ETERNAL ROMEO
Warning: Haikyuu milik Furudate Haruichi.
Warning 2: Ushioi, shota! Aoba josai dan shota! Shiratorizawa, tim lain sebagai cameo. Alternate Universe. Humor, OOC. Anak-anak cepat puber.
.
.
.
Di negara Jepang yang cerah, dalam sebuah kompleks perumahan di perfektur Miyagi terdapatlah dua tim voli. Yang satu bernama Aoba Josai, yang kedua Shiratorizawa. Sudah bukan rahasia kalau keduanya saling selek, dan Aoba Josai yang paling nggak nyantai menanggapi konflik ini.
Bagaimana tidak? Karena Aoba Josai yang paling menerima perlakuan tak adil di kompleks ini, semata-mata karena dua tim voli terlalu banyak. Misalnya lapangan kompleks hampir tiap hari dipakai Shiratorizawa. Dana RT untuk tim voli sebagian besar diambil Shiratorizawa. Bahkan seragam Aoba Josai pun dipakai turun-temurun, cuma diselotip kalau robek dan dibayclin kalau kotor, sedangkan Shiratorizawa ganti desain setiap tahun. Pokoknya sedih sekali, lebih sedih dari cerita anak tiri adalah cerita tim voli tiri.
Persaingan antara Aoba Josai dan Shiratorizawa ini juga sampai ke tim voli mininya. Malah, jauh lebih parah permusuhan di antara anak-anak. Kenapa? Mungkin karena darah muda. Mungkin karena generasi muda lebih sering terpapar dialog motivasional dalam kartun. Semacam, 'Keadilan pasti menang!' 'Berusaha pasti bisa!' , 'Kupertaruhkan nama baik kakekku!'
Oleh karena itu, kalau tim dewasa Aoba Josai cenderung pasrahan saja, tim anaknya gigih menentang ketidakadilan. Seperti saat ini:
.
"Ushiwaka-chan! Hari ini kami yang akan menang, dan lapangan jadi milik Aoba Josai!"
"Tidak mungkin karena kami yang selalu menang, Oikawa."
Seperti biasa, kedua ketua tim anak saling bertengkar. Kedua ketua yang dimaksud adalah Oikawa Tooru dan Ushijima Wakatoshi, yang berdiri terpisahkan oleh satu net voli.
Di belakang mereka, anak-anak tim voli mini saling memasang formasi. Aoba Josai yang berada di sudut kiri membawa pistol air baru beli yang diisi air cabe, sedangkan Shiratorizawa di sudut kanan mengacungkan ranting kayu dengan bom siap lempar, campuran tahi ayam dan kotoran kambing. Nggak tahu siapa yang paling jahat.
Itu pemandangan biasa di setiap minggunya: pertarungan antara tim mini Aoba Josei dan Shiratorizawa. Oikawa menggeretakkan gigi ke arah Ushijima. Ushijima menjawab secara faktual dengan jaket berkibaran di bahu bagai bendera. Anak-anak lain yang jadi tim hore membela ketua masing-masing, dan kedua pelatih malah main capsa di samping lapangan.
Tetapi hari ini ada sedikit yang berbeda, siapapun bisa melihatnya. Sang ketua Aoba Josai agak lebih galak dari biasa. Yah, memang sehari-harinya juga dia pedas pada Ushijima, tetapi kali ini rautnya hampir bengis sampai hidungnya kembang kempis. Bahkan latar di belakangnya berapi-api, 100% rawan terbakar.
Ada apa dengan permusuhan berlebihan ini? Itu semua disebabkan oleh suatu kejadian menyebalkan di sekolah hari ini.
.
.
Meskipun kompleks mereka punya dua tim voli, akan tetapi hanya ada satu SD terdekat, sehingga anggota Aoba Josai dan Shiratorizawa semuanya bersekolah di tempat yang sama. Oikawa dan sohib sejatinya, Iwaizumi, bahkan satu kelas dengan musuh bebuyutan mereka: Ushijima, Tendou, dan Reon. Si anak petani, siluman, dan bibir jontor. Petani siluman jontor.
