Untuk suatu masa di mana Sakura Haruno merasa bahwa: semua hal yang telah terencana (dalam harap-harap dan spekulasi berdasar logika) nyatanya tidak pernah selalu berjalan dengan semestinya.

Sakura ingat, beberapa jam yang lalu, hampir semua orang yang ia kenal berkumpul dalam satu tempat dengan balutan pakaian serba mewah dan senyum yang terpatri nyaris di setiap wajah. Ayahnyayang berjalan di sisinyamenatap Sakura bangga. Ibu dan kakaknya memberinya tatapan lembut seolah Sakura telah melakukan hal paling benar sedunia. Dan kakeknya, beliau sempat menitihkan air mata sebelum melempar senyum terima kasih padanya.

Hari pernikahan yang dinanti-nantikannya. Mereka seperti sedang berbahagia bersamanya.

Tapi Sakura memutuskan untuk mengejutkan semua orang.

Dengan ajuan keberatannya. Pembatalan pernikahan di hadapan pendeta dan seluruh mata yang ada di sana. Ia menolak dan meminta maaf akan ketidaksanggupannya dalam melanjutkan prosesi sakral itu dengan sebab paling sederhanaatau paling rumit karena nyatanya menyangkut masalah hati. Semua orang benar-benar dibuatnya terkejut, tapi Sakura juga ikut terkejut saat sang kakek tiba-tiba jatuh dengan sebelah tangan yang meremas dadanya sendiri.

Kemudian, Sakura menemukan dirinya berdiri di depan ruang operasi dengan gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Bersama desah cemas dan gumam-gumam panjatan doa dan suara tangis ibunya. Sekarang, Sakura percaya jika roda kehidupannya juga berputar. Begitu cepat dan tiba-tiba hingga mengubah keadaan berbalik sempurna.

.

.

.

One For Me

Whateveryoucall

Naruto milik Masashi Kishimoto

SasuSaku AU Fanfiction

Warning! OoC, typos

.

.

.

Sakura Haruno yang Sasuke Uchiha kenal bukanlah gadis miskin ekspresi yang hanya berdiri diam dengan tatapan kosongnya di sana. Sakura yang Sasuke kenal tidak pernah seperti itu. Tidak sekalipun.

Sakura Haruno yang Sasuke Uchiha ingat adalah gadis dengan stok ekspresi yang tidak akan kau duga. Dia akan menangis jika ada orang terdekatnya yang jatuh sakit. Mengumpat keras apabila ada sesuatu yang menurutnya salah. Lalu marah-marah bagai Medusa berambut merah muda (Naruto sering bilang begitu) kepada orang yang telah menyakitinya.

Jadi seharusnya, sekarang Sakura menangis karena kakeknya yang terbaring di ruang operasi. Mengumpat seperti biasanya sebab ada sebuah kesalahan yang membawa kondisi kakeknya seperti ini. Dan marah, marah kepada Sasuke yang telah menyakitinya dan membuat semua begini.

Sasuke akan lebih senang jika Sakura begitu. Tapi nampaknya, mantan-calon-istri-nya itu bahkan tak mengacuhkan keberadaannya yang berdiri hanya berjarak beberapa langkah di belakangnya.

"Sasuke"

Mengalihkan tatapannya yang sedari tadi terpaku pada punggung rapuh Sakura, Sasuke menoleh pada Itachi Uchiha yang beranjak dari duduknya dan melenggang pergi melewatinya. Ia yang mengerti itu segera pamit pada orang-orang yang ikut menunggu di sana dan kemudian pergi mengikuti langkah sang kakak, tapi tidak sebelum Sasuke menoleh sekali lagi pada Sakura yang masih diam di tempatnya.

Itachi membawanya ke taman kecil yang terletak di samping depan ruangan di mana kakek Sakura tengah berjuang melawan maut. Dinding kaca yang memisahkan koridor rumah sakit dengan taman membuat mereka tetap bisa melihat kondisi yang terjadi di sana.

