Chanyeol melihat wajah mengernyit istrinya, merasa ingin mengurangi rasa sakit istrinya itu walau hanya setengahnya saja. Ia tak mampu melihat Baekhyun dalam kesakitan seperti itu, namun begitu ia juga tak tahu apa yang harus dilakukannya selain selalu berada di sisi Baekhyun.

"Bagaimana ini, aku tak tahu caranya melahirkan."

"Nanti juga perawat akan memandumu, Yeobo. Jangan khawatir."

"Chanyeol. Kau saja yang melahirkan, sini !" Chanyeol hanya tersenyum tipis melihat istrinya menggerutu tapi tetap saja ia terlihat sangat manis.

Setelah tiga belas jam berlalu, akhirnya saluran rahim Baekhyun terbuka. Sehingga kini dokter dan para perawat memulai persiapan kelahiran. Mereka bergantian berganti baju operasi, mensterilkan diri dan memasang kain penutup. Kemudian ia menyuruh Baekhyun untuk mengerahkan seluruh kekuatannya.

"Nah, saat perut anda terasa sakit, saat itulah mulai mendorong. Sekarang ! Dorong !"

Ayah, ibu tolonglah.. bagaimana aku harus melakukan ini ?

Baekhyun mendorong sekuat tenaga hingga mulutnya terbuka lebar, saat itu kepala sang bayi terlihat keluar masuk. Kemudian getaran yang sama terasa lagi. Baekhyun beristirahat sejenak dengan meletakan kepalanya, sebelum kemudian ia kembali mengambil napas yang dalam dan mengumpulkan kekuatan untuk mendorong lagi. Doktere membuat belahan di saluran kelahiran Baekhyun agar sang bayi dapat keluar dengan lebih mudah dari rahimnya, ia mengerjap menahan rasa sakit. Ketika hal itu dilakukan Baekhyun teringat mendiang ibunya lalu rasa sakit yang dirasakannya mulai berkurang.

Seperti ini rasanya menjadi wanita, Ya Tuhan... Ibu.. tolonglah aku.. bagaimana ini...

"Kali ini bayinya akan keluar. Dorong agak lama dan dengan sekuat tenaga, ya"

Disaat getaran yang sama datang lagi, Baekhyun meremas tangan Chanyeol kemudian mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mendorong bayinya keluar. Ia tak tahu apa yang harua dilakukannya hanya menunggu perintah dari perawat.

"Terus.. terus. Sudah lahir.. sudah lahir. Berhenti berhenti.. "

Setelah Baekhyun berhenti mendorong, tiba tiba ia merasakan sesuatu yang meluncur keluar dari bagian bawah tubuhnya. Saat itulah terdengar suara yang terindah di dunia.

"Oeeek... oeeek.."

"Selamat, bayi anda laki laki.. tunggu sebentar.. tahan tenaga anda untuk mendorong sang adik.."

Baekhyun mempersiapkan napas untuk mendorong kembali, hal yang sama ia lakukan. Ia harus bisa mendorong kuat anak keduanya.

"Aaah, keduanya laki laki. Selamaaat."

Perawat segera menunjukkan bayi yang baru lahir itu kepada Baekhyun. Kulit bayi laki laki itu berwarna kemerahan. Ia menangis. Keduanya menangis sangat keras sehingga wajah mereka mengernyit dan tampak seperti orang yang sedang marah. Baekhyun meminta kepada perawat itu untuk menunjukkan wajah bayinya. Setelah memperlihatkan wajah si bayi pada sang ibu. Suster tersebut kemudian memutar badan bayi dan memeriksa kelamin sesuai permintaan sang ibu.

"Benar laki laki, kan ? Anda mau coba memeluknya ?"

Baekhyun kemudian berbaring di tempat tidur dan memeluk buah hatinya. Bayi yang sangat kecil dan ringan itu ditempatkan di atas dadanya. Atas saran perawat itu, Baekhyun kemudian memberi ASI pada bayinya. Anak secara naluri mengenali bau ASI ibunya itu lalu membuka mulut kecilnya yang seperti kelopak bunga dan menyesap puting ibunya. Bayi laki laki itu begitu menggemaskan, sehingga membuat Baekhyun bagai melayang ke awan. Ia kemudian menoleh pada Chanyeol. Akan tetapi Chanyeol malah memalingkan wajah dan berjalan mundur ke belakang sembari menghadap ke dinding.