Permusuhan mereka di lapangan memang terbawa sampai sekolah. Walau mungkin yang benar-benar sengit cuma Oikawa ke Ushijima saja. Trio Shiratorizawa tergolong santai, Iwa-chan juga pernah tukar-tukaran kartu Yu-Gi-Oh dengan Reon.
Tetapi, intinya, pokoknya, yang paling Oikawa benci adalah Ushijima. Apesnya mereka sekelas sewaktu menginjak tingkat lima. Demi roti susu beli satu dapat dua, Oikawa bersumpah masa kecilnya tidak bahagia kalau setiap hari harus melihat sepasang ulat bulu di muka Ushijima.
Padahal selain daripada itu hidupnya teramat bahagia; Oikawa banyak teman, Oikawa disayang guru, Oikawa dapat tiga puluh cokelat di hari Valentine. Oikawa juga selalu punya Iwa-chan, teman senasib seperjuangan sejak masih dalam kandungan, yang kasih sayangnya kebanyakan diutarakan dengan tamparan. Nggak masalah, Iwa-chan memang tsundere. Osananajimi yang bersifat tsundere itu manis, jadi Iwa-chan juga manis. Pokoknya lucu.
(lalu Oikawa ditampar lagi)
Selain daripada Ushijima, singkatnya hidup Oikawa bahagia. Dan pagi ini, dia benar-benar bahagia karena baru saja dapat bisikan dari anggota mading sekolah; Oikawa kabarnya memenangkan polling tahunan kategori cowok terpopuler 2018.
Sungguh informasi menyenangkan untuk mengawali hari. Cewek-cewek tergenit satu kelas sudah memberinya selamat sembari mencubit-cubit manja, dan dia juga sudah memberitahu rekan-rekan satu tim akan kemenangannya tiga kali pagi ini. Atau lima kali? Enam kali? Ah, lupa. Biar tidak salah, mari Oikawa beritahukan sekali lagi melalui LINE messenger.
Setelah mandi pujian dari sekumpulan biji cabe, Oikawa menyeret Iwaizumi ke tempat mading. Sekedar mengonfirmasi kesuksesannya dengan mata kepala sendiri.
Di papan pengumuman sekolah yang ada pada lantai dua, beberapa orang tengah memasang majalah dinding terbaru. Sudah ada yang berkerumun di depan papan ingin membaca mading terbitan bulan ini. Si ketua tim yang berambut fluffy itu berjinjit demi melihat namanya dalam hasil polling. Lalu Oikawa berteriak setelah membaca.
Kenapa berteriak? Iwaizumi yang tadinya tidak mau melihat jadi penasaran dan ikut membaca, lalu tanpa sadar dirinya nyembur.
Habis lucu sekali:
Di ranking satu polling cowok terpopuler satu sekolah ada Oikawa Tooru, tentu saja, tetapi peringkat dua hasil polling adalah si sapi.
Ushijima Wakatoshi.
Nggak ada yang memberitahu Oikawa bahwa runner up dari polling cowok terpopuler 2018 adalah U-shi-ji-ma-wa-ka-to-shi. Ini kesalahan fatal. Ini bencana siaga tiga. Ini krisis yang menimpa Jepang.
Tentu saja Oikawa tak percaya. Ushijima Wakatoshi, si anak idiot dengan muka paling lempeng sedunia, di mana batu jalanan saja lebih berkepribadian daripada wajahnya. Bisa-bisanya orang—oh, tidak, ini bencana. Oikawa sampai kena vertigo. Oikawa cengo. Bisa-bisanya makhluk imbisil sehina kutil itu… hanya terpaut tiga suara darinya? Tiga suara dan bukannya tiga ribu suara?
