That Was a General Feeling wasn't it?

Summary :

Tony sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan terlibat begitu dalam dengan anak yang dilihatnya di Youtube. Ia menganggap semua itu adalah hal biasa. Tetapi kali ini ia salah. Apakah Peter juga beranggapan yang sama?

.

.

Notes:

Ini adalah ff pertamaku tentang Spider-man dan Iron-man. Maaf bila ada sesuatu yang salah karena sebelumnya aku tidak terlalu mengikuti komik, serial atau lainnya. Tetapi Spider-man Homecoming yang dibintangi Tom Holland membuatku sangat tertarik. Dan aku mencoba membuat ff ini berdasarkan film itu, mencoba menuliskan bayanganku tentang apa yang terjadi yang tidak terlihat dalam film.

Selamat membaca dan beritahu aku apa pendapat kalian tentang ff ini.

Terima kasih

.

.

Chapter 1

.

.

Rencana perjanjian Sokovia membuat Tony tertarik untuk menyelidiki siapa saja manusia yang memiliki kekuatan super atau kemampuan lebih seperti Natasha dan Clint. Dan ia benar-benar tertarik ketika seseorang yang memakai setelan training biru, kaos kaki merah, sarung tangan merah, houdie merah, dan kaca mata renang tampak di youtube tengah menangkap mobil berkecepatan tinggi hanya dengan tangan kosong!

Setelah melakukan penyelidikan diam-diam, mengumpulkan semua informasi tentang sosok yang disebut Spider-man itu, memilah-milah hal yang satu dari yang lain, akhirnya ia mengetahui seperti apa wajah di balik topeng itu.

Napas Tony tercekat ketika seraut wajah muncul di layar. Mata coklatnya yang besar seakan menatap balik ke arahnya. Tetapi bukan itu yang membuat Tony kehilangan kata-kata. Spider-Man seorang anak kecil!

Meski ia sudah mencurigai jam aktif Spider-man yang berlangsung di luar jam sekolah anak SMA, kenyataan itu tetap memukul Tony cukup keras. Apa yang ia lakukan saat masih seumur anak itu? Ia rasa ia sibuk mencari perhatian ayahnya, merajuk kepada Jarvis, atau membuat ulah yang merusak diri sendiri. Tetapi anak di depannya ini setiap malam berkeliling untuk menolong orang-orang dari kejahatan kecil, bahkan membantu wanita tua yang tersesat atau sekedar menurunkan kucing dari pohon!

Peter Parker. Tony bergumam dalam hati. Nama yang cocok dengan anak berambut ikal kecoklatan itu. Informasi yang ia dapat juga memberitahunya bahwa Peter seorang anak yang sangat cerdas. Ia tidak tahu kenapa anak itu tidak langsung melompat menjadi mahasiswa kalau ia mampu untuk itu. Pasti membosankan ketika semua pelajaran terasa begitu mudah. Tony melakukannya. Ia masuk MIT pada usia 15 tahun.

Panggilan telepon dari Pepper tentang pertemuan yang harus ia hadiri membuat Tony menutup semua berkas yang ia kumpulkan; Menjaganya di folder yang sangat tersembunyi hingga Ultron pun jika masih ada tidak dapat meretasnya; Lalu beranjak pergi. Dan ketika ia kembali dari semua kesibukannya, ia tidak lagi mengingat seorang anak bernama Peter Parker.

Setidaknya begitu yang seharusnya terjadi. Tetapi Tony langsung teringat ketika serombongan anak seusia Peter menyeberang jalan sementara mobilnya terpaksa berhenti tepat di belakang garis. Ia melihat anak-anak itu bergurau, kelihatan begitu hidup dan tidak terbebani oleh hal-hal buruk seperti perampokan, kecelakaan, pencurian, dan banyak lagi.

Namun Peter Parker memikirkannya. Pemikiran itu membuat Tony bergidik tanpa sadar.

Tony menonton ulang rekaman-rekaman di Youtube yang memuat sepak terjang Spider-man. Ia memicingkan mata ketika melihat apa saja yang sudah dihadapi anak itu dengan setelan spandex-nya yang aneh. Ia memperbesar lambang laba-laba yang ada dalam kostum Spider-Man, mencari gambar terbaik yang bisa ia tangkap, dan menyimpannya.

Bukan hal aneh bagi Pepper maupun Happy ketika Tony mengurung diri di lab. Yang mereka tidak tahu adalah Tony tengah mencari bahan yang cocok untuk Spider-Man. Ia mencari bahan yang cukup melindungi anak itu dari serangan atau benturan, namun masih sangat fleksibel sehingga tidak mengganggu gerakannya. Tony juga mencoba melihat seperti apa penembak web yang dipakai Spider-Man, membuat rancangan yang lebih kuat tetapi ringan sehingga tidak membebani pergelangan tangan yang tampak kecil itu.

Aku hanya ingin membuatkannya pakaian yang lebih kuat dari spandex-nya. Ini bukan sesuatu yang besar. Bukankah wajar sesama superhero saling menolong? Jadi ini biasa-biasa saja. Tony tersenyum puas dengan pemikirannya.

Setelah setelan itu selesai, Tony hendak menyuruh Happy mengantarkannya sebagai hadiah. Namun ketika ia melihat rekaman baru Spider-Man di Youtube, di mana Spider-Man menghadapi beberapa perampok yang mengeroyoknya, Tony merasa harus menambahkan program Splitter Web ke penembak web sehingga Peter bisa menembak target yang berbeda sekaligus.

Ia memerlukan Taser Web untuk melumpuhkan lawan yang jauh lebih besar dan kuat.

Ia perlu Web Grenade.

Ia mungkin memerlukan Web Shield.

Ia memerlukan Spider-signal.

Ia bisa menggunakan Magnetic Web.

Ia bisa….

Hal itu terus berlanjut hingga tanpa sadar Tony sudah menciptakan 576 kombinasi tembakan web yang berbeda ketika Thaddeus Ross memberinya waktu hanya 36 jam untuk menangkap Captain America.

Saat Black Widow bertanya siapa yang akan ia panggil untuk membantu, satu-satunya yang ada di pikiran Tony adalah Peter Parker.

.

.

TBC

.

.

Aku sangat bingung dengan semua ini. Benar-benar hal yang baru buatku,

tetapi aku berharap kalian menyukainya.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya