Cast : Sehun (Nakagawa Kento), Byun Baekhyun, Park Luna, Park Chanyeol

Genderswitch, Chanbaek

"Byun Baekhhyun-ssi!" Wanita bernama Byun Baekhyun itu pun menengok saat namanya dipanggil.

"Ah, Sutradara Seo, sudah lama kita tidak bertemu." Baekhyun mencoba ramah dengan pria yang tadi menyapanya, Seo Minjun, sutradara terkenal yang sudah menggarap banyak drama yang sangat populer dikalangan pecinta drama Korea, Baekhyun pernah bekerja dengannya dalam dua judul drama yang keduanya berakhir menjadi drama laris dan membuat namanya semakin melambung.

"Ne, kau belakangan ini sangat sibuk dengan promosi film barumu." Baekhyun membalasnya dengan senyuman.

"Tidak juga, aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan menjahit baju." Mereka berdua tertawa setelah Baekhyun mengatakan itu.

"Apa kau sudah mendapat projek drama baru?" Sutradara Seo menunjukan wajah berharapnya.

"Untuk saat ini aku rasa aku tidak bisa bermain drama dulu."

"Ah sayang sekali, aku dengan Penulis Jung Nari akan kembali bekerja sama, aku dan dia berpikir kau akan cocok untuk peran ini, sudah 2 tahun kau dan aku tidak bekerja sama, dan sudah 3 tahun semenjak drama terakhir Penulis Jung yang kau bintangi." Sutradara Seo menunjukan wajah kecewanya.

"Maafkan aku Sutradara Seo, saat ini ada yang harus aku selesaikan, aku tidak bisa membintangi drama apapun." Baekhyun mencoba menunjukan rasa penyesalannya.

"Tidak apa-apa, semua orang punya rencana masing-masing, tapi kalau kau tertarik, dramanya akan diproduksi bulan depan, jadi jika kau berubah pikiran hubungi aku melalui manajermu ya." Sutradara Seo menunjukan wajah membujuknya.

"Baiklah jika aku berubah pikiran aku akan menghubungimu lebih dulu dibanding yang lain."

"Ah kau memang pengertian Pemeran Utama Wanita Terbaik Byun Baekhyun."

"Jangan menyebutku seperti itu."

"Tapi kau baru saja mendapatkan penghargaan itu, selamat atas penghargaannya." Sutradara Seo menjabat tangan Baekhyun dan dibalas dengan senyuman malu-malu dari wanita itu.

..

"Ya! Sehun!" Teriakan seorang pria berkulit tan membuat suasana kelas yang dia masuki berubah menjadi sepi. "Eh? Kenapa kalian jadi sepi?"

"Kau mengagetkan kami Kim Jongin!" Salah seorang siswa yang ada dikelas itu meneriaki lelaki yang tadi memasuki kelas.

"Mian." Jongin hanya mengeluarkan cengiran tak berdosanya dan kembali berjalan kearah target awalnya. Jongin mengambil kursi yang ada dihadapan pria yang dia panggil Sehun itu. "Sehun-ah, apa kau menjadi gigolo?"

Sehun yang sedari tadi sedang membaca komik segera memukulkan komiknya ke kepala Jongin saat menerima pertanyaan Jongin tadi.

"Ya! Kenapa kau memukulku?!"

"Urusai, bahkan kelas sebelah bisa mendengar teriakanmu bodoh." Sehun memelototi Jongin dengan sangar.

"Mian. Tapi apa yang kau lakukan sehingga menjadi kaya mendadak seperti ini?" Jongin memperhatikan ponsel Sehun yang berada diatas meja, tentu itu berbeda dengan ponsel lamanya, itu adalah jenis keluaran terbaru, bahkan baru dikeluarkan beberapa minggu yang lalu. Dia juga melihat sebuah jam tangan mahal dilengan Sehun, bahkan jaket dan tas yang Sehun bawa hari ini adalah barang baru dan merupakan barang dari brand terkenal.

Yang membuat Jongin heboh awalnya karna beberapa orang mengatakan murid yang tahun lalu baru pindah dari Jepang itu terlihat datang diantar mobil mewah dengan seorang supir yang terlihat layaknya bodyguard, ini sedikit membuat Jongin penasaran, karna yang Jongin tau, Sehun itu murid beasiswa kerja sama Korea-Jepang yang miskin, bagaimana dalam waktu sehari dia berubah menjadi anak konglomerat.

