Baekhyun POV
Aku sangat gugup akhir-akhir ini. Aku tidak pernah bertemu dengan Ayah kandungku selama 12 tahun, ketika usiaku 5 tahun.
Menjalani kehidupanku selama 12 tahun tanpa seseorang yang sangat berharga bagiku. Sesosok Ayah yang akan menjagamu dan mencintaimu dengan segenap hatinya.
Apakah itu lelucon?
Saat ini aku hidup bersama Ibuku, Heechul, dan Suami barunya yang sangat sempurna, Hangeng, yang kupandang melebihi Ayahku sendiri.
Sialnya, kali ini aku tidak memiliki pilihan lain. Ayah kandungku membutuhkanku dan untuk yang pertama kalinya... aku pun membutuhkannya.
Ibuku memiliki sebuah penyakit yang sangat mematikan, yaitu Kanker Paru-paru, Stadium dua. Ibuku bukanlah seorang yang terlahir dari Keluarga yang kaya raya, tetapi ia mampu menghidupiku dan juga Adik tiriku, Sehun, dan memiliki kehidupan yang bahagia. Hingga saat ini. Saat aku sudah tumbuh dewasa. Baik dirinya dan juga Hangeng, mereka tidak kekurangan cinta dan juga kenangan yang berharga.
Ayah kandungku, aku lupa menyebutkan namanya, dia bernama Chanyeol. Park Chanyeol. Di samping itu, dia sangatlah kaya raya. Dia meninggalkan Ibuku beberapa tahun lalu, tanpa alasan yang jelas.
Faktanya, dia hidup seorang diri di Kota Seoul dan terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Seseorang yang dikenal sebagai CEO tersukses dan sedikit...
arogan.
Dilihat dari namanya, sudah cukup membuktikan bahwa ia adalah Lelaki yang keras pada pendiriannya. Sayangnya, dia adalah Ayahku. Ayah kandungku.
Ia mampu membeli apapun yang ia inginkan dalam hidupnya. Aku tidak tahu apa saja yang ia miliki di Dunia ini. Tetapi yang aku tahu bahwa, ia tidak bisa membeliku. Ya... sampai sekarang.
Ia membutuhkanku hanya untuk satu masalah. Secara tiba-tiba ia menginginkanku untuk publisitas. Ia ingin semua orang mengetahui bahwa ia pernah Menikah dan juga memiliki seorang Anak dari hasil Pernikahannya itu.
Ia sempat mengatakan melalui telepon dan aku mencamkan itu hingga saat ini, "Dunia akan memakanmu saat pertemuan kita nanti."
Aku, tentu saja, sangat terganggu. Tetapi ia berjanji padaku akan membiayai seluruh pengobatan Ibuku dan memberikannya pelayanan yang terbaik.
Bagaimana bisa aku mengabaikan kesempatan untuk memberikan kembali kehidupan seorang Ibu yang telah membesarkanku?
Dan di sinilah aku berada, di sebuah Mobil limo mewah yang menjemputku saat aku baru tiba di Bandara. Aku hanya memainkan ujung jariku untuk menghilangkan rasa jengkel selama perjalanan menuju Rumahnya. Aku merasa udara di sekelilingku menjadi pengap, meskipun aku tahu penyejuk udara di Mobil itu masih berfungsi dengan baik.
"Tuan muda Park Baekhyun," sang Supir menyebutkan namaku. Menatapku melalui kaca spion tengah. "Kita sudah tiba."
Aku mengangguk dan meraih Tasku yang berisi keperluan pentingku, tetapi seseorang lebih dulu membawakan Tas itu dan membukakan pintu Mobil tersebut untukku. Aku pun turun dari Mobil itu dan mengucapkan terima kasih pada sang Supir.
Rumah ini, well, atau bisa disebut Mansion, terlihat seperti biasa. Mewah, indah, elegan dan dingin. Tidak ada sedikit cacatpun dalam design Mansion ini. Semuanya nampak sempurna.
