Prolog
.
Sraaaaashh~
Di sebuah kuburan yang sepi dengan hujan yang deras, terlihat sosok bocah berambut pirang tengah memandang kosong dua batu nisan di depannya sambil memegang lengan boneka rubah yang tampak usam.
" Tou..-san... Ka-a...-san " gumam bocah tersebut terputus-putus.
Di belakang bocah tersebut terlihat sosok perempuan seusianya tengah berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa tidak peduli keadaan dirinya.
" Naruto-kun! Naruto-kun! " teriak bocah tersebut berusaha menggapai bocah bernama Naruto tersebut, namun dirinya tidak pernah bisa menggapainya seolah dirinya semakin menjauh darinya.
" Naruto-kun! Naruto-kun! " teriak perempuan itu berusaha menggapai Bocah tersebut namun Bocah tersebut semakin jauh hingga tak terlihat dan secara tiba-tiba kegelapan menutupi pandangan perempuan tersebut.
" NARUTO-KUN! "
.
Disclaimer :
Naruto Masashi Kisimoto
High School DxD Ichiei Ishibumi
Summary : Namikaze Naruto, sosok pemuda yang ceria harus mengalami penyakit 'Autisme' karena sebuah kejadian yang terduga namun memiliki Kegeniusan di atas rata-rata, beberapa orang datang mendekat memberinya pencerahan dan memberinya uluran tangan, namun... Apakah itu bisa bertahan lama?
Autisme? Or Genius?
Pair :
Naruto x ...
Genre : Adventure, Fantasy, Romance, Comedy, Little Humor, Slice of Life, Echhi, DLL
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, Jutsu Buatan sendiri, Alur berantakan dan Lain-lain, Smart!Naru, Autis!Naruto.
" Naruto " berbicara
' Naruto ' batin
[" Naruto "] Sacred Gear berbicara
[' Naruto '] Sacred Gear berbicara batin.
.
Chapter 1 : Sekolah
.
Senin, 14 Mei 2018
Sebuah Kediaman
06.00 AM
.
" NARUTO-KUN! " teriak perempuan berambut Indigo terbangun dari tidurnya, bahkan orang di sampingnya terkejut hingga jatuh dari kasur " Hah.. Hah.. Hah.. " nafas perempuan itu terengah-engah
' Mi-Mimpi itu lagi ' batin perempuan itu sambil mengusap wajahnya " I-Ittette, ada apa denganmu? " tanya orang yang jatuh dari kasurnya sambil mengusap kepalanya yang sakit.
" Tidak... Tidak ada apa-apa " jawabnya lirih, Orang atau bisa di bilang perempuan yang jatuh dari kasur melihat tingkah perempuan di depannya hanya bisa menghela nafasnya.
" Ini sudah ke 100 kalinya aku mendengar jawaban yang sama, apa kau tidak bisa melupakannya? " tanya Perempuan itu lagi " Bagaimana mungkin... Itu sungguhlah mustahil kau tahu " jawabnya membuat perempuan itu hanya tersenyum canggung
" Benar juga ne "
" Sebaiknya kita bangun dan membersihkan rumah ini, karena kita akan mengantarnya untuk masuk sekolah saat " ucap perempuan berambut indigo bangun dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi.
Srushh~
Perempuan itupun membasuh wajahnya dengan air lalu menatap pantulan dirinya ' Kenapa... Kenapa harus Naruto-kun yang mengalaminya... ' batin Perempuan tersebut ' Dia... Dia bahkan belum mengetahui apa-apa, tapi kenapa orang sebaiknya harus menerima ini... '.
Brak!
Dengan keras perempuan itu memukul cermin di depannya hingga retak " Sialan! "
.
Di pagi yang cerah dengan hembusan angin yang lembut, di sebuah kediaman yang cukup besar tepatnya bagian dapur terlihat dua perempuan berbeda warna rambut saat ini tengah sibuk melakukan Aktivitas rumah mereka seperti bersih-bersih, mencuci dan memasak.
Perempuan pertama memiliki rambut Indigo dengan Mata seperti mutiara, tengah memasak makanan dengan lincahnya di dapur, dan perempuan kedua memiliki Rambut Hitam panjang dengan telinga kucing dan juga dia memiliki ekor seperti kucing, mata perempuan itu berwarna emas, yang terkesan mirip kucing jika saja dia bukan bentuk manusia, perempuan tersebut dengan telaten membersihkan ruangan di rumah yang dia injakan kaki saat ini dengan alat-alat kebersihan di rumah tersebut.
" Ohayo~ " Dua perempuan itu mengalihkan pandangan mereka ke arah tangga dekat mereka di mana terlihat pemuda yang terlihat 12 tahun tapi sebenarnya 16 tahun datang ke arah mereka dengan mata terpejam sambil memeluk Boneka Rubah seolah itu adalah benda yang menghangatkan tubuhnya dari hembusan angin yang memasuki Jendela.
