Park Jihoon adalah seorang preman sekolah. Ia kuat, tangguh, dan tak terkalahkan. Siapa yang akan berani melawannya? Tidak ada. Atau kau akan berakhir di rumah sakit.

Ia memang setia pada gadisnya. Namun ia juga adalah seseorang yang brengsek. Ketika kekasihnya yang merupakan adik kelas itu mengaku bahwa ia hamil, Jihoon mencampakkannya hingga pada akhirnya gadis itu bunuh diri. Ada penyesalan dalam dirinya, tapi setelah itu ia berpura-pura bahwa semua itu tidak pernah terjadi. Dan melanjutkan kehidupan dengan bahagia sebagaimana ia biasa menjalani.

Cih. Benar-benar brengsek sialan.

Park Woojin, kakak dari sang gadis, ingin membalaskan dendam adiknya.

Ia adalah teman satu angkatan Jihoon di sekolah. Sesungguhnya ia memiliki kekuatan lebih besar dari Jihoon. Namun ia tidak pernah menunjukkannya. Ia adalah salah satu siswa teladan di sekolah. Tidak seperti Jihoon yang selalu ingin menampakkan kekuasaan. Woojin bukan tidak pernah melihat kelakuan buruk Jihoon di sekolah. Hanya saja ia lebih memilih untuk diam dan tidak ikut campur. Dan membiarkan adiknya tetap menjalin hubungan istimewa dengan Jihoon, selama Jihoon tidak berbuat buruk padanya.

Dan ketika mengetahui alasan adiknya bunuh diri, seketika ia merasa dunia runtuh di bahunya.

Ia akan bergerak sekarang.

Ketika suatu malam Jihoon berjalan sendirian, Woojin menyeretnya ke sebuah gang sepi. Jihoon berusaha berontak, namun ia kalah tanding. Woojin menghajarnya hingga Jihoon tak berdaya. Dan kembali menyeretnya.

Kali ini ke dalam sebuah bangunan tua tak terurus. Gelap, lembab, dan tak berpenghuni.

Woojin menuntaskan segenap dendamnya di sana.

Ia menyetubuhi paksa Jihoon.

Jihoon berada dalam keadaan terlalu lemah untuk melawan.

Ia hanya bisa merintih, dan tidak ada satu manusiapun yang bisa mendengar apalagi menolongnya.

Woojin meninggalkannya di sana. Meninggalkan Jihoon yang tak terbalut sehelaipun benang di tubuhnya. Babak belur, kedinginan, dan berlumuran cairan putih kental dan darah di sekitar selangkangan.

x

x

x

Woojin mendekati Jihoon yang tampak frustrasi.

Ia mendengar bahwa Jihoon hamil.

"Jadi, Park Jihoon,"

Jihoon menoleh untuk melihat Woojin melanjutkan kalimat.

"...bagaimana rasanya?"

Woojin menampilkan senyum puas.

Kembali meninggalkan Jihoon yang membeku di tempatnya.

x

x

x

x

Yaps, ini baru prolog. Makanya cuma jelasin intinya aja. Belum ada cerita dan penjelasan detail.

Ada yg berminat dengan cerita ini?

Makasih udah baca 8]