Kegiatan sekolah sudah usai dan hampir seluruh anggota Deimon Devil Bats berkumpul dikelas kosong yang digunakan untuk clubhouse sementara klub Amefuto.

"Banyak alat berat yang masuk silih berganti ke Sekolah ini."

"Jadi kabar itu memang benar ya?"

"Aku melihat enam rumah yang ada dibelakang Sekolah dihancurkan!"

Semua orang membicarakan tentang pembangunan fasilitas Amefuto untuk Deimon Devil Bats.

"Kita akan memiliki lapangan sendiri max!?" Monta berdiri diatas meja dan menyuarakan kegembiraannya.

Kurita mengangguk dan tersenyum. "Itu berkat Hiruma, dia memang sangat bisa diandalkan!"

"Tapi ngomong-ngomong, berapa kerugian yang akan dialami Teikoku Akademi untuk membuat itu?" Sena mulai bertanya-tanya, menurutnya ini sangat tidak masuk akal untuk merogoh kocek oranglain untuk memanjakan klub Amefuto Sekolahnya sendiri.

"Mereka kehilangan empat Piala kejuaraan, itulah kerugian yang mereka alami!" Hiruma menanggapinya dengan seringaian sadis.

"Sungguh disayangk-"

Brak!

Suara pintu terbuka memotong.

"KAMI DATANG!" Dari balik pintu muncul Ha-Ha Sankyodai yang tertunduk lesu kelelahan.

Hiruma berdiri dari kursinya. "Bagus, kalian tepat waktu!" Katanya sambil melihat jam tangannya sendiri. "Karena semuanya sudah berkumpul, kita tidak akan membuang waktu dan cepat memulai agenda pertemuan kita!"

Hiruma mengintruksikan semua anggotanya untuk menempati kursi siswa yang tidak dipakai, sedangkan untuk dirinya sendiri masih berdiri tepat didepan papan tulis.

"Untuk pertama aku ingin kalian melupakan Euforia kemenangan pertandingan kemarin! Pertandingan omong kosong itu tidak akan menjadi agenda penting untuk langkah kita menuju Crishmast Bowl!"

"Eh, tapi kemarin kau berkata..."

"Apakah aku pernah mengatakan sesuatu kemarin?" Hiruma mengalihkan wajahnya dan berkilah pura-pura tidak tahu.

Selain licik, Hiruma adalah orang yang munafik.

Semua anggota tahu hal itu.

"Kembali ke agenda hari ini..." Hiruma mengalihkan pembicaraan. "...Aku ingin masing-masing dari kalian terus berlatih setengah mati untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya! Dan..." Hiruma memandang Naruto. "...Apakah kau memiliki sesuatu untuk berbagi dengan kami, Naruto?"

"Apa?"

"Aku berbicara tentang Qi, apakah kau bisa berbagi informasi itu?"

Naruto menghela nafas dan menganggukan kepalanya. "Qi atau aku lebih mengenalnya sebagai Chakra adalah: Chakra dihasilkan dari dua kombinasi antara energy fisik dan energy mental (spiritual). Energy fisik yang dimaksud adalah energy yang terkandung didalam triliunan sel-sel dalam tubuh kita, dan energy mental dihasilkan dari pengalaman dan pelatihan. Energy Chakra adalah sumber energy utama yang digunakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai Ninja dan Samurai."

"Tunggu dulu!" Togano mengintrufsi. "Maksudmu Ninja-Ninja seperti Sarutobi Sasuke?"

"Sarutobi Sasuke?" Naruto mengulang bingung, yang dia tahu adalah Uchiha Sasuke, dan kemungkinan nama yang disebutkan oleh Togano adalah oranglain yang memang memiliki profesi asli sebagai Ninja atau Samurai.

"Itu, dia adalah Ninja legendaris dari tanah Jepang ini!" Togano menjelaskan dengan nada mengeluh karena Naruto sama sekali tidak tahu tentangnya.

Naruto tersenyum canggung. "Ya, Ninja-Ninja seperti itu."

"Ini terdengar menarik." Tanggap Hiruma menjilat bibirnya. "Menurutmu... Apakah Chakra ini anugrah atau bisa dipelajari?"

