Suara decakan dari kedua belah bibir yang saling beradu saling mendominasi itu terdengar diseluruh penjuru ruangan. Tampak pria bertubuh kurus itu begitu kewalahan membalas tiap lumatan yang kasar dan menuntut yang diberikan oleh suaminya itu. Berusaha tetap mempertahankan kewarasannya yang sudah diambang batas kala pria dengan tubuh kekar itu terus menghisap dan melumat bibirnya yang sudah memerah dan membengkak.

"M-minh–"

Newt memejamkan matanya secara spontan kala kedua telapak tangan besar itu berpindah dari pinggang menuju kedua bokongnya. Kembali mengeluarkan lenguhannya kala Minho semakin meremas bongkahan pantatnya dengan begitu gemas membuatnya secara tidak sadar menjambak rambut suaminya dengan lembut.

"Masih berpikiran untuk tidak memaafkanku, sayang?"

Berbisik tepat ditelinga sensitif milik Newt dengan nada yang begitu rendah membuat sekujur tubuh pria kurus itu bergidik karena deru nafas yang menyapa telinganya. Pria bertubuh tegap itu juga mendaratkan ciuman kupu-kupu disepanjang leher jenjang milik istrinya hingga ketulang selangkanya yang begitu seksi itu.

"Oh– shut up, shank! Ngh–"

"Language, darling."

Merutuk dalam hati kala Minho menggigit perpotongan lehernya dan menghisapnya dengan begitu kuat meninggalkan bekas keunguan disana. Suaminya memang tipe dominan yang tidak terlalu menyukai sumbisifnya berkata kasar ataupun kotor. Tidak jika bukan dia yang menyuruhnya.

Tangan besar Minho beralih menelusup kedalam kaus kebesaran yang dipakai oleh Newt dan merabanya setiap inci tubuh bagian atas milik istrinya dengan begitu perlahan membuat sang empunya merasa frustasi karena dia ingin Minho untuk segera menyentuh dua tonjolan paling sensitif miliknya dengan segera.

"Ahh.. Minho– p-please.."

"What's wrong, sweetheart?"

Dengan sengaja jemari kasar milik pria tampan itu menyenggol salah satu nipple milik istrinya membuat Newt semakin merasa frustasi dibuatnya. Dia tahu Minho sedang mempermainkannya dan dia tidak akan berhenti hingga mendengar Newt mengatakan dengan jelas apa yang dia inginkan. Jadi dia segera membuka kausnya dan beralih menyentuh dua tonjolan kecoklatannya yang begitu sensitif itu sambil menatap Minho dengan mata sayunya.

"Touch it, Minho. Ngh– aku ingin kau menyentuh mereka– hh.. please.."

Minho menyeringai puas melihat istrinya yang sudah begitu terangsang memainkan kedua nipple nya. Memegangi kedua tangan milik istrinya sebelum mendaratkan kecupan ringan diatas salah satu tonjolan kecil yang sudah berdiri tegak itu membuat Newt memejamkan kedua matanya erat-erat dengan kepala yang mendongak keatas, merasakan betapa nikmatnya saat suaminya mulai mengulum nipple nya dengan dalam. Sedikit memberontak supaya kedua tangannya dilepaskan dab segera menempatkannya sisi kepala Minho. Mendorongnya agar semakin dalam menghisap putingnya.

Tanpa sadar, telapak tangan kasar milih Minho sudah menerobos masuk kedalam celana santai milik Newt dan membelai kejantanannya dengan begitu sensual. Membuat cairan precum mulai menetes keluar dari sana.

"Aku hanya baru menyentuh nipplemu dan kau sudah ingin keluar, hm?"

"Ahh– fuck, Minho! hngh.. lakukan terus–"

Minho meremas kejantanan Newt dengan lebih kuat membuat sang empunya menjerit begitu keras merasakan nikmat dipusat tubuhnya itu.

"Watch your language, honey. Kau salah, kau tahu itukan?"

"Ngh– m-maafkan aku– ohh, M-minh.."

"Aku akan memaafkanmu hari ini."

Pria bertubuh tegap itu terus meremas kejantanan milik istrinya sebelum kemudian menyeringai licik kala dirasakannya penis itu berdenyut tanda bahwa Newt akan segera keluar. Minho segera menghentikan segala rangsangan yang dia berikan pada Newt membuat sang istri menggelinjang gelisah disertai dengan geraman frustasi karena gagal untuk orgasme. Ditatapnya sang suami dengan kedua matanya yang sudah berair dan juga wajah yang memerah karena sudah begitu terangsang. Oh, dia sangat ingin keluar, Minho sialan, pikirnya.

"What is it, sweetheart?"

"Oh, Minho, kau tahu dengan jelas apa yang aku inginkan. Berhentilah mempermainkanku."

"Memangnya apa yang kau inginkan, sayang?"

