Lalu Yugyeom mengiriminya pesan begitu banyak dan beberapa panggilan masuk yang sama sekali tak ada yang di jawab oleh Jungkook.

Heol.

Mana mau sekarang ia dengan pria yang hanya berpatokan jika kau mencintainya kau mau berhubungan badan dengannya. Dasar bumi datar.

Namun sekarang yang memenuhi otaknya pastilah si Kim Taehyung menyebalkan itu. Jungkook sudah membuat Taehyung kecewa, memang Jungkook akan di maafkan?

Aaah, jadi dia merasanya dirinya seperti lelaki murahan dan bajingan, menempel sana-sini, meninggalkan Taehyung lalu kembali lagi. Padahal, ia sesungguhnya hanya merasa, bagaimana ya.

Jika kau sudah memiliki orang pertama yang membuatmu jatuh cinta, bukankah kau akan merasa tidak enak jika kau meninggalkan cintamu itu seenak jidat? Itu yang dipikirkan Jungkook saat itu. Saat itu yang dipikirkan Jungkook hanyalah kebaikan Yugyeom, ia merasa tidak tega jika ia meninggalkan Yugyeom padahal lelaki itu sangat baik padanya. Namun setelah itu, akhirnya ia tahu bagaimana bejatnya Kim Yugyeom.

Aaarrggh.

Lalu apa yang harus di lakukan Jungkook? Menelpon Taehyung? Gila. Tidak mau ! mengiriminya pesan? Aaargh. Ia malu.

Pasti Taehyung sangat marah padanya.

Arrghh kenapa hidupnya sangat berat si? Dulu Yoongi meninggalkannya, sekarang Taehyung. Mungkin sebentar lagi jiwanya akan meninggalkannya.

"Jungkook?" Jungkook segera merapikan posisi duduk semi tidurannya di kasur setelah mendengar panggilan Seokjin. Sudah beberapa hari ini ia tidak berinteraksi dengan pria itu. "Hyung masuk ya."

"I-iya." Setelah mendengar Jungkook menjawab, Seokjin segera masuk, tangannya penuh dengan segelas susu cokelat hangat dan sepiring kue beras kesukaan Jungkook.

"H-hai."

"H-hai Hyung." Rasanya terasa begitu canggung. Rasanya setelah kejadian itu membuat Seokjin dan Jungkook terasa jauh. Seokjin harus meluruskan ini semua. Butuh waktu berhari-hari agar Jungkook mau mengobrol dengannya.

Setelah meletakkan gelas dan piring pada nakas, Seokjin duduk di tepi ranjang Jungkook, menatap Jungkook dengan tersenyum.

"Kau baik-baik saja?" Jungkook mengangguk dengan ragu. "M-maafkan Hyung."

"Hyung tidak perlu meminta maaf untuk apapun." Jawab Jungkook dengan cepat dan sukses membuat Seokjin tersenyum.

"Namjoon bilang. Aku harus mengatakan semuanya. Kata Namjoon, menjadi seorang Kakak yang bahkan adiknya tak tahu apapun tentang hal yang sesungguhnya itu menyakitkan." Jungkook menekukan alis bingung. "Boleh Hyung bercerita?" Jungkook mengangguk.