" Ohayo Naru-kun, ada apa? Apa kau butuh sesuatu? " tanya Perempuan berambut hitam sambil mendekati pemuda tersebut " Lapar? " jawabnya
" Tunggu sebentar ya Naruto-kun, Sebentar lagi juga matang " Ucap Perempuan berambut indigo sambil melanjutkan memasaknya " dan untuk sekarang Naruto-kun sebaiknya mandi dulu dan bersiaplah karena Naruto-kun kan akan sekolah? " lanjutnya.
" Sekolah? " tanya pemuda itu sambil memiringkan kepalanya " Tempat di mana Hinata-chan dan Aku selalu pergi hingga sore Naru-kun, sekarang kau akan ikut bersama kami jadi Naru-kun tidak perlu sendiri lagi di rumah " jawab perempuan berambut hitam sambil mengelus rambut pirang acak-acakan pemuda tersebut dengan lembut.
" Memang apa saja yang di lakukan Kuroka-chan dan Hinata-chan hingga sore? Apakah kalian bermain sesuatu di sana? " tanya pemuda itu polos, dua perempuan bernama Hinata dan Kuroka itu saling berpandangan, Main?.
Maa~ mungkin untuk menjawab satu kata itu di sekolah cukuplah sulit untuk orang seperti Naruto, kenapa? Jawaban pertama jika di tanya oleh orang-orang di sekolah pasti menuju satu kata yaitu seks, apa salah? Jepang merupakan Kota di mana Seks paling banyak terjadi tak peduli dimanapun tempatnya mau umum, ataupun privat.
Lalu kegiatan Club? Memang terdengar wajar, tapi mereka tidak ada ikut kegiatan Club dan juga mereka tidak mungkin mengatakan itu karena bisa saja Naruto meminta ikut dan ternyata mereka tidak ada di Club itu, akan semakin ribet.
Lalu Belajar? Lebih terdengar wajar, tapi... Ada masalah dari kata itu yang artinya mempelajari ilmu pengetahuan, mendapatkan Ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Tapi jika tidak ada guru apa yang akan terjadi saat di kelas? Pasti seluruh murid akan ribut, ayo~ apa benar seperti itu? Jangan bilang tidak loh.
" Belajar tentu saja " Jawab Kuroka pada akhirnya " Belajar? Belajar seperti apa? " tanya Naruto lagi.
" Bagaimana jika kita membicarakannya sambil mandi bersama? " ajak Kuroka sambil tersenyum menggoda.
Pletak!
" Ittai! " ringis Kuroka ketika kepalanya di pukul sendok sup oleh Hinata " Are? Kenapa Hinata-chan memukul kepala Kuroka-chan " tanya Naruto lagi tapi dengan materi yang berbeda.
" Bu-kan masalah apapun " ucap Hinata sambil menarik kedua pipi Kuroka, Kuroka yang di perlakukan seperti itu membalas Hinata " Apa maksudnya ini hah! Kau ingin mencemari otak polosnya! " tanya Hinata.
" Mana mungkin aku hanya ingin membasuh tubuhnya saja! " balas Kuroka " Aku tidak percaya kau pasti memiliki tujuan lain! ". Naruto tidak mendapat jawaban melainkan tontonan pertengkaran kecil hanya terdiam beberapa saat sebelum menatap boneka rubahnya.
" Ne, Kyuu-chan bagaimana kalau kita mandi? " ajak Naruto sambil meninggalkan dua perempuan yang masih asyik bertengkar.
.
Setelah mandi dan mengenakan pakaian sekolah, Naruto duduk tenang di meja makan dengan wajah polos karena melihat Kuroka dan Hinata tengah duduk dengan raut cemberut " Ne-Ne, Kenapa kalian mengembungkan pipi kalian? Apa kalian sudah makan? " tanya Naruto polos.
" Bukan Apa-Apa, dan juga kami belum makan apapun " balas Mereka lalu memakan makanan mereka dengan wajah cemberut " Ne Kyuu-chan apa kau ingin makan juga? " tanya Naruto polos pada boneka rubah yang selalu dia peluk.
Boneka Rubah yang di tanya hanya diam, tentu saja karena dia Boneka, benda mati. " Benar sekali, Karena yang memasakannya adalah Hinata-chan dan Kuroka-chan yang cantik saat ini " lanjut Naruto dengan pujian polos meluncur dari bibirnya.
Blush~
Wajah Hinata dan Kuroka merona ketika pujian polos meluncur mulus dari bibir Naruto " Um? Ada apa dengan wajah kalian? Wajah kalian memerah? " tanya Naruto polos " Bu-Bukan apa-apa " balas mereka salah tingkah
Naruto yang melihat itu berkedip beberapa saat dengan tanda tanya di kepalanya hingga akhirnya Naruto memutuskan untuk memulai sarapannya " Baiklah! Ayo kita makan bersama! " ucap Naruto dengan senyum ceria.