"Kau kenapa ? Chanyeol ssi..?"

Chanyeol yang mendengar panggilan istrinya itu kemudian menoleh lagi. Matanya lalu menemukan sosok Baekhyun yang berlinang air mata. Baekhyun kemudian tersenyum lembut.

"Mau mencoba menggendong ? Ini anak kita."

"Bagaimana kalau tiba tiba jatuh ?"

"Jangan takut. Bukankah ini anakmu ?"

Walau ragu, tapi kemudian Chanyeol menggendong salah satu bayinya dengan penuh kehati hatian. Anak itu kini telah berhenti menangis, tapi kemudian menutup matanya yang sembab dengan lembut seiring rasa kantuk yang tiba tiba datang. Laki laki itu begitu takjub saat melihat wajah anaknya yang begitu tampan. Rasa bahagia seketika memenuhi hatinya. Walau saat ini ia masih gemetaran saat menggendong anaknya. Bayi yang begitu mirip dengannya dan Baekhyun itu pun segera dipindahkan ke ruang bayi oleh perawat.

Chanyeol kemudian menggenggam erat tangan istrinya yang sedang kelelahan itu. Ia khawatir tapi kekhawatirannya itu tidak ditunjukkan di depan Baekhyun.

"Terimakasih, aku bersungguh sungguh berterima kasih. Baekhyunee, sekarang beristirahatlah."

"Anak kita tampan kan ? Mereka lahir dengan sehat Yeobo.."

"Ya, di dunia ini mahluk terindah kedua. Wajahmu yang kini tampak kelelahan adalah yang tercantik untukku. Aku mencintaimu, Baekhyunee. Sampai mati aku mencintaimu dan kedua putra kita." Chanyeol berkata dengan rasa haru yang tak dapat dibendung lagi

"Aku mencintaimu Park Chanyeol."

"Mari kita bertemu lagi di kehidupan selanjutnya."

"Ya, saat itupun kenalilah aku."

Chanyeol mengecup tipis dahi istrinya. Lalu meninggalkan ruangan itu agar wanita itu dapat beristirahat dengan tenang.

Saat Chanyeol pergi keluar, Sehun dan Seung Won langsung menghampirinya dan menanyakan keadaan Baekhyun dan bayi mereka. Dua orang itu langsung datang jauh jauh dari Dae Jeon ke Seoul begitu mendengar kabar bahwa Baekhyun melahirkan.

"Bayinya laki laki, keduanya laki laki. Sekarang sedang berada di ruang bayi."

"Selamat ya, kau mendapatkan dua putra sekaligus. Lalu bagaimana keadaan Baekhyun ?"

"Dia berhasil melewati masa masa yang sulit dan sekarang sedang beristirahat."

"Syukurlah. Aku ingin melihat bayinya."

Seung Won kemudian menarik Sehun pergi ke ruang bayi untuk melihat anak Chanyeol. Senyum Chanyeol terkembang seiring pasangan itu berjalan menjauh. Walaupun selama beberapa tahun ia telah bersama dengan Seung Won tapi Chanyeol tidak pernah menganggap Seung won adalah istrinya. Mungkin saja memang takdir tidak akan menyatukan mereka berdua. Karena baginya hanya ada satu orang yang menjadi takdirnya yaitu Baekhyun, istrinya. Hanya Baekhyun lah satu satunya belahan jiwa yang ia cintai.

Saat berpikir seperti itu, Senyum Chanyeol terkembang lebar. Kemudian, masih dengan sebuah senyuman di wajahnya, ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu.

._XXXxxX_

.

."Jiwoooon.. Jasperrr.. Ya Tuhan kemana anak anakku, PAAAAARK CHANYEOOOOLLLLLL !" Suara Baekhyun menggema di seluruh rumah, chanyeol yang sedang menikmati hari minggunya di rumah pun terusik saat istrinya berteriak dan memekakkan telinganya.