"Keduanya." Jawab Naruto sambil mengangguk.

"Sudah diputuskan!" Semua orang bingung dengan pernyataan Hiruma itu. "Kita akan mempelajari tentang Chakra!" Selesainya mengagetkan seluruh anggota Deimon Devil Bats.

-Line Break!

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seluruh anggota klub Amefuto Deimon Devil Bats berkumpul dihalaman sekolah. Masing-masing dari mereka memakai pakaian casual dan membawa tas besar yang digendong dibelakang punggungnya.

"Bagaimana bisa Sekolah memberi ijin untuk Deimon Devil Bats melakukan kegiatan nyeleneh yang diluar agenda Sekolah?"

"Ini sangat masuk akal jika Iblis itu ikut campur tangan!"

"Tapi..."

"...Yang lebih penting..."

"...KENAPA KAMI HARUS MELAKUKAN INI?!"

Trio Ha-Ha Sankyodai terus mengeluh tentang keterpaksaan mereka mengikuti seluruh agenda dadakan yang selalu Deimon Devil Bats lakukan.

Sena, Monta, Kurita dan yang lainnya hanya tersenyum masam menyaksikan interaksi mereka bertiga.

Ditempat lain Manabu Yukimitsu duduk tegang diatas kursinya, keringat dingin terus keluar dari jidat lebarnya. Dia beralasan kepada Ibunya untuk ikut berpartisipasi dalam turnamen cerdas cermat yang digalakan di kota tetangga, karena kebohongannya ini pikirannya terus berkelana memikirkan tentang sisi negatif jika alasan ini berhasil diketahui oleh Ibunya sendiri.

"Apakah ada masalah, Yukimitsu-kun?" Mamori yang melihat Yukimitsu yang sedari tadi terdiam bertanya.

"T- Tidak ada apa-apa, ahahaha~" Yukimitsu berkilah dan menggaruk tengkuknya canggung.

"Oh..."

Masing-masing dari anggota berbincang dengan yang lainnya, dan selang beberapa menit kemudian sebuah bus merah dengan corak Iblis datang memasuki halaman Sekolah.

Hiruma yang berdiri diatas bus berdiri menantang dengan AK-47 ditangannya. "Apakah semuanya sudah datang?"

Mamori datang dan menjawab. "Ya."

"Kalau begitu MASUK KEDALAM MOBIL!" Teriaknya sembari meledakan AK-47 keudara.

-Line Break!

Delapan jam setelah perjalanan panjang Deimon Devil Bats telah sampai ditempat tujuan, mereka saat ini berada dikota kecil Hamura yang berada disebelah barat dari pusat Tokyo.

Busa telah berhenti didepan penginapan dan satu-persatu anggota Deimon Devil Bats lekas turun dari bus untuk membongkar barang bawaan mereka.

"Kota ini terlihat masih hijau!" Ditengah mengeluarkan barang bawaan dari bagasi bus Naruto memulai pembicaraan.

"Ini... Kita berada di kota Hamura? Tapi bagaimana sih dia bisa mempersiapkan ini hanya dengan satu hari?" Sena menjawab sekaligus berkeluh penuh tanda tanya dengan kedigdayaan Hiruma mempersiapkan perjalanan ini.

Kurita mengangguk-anggukan kepalanya. "Hiruma adalah orang yang selalu bisa diandalkan!"

"Itu tidak masuk akal max!" Monta menimpali. "Meskipun begitu aku tetap senang karena 5 hari ini kita akan terus berlatih ditempat asing seperti ini, dengan begitu aku akan menyempurnakan teknik tangkapanku untuk membayar rasa malu karena tidak bisa berbuat apa-apa dipertandingan kemarin!"

"Seharusnya kau mengatakan untuk membuang rasa malu atau mengembalikan kehormatanmu!" Hiruma datang dan ikut terlibat dalam pembicaraan.

Monta yang mendengar koreksi itu kepalanya mulai berasap. "Aku..." Dia tertunduk lesu karena kesalahannya sendiri tidak bisa memilih kata yang tepat.