Hinata dan Kuroka yang melihat tingkah Naruto hanya bisa tersenyum lirih terutama Hinata. Kuroka yang menyadari raut wajah Hinata yang sedih menepuk pundak Hinata " Jangan terlalu di pikirkan Hinata-chan, mungkin ini sudah takdir dari Kami-sama " ucap Kuroka menenangkan Hinata.
" Tapi... " gumam Hinata " Jangan memasang wajah seperti itu atau nanti Naru-kun akan mengalami Trauma " nasehat Kuroka, Hinata yang mendengar itu menghapus jejak air matanya sambil melirik Naruto yang makan bersama Bonekanya, dia bisa melihat wajah ceria Naruto yang menyuapi bonekanya walau boneka tersebut benda mati.
Jika kalian bertanya kenapa Naruto seperti itu? Maka jawabannya adalah satu, Autisme.
Hinata Pov
Namaku Hyuuga Hinata, percaya atau tidak aku adalah Ras Iblis, Teman masa kecil Naruto-kun yang memiliki nama lengkap Namikaze Naruto dia adalah Ras Manusia biasa, dia mengalami Autisme sejak umurnya 8 Tahun, itu karena dia melihat orang tuanya meninggal di depan matanya dan rumahnya telah di bakar, hanya tersisa Naruto-kun saja dari kejadian tersebut.
Kejadian tersebut membuat Naruto-kun Trauma hingga dia kehilangan sifat manusianya, karena tidak ada keluarga lagi selain keluargaku yang dekat dengan Keluarga Naruto-kun, Ayahku menampung Naruto dan merawat Naruto-kun.
Naruto-kun juga putus sekolah semenjak itu dan mulai masuk kembali hari ini, dan juga aku dan Naruto-kun di rumah ini karena permintaanku, bu-bukan berarti aku ingin tinggal selamanya dengan Naruto-kun. ( Dengan lahap Hinata memakan makanannya dengan pipi merona )
Walaupun Naruto-kun mengalami Autisme, Naruto-kun juga orang yang jenius jika sudah mempelajari sesuatu dalam waktu singkat walau terkadang dia bisa lupa 2-3 hari setelah dia pelajari, Dia Baik, Polos, dan Murah senyum. Itulah sifat unik Naruto-kun, Dia Autis tapi Pintar, dan itulah yang aku suka dari dia walau dia memiliki kekurangan ( pipi Hinata Merona )
Tapi karena sifatnya itu ( Mata Hinata melirik Kuroka yang makan dengan tenang dengan tajam )
.
Hinata Pov end
.
Kuroka Pov
.
Namaku Toujou Kuroka, percaya atau tidak aku adalah Yokai Kucing, aku adalah Teman Naru-kun, aku bertemu Naru-kun saat aku di kepung oleh Iblis Liar, Ah sebelum itu biarkan aku menjelaskan lebih dulu, Di Tempat ini terdapat beberapa Ras seperti diriku yang merupakan Yokai, yaitu Akuma, Da-Tenshi, Tenshi dan Iblis Liar.
Waktu itu Naru-kun menyelamatkanku dari Iblis Liar dengan cara yang membuatku ingin tertawa setiap mengingatnya di mana Naruto menantang Dua Iblis Liar bermain Shogi dan Anehnya Dua Iblis Liar itu menyetujuinya dan hasilnya Dua Iblis Liar itu kalah dari Naruto beberapa kali padahal mereka tahu Naruto mengalami Autisme tapi tetap saja kalah hingga salah satu dari mereka berniat membunuh Naruto, Maa~ entah karena apa tiba-tiba tiang listrik jatuh dan menimpa dua iblis liar itu hingga mati. Mengingatnya membuatku ingin tertawa.
Setelah itu aku mendekatinya dan bertanya kenapa dia menolongku, dan dia bukan menjawab melainkan bertanya " Apa yang kau lakukan di tempat sepi seperti ini? Apa kau tidak ada teman? "
Aku sebenarnya juga bisa di bilang Iblis Liar karena Tuanku membuangku, tapi dia berkata " Kalau begitu maukah kau menjadi temanku? " mendengar itu darinya membuatku senang setengah mati karena ada yang mau berteman dengan orang sepertiku, tapi ( Lirik Kuroka ke arah Hinata yang meliriknya juga )
.
Kuroka pov End
.
' Kenapa Naru-kun/Naruto-kun harus berteman dengan orang sepertinya ' batin Kuroka dan Hinata bersama sambil melempar tatapan tajam.
" Ah, Aku bisa melihat percikan petir " celetuk Naruto polos
.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, merekapun bersiap berangkat ke sekolah sambil berjalan kaki, Naruto yang menunggu Hinata di luar bersama Kuroka tidak menyadari jika ada seseorang di belakangnya hingga...
Twoooeeett!
Tubuh Naruto menjengit dan langsung lari dan bersembunyi di punggung Kuroka dengan tubuh bergetar ketakutan, Kuroka yang melihat Naruto ketakutan menatap siapa sang pelaku di mana sang pelaku saat ini tertawa cekikikan.