"Eommaku."

"Mwo? Kau menemukan Eommamu?" Jongin terlihat terkejut. "YA! JADI EOMMAMU ORANG KAYA?"

"Selamat pagi." Berbarengan dengan teriakan Jongin, seorang guru yang membawa buku bertuliskan matematika masuk ke dalam kelas mereka, semua murid termasuk Jongin kembali ke tempat duduknya dan Sehun segera memasukan komiknya ke dalam tas.

Jongin duduk dimeja samping kanan Sehun, mereka berdua duduk dibangku paling belakang dan Sehun berada dibangku barisan paling kiri kelas.

"Kalian sangat ribut pagi ini." Guru tersebut mengeluarkan buku absen dan mulai mengabsen anak muridnya.

Jongin melempar sebuah kertas ke meja Sehun, Sehun membukanya. 'Apa kau cucu konglomerat?'

Sehun membalasnya dengan jari membentuk 'O' yang menjadi kode mereka jika sedang mencontek dan jawabannya benar.

"JINJA?!" Dengan bodohnya Jongin berteriak didalam kelas.

"Baka." Sehun berbisik dengan wajah kesalnya ke arah Jongin.

"Kim Jongin, sepertinya kau sangat bersemangat pagi ini." Sang guru memberikan wajah jengkelnya dipagi hari.

"Ne saem, aku sangat bersemangat belajar matematika." Jongin memberikan cengiran bodohnya.

"Baiklah jika kau bersemangat, kerjakan soal yang ada dihalaman 62 sampai 64 dan kumpulkan pada ku saat istirahat."

"NE?!" Semua orang dikelas tidak bisa menahan tawa mereka lagi.

"Sudah berhenti tertawa, Tuan Kim Jongin jangan lupa dikerjakan ya." Jongin hanya cengo, mendapat tugas matematika secara mendadak apalagi dikumpulkan saat istirahat dengan otaknya yang minim, sangat tidak mungkin. "Baiklah Saem akan melanjutkan mengabsen, Moon Ilsook..."

"Hadir saem."

"Na Raejun."

"Neee."

"Nakagawa Kento."

Sehun mengangkat tangannya dengan senyum lebar karna dia masih tidak bisa menahan tawa melihat wajah bodoh Jongin. "Ne Saem."

..

Nakagawa Kento

Pria berusia 18 tahun, berkewarganegaraan Jepang, memiliki kedua orang tua berdarah Jepang, tapi dia sendiri adalah orang Korea asli.

September 1999, bayi mungil itu digendong oleh ibu barunya, Sasaki Yui, wanita muda yang baru berusia 24 tahun terlihat senang saat melihat bayi 5 bulan yang ia gendong terlihat nyaman didekapannya.

"Teppei-san." Wanita itu memanggil suaminya dengan wajah berseri-seri.

"Kawaii desu ne. (Lucu ya?)" Yui menganggukan wajahnya dengan senyum yang tak hilang dan air mata yang berlinang dimatanya.

"Jika kalian memiliki masalah dalam keuangan, kalian bisa memintanya dengan menghubungiku, dan ambillah ini." Seorang pria berjas yang duduk dihadapan mereka memberikan sebuah amplop dengan sebuah buku tabungan dan kartu debit kepada pasangan suami-istri itu. "Tuan Sehun akan tetap mendapat haknya, kami akan mengirimi uang setiap bulan dan kalian bisa menggunakannya untuk biaya sekolah Tuan Sehun kelak maupun biaya rumah tangga kalian."

Teppei memegang amplop dan buku tabungan itu dan menyodorkannya kembali kepada pria berjas itu. "Kami menginginkan Sehun menjadi anak kami, dan kami pasti bisa memenuhi segala kebutuhan Sehun dengan baik."

"Tidak, kau hanya pekerja kantoran, sedangkan Sehun adalah cucu Byun Group, walaupun tidak dibesarkan dikeluarga Byun dia tetap harus mendapatkan pelayanan yang baik."

..