"Err, bukankah kau tidak seharusnya merusak semangatnya?" Mamori berbisik kepada Hiruma.

Hiruma mengangkat bahu acuh sebelum berteriak. "Kita disini akan berlatih keras untuk menjadi lebih kuat, jadi..." Hiruma berhenti untuk melotot menatap masing-masing anggotanya. "...Aku ingin kalian menghancurkan tubuh loyo itu!"

Semua orang terperanjat dengan kata-kata kasar dan menyeramkan darinya.

Beberapa menit kemudian, setelah semua orang mengambil barang bawaannya Hiruma langsung membimbing semua anggota masuk kedalam penginapan.

Ditengah perjalanan mereka tiba-tiba berhenti.

"Itu..."

Mereka melihat kelompok besar dengan pakaian seragam berwarna putih sedang berdiri tepat didepan meja Resepsionis.

"...OJOU WHITE KNIGHT!?"

Kelompok berseragam putih itu merespon teriakan itu, mereka menoleh dan menemukan Deimon Devil Bats yang memandang mereka dengan keterkejutan.

"Jadi Deimon disini?" Otawara melangkah maju, dia berdiri menantang tepat dihadapan seluruh anggota Deimon Devil Bats.

Takami membenarkan letak kacamatanya dan memicingkan mata memandang Deimon Devil Bats. "Tidak kusangka kami akan menemui mereka disini."

"Tsk!" Hiruma mendecih, dia malah berjalan menghampiri Resepsionis. "Pesanan Mr. H!" Katanya dengan nada sedikit membentak kepada salah-satu Resepsionis wanita.

"D- Deimon Devil Bats..." Tubuh Resepsionis itu mulai gemetar, dengan usaha yang sedikit keras dia mulai mencari daftar pengunjung dari bukunya. "...K- Kalian memiliki Area 07!" Selesainya sembari memberikan kartu berupa tiket untuk memasuki area yang dimaksud.

"Hey, hey, bukankah kita datang terlebih dahulu?" Sakuraba datang mencoba mengintrufsi Resepsionis untuk memberikan tiket area 07 kepada Hiruma.

"Itu adalah masalahmu!" Hiruma mengambilnya secara kasar dan setelah itu kembali berkumpul bersama anggota timnya. "Baiklah, Ikan teri, saatnya kita pergi!" Katanya kepada seluruh anggota Deimon Devil Bats.

Tidak membuang waktu lebih lama Deimon Devil Bats meneruskan perjalanan mereka masuk kedalam penginapan.

"Apa kau sudah tahu mereka ada disini?" Ditengah perjalanan menuju area 07 Kurita datang mengimbangi langkah Hiruma.

"Oh, tidak!" Ketika Hiruma tak kunjung menjawab, Kurita kembali menyambung dengan menunjukan tampang keterkejutannya. "Jangan bilang..."

"Ini perjudian, ya, ini adalah perjudianku yang kedua!" Setelah kata-kata yang disampaikan oleh Hiruma itu Kurita hanya mampu terdiam.

-Line Break!

Naruto sampai disalah-satu kamar, kamar yang cukup luas dan bisa menampung 3 orang. Dia masuk kedalam bersama 2 orang lainnya; Monta dan Sena.

Beberapa menit kemudian...

Ketiganya telah selesai merapihkan barang bawaan dilemari dan saat ini masing-masing dari mereka sedang berbaring terlentang dengan wajah menatap langit-langit kamar.

"Oah capeknya..." Keluh Monta dan Sena.

Disisilain Naruto langsung bangkit berdiri dan melangkah menghampiri lemari untuk mengeluarkan handuknya.

Sena mendudukan tubuhnya. "Naruto, kau mau kemana?"

"Kita tidak tahu kapan Hiruma akan memanggil, jadi aku ingin menggunakan waktu ini untuk sekedar jalan-jalan." Katanya, dan setelah mengambil handuk dia berjalan menuju kamar mandi.

"Harusnya kita menggunakan waktu ini untuk istirahat, max!" Monta menimpali, dia masih berbaring dan saat ini sedang mencoba memejamkan matanya.

Sena mengangguk dan diapun ikut bergabung bersama Monta. "Itu benar!"