Note : Kuroka bisa menghilangkan Telinga dan Ekornya di sini
" Hanabi-san, Bukankah sudah keterlaluan melakukan itu terhadap Naru-kun! " bentak Kuroka " Hihihi, Maaf-Maaf, hanya saja sudah lama aku tidak melihat Naruto-nii jadi aku ingin menjahilinya sedikit " balas pelaku bernama Hanabi sambil mendekati Naruto yang masih ketakutan.
" Ne Naruto-nii ini Aku Hanabi adiknya Hinata-nee, maaf ne mengagetkanmu " ucap Hanabi sambil menjulurkan lidahnya tak bersalah, Naruto dengan takut-takut menoleh Ke arah Hanabi " Ha-Hanabi? "
" Um "
Bletak!
" Ittai! " ringis Hanabi ketika kepalanya merasakan pukulan yang menyakitkan " Apa yang telah kau lakukan pada Naruto-kun, Hanabi? " tanya Hinata dengan aura hitam di belakangnya.
Naruto yang melihat itu semakin ketakutan membuat Hinata tersadar dan langsung masuk ke mode lembut " Apa kau baik-baik saja Naruto-kun? " tanya Hinata.
" Tentu saja Baka, Adikmu itu hanya mengejutkannya saja " bukan Naruto yang menjawab melainkan Kuroka yang membuat Hinata mendelik ke arahnya, Kuroka yang di delik membalas delikan Hinata hingga beberapa menit hingga mereka tersadar bahwa Naruto dan Hanabi sudah tidak ada.
" Sampai ketemu di Sekolah Hinata-nee, Kuroka-san! " mereka berdua bisa melihat Hanabi tengah menarik tangan Naruto sambil melambaikan tangannya ke arah mereka dari jauh.
Dua perempuan yang di tinggal itu terdiam sebelum melempar tatapan tajam satu sama lain dan berikutnya... Bisa kalian tebak sendiri.
.
Kuoh Gakuen
.
Kuoh Gakuen, seperti itulah nama sekolah yang saat ini di tatap oleh Naruto dengan wajah senang tak terkira karena akhirnya dia sekolah, Hanabi yang melihat tingkah Naruto seperti hanya anak kecil hanya terkekeh kecil.
Bletak!
" Ittai! " ringis Hanabi ketika merasakan Jitakan di kepalanya untuk kedua kalinya, Hanabi menatap siapa yang menjintaknya hingga dia bisa melihat Kuroka dan Hinata yang menatapnya dengan aura hitam yang menakutkan.
" Ah, Kuroka-chan, Hinata-chan kalian lama sekali, habis dari mana saja? " tanya Naruto.
Grek!
" Are? " gumam Naruto ketika dirinya di tarik oleh Kuroka dan Hinata meninggalkan Hanabi yang masih mengelus kepalanya yang sakit " Ne Kenapa kalian menarikku? Dan kita mau ke mana? ".
Ruang Kepala Sekolah
" A-A-Ano.. A-Anoo " Gumam Naruto ketakutan ketika Kepala Sekolah di depannya menatapnya dengan pandangan intimidasi, Sementara Kuroka dan Hinata menunggu di belakang Naruto dengan perasaan campur aduk.
Gelisah karena Naruto ketakutan dan Marah karena membuat Naruto ketakutan. Tapi ingatlah dia itu guru loh -_-.
" Jadi dia murid baru bernama Namikaze Naruto itu? " gumam Kepala Sekolah sambil menatap lekat Naruto, Naruto yang di tatap lekat menutup wajahnya dengan boneka Kyuu nya yang selalu dia peluk, Kepala sekolah itu membaca data Naruto kembali hingga bibirnya mendesis sesaat " Apa dia tidak bisa melepaskan bonekanya itu? " tanya Kepala Sekolah, Hinata yang mendengar itu mendekati Kepala sekolah dan membisikkan sesuatu hingga sang kepala Sekolah tersentak.
" Jadi begitu... " gumam Kepala Sekolah " Namikaze Naruto " Panggil sang Kepala Sekolah.
" Ha-Ha'i! " balas Naruto tergagap sambil menurunkan Bonekanya " Kau akan sekelas dengan Hyuga-san dan Toujou-san dan Kalian berdua antar dia ke kelas kalian karena pembelajaran sudah di mulai " ucap sang kepala Sekolah.
" Baik " Ucap Hinata dan Kuroka lalu berjalan keluar sambil menarik tangan Naruto yang masih kebingungan " Sekelas? Apa itu? " tanya Naruto dengan wajah ingin tahu.
" Artinya di mana kita akan belajar bersama, jadi Naruto-kun tidak perlu khawatir merasa sendirian lagi "
Naruto yang mendengar penjelasan Hinata tersenyum lebar " Asik! Aku bisa sekelas dengan Kuroka-chan dan Hinata-chan! " Kuroka dan Hinata hanya bisa tersenyum ketika melihat tingkah Naruto namun setelah itu Kedua perempuan itu memasang wajah datar karena rintangan untuk kesabaran mereka ada di depan sana.