Aku menghembuskan nafasku perlahan dan berjalan memasuki Mansion itu. Hanya aroma lavender dan juga air mancur yang berada di belakangku yang dapat menenangkanku.
Aku mengetuk Pintu besar nan tinggi itu satu kali, dan itu terbuka secara otomatis. Aku masuk ke dalamnya dan dengan cepat Tas yang aku bawa diraih oleh seorang Lelaki paruh baya.
"Selamat datang Tuan muda, biarkan aku yang mengantar Tuan muda hingga ke Ruangan dimana Tuan besar Park Chanyeol berada."
Itu adalah Paman Lee. Aku lumayan mengingatnya, karena ia sudah mengabdi pada Keluarga kami sejak aku baru terlahir ke Dunia ini.
Jantungku mulai berdebar. Bagaimana penampilan Ayahku saat ini. Aku sedikit tak mengingat wajahnya karena aku terlalu tidak peduli akan sosoknya. Ia sudah jahat pada Ibuku dan juga meninggalkanku. Dan saat ini, dengan tidak tahu malu, ia memintaku untuk datang ke Mansion-nya dan memanfaatkanku.
Hanya beberapa langkah lagi, aku tiba di salah satu Ruangan yang ditunjukkan oleh Paman Lee. Aku memperhatikannya, dengan sopan ia mengetuk pintu Ruangan itu lalu membukanya.
Cklek
"Sayang, kau sudah tiba?"
Tubuhku terasa kaku. Tatapan mataku berhenti pada mata tajamnya. Tentu telingaku dapat mendengar apa yang baru saja diucapkannya barusan. Dan... apa itu? Sayang? Masih pantaskah ia memanggilku dengan sebutan seperti itu setelah apa yang diperbuatnya padaku dan juga Ibuku?
"Ayah," lirihku.
Ia menunjukkan senyuman menawannya padaku dan tubuh tingginya berjalan mendekatiku.
"Kau sudah tumbuh dewasa rupanya," ucapnya.
12 tahun tidak bertemu dengannya, membuatku merasa benar-benar asing dengan Pria ini. Lihatlah perbedaan kami berdua. Ia begitu sempurna layaknya seorang Pangeran yang terdapat di cerita fiksi. Mengenakan setelan jas yang rapih dan terlihat mahal, gaya rambutnya yang sangat sempurna, dan jangan lupakan ekspresi tegasnya.
Ia berusia 38 tahun, tetapi wajahnya jauh lebih muda dari itu.
Sementara aku? Hanya seorang Remaja yang tidak terlalu memperdulikan soal penampilan. Aku hanya mengenakan pakaian seadanya, dan tubuhku terlihat sangat kurus karena pola makanku yang tidak teratur.
"Dimana aku dapat meletakkan semua pakaian dan barang-barang bawaanku?"
Aku bertahan dengan nada bicara yang dingin. Tetapi ia meletakkan kedua tangannya di atas bahuku dan lagi-lagi menatap langsung ke dalam mataku.
"Kita akan tidur di dalam satu Kamar yang sama."
Apa?
"Tidakkah itu berlebihan?"
Jika memang Ayahku memiliki gangguan pada kejiwaannya, haruskah aku menuruti setiap perkataannya dan apa yang ia inginkan?
"Mulai sekarang, jadilah Anak yang baik dan mari kita menciptakan cerita yang sempurna."
Ia berbisik padaku, dan setelahnya, aku tahu, ia memerintahkan Paman Lee untuk keluar dari Ruangan itu.
Saat hanya ada kami berdua saja di Ruangan ini, aku mulai merasakan kedua tangannya yang besar melingkar sempurna di pinggangku. Memelukku erat dan bermain dengan helaian rambutku.
"Atau aku akan menghentikan pengobatan Ibumu."
Shit!
Aku tahu.
Ini adalah permainannya.