"Ada apa ?" Chanyeol bergegas menghampiri Baekhyun yang sedang berkacak pinggang ke arah taman.

"Lihat itu.. Aaah.. aku butuh banyak belanja hari ini.. aku belum selesai membereskan piring porselenku yang pecah, sekarang dynamic J itu naik kesana. Demi Tuhan Park Chanyeol, aku butuh pijatan kepala hari ini" Baekhyun mengurut dahinya lalu masuk ke dalam rumah, sementara Chanyeol hanya terkekeh melihat putra kembarnya mencoba naik ke atas pohon kurma, persis sama seperti yang dilakukan oleh Baekhyun dulu. Tak lama Baekhyun keluar kembali dengan membawa sapu berukuran kecil dan melangkah menuju pohon kurma.

"Jiwon, jasper.. turun !" Jiwon dan Jasper hanya cekikikan sambil memegangi botol susu mereka, Baekhyun memegang gagang sapu dengan erat.

"Turun sekarang ! Atau Ibu akan menebang pohon kurma ini."

"Ibu, Jiwon mau pipis. Gendong." Baekhyun menghela napas pendek mendengar rengekan putranya yang manis itu, seketika amarahnya mereda.

"Sini, ibu gendong. Jasper kau turun juga."

"Ibu, aku mau gendong juga." Baekhyun mencoba menggendong Jiwon di depan dan Jasper di pundaknya.

"Pegangan yang kencang jangan sampai jatuh."

Chanyeol hanya memperhatikan dari jauh ketiga orang tercintanya itu, sesekali dia tersenyum melihat tingkah manis putra kembarnya atau terbahak kecil melihat tingkah istrinya. Mereka kini dunia Chanyeol tak akan ada yang mampu mengubahnya. Baekhyun melangkah dihadapannya.

"Yeobo, Kau tak mau masuk ? Kami akan membuat Kue strawberry bersama."

"Yeaaay..." Teriak Jiwon dan Jasper serentak.

"Memangnya kita masih ada strawberry ?" Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan.

"Sudah habis, anak anak bagaimana kalau kita pergi ke rumah paman Sehun di Dae Jeon. Ayah akan mengajak kita membeli strawberry juga iya kan Yeobo?."

A..apa.. kapan aku menyetujuinya.

Namun keraguannya segera menghilang ketika Baekhyun 1, Baekhyun 2 dan Baekhyun 3 mempoutkan bibir mereka.

"Baiklah baiklah, bolehkan ayah mendapatkan hadiah ciuman ?" Jiwon dan Jasper pun segera turun dan menarik tangan Chanyeol agar sedikit menunduk agar mereka bisa mencium pipi ayah mereka.

"Ah, hahaha.. " Chanyeol terbahak.

"Ibu, Jiwon pipis di celana."

"Ya Tuhan, " Dengan segera Baekhyun mengangkat Jiwon masuk ke dalam rumah, meninggalkan Jasper dan Chanyeol di beranda.

"Jasper, apa kau menyayangi Ibumu ?" Jasper mengangguk pelan.

"Jasper sayang Ibu, Ibu sering bernyanyi."

"Ya, suara marah ibunya lebih mirip nyanyian kan ?" Chanyeol terbahak kencang, tiba tiba telinga chanyeol terasa sakit. Baekhyun menarik kupingnya.

"Kalian berdua membicarakan aku, hah ?"

"Jasper Sayang Ibu,"

"Jiwon juga sayang Ibu."

Jasper dan Jiwon pun memeluk leher Baekhyun dan mengecup tipis pipi Baekhyun.

Ini adalah anugerah ku, hadiah dari Tuhan untuk ku bahagiakan. Terimakasih karena sudah hadir di hidupku, Byun Baekhyun.

..

......

...

...

...

.

.

.

.

END

Finally, last Chapter hahahaha.

Gomawo buat semuanya, thanks to all my readers.

Akhirnya beres juga nih FF. :)))

Makasih buat supportnya semuaanyaaa. Yeaaay..

Banyak ide buat FF lagi nanti, hehe. Thank you my lovely readers.

love, chelsea. :))))