.
Class XI-A
.
" A-Anoo... Etto... " gumam Naruto bingung, saat ini dia berdiri di depan kelas dengan 39 Orang memerhatikannya termasuk Hinata dan Kuroka dan di suruh memperkenalkan dirinya " Silahkan Namikaze-san, perkenalkan dirimu " ucap sang guru berusaha sabar karena Naruto lama sekali memperkenalkan dirinya.
" N-Namaku, N-Namikaze Naruto s-salam kenal minna-san " ucap Naruto memperkenalkan dirinya dengan canggung membuat semua di sana berbisik-bisik kecuali Kuroka dan Hinata.
" Baiklah semuanya dengarkan, Namikaze Naruto adalah orang yang mengalami penyakit mental atau Autisme jadi aku harap kalian berteman baik dengannya ya " ucap Sang Guru sambil menepuk pelan pundak Naruto.
" Sensei, Kenapa orang sepertinya harus sekolah di sekolah ini? " tanya Salah satu Murid " Karena... " gumam Sang Guru sambil membaca lembaran kertas lalu melirik ke arah Naruto yang tampak memasang wajah polos sambil memeluk Boneka beruangnya.
" Baiklah Namikaze-san, bisakah kau menjawab soal ini sebelum kau duduk? Naik ke Bukit dengan sebilah Kayu,
Panasnya terik ketika mendakinya.
Sampai puncak Adem Ayu
Kupejamkan mataku menikmatinya
Kau tahu apa arti lain dari pantun tersebut? " tanya Sang Guru, semua murid yang mendengar itu menaikkan sebelah alis mereka, arti lain? Apa yang bisa di arti lainkan jika menaiki bukit? Gunung?
" Etto... Bukit dan Puncak artinya Surga, Kayu adalah penghapusan Dosa, Panas adalah Neraka. Bukankah.. Artinya jika ingin mencapai Surga kita harus menghapus Dosa Kita dulu ? " tanya Naruto lagi. Sang Guru yang mendengar itu sedikit terkejut karena Naruto bisa menjawabnya.
" Benar sekali, dan Dari mana kau mendapat jawaban itu? " tanya Sang Guru penasaran " Unn~ A-Are? " gumam Naruto seperti melupakan sesuatu " Di mana ya? " tanya Naruto balik dengan polos sambil memiringkan kepalanya.
' Di-Dia ini Autis atau Jenius? ' batin Semua di sana kecuali Hinata dan Kuroka
" Ne Buchou? " panggil perempuan berambut hitam di ikat Pony Tail sambil melirik Perempuan berambut merah yang menatap lekat Naruto " Apa Kau ingin mengincarnya? Walau dia seperti itu? " tanyanya.
" Mungkin saja, lagi pula Kepintarannya sepertinya sangat cocok untuk kelompok kita " jawab perempuan tersebut dengan ambisi yang kuat.
.
Ting~ Tong~ Ting~ Tong~
Naruto yang mendengar suara bel menaikkan sebelah alisnya lalu menatap Ke arah Hinata dengan wajah penasaran " Ne Hinata-chan, tadi itu suara apa? " tanya Naruto
" Bel pertanda Istirahat, artinya seluruh murid beristirahat dengan mengisi perutnya mereka selama 30 menit " Jawab Hinata membuat Naruto berkedip beberapa kali " 30 Menit? Apa bisa perut kita menampung makanan yang kita makan sampai 30 Menit? " pertanyaan polos Naruto hampir membuat Kuroka yang minum air menyemburkan minumannya karena ingin tertawa akan pertanyaan polos Naruto layaknya candaan.
" Mou~ Bukan seperti itu " cemberut Hinata " Maksud Hinata-chan adalah Kita memang beristirahat 30 Menit tapi tidak semua 30 Menit itu di gunakan untuk makan saja, Terkadang jika masih ada sisa waktu istirahat semua murid akan melakukan aktivitas seperti membaca buku di perpus, Bercanda, Ke kelas ini, itu begitu maksudnya " jelas Kuroka yang ada di samping Kanan Naruto.
" Begitu " Gumam Naruto " Baiklah karena sudah istirahat bagaimana jika kita makan bersama? " ajak Hinata sambil mengeluarkan Kotak bekalnya begitu juga Kuroka
" Are? Punyaku mana? " tanya Naruto dengan telunjuk di dagunya " Fufu~ Karena hari ini Spesial maka Naruto-kun boleh makan bekalku bersamaku " ucap Hinata.
Brak!
" Cotto! Apa maksudnya ini hah?! " tanya Kuroka sambil menggebrak meja yang mereka satukan, Naruto yang di dekat mereka langsung ketakutan ketika Kuroka menggebrak meja di dekatnya.
" A-Ano.. E-Etto " gumam Naruto ketakutan.
" Heh~ Apanya? Apa salah aku membagi bekalku bersama Naruto-kun? " tanya Hinata polos " Mungkinkah Kau cemburu? " tanya Hinata dengan senyum meremehkan.
