Jika kalian lupa apa yang baru saja menimpaku, aku akan menceritakan kembali secara ringkas apa yang telah terjadi. Kau mungkin akan berdansa diatasnya, tapi aku tak akan memujamu karena kau melakukan hal itu.

Kejadian demi kejadian ini semakin ada kaitannya. Shii mati karena menulis artikel soal kecelakaan Pesawat yang menewaskan anak-anak yang sekelas dengan Naruto, tentu saja ini ada kaitannya, karena Naruto sendiri adalah mantan pacar Hyuuga Hinata.

Naruto sendiri juga mayatnya masih sulit untuk diidentifikasi. Mati terbakar dalam kondisi yang mengenaskan, belum lagi kesenjangan fakta soal mayat Naruto yang menurutku kurang masuk diakal, sulit dimengerti, tak dapat dibuat kesimpulannya.

Yuzuru Aria bilang bahwa dia melihat Naruto sempat menyapanya pada hari ketika ia datang mengunjungi kami, padahal seharusnya Naruto ada di dalam Pesawat untuk Study Tour. Kemudian, pada hari yang sekiranya sama, Sasuke melihat berita bahwa Pesawat yang ditumpangi Naruto meledak dalam sebuah kecelakaan besar.

Jadi aku menyambut 2 fakta soal Naruto. Ia mati terbakar dan mati dalam kecelakaan Pesawat. Mana yang benar?

Mariko kena dampaknya karena ia selingkuhan Hiyashi, tapi kemudian terjadi hal yang sangat mengherankan, lebih mengherankan ketimbang fakta soal mayat Naruto. Deidara berkata dengan wajah kebingungan dan gusar ia berkata bahwa mayat yang ditemukan didepan rumah kami itu bukan mayat Mariko, tapi Fugaku melakukan operasi transgender, mengubah wajah dan membuat sejarah baru.

Fugaku membuat dirinya tampak seperti Mariko, secara kebetulan memang terlihat mirip, sebelum ia tewas dan ditempatkan di RSJ, ia membuat pernyataan dalam video tolol jika ini melakukan semua ini atas perintah lelaki berkimono putih.

Fugaku mengklaim dengan tegas jika ia diperintah lelaki berkimono putih, seperti orang bodoh yang menari tarian kematian diatas buih. Fugaku mengatakan secara terus-terusan, tanpa jeda juga tak memberi keterangan bijaksana tentang siapa sebenarnya lelaki misterius ini. Lelaki berkimono putih yang selalu muncul dalam setiap dan langkah-langkah dari kejadian spektakuler, seperti Dalang.

Aku mencatat, setidaknya tak jauh dari kisah pembunuhan dan penemuan mayat juga rangkaian kejadian aneh, lelaki itu selalu ada dan hadir. Ketika mulai berpikir untuk mengejar lelaki itu, dia menghilang secepat cahaya, menyeringai seolah menyatakan kemenangan secara sepihak. Dia membuat semua orang diliputi perasaan ngeri.

Pada awalnya, semua yang terlihat seperti ada kaitannya dengan para Hyuuga, dari rentetan kejadian, fakta yang ditemukan, hingga efek yang ditimbulkan. Faktanya bukan seperti itu. Ini sesuatu yang lebih kompleks, jawabannya akan terlampir sangat panjang dan tebal jika kau mencetaknya menjadi buku. Tapi jika kau ingin menyatakan bahwa Hyuuga adalah pembawa sial, aku sangat setuju.

Hyuuga seolah menarik sesuatu yang disebut kesialan dan kami sebagai Uchiha malah terlibat dalam kesialan ini. Tapi, jika ditelaah lebih jauh dan dalam, Hyuuga hanya pancingan dari rentetan kejadian kurang normal ini. Mereka seperti umpan besar yang mahal harganya, sulit dicari, barang premium.

Bicara soal Uchiha. Sasuke kena getah karena ia keturunan Uchiha. Obito dan Itachi menghilang, Fugaku sakit jiwa kemudian tewas (Jika yang dikatakan Deidara benar, berarti Fugaku tewas, jika mayat Mariko memang Fugaku, maka itu akan jadi fakta yang mengerikan) aku dilempar ke masa depan dan mengalami mimpi aneh yang berkepanjangan.