"Min Yoongi, Min Yoongi yang selama ini kau lihat itu hanyalah topeng miliknya." Seokjin terkekeh miris "Aku tak tahu bagaimana bisa semua menimpa padanya. Umurnya masih kecil saat Ayahnya meninggal, kau tahu kan? Alasan dari Ayahnya meninggal. Adalah dirinya." Jungkook terkesiap namun ia tetap diam. "Kala itu, Min Yoongi yang masih berumur lima tahun di jemput oleh Ayahnya, pada malam hari, karena kedua orang tua Yoongi bekerja, dan ia akan di jemput pada sore hari, namun kala itu kedua orang tua Yoongi sangat sibuk dan menjemput Yoongi pada malam lagi. Singkatnya, keberuntungan tak berpihak pada mereka, ada perampok datang mengambil seluruh uang Yoongi dan Ayahnya. Namun Ayahnya melawan, kau tahu, Min Yoongi bilang Ayahnya tengah menabung agar Yoongi dapat memasuki sekolah dasar. Namun malam itu perampok berusaha merebut semuanya. Ayahnya mencoba menyelamatkan uang mereka, dan Yoongi menjadi korban. Dan saat satu dari perampok hendak menusuk Yoongi, Ayah Yoongi datang segera melindungi anaknya. Nyawa Ayah Yoongi sebagai gantinya." Mata Jungkook memanas. Ia tak pernah mendengar kisah ini. Tak ada yang pernah menceritakannya padanya. Tak ada yang pernah memberitahunya bahwa Yoongi pernah mengalami pengalaman mengerikan seperti itu "Yoongi terpuruk. Ia menganggap Ayahnya meninggal karenanya. Lalu ibunya menikah lagi, dengan Ayahmu." Seokjin mengelus tangan Jungkook, anak itu bahkan sudah menangis sebelum Seokjin masuk ke dalam inti cerita, ia tahu, Jungkook masih sangat menyayangi Yoongi. "Kata Yoongi, hal terbahagia dalam hidupnya adalah melihatmu lahir. Yoongi bilang kau tumbuh begitu sempurna. Lalu saat keluarga kalian liburan ke Ilsan-" Jungkook menahan nafas karena sungguh itu adalah kejadian terburuk dalam hidupnya. "Kala itu, Min Yoongi meminta kalian untuk mempercepat pulang karena ia baru ingat, esok harinya adalah hari Ayah. Dan Yoongi ingin datang ke makam Ayahnya pada hari Ayah. Namun," Seokjin rasanya sulit untuk melanjutkan kisahnya "Kecelakaan kereta itu terjadi. Ayah Ibumu harus pergi meninggalkan kalian berdua. Dan Yoongi berkata bahwa ia sangat bahagia kau ikut selamat. Namun tidak, ia begitu menyesali bahwa ia yang hidup tapi kedua orang tuamu harus meninggal. Dan mereka meninggal karena Yoongi, jika saja Yoongi tak meminta pulang cepat, mereka akan terhindar dari semua itu."

Seokjin mencoba mengambil nafas "Ia merasa sial Jungkook-ah. Semua orang yang ia sayangi harus mati karenanya. Kau tahu? Min Yoongi ratusan kali mencoba bunuh diri. Namun ia kembali ingat, ia memiliki kau di dunia ini. Saat itu umurnya masih begitu remaja. Uang asuransi Ibu dan Ayahmu juga asuransi dari kereta tidak begitu banyak. Dan ia masih remaja. Ia sangat membenci tubuhnya, sangat. Ia berpikir, jika kau berada di sisinya, kau juga akan sial, kau akan mati, dan alasan kau mati adalah Yoongi sendiri. Jadi ia menitipkan kau padaku. 80% uang asuransi Yoongi serahkan padaku sebagai uang untuk kau hidup. Ia bekerja begitu keras untuk membiayai hidup dan kuliahnya.

Ia selalu menanyakan kabarmu. Mengirimu makanan. Ia akan sangat panik bahkan jika kau hanya terkena demam. Ia rela menerjang hujan dan datang ke flat kita demi mengobati kau demam. Kau tak akan ingat itu. Dia bilang dia bekerja untukmu. Ia menabung begitu banyak untukmu. Dan berkata, Jungkook akan menikah dengan mewah, memiliki rumah bagus dan anjing lucu. Cukup aku yang meremukkan tulangku, aku hanya ingin ia bahagia." Bahu Jungkook sudah bergetar hebat. Ia menangis seseunggukan dan Seokjin mencoba memeluk Jungkook. "Kau tahu? Aku amat sangat menyayangimu. Menganggapmu adikku sendiri. Aku tak bisa membayangkan kau meninggalkanku. Tapi Yoongi membutuhkanmu Jungkook-ah. Ia lebih butuh dirimu daripada aku. Ia bilang ia ingin mati dengan tenang setelah mendengar kau menyayanginya. Kau tahu seberapa menderitanya Yoongi? Tanpa satu haripun ia tak menyalahi dirinya sendiri. Ia seperti orang bodoh mengatakan bahwa sial adalah hidupnya yang menulari orang lain. Itulah Yoongi, menutup cinta dari semua orang karena ia takut ia akan membuat orang lain sial. Ia hidup menutup diri dari cinta, ia menderita seorang diri. Terlihat begitu bodoh bukan?" Jungkook mengangguk sesenggukan namun terkekeh. "Jadi, maukah kau mengerti Min Yoongi sedikit saja?"

.

.

.

Taehyung meremat kuat ponselnya, membuat Mark yang di sebelahnya menaikkan sebelah alisnya bingung. Mungkin sebentar lagi ponsel itu segera remuk, namun ia lebih memilih diam, tak ingin mengganggu privasi Taehyung, mungkin anak itu butuh sedikit ketenangan sebelum mereka sampai pada lokasi, jadi Mark lebih memilih memandang ke luar kaca jendela mobil yang mereka lewati.