Twich!
" H-Heh! Siapa yang cemburu dengan Orang yang selalu menyelinap seperti maling ke kamar Naru-kun " balas Kuroka dengan alis berkedut.
Twich!
" Hoho~ Apa maksudmu Kucing Garong? " tanya Hinata dengan alis berkedut.
" KAU YANG APA SADAKO!? "
" KAU YANG APA KUCING GARONG!? "
" uwawawawa~ " gumam Naruto dengan mata berlinang ingin menangis ketika dua perempuan di sisi kiri dan kanannya saling berteriak marah walau bukan untuknya.
" Naruto-nii " Dengan patah-patah Naruto menoleh ke samping dan terlihat Hanabi yang berjongkok seperti tengah bersembunyi " Hanabi? " Cicit Naruto.
" Ikuti aku " ajak Hanabi menarik Naruto dengan cepat pergi dari sana tanpa di sadari oleh Kuroka dan Hinata yang masih melempar tatapan tajam.
.
" Kau baik-baik saja Naruto-nii? " tanya Hanabi yang berjalan di samping Naruto yang tingginya setara dengan dirinya " A-Ah, Aku baik-baik saja kok Hanabi-chan " jawab Naruto.
" Ne Naruto-nii kau sudah makan siang? " tanya Hanabi, Naruto yang di tanya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya " Jaa~ Apa Naruto-nii ingin makan bersamaku? " ajak Hanabi, Naruto yang mendengar ajakan Hanabi sedikit ragu.
" Bo-bolehkah? " tanya Naruto sedikit ragu " Tentu saja, Ayo kita ke tempat yang aku suka " jawab Hanabi lalu menarik Naruto dengan lembut menuju suatu tempat
.
" Wahh! " seru Naruto dengan mata membinar ketika melihat pemandangan di depannya, saat ini mereka tengah berada di atas Atap Kuoh Akademi tempat Rekomendasi milik Hanabi " Sugoii~! " gumam Naruto
Hanabi yang melihat tingkah Naruto seperti anak kecil hanya terkikih " Ne Naruto-nii ayo kita makan siang bersama, sebentar lagi istirahat akan selesai loh " ucap Hanabi sambil menepuk-nepuk tempat di sampingnya agar Naruto duduk di sampingnya.
Naruto yang mendengar itu hanya menurut dan duduk tenang di samping Hanabi, Hanabi yang memegang sumpitpun mengambilkan nasi untuk Naruto dengan sumpitnya dan mengarahkannya ke mulut Naruto.
" Ayo buka mulutnya Naruto-nii " ucap Hanabi, Naruto yang mendengar itu membuka mulutnya menerima suapan Hanabi, Hanabi yang berhasil menyuapi Naruto tersenyum senang.
Brak!
" Hana... "
Byur!
Hanabi dan Naruto yang asyik makan harus mengalihkan pandangan mereka ketika melihat Hinata dan Kuroka yang berdiri di ambang pintu dalam keadaan basah kuyup.
" Are? Kuroka-chan, Hinata-chan kenapa kalian basah? Apa kalian habis mandi lagi? " tanya Naruto polos.
" Ha-Na-Bi... " suara Hinata berubah menjadi berat dengan aura biru mengelilingi tubuhnya
.
Other Place
.
Deg!
" Kau merasakannya Buchou? " tanya Perempuan berambut hitam di ikat pony tail dengan serius " Ya, Asalnya dari atap " balas Perempuan tersebut lalu berlari ke arah atap di ikuti perempuan di sampingnya.
.
NaruHanaHinaKuro Side
.
" Apa maksudnya ini? "
" Apa maksudnya? Apa salah jika aku ingin menghabiskan waktu bersama Naruto-nii untuk beberapa hari? Lagi pula ini untuk kebaikannya agar dia bisa melupakannya " jawab Hanabi santai, Hinata yang mendengar itu menurunkan Energinya yang bisa saja lepas karena Emosinya yang meledak.
" Hinata-nee tidak ingin dia mengingatnya bukan? " Hinata yang mendengar itu memasang wajah lirih, tentu dia tidak ingin Naruto mengingat kenangan yang bisa merusak jiwa Naruto kapan saja.
Kuroka yang memang sudah tahu akan kejadian yang di alami Naruto ikut memasang wajah lirih, dirinya juga tidak mau orang seperti Naruto yang sudah memasuki Autisme menjadi lebih gila lagi.
" Um, Mengingat apa? " tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya
Brak!
Pintu menuju tangga itupun di gebrak kembali memperlihatkan Perempuan berambut merah dan Hitam yang menatap tajam ke tempat mereka.
" Kalian.. " gumam Perempuan berambut merah menatap lekat Naruto, Hanabi, Kuroka dan Hinata " Are? Siapa? " tanya Naruto penasaran.