Apakah mata para siswi di sini rabun semua? Generasi muda di Jepang sedang terkena defisit beta karoten karena harga wortel sedang mahal? Ushijima Wakatoshi menyogok para siswi dengan hasil panen berupa padi?
Mata Oikawa terus melotot melihat hasil yang terpampang di papan pengumuman, berharap salah baca, berharap dirinyalah yang mungkin butuh kacamata. Kalau dipelototi mungkin hasilnya akan berbeda. Tetapi tidak, sayangnya tidak, nama Ushijima Wakatoshi masih ada di peringkat dua, dengan hasil voting yang hanya terpaut tiga suara.
Lalu Oikawa histeris lagi dan Iwa-chan harus menggamparnya sampai diam. Sampai pingsan malah, karena Iwa-chan menggampar pakai kursi. Lalu Iwa-chan disuruh menghadap ke ruang kepala sekolah.
.
.
Kembali ke lapangan. Intinya, Oikawa semakin berang karena rivalnya hampir mengalahkannya dalam polling cowok terpopuler. Ini tidak adil. Dunia tidak adil. Oikawa tidak terima dikalahkan dalam permainan voli dan jelas tidak akan terima kalau hampir dikalahkan dalam posisinya sebagai prima-shota. Tidak boleh.
Memang sih Ushijima pandai olahraga (lari seratus meternya dua detik lebih cepat dari Oikawa), pandai pelajaran (pelajaran bahasa jepangnya tidak remedial seperti Oikawa), dan pandai memerah susu (karena tuntutan keluarga, Ushijima kan dari keluarga petani), tetapi selain daripada itu, Oikawa jauh jauh lebih berkualiti. Misalnya rambutnya, yang jauh lebih halus dari Ushijima, karena Oikawa setiap hari keramas pagi. Kalau Ushijima paling-paling keramas kalau sudah kutuan, itupun suka lupa.
Selain itu senyum Oikawa juga lebih manis dari Ushijima. Coba lihat, manis bersinar. Kalau Mattsun kelihatan mau muntah ke dalam tong sampah, mungkin makan siangnya tadi sudah basi.
Pokoknya Oikawa muarraaah karena merasa terhina akan hasil polling keparat itu. Dia melotot tak habis-habis pada Ushijima.
"Ushiwaka-chan, kita tanding voli."
"Memang kita mau bertanding." Seperti biasa, wajah Ushijima selalu tiis menghadapi Oikawa yang bengis. Seakan-akan pertandingan ini sudah ditebak hasilnya. Dari cara Ushijima berdiri saja seakan dia anak cowok paling cool sedunia. Coba lihat, apa maksudnya jaket dipakai di bahu tapi nggak jatuh-jatuh. Pasti itu ditempel pakai lem uhu, Oikawa yakin.
"Kalau kami menang, lapangan ini jadi milik kami!"
"Kalau kalian menang."
"Ugh, kesal! Ushiwaka-chan, kenapa wajahmu jelek sekali? Wek, jelek. Alis Shinchan!"
"Maafkan wajahku. Tapi tolong jangan memanggilku begitu." Jawab Ushijima tanpa perubahan sama sekali pada ekspresinya. Hal itu benar-benar membuat kesal, sehingga Oikawa berdecak sembari berkacak pinggang, lalu mengumumkan dengan suara keras yang menggentarkan Miyagi:
"AYO KITA TARUHAN, USHIWAKA-CHAN! YANG MENANG MENAATI YANG KALAH!"
.
"…"
Pada titik inilah kedua pelatih tim beralih pandang ke anak didik mereka, lalu kembali main kartu.
.
Anak-anak Aoba Josai dan Shiratorizawa terdiam. Alis Ushijima juga sedikit naik, sekitar sesenti, tetapi itu satu-satunya perubahan ekspresi yang dia tunjukkan hari ini. Harusnya ada yang memfoto momen bersejarah itu untuk kenang-kenangan.