Pihak lain yang tak ada kaitannya, Shion, mati karena menulis artikel soal Mariko, seperti Shii, ia mati karena sebuah ledakan yang aneh, mirip dengan kecelakaan Pesawat. Aku rasa dia tidak punya salah, mereka tak berdosa seutuhnya, bukan?

Mengapa semuanya menjadi seperti ini?

Rawa dan dendam itu yang merebut semuanya, segalanya, merebut kebahagiaan masing-masing keluarga satu persatu. Merenggut banyak jiwa yang tak berdosa bahkan mengubahnya menjadi Iblis.

Hingga saat ini aku berpikir keluarga Yamanaka-Nara-Uchiha, masing-masing menurunkan Karma pada keturunannya agar mereka bisa hidup tanpa penderitaan. Jika kau bertanya mengapa Yamanaka dan Nara masuk, kalian harus mengingat apa yang dikatakan Hidan waktu itu. Dia bilang bahwa dulu sekali Uchiha pernah menjabat sebagai bagian dari kenegaraan, lalu entah bagaimana Uchiha menghilang secara ganjil dan perannya digantikan oleh Nara dan Yamanaka, seolah mereka yang membuat rencana pahit ini.

Aku mengklaim Yamanaka dan Nara melakukan tindakan licik untuk menggulingkan tahta Uchiha di masa lalu, menggantikan peran Uchiha di Pemerintahan dan membuat mereka terusir.

Itu yang membuat Fugaku menyimpan dendam dan menyerang salah seorang keluarga Yamanaka, jika kau mengingatnya.

Ini semua soal dendam dan tahta. Itu memulai percikan kebencian yang menyeramkan, memporak-porandakan keutuhan.

Munculah pikiran liarku bahwa mereka saling melempar Karma agar tersingkirkan dari dunia, hal paling bodoh terjadi diantara pertikaian batin. Tak mengerti aku mengapa mereka sampai tega melakukan ini? saling melempar Karma, membuat kutukan yang menyulitkan.

Pikiran mereka yang sempit dan kurang logis mencelakai keturunan mereka yang lambat laun merusak silsilah keluarga. Mereka tidak peduli soal itu, mereka hanya peduli pada diri mereka. Keegoisan mereka, tingkah laku tanpa deteksi mematikan jiwa-jiwa suci yang sangat aku takutkan.

Apa yang mereka pikirkan? Untuk apa mereka melakukan dosa yang berlipat ganda ini?

Dan pada akhirnya, entah atas kehendak Tuhan, keturunan dari mereka berkumpul kembali di sini, di tahun ini, pada zaman ini, ketika diriku secara ajaibnya muncul tanpa sepengetahuan dan menimbulkan efek baru. Sesuatu yang tak dapat mereka hindari.

Kehadiranku menjelma menjadi wabah. Mengaktifkan wabah penyakit semudah menekan bell dalam kegelapan malam, hening dan sunyi. Aku disandingkan dengan beberapa kasus rumit yang aku sendiri tak dapat menanganinya, lalu menyesatkanku secara egois, satu persatu orang terdekatku kena getahnya.

Tidak ada yang dapat menghindari petaka ini. Tombol pemicu dari ini semua sudah ditarik semudah mengunyah permen karet. Ketidak sadaranku akan hal ini mempercepat kutukan, menjadi bukti bahwa kutukan ini memang benar adanya, benar-benar terjadi.

Mimpi yang kualami adalah pertanda, muncul akibat rasa takut bagai sebuah sinyal. Dari mulai aku bermimpi membunuh seseorang dengan paku berkarat dan aku yang membakar seseorang. Mimpi itu menjadi kenyataan dan terjadi pada orang di sekitarku.

Aku berharap kalau aku mati saja daripada mengalami ini.

"Apa kau mengalami mimpi aneh lagi?"