" Rias Gremory dan Akeno Himejima, kenapa kalian kemari? " tanya Hinata menatap tajam dua perempuan di depannya " Aku hanya merasakan sesuatu yang kuat saja, apakah itu berasal darimu Hyuuga Hinata? " tanya balik Rias menatap tajam Hinata.
Bhatsh! Bhatsh!
Dari punggung Rias, Akeno, Hinata, Kuroka dan Hanabi keluar sepasang sayap iblis menandakan mereka menunjukkan Identitas mereka, Naruto yang melihat itu menatap kagum akan hal itu.
" Sugoii! Ada sayap kelelawar di punggungmu Hanabi-chan! " ucap Naruto dengan mata membinar, Hanabi yang di puji seperti itu hanya bisa tertawa canggung " Saa~ Naruto-nii, ayo kita ke suatu tempat lagi, ada tempat yang ingin aku tunjukkan pada Naruto-nii " ucap Hanabi sambil mengenggam tangan Naruto lalu menghilang terisap lingkaran sihir berwarna biru
" Aku tahu kau berniat menjadikan Naruto-kun iblis bukan? Tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi " ucap Hinata dengan matanya yang perlahan mengeluarkan urat
" Apa hakmu Hyuuga? Dan juga bagaimana bisa kau bisa bersamanya Kuroka-san? " tanya Rias sambil melirik ke arah Kuroka yang berdiri tenang.
" Apa salah? Lagi pula bersama dengan dia ini cukup menarik. Lagi pula aku sudah menanggapnya sebagai Saudariku sendiri " balas Kuroka sambil melirik Hinata sesaat " Dan juga aku setuju dengannya, aku tidak akan membiarkan Naru-kun menjadi iblis dan menjadi anggota kalian " lanjut Kuroka.
" Kenapa? " tanya Akeno penasaran " Karena... " gantung Hinata sambil menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya.
" Bukankah kalian sudah tahu bahwa Naru-kun itu mengalami Autis, tapi kenapa kalian ingin menjadikan Naru-kun iblis? " tanya Kuroka menatap tajam dua perempuan di depannya " Aku bukan mencari orangnya melainkan kepintarannya, sepertinya dia cukup berguna di kelompokku " jawab Rias santai.
Grek!
Tanpa kedipan mata Rias sudah mencengkeram kerah Rias dengan tangan kirinya dan tangan kanannya telah terbungkus Api berwarna biru dengan bentuk Singa, Akeno yang ingin menyelamatkan Rias harus tertahan ketika Kuroka sudah di depannya dengan telunjuk di dahinya.
" Jika kau melakukan itu jangan salahkan aku akan menusuk jantungmu dengan Tanganku ini " ucap Hinata menatap dingin Rias yang tampak sedikit ketakutan " Naruto-kun bukanlah alat, dia adalah manusia yang masih memiliki hati yang polos, jika kau mempermainkannya dengan rencana licikmu agar kau bisa menang terus di Ranting Game, Jangan salahkan Aku, Adikku dan Kuroka-chan akan mencarimu dan membunuhmu " ucap Hinata dengan nada mengancam.
" Tapi Hinata-chan " Hinata yang mendengar Kuroka ingin berbicara melirik ke arah Kuroka " Bagaimana jika kita memberi mereka tantangan dalam permainan biasa yang di mainkan oleh Ras kita? " tanya Kuroka.
" Maksudmu Catur? " tanya Hinata dan mendapat anggukan oleh Kuroka " Tapi kenapa? " tanya Hinata meminta penjelasan " Kau ingat dari mana Naru-kun mendapatkan biaya untuk masuk sekolah ini bukan? " balas Kuroka memberi pertanyaan kembali.
Hinata terdiam beberapa saat sebelum mengingat sesuatu yang penting dari Naruto " Boleh juga " balas Hinata melepaskan cengkeramannya pada kerah Rias lalu menjaga jaraknya sambil menghilangkan api biru di tangannya.
" Kalau begitu besok aku menantang kau bermain catur dengan Naruto-kun, Jika kau menang kau boleh merekrut Naruto-kun, Tapi kami juga akan ikut bersama Naruto-kun, namun jika kau kalah apapun yang di minta Naruto-kun kau tidak boleh membantahnya " ucap Hinata memberi tantangan.
" Heh! Baiklah aku menerimanya " balas Rias tanpa ragu " kalau begitu besok, datanglah ke Ruangan Clubku dan kita bertanding di sana, di sana kita bisa bertarung dengan tenang " lanjut Rias.
" Baiklah, kami akan datang " jawab Hinata " Sebelum kami pergi bolehkah aku menanyakan sesuatu? " tanya Kuroka menatap serius Rias.
" Menanyakan apa? "
" Jika Naruto menjadi Anggotamu apa yang akan kau lakukan kepada Naru-kun? Apa kau akan menerimanya dengan baik? Dan juga jika kau memiliki perasaan terhadapnya apa yang akan kau lakukan? " tanya Kuroka.