Tetapi Oikawa tidak peduli kalau dia baru saja mengajukan gagasan yang kontroversial. Malah semakin menjadi-jadi perilakunya, dan dia menunjuk-nunjuk sang rival dengan kapasitas drama melebihi Kim Kardashian, "Kita taruhan, oke? Yang menang menaati yang kalah. Apa saja perintahnya, harus ditaati. Ini menyangkut harga diri laki-laki. Man Pride."
Seluruh anggota Aoba Josai berbisik-bisik dan Iwaizumi tahu ia harus turun tangan. Seperti biasa, harus Iwaizumi yang memberi nasehat apabila sang ketua berperilaku irasional. "Oi, Sampahkawa, jangan gegabah dan melakukan hal bodoh."
Dan seperti biasa pula Oikawa bertindak seenaknya sendiri. "Ini nggak bodoh. Pokoknya kita taruhan. Atau kalau kalian nggak berani, maka ini taruhan antar ketua karena urusanku hanya pada Ushijima brengsek ini."
Intinya, Oikawa cuma mau mempermainkan Ushijima. Kalau nanti menang, sudah pasti Oikawa akan mempermainkan Ushijima seperti halnya kucing memainkan bola. Oh, awas saja kalau dia menang. Ushijima akan bertekuk lutut di kakinya dan wajah nan datar itu menjadi pasi. Akan ia perlihatkan pada cewek-cewek sosok sang rival yang submisif menciumi jari kaki Oikawa, atau figur Oikawa yang elegan ketika menaiki Ushijima bagai kuda, ha-ha-ha-ha!
(Oikawa masih terlalu lugu untuk tahu kalau deskripsi di atas bisa bermakna lain.)
"Tidak usah menghiraukan kata-kata orang itu, Kak Ushijima! Oikawa kan aneh!" itu kata murid kelas tiga dari Shiratorizawa, Goshiki, yang diamini oleh Shirabu.
"Hei! Enak saja bilang ketua kami aneh. Walau dia memang aneh, tapi cuma kami yang boleh menghina dia aneh!" bela Yahaba dengan aneh yang juga diamini para Aoba Josai. Yang dibela secara aneh sekarang bingung mau terharu atau terhina.
Anehnya, Ushijima Wakatoshi juga bersikap aneh, karena ia mengangguk seperti mengerti. "Baiklah, ayo taruhan. Ketua tim kalah menaati yang menang."
Para pelatih kembali melihat anak didiknya, lalu main lagi. Dasar anak-anak.
.
Mereka pun bertanding dengan semangat. Para pelatih sudah selesai main capsa dan sekarang pergi beli es serut, sementara anak-anak asuh mereka bertarung sampai mati. Bahkan Kindaichi hampir mati beneran karena kena spike Ushijima tepat di muka. Rasanya seperti dibogem emak sendiri. Tentu saja pengorbanan Kindaichi membuat lapangan semakin panas.
Karena sekarang bulan Juli, jadi panas. Keringat mengucur deras bagai iklan Pocari Sweat. Beberapa anak mulai terkena basah ketek.
Para pelatih sudah kembali dengan dua kantung berisi es krim untuk anak-anak ketika mereka melihat tim Aoba Josai sudah terkapar semua, dengan Mattsun dan Hanamaki nyangkut di atas jaring net. Shiratorizawa juga sebenarnya sudah terkapar semua, tapi Tendou terkapar sambil baca majalah Jump dan Shirabu main smartphone. Intinya, Aoba Josai meregang nyawa ketika Shiratorizawa santai kaya di pantai. Seperti biasa, seperti biasa.
Karena sudah biasa, para orang dewasa bahkan sudah nggak nafsu memasang taruhan. Padahal biasanya mereka gemar berjudi, mulai dari cuaca sampai siapa yang tercantik di antara Shirabu dan Yahaba (Shirabu menang, tapi karena saat itu ada upil di hidung Yahaba).