Yang bertanya itu Deidara, nada bicaranya seperti orang yang kelelahan dan menolak kematian yang absolut. Ia mendekat dalam langkah yang tak dapat aku rasakan, menggeret kursi plastik biru berbau matahari dan duduk di depanku yang sedang menunduk. Lima belas menit lalu, aku melihatnya berbicara dengan Gaara, Kei dan Kimimaro. Wawancara biasa yang mendebarkan bagi mereka.

Tim lain menemukan Tenten pingsan di semak-semak, tidak ingat apapun, ketakutan dan berkeringat. Ia menjerit, suaranya melengking dari yang seharusnya. Tenten meneriakan nama yang tak aku kenali. Setelah terilihat sedikit tenang, ia dibawa ke dalam van putih dan pergi cepat ke RS, supirnya sempat frustasi, tidak tahan mendengar teriakan dari Tenten.

Aku mengangkat wajahku, terlihat bagaimana lelahnya Deidara hari ini, nada suaranya yang barusan sesuai dengan ekspresinya. Ia seperti begadang selama seminggu.

"Kenapa?"

"Izuna, aku pikir aku akan menemukan jawaban dan memecahkan misteri kalau kau mendapat mimpi lagi. Tapi... Tidak, ya?"

"Aku tidak... , maksudku aku tidak mengalami mimpi aneh seperti waktu itu. Mimpi yang aku ceritakan selalu muncul tiba-tiba. Tapi... jika kau bertanya apa aku bermimpi menggantung mayat seseorang, jawabannya adalah... TIDAK."

"Ah... begitu rupanya."

Ada jeda yang lumayan lama, aku tidak begitu yakin apa Deidara akan kembali bertanya soal hal-hal aneh atau hanya diam mengamati. Sepertinya, partnernya yang bernama Akasuna itu masih belum ditemukan, ia enggan membahasnya dan membuang jauh seperti fakta-fakta yang ditolak Hakim.

Sejenak untuk memikirkan, aku mulai berbicara. "Apa kau yakin kalau keluarga Hyuuga mati karena dibantai?"

"Apa?" Lawan bicaraku Deidara bertanya seolah dirinya tuli. "...ya, memang begitu laporannya, kenapa?" Lalu menjawabnya seolah ia hanya berpura-pura kaget barusan.

"Aku hanya penasaran. Ada sesuatu yang aneh. Jika memang para Hyuuga menularkan kutukan pada siapapun yang berkaitan dengan mereka, lalu, siapa yang membuat mereka begitu? Apa mereka juga kena Karma? Siapa yang mengirimkannya?"

Oh ya jika kau kesulitan mengingat, para Hyuuga itu mati dalam sebuah pembunuhan, mereka dibantai, mayat mereka ditemukan tanpa kepala dan kepalanya ditemukan dalam sebuah aquarium. Beberapa akun berita gosip beredar kalau mereka mati akibat kena kutukan kesombongan.

"Kenapa kau bertanya begitu? Kukira kau lebih penasaran soal Shii yang bergentayangan. Aku tadi sudah bertanya pada bocah-bocah itu."

"Apa katanya?" Padahal aku sudah tahu apa jawabannya.

"Dia sudah mati lama sekali, meledak di Laboratorium. Kesalahan campuran kimia, kasihan sekali..., aku heran kenapa bocah-bocah itu bisa lupa bahwa Shii sudah mati. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?"

"Kau pikir aku tahu jawabannya?" Kataku lesu. "Aku bahkan tidak mengerti mengapa aku begini..."

Ada jeda cukup lama, dan tiba-tiba Deidara berbicara dengan nada ketakutan.

"Aku bicara dengan Hidan di telepon. Dan aku punya sesuatu untukmu. Hidan baru saja menemui istrinya Hiyashi dan dia mengirimkan surat yang aneh."

Aku terkesiap dan bangkit dari rasa kantuk. Deidara mengeluarkan sebuah kertas lusuh, lebih mirip catatan burik milik nenek tua yang hobi makan pasir. Ia menatap serius kertas itu selama beberapa detik sebelum menyerahkannya kepadaku.

"Ini mungkin ada kaitannya dengan pertanyaanmu soal Hyuuga. Apa kau tahu dalam pembantaian keluarga Hyuuga, ada satu yang tersisa? Yang tidak dibunuh sama sekali?"