"Hai. Okaasan tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja, hai hai, jaga kesehatanmu juga. Hmm, ore mo Kaasan ni aitai (aku juga ingin bertemu dengan ibu). Hai, mata ne (sampai nanti)"

"Kau berbicara bahasa alien lagi." Jongin yang duduk disamping Sehun terlihat bodoh karna sedang mencoba mengartikan obrolan Sehun dengan ibunya, namun kata yang bisa dia terjemahkan hanya hai dan okaasan yang berarti ibu.

"Kenapa kau masih disini?" Sehun heran dengan sahabatnya yang masih duduk disampingnya, mereka saat ini sedang berada diatap sekolah dan waktu sudah menunjukan jam pelajaran favorit semua murid yaitu istirahat.

"Memangnya kenapa aku disini? Biasanya kan kita disini." Jongin merasa bingung dengan pertanyaan Sehun.

"Kau tidak mengumpulkan tugas matematika?"

"AH IYA!" dan si bodoh Kim Jongin yang selalu mendapat peringkat 200 dari 200 siswa itu pun akhirnya berlari dengan membawa tugas yang dia kerjakan secara asal.

"Kenapa aku harus terjebak dengan teman yang bodoh." Sehun mengeluarkan muka jengkelnya.

Meninggalkan kebodohan Jongin, mungkin ini saat yang tepat untuk menceritakan mengenai Sehun lagi. Sehun, nama itu diberikan oleh ibu kandungnya, dia sempat merasakan kasih sayangnya selama 9 bulan didalam kandungan dan 5 bulan secara langsung, namun karna ambisi sang ibu dengan mimpinya dan juga menjaga nama baik keluarga sang ibu, Sehun harus diberikan kepada orang lain untuk dirawat dan dibesarkan.

Nakagawa Teppei dan Sasaki Yui, sepasang suami-istri yang berbeda usia 4 tahun dan sama-sama berdarah Jepang, Teppei adalah pegawai biasa di salah satu anak perusahaan Byun Group di Korea, dan sang istri hanya ibu rumah tangga muda yang kurang beruntung karna dokter memvonisnya mandul.

Teppei yang mengetahui mengenai cucu keluarga Byun tersebut mengusulkan dirinya untuk membesarkannya karna sang istri yang ingin memiliki anak, awalnya Sehun akan ditaru dipanti asuhan namun tidak boleh ada yang mengadopsi dan segala kebutuhannya dipanti akan dipenuhi keluarga Byun. Rencana itu dibatalkan setelah Teppei mengajukan dirinya dan berhasil meyakinkan Keluarga Byun untuk menyerahkan Sehun padanya, Keluarga Byun memberi peraturan bahwa Sehun tidak boleh lecet sedikit pun kalau tidak nyawa mereka berdua akan menjadi taruhannya.

2 tahun sehun hidup dengan pasangan itu, mereka benar-benar menjadi orang tua yang baik untuk Sehun, namun gosip mengenai ibu Sehun tersebar, dan untuk melindungi citra ibu Sehun dan keluarganya, Teppei dan Yui kembali ke Jepang dan membesarkan Sehun disana tanpa sedikitpun sentuhan Keluarga Byun.

Mereka kehilangan kontak satu-sama lain, dan Teppei pun memutuskan untuk mendaftarkan kelahiran dan kewarganegaraan Sehun di Jepang atas nama Nakagawa Kento, sampai berusia 15 tahun Sehun menjalani hidup sebagai Nakagawa Kento, seorang anak cerdas dari keluarga sederhana. Sampai pada akhirnya orang tua angkatnya itu menceritakan mengenai rahasia kelahirannya tanpa memberitahu siapa ibu dan keluarga kandungnya.

Dia hanya diberitahu kalau ibunya adalah orang Korea dan nama pemberian ibunya adalah Sehun. Dalam kurun waktu setahun, Sehun berusaha keras untuk ke Korea dengan menggunakan usahanya sendiri karna dia ingin memberikan semua uang yang diberikan keluarganya untuk memperbaiki hidup orang tua angkatnya itu, jadi dia menolaknya saat kedua orang tua angkatnya memberikan tabungan yang berisi uang dengan nominal tinggi.

Semuanya terbayar, Sehun terpilih untuk program beasiswa kerja sama Korea-Jepang, dia mendapat kesempatan menghabiskan masa SMAnya di Korea. Dengan kecerdasan yang tinggi, dalam setahun dia sudah berhasil menangkap ikan besar, yaitu ibunya, baru 5 hari yang lalu dia menemui sang ibu dan sekarang hidupnya berubah 180 derajat.