" Aku akan memperlakukannya secara istimewa jika di perlukan, Menerimanya dengan baik? Aku rasa mungkin jika dia berguna, memiliki perasaan terhadapnya? Mustahil " jawab Rias tanpa ragu, Akeno yang mendengar jawaban Rias hanya menundukkan kepalanya, Hinata Yang mendengar itu mengepalkan tangannya ingin meninju wajah Rias tapi Kuroka menahannya
" jadi begitu. Kalau begitu aku beri peringatan padamu Rias-san, Naru-kun tidak bisa menerima perlakuan Istimewa, jika kau ragu menerimanya bersiaplah jika Naru-kun selalu menerimamu, dan jika rasanya mustahil memiliki perasaan terhadapnya maka yakinlah jika kau akan memiliki perasaan terhadapnya " ucap Kuroka lalu memunculkan Lingkaran sihir miliknya bersiap pindah ke tempat yang hanya di ketahui olehnya, Hinata dan Hanabi.
" Akeno-chan " panggil Hinata membuat Tubuh Akeno sedikit tersentak ketika mendengar suara Hinata " Kau sudah banyak berubah, Noma-chan " ucap Hinata lirih dan setelah itu Hinata dan Kuroka menghilang dari sana.
" Noma-chan? " beo Rias sambil melirik Akeno yang hanya diam " Bukan apa-apa " jawab Akeno lalu berjalan menjauh dari sana di ikuti Rias dari belakang.
.
Other Place
.
Sriing!
Di sebuah tempat yang di penuhi ladang bunga muncul sebuah lingkaran sihir yang memunculkan Kuroka dan Hinata, tak jauh dari mereka tampak Hanabi yang duduk sambil mengelus kepala Naruto yang berbaring di pangkuannya.
" Ah, Kuroka-nee, Hinata-nee, kalian lama sekali " ucap Hanabi menoleh ke arah Hinata dan Kuroka yang mendekati mereka.
" Bagaimana keadaan Naruto-kun? " tanya Hinata menatap Naruto yang terlelap di pangkuan Hanabi.
Twich!
Bletak!
" Ittai! " ringis Hanabi ketika kepalanya kembali di jitak oleh Hinata " Apa maksudnya ini Nee-chan, kenapa kau selalu memukul kepalaku?! " tanya Hanabi menatap tajam Kakaknya.
" kenapa aku memukul kepalamu adalah kenapa Naruto-kun harus tidur di pangkuanmu! " jawab Hinata sambil menatap tajam balik adiknya " Memang apa salahnya! " balas sang adik merasa tidak terima.
" Je-Jelas Saja salah! " balas Hinata sambil tergagap.
" Kau cemburu iyakan? " goda Hanabi.
" A-Aku tidak cemburu! "
" hehh~ Kau tidak bisa membohongiku Baka-onee-chan "
" Urusai! Baka-Imouto "
" Jaa~ kalau begitu bagaimana jika Naru-kun tidur denganku saja? " usul Kuroka seenaknya saja menarik Naruto tidur di dadanya.
" Jangan ikut campur kucing garong! "
Dan akhirnya terjadi perdebatan pada 3 perempuan di sana, untuk Naruto dirinya dengan nyenyak berbaring di rerumputan yang di penuhi bunga.
.
TBC
Note : Yo! Kembali lagi nih di Fic baru, kali ini, ini inspirasi saya kembali, dari pada hilang jadi saya tuangkan saja terlebih dahulu. Dan maaf ya jika tidak bagus, ini pertama kalinya saya membuat cerita berisikan gejala Autisme. Dan jika terjadi kesalahan mohon beritahu dan memberikan saya saran agar saya bisa memperbaikinya di Chapter depan.
Baiklah kita mulai ke penjelasan awal, Di sini Naruto mengalami gejala setengah_ bagaimana ya bilangnya.. Ya anggap saja gejala Autis sejak kecil. Apa penyebabnya? Akan terjawab sesuai alur cerita, walau tadi hanya sedikit di beritahukan di pov Hinata.
Lalu pasti akan ada yang bertanya apa Naruto akan memiliki Sacred Gear atau tidak dan juga apa Naruto akan menjadi iblis? Untuk Sacred Gear saya masih memikirkannya walau sebenarnya sudah mau menetapkannya tapi saya butuh pemikiran ulang kembali. Lalu untuk Iblis, saya tidak akan memasukkan Naruto ke pihak manapun, di sini Naruto bersifat Netral tidak memihak siapapun.
Maa~ lalu Bagaimana bisa 3 Perempuan langsung memiliki perasaan terhadap Naruto? Di Flashback nanti kalian akan di jelaskan penyebabnya.
Lalu untuk Rias? Menurut kalian Rias di sini terlalu ambisi ya? Yaa~ itu hanya untuk sementara saja kok, nanti juga akan kembali. Lalu Akeno? Apa hubungan mereka? Sama. Nanti akan di jelaskan di Flashback yang akan datang.
Baiklah itu saja dari saya, semoga menghibur ya, saya dedek undur diri Jaa~
Please Review