Sepuluh menit menghabiskan waktu dikamar mandi Naruto kembali keluar.

Naruto mengusap mengeringkan rambut dengan handuk sembari kedua matanya memandang Sena dan Monta yang sudah terlena jatuh ke alam mimpi. "Mereka tidur?" Mengangkat bahu diapun melangkah menghampiri lemari untuk memilih pakaian yang akan dia kenakan nanti.

Setelah dia memakai pakaian Naruto melangkah keluar meninggalkan kamar penginapan.

Naruto berjalan-jalan menyusuri koridor, melihat langit senja dia menghirup nafasnya santai menikmati udara sejuk yang tidak dia dapatkan dikota tempat tinggalnya. "Disini sejuk, sangat masuk akal jika Hiruma memilih kota ini untuk menjadi destinasi pelatihan kita!"

Naruto bejalan kearah belakang dari penginapan, dan ketika dia sudah sampai kedua matanya langsung berbinar melihat pemandangan hijau yang tersaji tepat dipenglihatannya. "Ini seperti di Konoha..." Pikirannya langsung berkelana mengingat kembali kenangannya dulu sewaktu masih di Konoha. Dia sering mengunjungi bukit Hokage dan tidak jarang melihat pemandangan tatanan desa maupun hutan dibelakang desa yang asri-hijau, dan menurutnya pemandangan hutan di belakang penginapan ini hampir serupa dengan apa yang dia saksikan dulu sewaktu masih di Konoha.

Naruto senang, sangat senang. "Aku tak tahu, apakah aku bisa pulang?" Tapi dengan kenangan yang kembali menghantuinya itu membuat wajahnya turun membisu.

Naruto duduk diatas sebuah batu besar di pinggir jurang, dia mengambil Kunai dan memainkannya sembari mengingat-ingat kembali kenangannya dimasa lalu.

Tanpa teman yang selalu mendukungnya dia tidak bisa apa-apa.

Tanpa tujuan yang dia selalu emban dia tidak bisa apa-apa.

'Kurama, apa kau bisa mendengarku?' Bathinnya berteriak sembari tangan kanannya bersarang erat memegangi perutnya. 'Apakah kau masih ada didalam sana?' Segel Fuin yang selalu menjadi bagian dari hiasan perutnya sudah tidak ada, namun Naruto masih bertanya-tanya tentang keadaan teman Biiju yang selalu menemani hari-harinya dulu.

Tidak jauh dari tempat itu, seorang gadis bertubuh kecil dengan rambut coklat memperhatikan dengan rasa penasaran. 'Apa yang sedang dia lakukan?' Pikirnya ketika kedua matanya bisa menangkap pisau aneh yang sedang dia mainkan ditangannya. 'Bukankah itu...' Belum selesai dia berspekulasi, gadis itu terlebih dahulu berteriak karena terkejut dengan pisau aneh itu yang meluncur cepat menggores pipi kirinya.

Naruto menoleh dan dengan pandangan datar dia memperhatikan gadis yang saat ini sedang duduk menutupi pipi kiri dengan tangan kanannya.

'Darah...' Gadis itu termanggu menatap telapak tangan kanannya yang membawa darah dari pipinya. Dia mendongkak dan terpaku melihat Naruto yang berdiri berkacak pinggang didepannya.

"Apa yang kau lakukan? Aku hampir saja membunuhmu!" Kebenaran itu adalah nyata. Naruto sedang melamun, dan ketika dia dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang mengintainya membuat sifat Ninjanya langsung merespon untuk segera membunuh penyusup itu.

Beruntung Naruto sempat mengenali wajah gadis itu sehingga didetik terakhir dia membelokan serangannya, jika tidak... Gadis itu akan mati dengan Kunai yang menembus kepalanya.

Gadis itu menundukan kepalanya. "M- Maaf, aku..."

"Sudahlah!" Naruto berjongkok untuk membantu gadis itu berdiri. "Sini, aku akan mengobatinya!" Naruto membimbing gadis itu untuk duduk diatas batu, dan dengan sedikit pengetahuannya tentang pertolongan pertama teknik medis Narutopun segera menutup goresan kecil dipipinya.