"Ya, aku tahu..." Jawabku, lalu melanjutkan. "Katanya dia amnesia..."

"Memang betul. Dia sudah bisa diajak bicara dan mulai bercerita soal masa lalunya. Ia mengingat hal-hal yang terjadi pada Hyuuga sebelum pembantaian. Jujur aku... takut sekali."

Aku bingung juga sedikit ketakutan. Ada sesuatu yang tak bisa aku utarakan secara gamblang, sesuatu yang menghalangi jalan pikiranku.

Aku bertanya. "Apa masalahnya?"

"Di kertas itu, si penulis berkata sesuatu soal Uchiha dan di situ ada nama seorang Uchiha, aku tak mengenali nama itu. Kertas itu berkata bahwa Uchiha inilah yang memberitahu soal pembantaian keluarga Hyuuga, lalu membocorkan itu pada istri Hiyashi..."

Aku terkejut. Dadaku terasa sakit. "Apa maksudmu? Apa istrinya Hiyashi mengakuinya?"

"Sayangnya begitu, persis seperti apa yang surat itu katakan. Istrinya Hiyashi diberi semacam sinyal bahwa keluarganya akan dibantai. Dia bersembunyi selama itu terjadi. Aku berpikir bahwa itu salah satu dari Skizofrenianya..."

"Skizo... frenia?"

"Semacam penyakit kejiwaan. Kau pikir mengapa Hiyashi punya selingkuhan?"

Itu gagasan yang bagus, Hiyashi punya selingkuhan karena istrinya memang memiliki gangguan mental yang parah. Hal yang tak aku mengerti adalah Uchiha mana yang memberitahu soal pembantaian dan segala hal bodoh semacam ini? Apakah seorang Hidan ini memiliki daya hayal buruk yang payah?

Hidan, setahuku, sudah menggelontorkan fakta yang kontroversial, kebanyakan membuatku tak percaya dan kali ini fakta yang ia sematkan lebih dari ungkapan bodoh.

Deidara tertawa miris. "Aku pikir kau tahu siapa orang itu... karena dia dari Uchiha."

"Apa kau percaya pada Hidan dan surat ini? Juga pada istrinya Hiyashi yang Skizo... itu?"

"Tidak juga... tapi jujur saja, Hidan membuatku percaya diri. Dengar... pokoknya apapun yang terjadi, kita harus saling menghubungi, ok? Aku akan membantumu menemukan Itachi dan Obito itu. Mereka tak akan menghilang sampai sebegitunya.."

.

.

.

Uchiha mana yang hobi bergosip dan melancarkan fakta-fakta pada seorang Hyuuga yang mengidap Skizo..., apalah itu Aku pikir para Uchiha masih kesal dan jijik melihat sikap para Hyuuga yang tidak pernah berubah selama berabad-abad.

Coba saja ancam Uchiha menelan nanah atau bersujud di kaki Hyuuga, mereka akan memilih opsi pertama daripada harus berlutut dan bersimpuh pada keluarga yang jelas-jelas kurang Uchiha hargai.

Di setengah perjalanan aku tak berbicara dengan Deidara, dia secara suka rela mengantarkanku sampai rumah. Bocah-bocah yang bersamaku terpukul karena mengalami kejadian aneh macam itu. Aku juga sebenarnya agak sedikit kaget, tapi kuyakini bahwa aku dapat mengontrol diri.

"...Izuna."

"Ya?"

Pada akhirnya Deidara mau bicara. Ia melirikku lewat bahu, lampu-lampu jalanan berpendar menghiasi wajahnya, hari sudah agak gelap, aku tak sadar kalau sudah mengobrol dengannya cukup lama.

"Apa kau bisa membaca tulisan di kertas itu? Apa ada yang aneh?"

Aku melirik kertas itu, kertas yang berada di dalam saku celanaku. "Mengapa?"

"Bukankah di paragraf awal dan akhir agak berbeda tulisannya? Kau memperhatikan tidak?"