Taehyung tak pernah semembara ini melakukan misinya. Namun satu pesan dari Bambam membuat hatinya begitu panas.

[ Tidak tahu. Mungkin saja Jungkook akan benar-benar tidur dengan Yugyeom. Kita lihat saja nanti, Yugyeom memang sangat keparat. Btw, bisakah kau kirimkan selca tampanmu? ]

Taehyung tak sebodoh itu untuk melepaskan Jungkook, Bambam terus mengiriminya perkembangan Jungkook, dan ia benar-benar murka saat mendengar jika pujaan hatinya akan tidur bersama pria brengsek itu.

Taehyung terkekeh, Yugyeom saat ini pasti sedang tidak ada di rumah. Mungkin sudah mulai bersenang-senang dengan Jungkook. Setelah melakukan misi ini, Taehyung bersumpah akan menemukan mereka dan menembak Yugyeom tepat di kedua mata pria itu.

"Tae kita sudah sampai."

Taehyung menoleh dan menatap Mark. "Kau hafal denahnya kan? Sudah hafal pembagiannya kan? Untuk kali ini kau bersama dua orang saja. Leo mengatakan lokasi sudah aman, mereka tengah melakukan pertemuan dengan para penjilat Jepang. Jadi sebaik mu-"

"Apa anak Taewon di rumah?"

"Huh?"

"Tak apa." Taehyung tersenyum. "Hanya saja sedang ingin membunuh orang." Taehyung membuka pintu mobil. Memakai topi hitamnya lalu memasang jaket jeans pada tubuhnya. Tangannya sudah siap dengan pistol sementara matanya terus waspada pada sekitarnya.

Taehyung bersembunyi di balik dinding tembok dekat dengan gerbang masuk, ia memberikan kode dengan alisnya pada kedua bawahannya untuk melompat masuk dengan diam. Taehyung menyusul setelahnya dan kembali bersembunyi, menunggu dua orang itu menyusup pada dua penjaga bersetel hitam lalu menyuntikan sesuatu tepat pada leher mereka. Membuat dua penjaga itu terkapar dan Taehyung segera masuk ke dalam.

Ia segera berbalik bersembunyi di bawah meja saat ada satu orang lewat tak jauh darinya sementara kedua anak buahnya tengah mengamankan dua mayat penjaga tadi. Setelah melongok dan terlihat aman, Taehyung kembali menyusup ke salah satu ruangan, keningnya mengernyit, bukankah ia terlalu gampang untuk masuk ke dalam rumah ini? Dengan pelan ia terus berjalan dan menemukan beberapa foto Yugyeom di sana.

Si brengsek sialan itu.

Namun urusan pribadinya ia tunda dulu. Ia harus segera menemukan ruangan Taewon, dan sialnya ruangan itu kini berada tepat di depannya dengan sandi yang sama sekali tak Taehyung tahu.

Ia menyimpan pistol pada saku belakangnya lalu menempelkan sebuah alat pada pengaman sandi, ia berjongkok dan mengeluarkan obeng khusunya, dengan pelan ia membuka pengaman pintu itu, menggigit obeng dan mulai memainkan alatnya, sesekali Taehyung akan berbalik dan mengawasi sekitar.

Ia berdiri dan sedikit memundurkan tubuh lalu mengambil pistolnya, dan menembakkan peluru pada alat yang ia temple, hingga terjadi ledakan kecil dan bunyi suara klik membuat Taehyung segera berlari masuk dan mengeluarkan flashdisk nya. Butuh waktu sedikit lama, dan pendengaran tajamnya menangkap beberapa suara tembakan.

Mark sedang bertarung di sana.

Selagi usb menstransfer file, Taehyung mengamati sekitar, foto keluarga Taewon membuatnya sangat muak.

Haruskah ia sedikit lama berada disini dan menunggu Yugyeom pulang? Karena ia bersumpah, ingin sekali membunuh Yugyeom-

[ Ku tunggu kau sekarang. Jika tidak datang, aku tak akan menemuimu lagi ! Dan bawakan aku setangkai mawar ]

Satu pesan dari Jungkook merubah ekspresi wajahnya. Saat proses pemindahan file selesai ia segera mencabut usb tersebut dan berlari keluar, namun langkahnya terhenti di ambang pintu, ia berbalik dan tersenyum dengan lebar dan menatap foto Yugyeom,

Taehyung melayangkan satu tembakan tepat pada dahi Yugyeom, ia menembakkan pistol pada foto Yugyeom.

