'Jalannya bener kok, sesuai aplikasi. Tapi kenapa tempatnya beda ya', gumamku tiada henti.

Aku kembali mengecek aplikasi maps di ponselku. 'Hmm, harusnya tempat ini kan sebuah perusahaan tempatku bekerja. Tapi kenapa... Ah, sudahlah'.

Aku melangkah menuju sebuah gedung yang bertuliskan Zero Base. Dari luar, gedung itu tampaknya biasa saja. Malah seperti pabrik, bukannya perusahaan mewah. Tidak ada yang menarik. Jalannya pun sedikit menanjak, membuatku berkeringat di musim dingin ini. Aku memerhatikan bangunan besar dihadapanku. Disitu terdapat sebuah pintu yang sangat besar, mungkin ini pintu masuknya. Aku mendorong pintu besar itu beberapa kali tapi tak berhasil.

'Kenapa pintunya ngga bisa dibuka sih'.

Lalu ku melihat sekitar, ah ada mesin minuman. Kebetulan sekali aku sedang haus. Saat ini aku sudah berada di depan si mesin minuman. Sambil bersedekap, aku memerhatikan mesin minuman itu. Eh, tapi sepertinya ada yang aneh. Benar saja! Terdapat sebuah pegangan pintu di pinggirnya. Dengan hati-hati, ku tekan pegangan itu.

Ceklek!

Terbuka!

Segera aku masuk dan seketika aku terpana. Di dalam terdapat lorong yang dihias dengan amat sangat indah. Sepanjang lorong ini berhiaskan corak galaksi berwarna biru dan menyala dalam gelap. Sungguh indah!

Sesampainya di ujung lorong, aku mengintip dengan hati-hati dan seketika aku melongo melihat isi ruangan itu.

"Omo omo omo", ucapku terus menerus sambil melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal.

"Woah, apa ini? Keren banget!", teriakku.

Karena penasaran, kuputuskan untuk berkeliling. Ruangan itu sangat besar. Di tengah ruangn terdapat banyak bantal sofa yang diatur dengan rapi. Bahkan ada banyak sekali permainan di dalamnya! Manusia macam apa yang memiliki arcade games sebanyak ini?! Oh, dan ada satu, dua, tiga, ah sebelas kamar dengan nuansa yang berbeda. Wah, lihat itu di pojokan ruangan ada berbagai macam makanan dan mesin minuman plus snack. Eh, ini kan stand yang biasa dipakai untuk masak hotteok. Omo! Ada alat untuk memasak ramen. Dan ada kursi pijat, mesin karaoke, bahkan game VR. Astaga siapa sih yang tinggal di sini?

Tiba-tiba terdengar suara aneh dari perutku. Oh iya, aku belum kuputuskan untuk membuat hotteok. Aku pernah bekerja paruh waktu menjual hotteok di dekat stasiun dan pelangganku sangat suka dengan hotteok buatanku. Mereka bilang hotteok buatanku lebih fresh dan sangat nikmat. Aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian itu.

Hotteok buatanku sudah selesai. Kini mataku menyapu ruangan besar itu sambil menggigit hotteok. Rasa penasaran dalam diriku makin besar. Ah, bagaimana kalau aku melihat-lihat sebelas kamar itu secara acak?

Aku memulainya dari kamar Lee Daehwi. Interiornya cantik sekali. Ada berbagai macam pernak-pernik di dalam sini. Wah, bahkan ada bunga mawar kering di dalam vas. Cantik sekali, seperti kamar seorang putri. Kamarnya juga sangat wangi.

Selanjutnya adalah kamar Lai Kuanlin. Hm, dilihat dari namanya sepertinya dia bukan orang Korea. Kamar milik Kuanlin terbilang simple. Ada piyama yang digantung di sisi dinding. Wah, ada mesin minuman soda di dalamnya. Sepertinya dia cinta sekali dengan soda ya. 'Aku mau ambil segelas, ah. Hehe', batinku.

Selesai dari kamar Kuanlin, aku berjalan menuju kamar Park Woojin. Aku bisa menebak bahwa dia senang sekali mainan. Di kamarnya banyak sekali kotak-kotak mainan rakitan. Eh, ini kan mainan rakitan yang ingin belum selesai ku kerjakan selama 2 bulan ini! Wah, ternyata seperti ini bentuknya. Nanti aku contoh, ah.