"Kenapa kau begitu?" Itachi berbalik lalu tiba-tiba melempar sebuah pertanyaan yang tidak tahu dari mana asalnya. Jelas Sasuke tidak mengerti dan hanya bisa mengangkat sebelah alisnya.

"Selama ini aku membiarkanmu melakukan segala hal sesukamu untuk mengalahkanku. Kau yang sudah ikut andil dalam perusahaan, menjadi pegawai magang di kantor, lalu mendekati kakek agar semua orang juga memperhatikanmu. Aku tak pernah masalah dengan semua itu. Tapi tidak jika kau bertingkah pecundang seperti ini."

Rahang Sasuke mulai mengeras. Ia memang sudah mengira jika kakaknya menyadari semua yang ia lakukan, tapi untuk bertingkah pecundang Sasuke yakin tidak pernah melakukan itu. "Apa maksudmu?"

"Kau pecundang kau tahu. Kau hanya bisa bersembunyi di balik punggung seorang wanita."

Apa ini? Apa maksudnya? Apa Itachi tengah membahas perjodohannya dengan Sakura? Jika Itachi tidak lupa, dia juga menikah dengan istrinya karena perjodohan.

Sasuke akan melayangkan protesnya namun Itachi lebih dulu berkata, "Menurutmu aku tidak tahu? Jangan berlagak bodoh, Sasuke. Aku tahu semuanya."

Sasuke masih tidak mengerti.

"Percakapanmu dengan Sakura satu minggu yang lalu di kamarmu. Aku mendengarnya."

Mendengar itu, seketika Sasuke merasa seember air es mengguyur tubuhnya secara tiba-tiba. Membuatnya kaku dan tak berkutik lagi di hadapan Itachi. Ia bahkan tidak tahu apakah tubuhnya sekarang ini sedang tegang luar biasa atau lemas tak berdaya.

"Kau yang menyuruh Sakura membatalkan pernikahan ini agar kau tidak perlu kena getahnya. Jika begitu, kakek tidak akan marah padamu dan kau tetap menjadi cucu kesayangan yang selalu menuruti semua perintahnya."

"Tapi aku tidak menyuruhnya untuk membatalkannya di altar." Suara Sasuke terdengar parau dan bergetar. Ia mati-matian mengucapkan itu meski ada layaknya sebuah batu yang mengganjal pada tenggorokannya.

Dia berkata benar. Sasuke mungkin menyuruh Sakura untuk membatalkan pernikahan mereka, tapi ia tidak pernah mengira jika Sakura akan melakukannya setelah mereka berdiri di altar dan dilihat semua orang.

Semua ini berawal dari sebuah perjodohan. Sesuatu yang sangat klise dalam hubungan percintaanatau tidak termasuk kedalamnya karena nyatanya tidak sedikit orang yang tidak saling mencintai saat mereka dijodohkan, seperti dirinya misalnya.

Terlepas dari tidak saling mencintai, Sasuke dan Sakura masih berusia sangat muda. Musim semi belum berakhir dan hari kelulusan mereka baru saja diadakan sepuluh hari yang lalu. Dan rencana pertunangan yang tiba-tiba berubah menjadi pernikahan karena sebab kakek mereka (dalang dari semua perjodohan ini) sudah dalam usia senja yang tidak tahu kapan maut akan menjemput, menginginkan agar cucu-cucu mereka menikah sebelum mereka tiada.

Sasuke hanya merasa belum siap untuk peralihan hidupnya. Ia benar-benar ingin menolak tapi Sasuke tidak kuasa.

Kakeknya akan sangat marah jika Sasuke menolak perjodohan ini. Lalu akan ada banyak hal yang terjadi. Ia mungkin tidak dianggap cucunya lagi, dan yang Sasuke sangat tidak sukai, pasti akan ada komparasi sosial yang membandingkan antara dirinya dan sang kakak yang begitu sempurna. Sasuke membencinya.