"Yiiihhaa." Teriaknya sembari mengepalkan tangan, ia bahkan tersenyum pada musuh yang tengah berlari ke arahnya "Ini hadiah untukmu bung. Perayaan hari bahagiaku." Ia menembakkan peluru lalu berlari.

"Ah untukmu juga bung. Have a nice day." Ia melompat dan kembali menembakkan pistol. Rasanya Taehyung terlalu bahagia hingga ia tak peduli bahkan jika dirinya tertembak,

"Hyung cepat pulang. Aku mendapatkan jackpot." Mark mengerutkan kening namun mengikuti Taehyung berlari.

.

.

.

Jungkook merasa begitu gugup, padahal ini bukan kencan butanya dengan Taehyung. Namun ia merasa lebih gugup dari sebelumnya.

Butuh pengorbanan, kepercayaan diri, semedi dan ritual agar dirinya mau mengirimi Taehyung pesan. Sesungguhnya setelah mengirimkan pesan Jungkook berdoa agar ia lenyap saja ke kutub. Demi Tuhan ia sangat malu. Namun disinilah ia, berdiri menunggu Taehyung datang. Berdiri menunggu seseorang yang di pilihnya.

Matanya melotot saat mendengar suara motor Taehyung mendekat. Dadanya semakin berpacu dengan kencang. Haruskah ia memakai masker? Haruskah ia kembali masuk ke apartemen? Atau pura-pura bukan Jungkook saja?

"Hai Bunny." Jungkook menoleh dan menemukan Taehyung tengah tersenyum manis ke arahnya.

"S-salah orang." Jungkook segera berbalik, memukul kepalanya sendiri dan berjalan begitu cepat meninggalkan Taehyung, membuat Taehyung gelagapan dan segera menuruni motornya.

"Hay Jungkook. Jangan kabur." Taehyung menarik pergelangan Jungkook, membuat pria itu berbalik sehingga mereka bertatapan. "K-kau malu? Astaga wajahmu sangat merah. Kau kedinginan?" Jungkook menggeleng dengan kuat lalu menyipitkan mata.

"Pipimu kenapa?" ia melihat pipi Taehyung yang terplester.

"Tidak apa-apa Bunny." Jungkook kembali meneliti baju Taehyung, ada sedikit bercak darah disana. Ia menelan salivanya gugup. Namun saat kembali menatap wajah Taehyung, ia seperti meleleh kembali.

"E-em a-anu." Taehyung tersenyum melihat bagaimana Jungkook terlihat gugup.

"Mawar merah pesanan tuan puteri." Jungkook menahan nafas lalu menerima mawar pemberian Taehyung.

"Jadi kau benar-benar hanya memberiku setangkai?"

"Dan satu kecupan manis sebagai bonus." Sergah Taehyung cepat lalu mengecup bibir Jungkook. "Lebih manis dari biasanya. Mau bonus lainnya? Aku akan memberikan beberapa bonus, salah satunya, bonus menemanimu malam ini dan membelikan beberapa makanan lezat. Menerimanya?" Jungkook tersenyum lalu mengangguk dengan semangat.

Mereka tanpa menunggu lama segera bergegas menaiki motor Taehyung dan melaju membelah jalanan, tanpa tahu, sedari tadi Namjoon berada di dalam mobil menatap mereka berdua dengan air mata penuh rindu untuk Taehyung. "K-kau benar-benar meniru Ayah Ta-e."

.

.

"Kenapa terus tersenyum?" Jungkook mengangkat alis bertanya dengan bingung. Ia tengah berada di atas motor Taehyung, dengan setangkai mawar di tangan kirinya dan corn eskrim di tangan kanannya. Taehyung tengah berdiri di depannya dengan kedua tangan bertumpu pada motor.

"Karena kau" Jungkook bersemu "Aku tak menyangkau kau memilihku." Jungkook terus menunduk. "Kau tahu seberapa menderitanya aku saat kau meninggalkanku?" membuang rasa gugup Jungkook menjilat eskrimnya dengan rakus. "Kau tahu seberapa marahnya aku dan gatal membunuh Yugyeom?" Jungkook mempoutkan bibirnya.

"Jangan bunuh-bunuhan." Taehyung terkekeh , mendekatkan diri menjilati eskrim di bibir Jungkook yang belepotan lalu mengecup singkat bibir Jungkook. Membuat Jungkook menahan nafas, rasanya perutnya tergelitik manis.