Sekarang, di tengah lapangan ada Oikawa memapah Iwa-chan yang pingsan, sembari berhadapan dengan Ushijima sang diktator yang masih tegak berdiri. Ketiganya kotor dan lecet. Kalau ditinggal para pelatih, memang dua tim ini sudah nggak jelas main voli atau tawuran pakai bola voli. Sudah bukan peraturan lagi yang dilanggar, tetapi hukum humaniter.
"Kami menang."
"Ugh."
Bahkan saat bertanding pun jaket Ushijima nggak jatuh-jatuh dari bahu. Oikawa sekarang yakin kalau di baliknya ada lem uhu. Pasti. Nggak mungkin gravitasi bekerja seperti itu.
"Ya sudah. Kamu mau apa padaku, hah?" Oikawa sewot sambil melet, masih memapah Iwa-chan, galak meskipun kalah. "Mau aku jadi pelayanmu? Budakmu? Tukang salonmu agar meng-hairspa rambut bau itu? Sini, aku tidak takut!"
Ushijima tampak pikir-pikir. Di belakang, Tendou memimpin para anggota Shiratorizawa untuk paduan suara: "BABU! BABU! BABU!"
Kurang ajar.
Tetapi bohong kalau Oikawa tidak beringsut. Prospek dirinya disuruh-suruh sang musuh itu membuatnya sedikit jiper. Agak. Sangat. Bagaimana kalau dia benar-benar dijadikan babu bercelemek renda-renda? Bagaimana kalau dia disuruh melayani Ushijima? Bagaimana kalau dia disuruh memijit kaki Ushijima pakai baby oil?
Bayangkan kalau dirinya sampai dijadikan babu bercelemek renda-renda yang harus melayani sembari memijit kaki Ushijima. Pakai baby oil.
Ibunya bisa nangis. Itu terlalu keji.
Sementara Oikawa di sini sedang melamunkan krisis-pasca-kekalahan (Iwa-chan yang pingsan sudah merosot ke bawah saking serunya dia melamun), Ushijima masih pikir-pikir. Cukup lama juga dia menimbang-nimbang, hingga alis tebalnya bertaut dan dua ulat bulu hitam saling berciuman. Dari belakang Tendou dan Semi mengajukan usulan-usulan mencengangkan yang sudah masuk ranah pidana. Misalnya membubuhkan wasabi dan shoyu ke dalam celana dalam Oikawa.
Sialan, memangnya 'punya' Oikawa itu sashimi siap saji?
Sekitar lima menit kemudian, barulah Ushijima mengambil satu keputusan.
"Oikawa."
"Apa!?"
"Benar kau akan menuruti perintah apa saja?"
"Apa saja." Lima menit lagi Oikawa akan menyesal tapi sekarang ia tak bisa mundur. Dengan belagu dibusungkan dadanya yang penuh oleh harga diri lelaki. "Apa saja, kecuali pindah ke Shiratorizawa. Kalau kau sampai menyarankan hal itu, kucukur alismu pakai silet Tiger, Ushiwaka-chan. Tanpa anestesi."
"Hmm."
Sialan. Ushijima tampak menilai. Memangnya dia mau memerintah apa, sih?
"Baiklah, Oikawa. Aku hanya minta satu." Ia mengacungkan satu telunjuk di udara, wajahnya serius. "Jadilah pacarku."
…
…
"Hah?" Oikawa berkata.
"Hah?" Iwa-chan berkata, lalu dia pingsan lagi.
"Hah?" Seluruh anggota Aoba Josai berkata, termasuk Hanamaki dan Mattsun yang terlupakan di atas jaring net.
"Hah?" Seluruh anggota Shiratorizawa berkata, kecuali Reon, yang langsung menepuk dahinya sendiri. Facepalm.
.
.
.
.