BLUE EYES STRIPPER

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Genre: Romance, BL, Crime

Rated: [M]


CHAPTER 18: All I Want


A flower blooms in the world that's only filled with thorns
They whisper and go against us

Don't look at me like that

We're just in love, that's all. Don't hate on us, however you're viewing us
We're just a little different. Just leave us alone ㅡDon't look at me like that by Song Ji Eun

.

.

.

Blue Eyes Stripper

.

.

.

"Baekhyun!"

Semakin mendekat suara itu terdengar, semakin cepat langkah kaki yang lebih pendek berlari menjauh. Jantung nya berdebar dengan cepat, seakan gedang telinga nya tak lagi mendengar kebisingan suara musik yang begitu kencang nya.

Baekhyun tidak menghiraukan beberapa orang yang berusaha mengehentikan langkah kakinya, mungkin berniat membantu pria tinggi yang jauh di belakangnya berkali-kali berteriak memanggil namanya.

Ia tidak perduli, yang ia perdulikan adalah bagaimana caranya agar ia bisa pergi dari tempat ini, jauh dari semua orang.

Jauh dari orang yang kini sedang mengejarnya, Park Chanyeol.

"shit!" Chanyeol mengusak rambut nya frustasi, bagaimana ia bisa kehilangan jejak Baekhyun? Kaki nya jelas lebih panjang dibandingkan kaki pria mata biru itu, tetapi kenapa dia berlari cepat sekali?

Jongin dan Junmyeon dengan nafas terengah karena mengejar mereka berdua pun ikut berhenti, "Mana Baekhyun?"

Chanyeol mengusap wajahnya kasar.

"Tenang man, Baekhyun pasti tidak akan lari terlalu jauh dari sini, semua akan baik-baik saja-"

"BAIK-BAIK SAJA KAU BILANG? BAEKHYUN BARU SAJA MELARIKAN DIRI DENGAN JANIN- FUCK- CALON ANAK KAMI DAN BEBERAPA MENIT LALU DIA BARU BANGUN DARI SIUMAN! FOR GOD SAKE!" Teriak Chanyeol meluapkan ke khawatiran nya, wajahnya memperlihatkan amarah.

Mungkin ia tidak bermaksud membentak Jongin maupun Junmyeon, namun melihat kondisi sekarang dimana Baekhyun yang sepertinya tidak bisa menerima keadaan, melarikan diri entah kemana membuatnya sangat gusar, ia hanya takut Baekhyun mencoba bertindak bodoh yang bisa membahayakan janin maupun dirinya sendiri.

Dengan cepat ia menulis pesan singkat pada orang-orang bawahannya untuk bergegas mengamankan lokasi.

Junmyeon menghela nafas panjang. "Lalu jika kau sudah tahu hal ini akan terjadi, kenapa kau tetap melakukannya?"

Jongin terbelalak mendengar pernyataan Junmyeon, bukannya malah menenangkan amarah sang bos mafia, tetapi malah menyiramkan bensin ke kobaran api.

"Aku tahu pasti sebelum nya Baekhyun sudah mengatakan padamu bahwa ia adalah seorang carrier"

Pertanyaan itu membuat Chanyeol terdiam.

Jauh di dalam hatinya Chanyeol hanya menginginkan sebuah keluarga dengan orang yang dicintainya, selama ini ia hidup seorang diri tanpa keluarga yang hangat, orang tua nya bahkan hanya menggunakannya untuk mewarisi bisnis gelap mereka.

Ia sangat mencintai Baekhyun, memiliki seorang anak dengan Baekhyun yang berada disisi nya, itu bahkan sudah lebih dari cukup, Ia tidak menginginkan hal lainnya.

Chanyeol mungkin tidak menyadarinya namun Junmyeon bisa melihat dengan jelas tatapan sendu itu.

"Apapun itu alasannya, aku harap kau bisa menjaga Baekhyun dan calon anak kalian"

.

.

.

Tubuh mungil itu terlihat sempoyongan, meski begitu ia tetap berusaha untuk berjalan menjauh dari club exordium.

langkahnya mulai terseok, tubuh nya mengigil kedinginan karena udara malam yang sangat dingin menusuk tulang, ditambah pakaian yang dikenakan nya terlalu terbuka, ia merutuk dirinya sendiri tidak mengambil mantel pengunjung di pintu keluar tadi.

"Hahaha Aku hamil? Hal itu tidak mungkin terjadi" tawa nya sendirian bak orang gila.

Pandangannya mulai berkunang, sepertinya ia akan pingsan untuk yang kedua kali nya, entah karena terlalu syok atau tubuhnya yang sudah terlalu lelah, kepalanya terasa sangat berat.

Kenangan-kenangan bersama Chanyeol kembali terlintas di kepalanya.

Dimana mereka menghabiskan waktu bersama selain berkelahi, ada saat ketika mereka lebih dekat dibandingkan langit dan bumi, dimana dibalik ego masing-masing jiwa mereka saling merindu dan mendamba meski kedua insan terlalu naive dengan apa yang mereka rasakan.

Baekhyun mengusap air matanya yang ingin memberontak keluar.

"Ini tidak akan terjadi kalau si bodoh itu mendengarkan perkataanku", 'dan sialan andai aku meminum obat itu dengan jumlah lebih banyak..' Isak Baekhyun dalam hati.