Selanjutnya kamar milik Hwang Minhyun yang amat sangat simple dan sangat rapi dibanding kamar lainnya. Dinding kamarnya di cat warna putih. Hm, bahkan ada alat-alat pembersih di atas kasurnya. Wah, sepertinya dia orang yang higienis. 'Aku suka lelaki yang rapi dah bersih. Sepertinya pemilik kamar ini tampan ya', pikirku.

Kamar Park Jihoon penuh sekali dengan bantal dan boneka beraneka bentuk. Lucu sekali melihat kamar yang dipenuhi bantal. Ada satu bantal yang menarik perhatianku dan aku mengambilnya.

Sambil memeluk bantal milik Jihoon, aku berjalan menuju kamar Ha Sungwoon. Di dalam terdapat meja rias yang berisi produk-produk kecantikan. Wah, aku merasa hina sebagai perempuan. Kosmetikku bahkan tidak sampai sebanyak ini. Aku berkeliling melihat kamar dan menemukan sesuatu yang membuatku terbahak. Apa ini. Kenapa ada banyak foto disini. Jangan-jangan dia adalah pemilik kamar ini. Lumayan juga tampangnya. Tapi, apa ya motivasinya menempel poster dirinya di dinding kamarnya?

Selanjutnya kamar Yoon Jisung. Astaga, ini seperti di kebun binatang. Banyak sekali boneka hewan disini. Dugaanku, si Yoon Jisung ini adalah pecinta binatang. Kamarnya lucu juga, ada kursi gantung di dalamnya dan dinding kiri-kanannya itu cermin! Seolah-olah kamarnya menjadi sangat luas karena pantulan bayangan dari cermin.

Kamar Ong Seongwoo unik sekali. Desain kamarnya seperti coffee shop. Mungkinkah dia seorang barista? Ah, tunggu. Boneka yang tergeletak disitu lucu juga. Mataku menangkap sosok boneka imut di ujung kamar. Tanganku meraih boneka milik Ong Seongwoo lalu aku memakainya sehingga boneka itu tampak sedang memelukku. Lucu sekali.

Selanjutnya aku beralih ke kamar Kang Daniel, kalau aku tidak salah baca. Interiornya penuh dengan wallpaper kucing. Sepertinya dia adalah pecinta kucing. 'Oh iya, kok rasanya udara disekitar jadi lebih dingin ya?', akhirnya ku ambil selimut milik Kang Daniel ini. Ah, hangat sekali.

Aku melilitkan selimut Daniel di tubuhku sambil beralih ke kamar milik Kim Jaehwan. Wah, dindingnya diberi kedap suara dan ada banyak alat musik di dalam sini. Sepertinya pemilik kamar ini amat menyukai musik. Aku menyalakan keyboard dan mulai memainkan lagu River Flows in You milik Yiruma. Hmm, sangat menyenangkan!

Wah, kamar ini unik sekali. Sekarang aku berada di kamar terakhir, yaitu kamar Bae Jinyoung. Ketika kamar lain berisi kasur, disini kasurnya adalah lautan bola kecil berwarna-warni. Sepertinya si Jinyoung ini senang sekali bermain ya. Aku menjatuhkan diri ke dalam lautan bola itu. "Menyenangkan sekali!", teriakku senang.

Selesai melihat-lihat kesebelas kamar, aku pergi ke ruang tengah dan duduk di sofa. Sofa yang empuk dan nyaman ini membuatku mengantuk. Aku tidur sebentar, ah.


Sementara itu di luar Zero Base, para member Wanna One baru saja pulang dari pemotretan. Satu per satu dari mereka turun dari mobil dan bergegas masuk ke Zero Base. Salju yang turun membuat mereka ingin segera menghangatkan diri.

"YAA! OPO IKI?!", teriakan Ha Sungwoon terdengar sampai ke pintu masuk. Karena penasaran, member yang masih di luar berlari untuk melihat apa yang terjadi.

Kesebelas lelaki itu melongo dan saling melemparkan tatapan bingung antara satu dengan yang lain.

Ada seorang perempuan tertidur di sofa menggunakan bantal Jihoon, Nable milik Ong dan selimut Daniel.

Situasi apa ini?!