"Tidak sakit lagi!" Gadis itu kembali menyentuhkan tangannya diatas pipi yang terluka, merasakan tidak ada (Lagi) goresan kedua matanyapun membelakak heran. "Bagaimana bisa?"

"Itu adalah keistimewaan dari Chakra."

"Chakra?"

"Kalian lebih mengenalnya sebagai Qi." Naruto menghela nafas sejenak untuk menjelaskan. "Chakra atau Qi adalah sumber energy yang terpendam didalam tubuh setiap Manusia."

"Apakah Qi ini adalah apa yang dimaksud oleh Hiruma-san tadi?" Gumam gadis itu, meskipun begitu gumaman kecil itu mampu didengar oleh Naruto sehingga dia langsung bertanya tentang itu.

"Hiruma? Apa yang dia katakan?"

"Dia mengatakan tentang sebuah pertukaran." Gadis itu menganggukan kepala sebelum menjelaskan maksud sebenarnya dari pernyataannya tadi. "Dia menawarkan kepada kami untuk membantu tim Deimon Devil Bats menjadi sebuah tim yang sedikit lebih profesional, adapun imbalan untuk kami itu adalah dimana dia akan memberi akses untuk tim kami mempelajari tentang pemanfaatan energy Qi."

"Dia mengatakan seperti itu?" Gadis itu mengangguk membuat Naruto termanggu memegangi keningnya. "Apa yang dia pikirkan?" Keluhnya tidak habis pikir.

"Omong-omong, apakah kau orang yang dimaksud oleh Hiruma? Orang yang bisa menggunakan Qi?" Gadis itu mengingat poin penting tentang pernyataan Hiruma yang menyebutkan tentang salah-satu pemainnya yang akan membuka akses kepada Qi.

"Ya." Naruto sudah terlanjur menunjukan dan membicarakan tentang Chakra jadi tidak ada pilihan lain selain mengakui itu.

"Sugooooi..." Gadis itu menatap takjub. "Apakah kau mempelajari ini dari seseorang? Siapa yang mengajarimu?" Gadis itu mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

Naruto menggaruk tengkuknya. "Keluargaku adalah klan kuno, Kakek-ku Sarutobi Hiruzen yang membimbingku untuk belajar tentang ini." Naruto mengingat kembali jasa Sandaime Hokage yang sudah melakukan segala cara untuknya bisa belajar dan masuk Akademi. "Tapi orang atau guru yang memiliki andil besar bagiku adalah Iruka-sensei." Kenangannya menjalar mengingat kembali jasa seseorang yang menjadi orang kedua yang mengakuinya, Iruka-sensei adalah orang yang paling memiliki andil besar membentuknya seperti sekarang ini.

"Klan kuno? Tunggu dulu..." Gadis itu seolah sedang berpikir."...Kau bilang tadi Sarutobi, apakah itu Sarutobi yang menjadi Ninja itu?"

"Jika kau berbicara tentang Ninja, maka itu benar!" Sebenarnya Naruto tidak tahu siapa yang dimaksud itu, namun secara garis besar dia hanya membenarkan tentang Ninja-nya saja.

Mereka terus berbincang, sampai ketika Matahari sudah sepenuhnya tenggelam merekapun memutuskan untuk kembali ke kamar penginapannya masing-masing.

-Line Break!

Malam hari, setelah makan malam sudah selesai (Kira-kira pukul 20,00) tim Deimon Devil Bats berkumpul dikamar Hiruma. Kamarnya sangat berbeda dari kamar-kamar yang ditempati oleh yang lainnya, kamar ini cukup luas dengan tempat tidur ranjang (Kamar yang lain menggunakan Futon) dan memiliki beberapa furnitur tambahan dimana Hiruma bisa meletakan peralatan pribadi berupa Tv, komputer dan lain sebagainya.

Hiruma duduk bersila diatas ranjangnya, disisilain anggotanya malah duduk lesehan dilantai menghadap langsung kearahnya.

Setelah menjelaskan mekanisme berbagai kegiatan yang akan mereka lakukan dikota ini Manager-pun lekas membagikan selebaran kepada seluruh anggota Deimon Devil Bats.