..

Baekhyun memasukan kode pintu apartemennya dan masuk ke dalam rumahnya dengan lunglai, hari ini sedikit melelahkan untuknya, bahkan dia seharusnya masih ada di sebuah restauran bersama para kru dan pemain film yang dia bintangi saat ini, tapi karna merasa sangat lelah dia memutuskan pulang lebih dulu.

Saat berjalan ke pintu kamarnya dia sedikit heran karna pintunya sedikit terbuka, diapun mendorong pintu tersebut dan mendapati seorang pria seperti pencuri sedang mengobrak-abrik kamarnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Baekhyun berteriak nyaring. Pria yang tadi mengobrak-abrik kamarnya itu berbalik dan memberikan senyuman manis yang terlihat menyebalkan dimata Baekhyun.

"Eomma, okaeri." Pria itu yang ternyata Sehun, anak kandung Baekhyun yang akhirnya pulang setelah 17 tahun sengaja dihilangkan, merentangkan tangannya meminta pelukan dari Baekhyun. Baekhyun benar-benar jengkel melihatnya.

"YA!—" Baekhyun menahan kekesalannya dan menarik napasnya dalam. "Sehun-ssi, apa yang sedang kau lakukan?" Baekhyun mencoba berbicara baik-baik dengan senyuman terpaksa.

"Hanya mencari informasi tambahan untuk memperkuat bukti siapa sebenarnya ayahku."

"SUDAH KU KATAKAN AKU SUDAH MEMBUANG SEMUA BARANG PEMBERIANNYA DAN TAK ADA SATU PUN HAL DI KAMARKU YANG DAPAT MEMBERIMU KLU!" Baekhyun tidak bisa menahan kesabarannya lagi, dia berteriak sangat kencang, untungnya ini apartemen mahal yang kedap suara, kalau tidak semua tetangga akan mendemonya karna berisik.

"Tidak perlu berteriak seperti itu, itu dapat membuat Rubi terbangun."

"Apa? Anjing itu ada disini?"

"Dikamarku."

"APA?! AKU KAN SUDAH BILANG BAHWA AKU TIDAK SUKA ANJING SEHUN!"

Sehun menutup telinganya sambil menggeleng, pasti inilah alasan ibunya tidak punya pacar sekarang, mana ada pria yang tahan dengan wanita yang berisik seperti ibunya itu, bahkan sifat dan kelakuannya bertolak belakang dengan ibu angkatnya yang lemah lembut dan selalu berbicara dengan suara pelan. Sehun merasa bersyukur tidak dibesarkan oleh Baekhyun, kalau tidak mungkin sekarang dia sudah tuli.

"Eomma kupingku sakit." Baekhyun menatap Sehun kesal.

"Sekarang keluar dari kamarku."

"Shireo."

"Ya!"

"Katakan dulu apa pekerjaannya." Sehun menunjukan senyum sok manis yang menjengkelkan.

"Sekalipun kau tau kau tetap tidak akan mudah menemukannya."

"Setidaknya jika dia hanya pekerja biasa atau pegawai pemerintah aku akan berhenti mencarinya, aku hanya mencarinya jika dia memiliki banyak harta yang bisa aku tuntut untuk jadi warisanku." Sehun hanya peduli uang, itu alasan dia datang menemui Baekhyun, jika dia tidak ditinggalkan uang yang banyak oleh keluarga Baekhyun dia mungkin tidak akan susah payah ke Korea dan belajar bahasa Korea, namun karna uang pemberian keluarga Baekhyun dulu membuat dia sadar bahwa ibunya adalah orang kaya, mengakibatkan dia memutuskan untuk mencari Baekhyun.

"Ku katakan keluar Byun Sehun."

"Berarti dia orang kaya."

"KELUAR" Sehun hanya menunjukan senyuman menyebalkannya saat mendengar bentakan sang ibu dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar Baekhyun.

..

Minggu pagi yang indah untuk berjalan-jalan, Sehun sedang menikmati pagi harinya dengan berjalan-jalan ditaman, dia memandang langit cerah dan menghirup udara dalam, banyak.

'Bruk'

"Aasshh, appo." Karna terlalu asik memandang langit Sehun tidak sengaja menabrak seorang gadis cilik yang hanya setinggi pinggangnya.