Merengek frustasi karena Minho yang tidak kunjung selesai mempermainkannya dan beralih menggerakkan tubuhnya secara perlahan namun begitu sensual. Tidak ada cara lain selain menggoda Minho jika sudah seperti ini. Dia terus menggerakkan bokongnya, membuat kedua benda yang sudah begitu mengeras itu bergesekkan. Dia begitu merindukan Minho, omong-omong. Sudah dua minggu lebih Minho tidak menyentuhnya karena proyek sialan itu.

Minho menggeram rendah kala Newt mulai menggerakkan bokongnya, membuat penis besarnya semakin menegang dibawah sana. Ditambah dengan tatapan Newt yang terus tertuju padanya, membuat pemuda asia itu harus menahan desakan gairahnya yang begitu besar untuk segera menyetubuhi istrinya.

"Minho, p-please– mmh.. fuck me, now. Cintai aku, Minhh.."

That's it!

Dia sudah tidak bisa menahan gairahnya lebih lama lagi. Jadi dengan segera dilemparnya tubuh kurus milik Newt untuk berbaring diatas sofa dan melepaskan kain terakhir yang dipakai istrinya itu dengan tergesa. Melesakkan dua jari panjangnya kedalam lubang kenikmatan sang istri untuk mempersiapkannya terlebih dahulu. Ayolah, Minho tidak sejahat itu membiarkan istrinya kesakitan. Setidaknya ini akan membuatnya tidak begitu kesakitan nantinya.

Setelah dirasa cukup, Minho mengeluarkan jarinya dari dalam lubang Newt dan beralih membuka kancing beserta zippernya hingga terpampangnya penis besar nan berurat itu mengacung begitu gagahnya. Sedikit meremasnya untuk membuatnya semakin tegak sebelum melesakkannya kedalam lubang milik istrinya dengan perlahan sambil tetap memperhatikan raut wajah Newt. Merendahkan tubuhnya membuat Newt refleks mengalungkan kedua tangannya dibahu suaminya.

"Relax, honey. It's alright, you'll be fine."

Pria tampan itu berbisik penuh perhatian ditelinga Newt sambil tetap mendorong masuk penisnya yang baru setengah berada didalam lubang pria kurusnya. Berusaha menahan desakan untuk segera mendorongnya masuk secara keseluruhan dan menghancurkannya.

"Ahh– Minho! Ngh–"

Mendesah keras kala penis besar milik Minho sudah berada didalamnya dan tepat mengenai titik kenikmatannya. Membuat cairan sperma yang tadi sempat tertahan keluar begitu saja. Minho terkekeh kecil dan melemparkan tatapan meledeknya pada Newt.

"Aku bahkan belum melakukan apapun, sayang."

"D-diam dan begeraklah! Sebelum aku berubah pikiran."

"Nah, you wont."

Dengan itu, Minho mulai menggerakkan pinggulnya. Menyentakkan penisnya kedalam lubang hangat istrinya dengan keras dan cepat. Membuat Newt mengeluarkan desahan kerasnya sambil terus memanggil nama suaminya.

"Ohh, yes– right there, Minhh.. more–"

Minho semakin mempercepat pergerakkannya didalam lubang Newt membuat sang empunya begitu kewalahan menanggapinya. Tubuhnya terlonjak kuat membuktikan betapa kerasnya hentakan yang diberikan Minho dibawah sana.

"Mendesahlah untukku, sayang. Mendesahlah dengan keras. Sebut namaku."

"Ahh.. astaga– M-minho Ngh–ahh!"

Minho mendaratkan tamparan dipipi bokong istrinya meninggalkan bekas kemerahan disana sementara bibirnya terus meninggalkan jejak diatas tubuh kurus milik Newt. Sementara Newt menggelinjang hebat kala Minho kembali mengemut putingnya seperti bayi kehausan. Seakan belum cukup, telapak tangan kasar pria itu juga menangkup penisnya yang memerah. Membuat Newt semakin mendesah begitu keras dengan nafasnya yang terengah.

Airmata tipis menggenang dipelupuk mata miliknya. Cukup untuk menggambarkan betapa hebatnya permainan Minho. Yah, Minho memang dominan yang berbahaya jika sudah menyangkut kegiatan ranjang.

"Ngh– M-minh.. aku–"

"Keluarkan, sayang. Come for me."

Perutnya mengejang dengan kuat sebelum pandangannya memutih disertai dengan lelehan sperma yang keluar menodai perutnya dan perut Minho. Menghela nafas berat namun kembali mendesah dengan suaranya yang sudah serak itu kala Minho kembali menggerakkan penisnya jauh lebih kasar.

"Ahh– n-no, don't move! Mmhh.. J-just yet– M-minho!"

Namun seperti hanya angin lalu, Minho tetap menggerakkan pinggulnya dengan kasar dan kuat membuat Newt kembali mendesah keras dibawahnya. Yah, sepertinya Minho benar-benar serius dengan ucapannya mengenai dirinya yang akan menyerang Newt sepanjang malam. Sementara Newt hanya bisa berdoa supaya dia masih bisa bangun dipagi hari nanti.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

end

OMG! this is my first. rated. story. ever!

maafkan kalo agak aneh, I'm still learning :) as always, your review are very important to me to keep going. so, mind to leave a review? thankyou so much :)