Semua orang menerima dan segera membacanya...

"Apakah mataku yang salah atau apa?" Togano yang telah selesai membaca menggelengkan kepalanya. "KENAPA BANYAK KATA LATIHAN DISINI? DAN... DAN..." Kedua mata dan mulutnya seolah berhenti beroperasi.

"Setiap sore pukul 16,00 kita semua harus ada di lokasi kontruksi..." Jumonji melotot memperhatikan huruf-huruf yang terkandung didalam selebaran itu.

"INI OMONG KOSONG!" Kuroki berteriak frustasi ketika selesai membaca selebaran itu. "KENAPA KITA HARUS BEKERJA DI KONTRUKSI!?"

"Karena kita berhutang dana untuk melakukan kegiatan ini." Hiruma menjawab sekenanya, dia tidak peduli dengan seluruh pasang mata yang saat ini mendelik kearahnya.

"KALAU BEGITU KAU TIDAK PERLU MEMAKSA KAMI MENGIKUTIMU!" Trio Ha-Ha Sankyodai berteriak frustasi.

"Nfufufufufufu~" Hiruma hanya terkekeh sadis tanpa ada maksud untuk menanggapi teriakan frustasi itu.

Disisilain, semua orang nampakanya mengalami hal yang sama dengan trio Ha-Ha Sankyodai, mereka hanya bisa berkedip tanpa bisa menyanggah kediktatoran yang dilakukan oleh Hiruma.

"Ini tidak masuk akal max! Kita sedang ada di Neraka!" Monta menangis Anime. "Aku kira kita disini bisa sedikit bersenang-senang, max!"

"Eh, tapi tunggu dulu, aku membaca tentang Ojou White Knight disini!" Sena tampaknya lebih tanggap dengan selebaran itu, kedua matanya cukup teliti dari yang lain sehingga dia mampu mendapati sesuatu yang aneh selain kabar kesengsaraan yang dicantumkan paling bawah selebaran.

"Mereka akan membantu membentuk tim Deimon Devil Bats untuk sedikit lebih profesional, selebihnya aku akan menjelaskannya besok. Dan..." Hiruma memompa senapannya dan langsung mengarahkannya kesetiap orang. "...Pukul 21,00 aku ingin kalian semua sudah tidur, karena besok kita akan memulai wisata kita mengunjungi Neraka dunia!"

Drararararararara...

Bersamaan dengan Hiruma yang menyulut pelatiknya seluruh orang yang tadi terduduk dihadapannya langsung berhamburan meninggalkan kamar Hiruma, mereka akan kembali ke kamar penginapan mereka masing-masing.

Dengan Naruto, Monta dan Sena. Mereka tiba di kamar penginapan dengan nafas terengah, bukti dari rasa tak berdaya menghadapi tingkah polah Hiruma yang super duper nyeleneh.

"Apa setelah ini kita akan (Lagi-lagi) tertindas?"

"Entahlah, dia selalu memiliki beberapa pemikiran yang aneh, dan aku bisa menjamin jika salah-satu diantara kita pasti tidak akan bisa memprediksinya!"

"Oh, menurutmu bagaiman-"

BANG!

Perbincangan mereka terpotong oleh suara ledakan yang menghancurkan dinding kamar penginapan.

Dinding hancur itu memunculkan sebuah monitor dengan tampilan Jam digital yang menunjukan waktu telah menginjak tepat pukul 21,00.

Tampilan monitor berkedip mati dan sepersekian detik kemudian hidup kembali memunculkan wajah Hiruma yang menyeringai seram.

Tidak sampai disitu, berbagai senapan keluar dari sisi monitor, masing-masing senapan itu menunjuk langsung kepada Sena, Monta maupun Naruto.

"Ini Jam 21,00?"

"Kenapa secepat ini, max?!"

Ketiga penghuni kamar itu berhamburan langsung mengeluarkan Futon dari lemari, dan tanpa mengganti pakaiannya dengan piama merekapun langsung tertidur diatasnya.

"Zzzz..."

-Line Break!