"Gwenchana?" Sehun mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri.

"APPO!" Gadis tersebut memukul tangan Sehun dan bangun dengan sendirinya.

"Apakah semua orang dinegara ini selalu berteriak?" Sehun heran karna seperti menemukan duplikat ibunya. "Aku minta maaf."

"Jika benar-benar minta maaf, belikan aku ice cream." Bocah kecil itu menunjukan tampang sok menyeramkan yang terlihat imut dengan kedua tangan melipat didadanya.

"Apa?"

"Belikan Luna ice cream." Gadis kecil bernama Luna itu menarik Sehun kesebuah kedai kecil yang menjual ice cream skop.

"Hey, kau pikir kau siapa? Jangan menarikku." Sehun menghentak tangan Luna dan itu membuat Luna semakin memberikan wajah sok menyeramkannya.

"Oppa! Berikan aku ice cream!"

"Mwo? Agashii kau ini sengaja berjalan didepanku agar ku tabrak dan setelah itu kau pikir bisa memerasku ya? Astaga trik anak kecil jaman sekarang benar-benar lucu." Sehun membalikan badannya dan berniat meninggalkan Luna, namun tiba-tiba Luna menangis kencang.

"OPPA! Kau sudah berjanji ingin membelikanku ice cream, kenapa kau malah meninggalkanku sendirian ditaman, kau mau mencuri uang pemberian Eomma untuk pergi ke game centerkan? Huweeeee" Luna menangis kejar dan membuat Sehun bingung, semua orang disekeliling mereka melihat dengan pandangan penasaran.

"Agashi, jangan manangis, biar Eonni yang membelikanmu ice cream." Seorang wanita cantik yang terlihat berusia 20an mencoba menenangkan Luna.

"Ani, Eomma sudah memberikan Oppaku uang untuk membeli ice cream, tapi Oppa ingin mencurinya dengan pergi ke game center." Luna berujar sambil menunjuk kearah Sehun.

"Ya, bocah, Eommamu sudah menitipkan uang untuk dibelikan ice cream untuk adikmu tapi kau mau mengambilnya." Wanita itu mendekati Sehun dan memukul kepala Sehun dengan tas yang dia bawa. "Kembalikan uang adikmu." Sehun yang kebingungan terpaksa mengikuti permainan bocah licik itu.

"Baiklah-baiklah aku akan membelikannya ice cream." Sehun berjalan menuju Luna dan menariknya ke kedai ice cream terdekat.

..

Sepertinya Sehun sudah dibodohi seorang bocah yang terlihat berusia dibawah 10 tahun, dan dengan bodohnya lagi dia saat ini sedang menikmati ice cream coklat bersama gadis kecil itu yang juga sedang menjilati ice cream strawberinya.

"Aku benar-benar bodoh."

"Memang." Luna menyahut sambil memakan ice creamnya dengan hikmat.

"Ya kau! Sekecil ini dan kau sudah menjadi penipu dan seorang drama queen. Apa yang orang tuamu ajarkan selama ini hah?!"

"Oppa jangan marah-marah, nanti kau cepat tua." Sehun tidak habis pikir dengan bocah kecil dan licik ini, sepertinya ada yang salah dengan gen bocah itu.

"Setelah ini aku akan membawamu ke pos polisi dan melaporkanmu atas kasus penipuan."

"Aku akan mengatakan kepada mereka kalau kau menculikku, dan kau pasti akan dipenjara karna Appaku adalah orang yang memiliki banyak uang."

"Jika Appamu memiliki banyak uang kenapa kau memerasku?"

"Oppa pasti orang miskin karna ice cream seperti ini saja dipermasalahkan."

"Enak saja, kau ingin tau seberapa kayanya aku?" Sehun mengeluarkan dompetnya dan menunjukan berbagai kartu dan uang dengan tiga mata uang berbeda, won, yen, dan dollar amerika.

"Masih lebih kaya Appaku."

"Eommaku pasti lebih kaya dari Appamu."

"Appaku orang yang berpengaruh disini, saat kau menyebut namanya, semua orang akan tau."

"Eommaku juga, jika kau menyebut namanya, semua orang dinegara ini akan tau!"

Dan perdebatan Sehun dan Luna tetap berlanjut tanpa akhir.

..

..

TBC