Aku menjadi bingung, kuambil kertas lusuh itu dan membukanya dengan hati-hati. Aku membacanya sekali lagi, menelitinya sebanyak yang aku bisa. Tidak ada yang aneh sama sekali, kecuali tulisan dengan huruf besar-besar yang berantakan dan keluar dari garis kertas, seolah ia menulis itu dengan terburu-buru dan dipaksa untuk selesai dengan cepat.

Tulisan besar-besar itu berakhir dalam beberapa baris saja, kemudian tergantikan oleh tulisan yang agak miring, dia menulisnya agak miring seperti tegak bersambung. Memang betul tulisannya agak berbeda dari paragraf ke paragfar. Ada 2 jenis tulisan dalam surat itu.

"Aku rasa, dia hanya buru-buru menulisnya atau ia menulis itu di hari yang berbeda." Aku menjawab begitu, kupandangi Deidara yang sekilas tampak tertawa.

"Itu bukan tulisan Hidan..." ujar Deidara.

"Aku tidak berkata bahwa itu tulisan Hidan. Aku mengira bahwa tulisannya istri Hiyashi." Kataku sedikit panik.

"Oh, bukan itu yang kumaksudkan, Izuna. Tulisan itu bukan tulisan Hidan atau istrinya Hiyashi. Awalnya aku kira itu tulisan Hidan tapi ternyata bukan, istrinya Hiyashi memiliki tulisan tangan yang aneh dan tak dapat dibaca dan faktanya bukan ia pemilik tulisan itu. Aku sudah melihat dari arsip dan menyamakannya dengan ahli tulisan tangan. Jadi aku berpikir kalau itu tulisan Uchiha yang dibicarakan dalam surat itu."

"Jadi kau mengira aku tahu tulisan ini milik siapa?"

"Ya awalnya begitu, aku berpikir jika aku memberikan itu padamu, kau akan mengenali tulisan tangan itu, karena kau Uchiha. Ternyata tidak ya? Sayang sekali."

"Mengapa kau menyangka itu tulisan Hidan?"

"Uhh... , itu hanya sangkaan. Surat itu muncul dari kotak suratku dan alamat pengirimnya itu ya... Hidan! Dia tak memberikan padaku secara langsung, tapi sebelumnya ia menelepon akan mengirimkan bukti baru. Aku membacanya dan merasa aneh, aku meminta seorang ahli untuk membaca tulisan tangan itu dan menyamakannya. Tapi tulisan itu tidak sama dengan milik Hidan ataupun istrinya Hiyashi."

"Mungkin milik orang lain?"

"Tidak ada yang tahu siapa saja yang menyentuh surat itu atau kapan benda itu dibuat, istrinya Hiyashi kan Skizofrenia, sebagian dari ucapannya bisa saja cuma hayalan."

"Dia mengatakan sesuatu soal ciri-ciri orang yang memberikan suratnya?"

"Aku rasa, kau harus mendengar rekaman suaranya... Tapi, Izuna. Apakah nama Kagami terdengar asing bagimu?"

"Aku tidak tahu."

.

.

.

Note : Aku akan kasih sedikit kesimpulan di sini. Di cerita ini, kalau kamu kena Karma kamu dipastikan bakalan mati dan orang-orang yg kenal/deket dengamu bakalan mati juga, istilahnya kena kutukan. Tapi kamu bisa ngelepas Karma, kalau dilempar ke keturunan kamu (yg udah lahir/belum) kayak Izuna menurut dia, dia kena Karma yg buyutnya lempar, tapi dia kelempar ke masa depan bukan mati, terus dia ketemu sama Uchiha lain. Jadi seharusnya kalau Izuna mati di zamannya, Sasuke dkk gak akan pernah ada. kalo buyutnya kena Karma harusnya Izuna Madara mati juga dong? nah jawabannya di chap selanjutnya xD

Nah kasus Hyuuga ini cuma si Istri doang yg selamat, anehnya ada disana. Padahal dia harusnya mati, sama kayak Naruto yg pacarnya Hinata. Semua bakalan kena kutukan kalo berhubungan. kayak Shion yg buat artikel hoax, Shii yg buat artikel soal Pesawat. Naruto pacarnya Hinata. Sasori hilang karena nanganin kasus ini.