Keesokan harinya, setelah lari pagi tim Deimon Devil Bats berkumpul disebuah lapangan sepakbola yang tidak jauh dari lokasi penginapan.

"Su- Sugoi..."

"Bagaimana ini bisa ada disini?"

Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan tempat ini, tentu saja selain di sepertiga lapang (Tersusun) dipenuhi beberapa set meja-kursi dengan papan tulis yang teronggok gagah tepat dihadapan set meja-kursi tersebut.

Itu seperti sebuah kelas terbuka.

Berselang beberapa menit Hiruma datang membawa sebuah kelompok besar berseragam latihan berwarna putih.

"Itu Ojou!"

"Apa yang dia lakukan? Kenapa dia membawa mereka kesini?"

"Apakah kita akan bertanding melawan mereka?"

"Sudah cukup bertanya-tanyanya Teri-sialan!" Hiruma menyela bisik-bisik anggotanya, mengokang senjatanya dia kembali berseru. "Semuanya cepat isi set maja-kursi tersebut, disini kami ingin memulai pelajaran!"

Tidak menunggu waktu lama set meja-kursi terisi penuh oleh anggota Deimon Devil Bats maupun Ojou White Knight yang ikut bergabung.

Hiruma dan Takami masih berdiri, mereka berdua melangkah maju dan berhenti tepat didepan papan tulis.

"Disini kami telah membuka sebuah kesepakatan..." Hiruma memulai. "...Ojou White Knight akan membantu mengajar tim Deimon Devil Bats untuk mendalami bagaimana cara bermain Amefuto, dan disisilain Ojou ingin mendapatkan beberapa mekanisme untuk membuka aliran Qi mereka!"

"Maksudmu kami akan saling mengajarkan?"

"Ya."

Setelah itu terjadi murmur yang terdengar dari masing-masing kedua tim.

"Jika apa yang kemarin dikatakan Naruto benar, bagaimana jika monster (Shin) itu bisa menggunakan ini?"

"Aku hanya mengalahkannya sekali, setelah ini pasti tidak akan mudah untuk kembali mengalahkannya!"

"Kami harus mengajarkan mereka bermain profesional? Apakah ini omong kosong?!"

"Tidak seharusnya kita membantu rival kami!"

Deimon Devil Bats sangat menyayangkan kesepakatan itu, menurutnya dengan Ojou yang membuka akses menuju Qi pasti akan membuat mereka semakin kuat. Begitupula dengan beberapa anggota Ojou, mereka berpikir dengan Deimon yang masih berupa tim amatir saja sudah sekuat ini, kalau bisa mereka ingin Deimon tidak memiliki akses tentang cara-cara bermain Amefuto.

"Sialan, itu sudah cukup!" Hiruma meledak dan menunjuk satu persatu individu yang mengemukakan keengganannya secara terus terang. "Kami akan bertanding di Final, jadi jika salah-satu dari kami menang dengan sangat mudah permainan itu tidak akan menarik lagi!"

Takami mengangguk sembari membenarkan letak kacamatanya. "Sekolah yang saling bertetangga dan bermain di Final dengan intensitas tinggi tentu akan menghasilkan sebuah Euforia yang tidak ada duanya."

Hiruma menyeringai menanggapi pernyataan tersebut. "Jadi, apakah kita sepakat?"

"Ya."

Setelah itu kedua ahli strategy tersebut memulai pelajaran, Takami menjadi orang pertama yang menjelaskan tentang permainan Amefuto. Dimulai dari sejarah, lapangan permainan, lamanya pertandingan, pergerakan bola, Kick-of+pelanggaran, dan terakhir dengan komposisi pemain yang digunakan dalam permainan Amefuto.

"...Teknik memegang dan melempar bola." Takami mengambil satu bola Amefuto, menggenggamnya ditengah jaitan dan menunjukannya keseluruh murid-muridnya. "Disini, simpan jari tengah di ujung jaitan sebelah kiri, jari kelingking di ujung jaitan kanan dengan jempol dan jari telunjuk sebagai dorongan untuk melempar bola (Jika memakai tangan kanan)."