"Saran tidak di terima."

"Taaaeehyuuung."

Taehyung diam, namun bibirnya tetap tersenyum menatap Jungkook dengan memuja. Jungkook sangat polos, mata bulatnya terus bergerak menatap sekitar, bibirnya terus menempel pada eskrim, kakinya bergoyang lucu. Sempurna.

Sangat sempurna untuk hidup Taehyung yang berantakan.

"Aku ingin menciummu."

"Hm?" gumam Jungkook.

"Aku ingin menciummu. Jadi singkirkan eskrimmu," bibir Jungkook membentuk huruf o, lalu menyingkiran eksrimnya. Tanpa menunggu lama, Taehyung segera melumat bibir tipis Jungkook yang terasa sedikit dingin dan manis karena bekas eskrim.

"Hngh Tae." Taehyung terus melumat Jungkook, meletakkan kedua tangannya pada tengkuk Jungkook, menempelkan kedua dada mereka.

Taehyung menarik diri membiarkan Jungkook mengambil nafas, ia tersenyum dan mengecup hidung Jungkook lalu kembali mencumbu bibir Jungkook.

Ia terus melumat bibir Jungkook, menggigit kecil bibir bawah Jungkook, memainkan lidah panjangannya pada mulut dalam Jungkook.

Sebelum ciuman mereka bertambah panas, Taehyung kembali memundurkan wajahnya dan menatap Jungkook.

Ia sama sekali tak melunturkan senyumnya.

"Jadi Kook, aku akan bertanya lagi." Jungkook menaikkan alisnya bingung. "Jadi kekasihku, dan tinggalkan Yugyeom." Taehyung menarik tangan Jungkook yang menggenggam eskrim. "Jawablah sebelum eskrimmu meleleh. Jadi pacarku?"

Untuk sesaat Jungkook menahan nafas, ia menatap tepat pada Taehyung lalu mengangkat bahu, membuat Taehyung bingung, dan membuang eskrimnya asal, tanpa di duga ia menerjang Taehyung dengan ciuman, ah tidak, kali ini Jungkook yang melumat bibir Taehyung dengan cepat.

"I'm Yours Tae."

.

.

.

Singkat padat dan jelas. Hngh. Oke jadi sebenarnya saya sedang kacau. Please. Maaf kalo berantakan gini. Maaf ya.

Guest Khoirininurjanah : Sante neng santé atuh. Tuh udah ga ngejauhin lagi kan. Iya si gyeomi ama cewwe gitu, jahad ya. SOPE MANIS TAUUU. AKU JUGA SAYANG KAMU. Eh kamu nanya WP kan ya? Udah aku pm loh di ffn, coba deh buka pm mu, nanti aku kasih linknya. Cek ya

yuyunshin : santé santé neng

noonim : kalo ga cepet nanti ga kelar2 *(

gitakanya : hehe engga kok

Guest rin : jahad banget ente ke jeka huuuaaaaaaa

Shin Jin Rim : hm hm mpregnya tunda dlu ya, belum kerja mereka haha. Good, kamu berpendirian sangat bagus bung. Mama salut.

Tink224 : cepet ga nih apdetnya hehe? Terus dukung aku yaaa

LittleOoh : udah fast belum nih? Yuk sarannya hehe

Novya302 : kasar *) itu sudah d jelasin ya hehe, termakasih yaaa, yuk review lagi

rizkimaori : kan semua hal pasti ada alasannya iya ga bung?

Iyakan eyke udah kode2 di awal yang namtae (?) kok pada suka minyoon si +( padahal hoseok lebih mantap haha

Btw makasih reviewnyaa ya, aku jadi bahagia hehe. Saranghae

Mending baca wp ku si hehe, ya kalau suka baby kook si, disitu bsa komen2 hehe

TVXQHominLover : BETUL SEKALI BUNG. Nope si onoh anaknya si onoh

taehyungandun : masa mati *( jangan. Kalo ama hoseok, brrti jimin ama aku

Guest Kiminha : anjay kau bilang 3.8k dikit *( sedih eyke. Udah cepet belum nih apdetnya?

Guest Yh : ini keren ngga *(

shemdoch : ngga kok, kan enakan tae daripada yugi hehe

Guest Hero : kamu jangan jahat2 dlu hehe sudah apdet yaah

taemochi : gada santé santé

Kyubear9597 : IH ENGGA, udah jangan ngambek lagi *(

Guest kkkim : masih keren ga bruh?

Guest Juleyquinn : Udah apdet broh. Gimana gimna chap ini