"Jika kau hamil, aku akan bertanggung jawab" ucapan Chanyeol dulu krmbali bergema di kepalanya, membuat Baekhyun tersenyum getir mengingatnya.

'Lebih baik aku mati Park..'

BRUK

Sebelum Baekhyun terjatuh menghantam kerasnya aspal dan kesadarannya hilang sepenuhnya, tubuh itu menabrak seseorang yang tak tau sejak kapan berada di depannya, dengan sigap menggendong tubuh mungil itu dengan mudahnya seakan Baekhyun hanya seringan kapas.

"Kenapa kita selalu bertabrakan ketika bertemu, huh?" Pria itu menyeringai, ia memerintahkan pasukannya untuk bergegas kembali sebelum orang-orang menyadari..

..bahwa Stripper bermata biru kesayangan sang Phoenix yang sedang mengandung

hilang dibawa pergi oleh Max.

.

.

.

"Maaf bos, kami tidak bisa menemukannya dimana pun"

Bagai de ja vu.

Ketika dirinya kehilangan jejak Baekhyun yang kabur sehabis sesi bercinta mereka.

Sehun menganggukkan kepalanya, memerintahkan rekannya untuk undur diri setelah menyampaikan hasil pencarian mereka. Melihat Chanyeol yang begitu dingin dan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun membuat Sehun bergidik ngeri, ia lebih memilih jika Chanyeol meluapkan kemarahannya membanting barang-barang di ruangan tersebut seperti biasa ia lakukan selama ini ketimbang melihat bos nya itu dengan sangat menyeramkan terdiam menatap layar handphone nya.

Seketika suara bunyi dering handphone tanda email masuk membuat Luhan yang juga berada di dalam ruangan tersebut melompat kaget, Sehun juga terlihat kaget tetapi karena alasan berbeda.

"Bos, kau mungkin ingin melihat ini" Sehun menyodorkan handphone miliknya, menunjukkan email apa yang baru saja ia dapatkan. Chanyeol memegang handphone itu dengan erat, rahang nya mengeras melihat email tersebut yang hanya berisikan sebuah foto di dalamnya.

Dimana orang yang diyakini nya adalah Baekhyun berada dalam gendongan seorang pria bertubuh kurang lebih setinggi dirinya. Fotonya tidak terlalu jelas, karena diambil dari belakang, sehingga Chanyeol tidak bisa melihat wajah si brengsek itu.

Ia memiliki firasat Max ikut terlibat, semenjak kejadian di Jepang tempo hari, dengan sembunyi-sembunyi merencanakan pertumpahan darah tersebut, dan di tempat kejadian Baekhyun juga ada disana.

"Siapkan persenjataan, kita akan mencari tahu keberadaan Max"

Suara handphone kembali berdering, namun kini datang dari milik Chanyeol.

Jika kau ingin kekasih dan janin yang di kandung nya selamat, jangan mencoba untuk mencariku Phoenix. Karena yang kau cari hanyalah angin yang tak berwujud. ㅡMax

Tangannya mengepal marah.

Isi pesan tersebut seolah menghina Chanyeol. Max seakan tahu segala nya, apa yang Chanyeol akan lakukan, bahkan ia tahu kelemahan terbesarnya, yaitu Baekhyun.

Terlebih, bagaimana Max bisa mengetahui bahwa Baekhyun sedang mengandung?

Jika kau menyentuhnya barang sehelai rambut, kau akan kupastikan mati

Balas Chanyeol sebelum ia memberikan ponsel miliknya untuk dilacak IP pengguna yang mengirimi nya email tersebut.

Chanyeol membuka laci meja nya, mengeluarkan pistol M9A1 SOF yang dilengkapi dengan silencer miliknya, sudah lama sekali semenjak terakhir kali ia menggunakannya adalah untuk membunuh penghianat klan milik ayahnya beberapa tahun silam.

'Tunggu aku Baek, aku pasti akan menyelamatkanmu dan calon anak kita'

.

.

.

Changmin itu mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke arah pria berambut silver yang kini sedang terlelap di atas tempat tidur besar nan mewah miliknya.

Ia melangkahkan kakinya mendekat, ingin melihat wajah itu lebih seksama.

"Aku tidak menyangka akan semudah itu, Phoenix terlalu lengah dan membiarkan miliknya dalam bahaya seperti ini" Seringai Changmin, menikmati wajah cantik Baekhyun yang bahkan tidak bergeming ketika jemari nya menyantuh permukaan pipi itu. Membuatnya ingin melakukan hal lebih.

Perlahan tangannya turun dan berhenti pada bagian perut Baekhyun yang belum terlihat buncit, Ia menyibak kemeja yang dikenakan oleh Baekhyun, memperlihatkan kulit seputih susu milik sang stripper.

Changmin megigit bibirnya tampak berfikir.

"Bagaimana jika.."

Kemudian Changmin tersenyum.

Tangannya mengusap pelan perut Baekhyun, membuat Baekhyun melenguh tidak nyaman, namun kedua mata nya masih setia terpejam.

"..Aku membuatmu sebagai pewaris Max?"

.

.

.

.

.

an: happy 614 day everyone!

terimakasih yang sudah notice dan memberikan pesan hangat di twitter author, loveyou.

kayaknya ga abis-abis nih cerita kalau author nulisnya pendek banget begini ya, aduh.