"Teknik berlari dan mempertahankan bola." Takami melanjutkan dengan teknik untuk berlari ala Amefuto. "Teknik berlari yang digunakan oleh pemain Pro adalah dengan sedikit menjinjitkan kaki ketanah, atau sedikit menekuk untuk membuat tolakan menuju langkah selanjutnya." Takami memperagakan itu sembari sedikit berjongkok dan berjalan dengan menjinjitkan kakinya bergantian.

"Apakah teknik berlari sangat berpengaruh dalam permainan ini?" Sena bertanya.

"Teknik berlari seperti ini akan membantu memudahkan kedua kaki kita melangkah ke tujuan yang selanjutnya." Takami mulai menjelaskan. "Sebagai contoh, ketika kita sedang dijadikan target tackle, dengan teknik seperti ini kita akan sedikit mudah untuk membuat keputusan dimana tepatnya kita harus mengelak."

"Sampaikan kepada Eyeshield 21, teknik berlari seperti ini akan membantunya sedikit mempengaruhi waktu yang dia hasilkan selama ini!" Hiruma menyelinap masuk, dia mengatakan itu sembari cekikikan tidak jelas.

Sena membelakak, otaknya langsung memproses informasi tersebut. 'Apakah benar?'

"Selanjutnya teknik mempertahankan bola, kau bisa memeluk bola seperti ini..." Takami mempergakan, kedua tangannya memeluk bola didadanya. "...Atau seperti ini!" Dia kembali memperagakan, kali ini dia memakai satu tangan dan menempatkan bola diantara ketiaknya.

Hiruma kembali menyelinap masuk. "Sampaikan kepada Eyeshield 21, dengan teknik satu tangan dia bisa berlari sambil menyerang lawan-lawannya!"

Takami mulai mengerutkan kening, pikirannya seolah mulai membunyikan alarm bahaya karena membuka satu-persatu akses untuk membuat Eyeshield 21 semakin lebih kuat.

Menggelengkan kepalanya Takami kembali melanjutkan. "Selanjutnya aku akan menjelaskan tentang Rute." Dia memulai. "Rute adalah pola atau jalur yang bisa digunakan untuk membuka jalan masuk ke pertahanan lawan, dan Rute biasanya dijalankan oleh pemain yang beposisi sebagai Wide receiver."

"Ini giliranku, max!" Mendengar kata Receiver Monta langsung berdiri dan berseru dengan semangat yang berkobar-kobar.

"Ehem!" Mendengar deheman Takami Monta langsung menggaruk tengkuknya canggung dan kembali duduk untuk mendengarkan pelajaran selanjutnya. "Ada beberapa Rute yang digunakan di permainan Amefuto, diantaranya..." Takami mulai menjelaskan tentang beberapa Rute Slant, Flat, Comeback, Curl, Cut/Drag, Corner, Poat dan Fly.

Selesai menjelaskan mekanisme bermain Amefuto Takami melanjutkannya ke beberapa istilah dalam permainan Amefuto, dimulai dari Blitz/Sack dan seterusnya.

Dua jam kemudian, Takami merasa sudah menjelaskan segalanya yang dia tahu, selanjutnya Takami mengakhirinya dengan membagikan buku panduan untuk masing-masing anggota dari Deimon Devil Bats.

Setelah pelajaran ini dia rasa mereka harus mengaplikasikannya kedalam beberapa praktek pelatihan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxTO BE CONTINUEDxxxxxxxxxxxxxxxxx

Esya tidak berencana memasukan Chara dari Anime Naruto, Esya lebih memilih untuk meng- Upgarde lawan-lawan yang akan dihadapi dimasa depan.

Untuk Chapter kemarin Esya memang sengaja memotong adegan pertandingan, Esya rasa pertandingan itu tidak perlu berlama-lama sehingga menyebabkan membludaknya rantaian kata yang entah bagaimana Esya harus menulisnya. Jika satu pertandingan Esya kabarkan sedetail mungkin, Esya yakin pasti ini akan menhabiskan setidaknya 5 Chapter. Enjoy! -_-v

Esya mengapresiasi segala dukungan yang datang, dan Esya sangat menghargai untuk kalian yang tidak bosan-bosannya mengingatkan Esya tentang Update lewat Reviews, terimakasih!