Jadi, Sasuke memilih Sakura sebagai jalan keluarnya. Gadis itu merupakan satu-satunya cucu perempuan kesayangan keluarga Senju. Semua permintaannya kemungkinan besar akan diterima, atau paling tidak akan dipertimbangkan. Sakura juga tidak memiliki hal-hal lain yang perlu dikhawatirkan.

Tapi Sasuke tidak akan pernah menyangka jika gadis itu akan benar-benar menuruti permintaannya. Sakura yang ia tahu merupakan salah satu dari sekian banyaknya gadis menyebalkan yang menaruh hati padanya. Mungkin Sakura (setelah dia beranjak remaja) tidak pernah mengganggunya seperti gadis-gadis lain, namun Sasuke yakin jika gadis merah muda itu tidak akan membiarkan Sasuke membatalkan perjodohan mereka apalagi sampai membantunya.

Dan mengingat penolakan Sakura di altar tadi sedikit banyak membuat Sasuke geli sendiri. Dia mengungkapkan alibi yang jelas-jelas semua orang tahu kebenarannya. Sakura tidak mencintainya? Ha! Sasuke pikir Sakura benar-benar payah dalam membuat alasan.

Oleh karena itu, Sasuke merasa ini semua tidak sepenuhnya salahnya.

"Dan kau pikir, karena itu kau jadi terbebas dari kesalahanmu? Dia tidak akan membatalkannya jika kau tidak menyuruhnya." Desisan Itachi menarik kembali Sasuke dari pikirannya sendiri. Pria raven itu menatap kakaknya dengan pandangan tak terima.

"Jadi semua ini hanya salahku? Aku hanya ingin menunda pernikahan dan bukannya benar-benar ingin membatalkannya. Apa kau tidak bisa menguping dengan lebih baik? Aku menyuruh Sakura untuk menunda pernikahan pada kakeknya. Dan jika Sakura lebih pintar dalam bekerjasama, seharusnya sekarang kami bertunangan dan bukan malah menikah dan menyebabkan insiden ini."

Diam-diam Itachi membenarkan perkataan adiknya. Tapi dia tidak akan mengatakannya karena bagaimanapun, Sasuke memang terlalu pengecut dengan menyuruh Sakura melakukan itu semua. Tidak peduli apa dan bagaimana Sasuke memintanya.

"Sasuke-" Itachi baru akan mengucapkan sesuatu saat suara jeritan dari arah ruang operasi mengalihkan perhatiannya. Sontak saja dia dan Sasuke menoleh ke asal sumber suara.

Di sana mereka melihat ibu Sakura yang menangis kencang dalam dekapan suaminya, sementara bibi Tsunade yang sepertinya baru keluar dari ruang operasi juga nampak meneteskan air mata, dan semua orang yang ada di sana menampilkan wajah tidak baik-baik sajanya. Terkecuali Sakura. Gadis itu masih saja diam tak bergeming dengan muka tanpa ekspresinya.

Sasuke melihat keluarga Sakura yang masuk ke dalam ruangan sedangkan keluarganya sendiri beberapa mengikuti di belakanh dan sebagian pergi entah ke mana menyisakan Sakura dan kakaknya yang masih ada di luar sana. Terihat Sasori yang mendekat dan membisikkan sesuatu pada gadis itu, sebelum setetes air mata jatuh dari pelupuk emeraldnya lalu dengan tiba-tiba dia menjerit kencang dan menjatuhkan diri ke lantai sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Sakura menangis memanggil-manggil nama kakeknya.

Dan entah mengapa, ada sesuatu yang ikut sakit dalam diri Sasuke ketika melihat Sakura tak berdaya di sana. Membuat Sasuke bertanya-tanya, apa mungkin sekarang ia ikut terluka bersama gadis itu?

to be continued