.
.
###
61 & 04
Chapter 20 (end) – Don't Go
Park Chanyeol (30 th.) & Byun Baekhyun (18 th.)
###
.
.
Di depan cermin full-body, Baekhyun merapikan poninya dengan jemarinya. Sebentar lagi ia akan dijemput Jongin untuk pergi menonton film dan makan malam bersama. Pria berkulit tan itu bilang ini adalah kencan, tapi entah kenapa Baekhyun tidak menganggapnya demikian. Baginya, ini hanyalah jalan-jalan biasa dengan seorang teman. Ya, itu lebih enak didengar.
Selagi ada waktu senggang, Baekhyun ingin menyegarkan pikirannya dari hal berbau pekerjaan dan ajakan Jongin sungguh membantunya. Well, siapa tahu kan ia juga bisa bertanya beberapa hal tentang Chanyeol pada Jongin?
TING TONG.
"Oh?" Baekhyun tersentak dari aktivitasnya karena suara bel itu. Ia melirik jam dinding, masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi dari waktu janjiannya dengan Jongin. "Apa itu Jongin Hyung?"
Bertanya-tanya, Baekhyun pun memutuskan untuk membuka pintu apartemennya. Namun yang ia dapati bukanlah si jangkung berkulit tan, melainkan partnernya sendiri alias Chanyeol.
"Chanyeol—" Belum sempat Baekhyun selesai terkejut, Chanyeol sudah lebih dulu mendorong tubuhnya masuk ke dalam apartemen, lalu menutup pintunya kembali. "H–Hyung? Kenapa kau ada di sini?" tanya Baekhyun kebingungan.
Bukannya menjawab, Chanyeol malah menilik penampilan Baekhyun dari bawah hingga atas. "Kau benar-benar akan pergi?"
"Eh?"
"Ajakan Jongin kemarin," Chanyeol perlahan memojokkan Baekhyun ke dinding. "Kau mengiyakannya?"
"Uh..i–iya. Memang kenapa, Hyung?"
Entah ini hanya perasaan Baekhyun saja atau ekspresi Chanyeol berubah keruh setelah mendengar jawabannya, tapi yang pasti Baekhyun mulai kesulitan mengontrol detak jantungnya. Demi apa pun, jarak mereka sangat dekat!
"Kau pergi karena menyukainya?"
"Apa?"
"Kutanya, apa kau pergi karena kau menyukai Jongin?"
Dahi Baekhyun mengerut tak simetris ditanya begitu. Ia semakin bingung. Apa maksud pertanyaan Chanyeol di sini dengan 'menyukai Jongin'?
"H–Hyung, sebenarnya ada apa ini? Kenapa kau tiba-tiba—"
"Jawab pertanyaanku, Baekhyun." tandas Chanyeol, tatapannya menusuk manik hazel Baekhyun.
Jujur, sikap Chanyeol ini membuat Baekhyun sedikit takut dan ia tidak menyukainya. Tapi Baekhyun juga tak punya pilihan lain selain menjawabnya.
"Tentu saja aku menyukai Jongin Hyung. Dia pria yang baik dan—"
"Jadi, kau menaruh perasaan khusus padanya?"
"T–tidak! Bukan begitu! Rasa sukaku pada Jongin Hyung hanya sebatas teman, tidak lebih."
"Sungguh?"
Baekhyun mengangguk yakin. "Sungguh."
"Kalau begitu, jangan pergi."
"Eh? Kenapa?" Lagi, Baekhyun mengerjap bingung. Serius, ia belum memahami situasi ini. Kenapa Chanyeol bersikap sangat aneh hari ini? Pria tinggi itu tiba-tiba datang kemari dan memberinya pertanyaan aneh. Ini tidak seperti Chanyeol yang biasanya.
"Aku hanya tidak suka kau pergi berkencan dengan siapa pun, terutama Jongin."
Ada intonasi yang berbeda dalam kalimat Chanyeol, Baekhyun sadar itu, tapi ia tidak yakin apa. Dan ini semakin membuatnya penasaran. Kenapa Chanyeol tidak suka akan ide ia berkencan dengan Jongin? Bahkan sampai repot-repot datang kemari hanya untuk memintanya agar tidak pergi?
"Boleh aku tahu kenapa?"
Kini berbalik Chanyeol yang mematung. Tangannya mengepal kuat seiring rasa sesak di dalam dada dan tatapan Baekhyun hanya memperburuk galau hatinya. Chanyeol benar-benar tak tahu harus bagaimana. Hatinya menyuruh bersikap jujur, namun logikanya masih ragu. Apakah ini waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya? Detik ini juga?
"Hyung," Baekhyun menggenggam tangan Chanyeol. Tak sedikit pun ia mengalihkan pandangannya dari onyx kelam itu. "Tolong jawab aku.."
Mungkin..ini adalah saatnya.
"Karena.." Chanyeol menyelam ke dalam manik hazel Baekhyun, menikmati debaran halus yang membuat perutnya seolah terasa dikerubungi kupu-kupu. "Aku cemburu, Baek.."
Satu kalimat itu pun berhasil mengacaukan kinerja paru-paru Baekhyun. Ia melongo di tempat, terlalu terkejut dengan apa yang barusan didengarnya.
"Aku cemburu.." Tak bisa menahan perasaan meletup-letup ini lebih lama lagi, Chanyeol mengeliminasi segala jarak di antara dirinya dan si mungil. "Karena aku mencintaimu, Baekhyun-ah.." Dan menutup kalimatnya dengan ciuman lembut di bibir.
Butuh sekitar beberapa detik bagi Baekhyun untuk mencerna situasi ini, sebelum akhirnya ia terlena dalam permainan bibir Chanyeol di bibirnya. Dibalasnya pagutan itu sama lembut sambil meremat jaket yang dikenakan Chanyeol. Sementara tangan Chanyeol sendiri bertugas merengkuh tubuh Baekhyun ke dalam dekapannya.
Ciuman itu. Rasanya masih sama—manis. Setiap pergerakannya, juga sensasinya. Mungkin kali ini jauh lebih manis karena mereka sama-sama menikmatinya.
Ah, bagaimana ini? Baekhyun tak mau momen manis ini berakhir. Rasanya seperti mimpi Chanyeol memiliki perasaan yang sama dengannya dan menciumnya penuh perasaan.
"Baek," Kata pertama Chanyeol setelah pagutan mereka berakhir. Ia menempelkan keningnya di kening Baekhyun sambil memandang wajah yang dipenuhi rona menggemaskan itu, memohon melalui sorot matanya. "Aku tahu ini agak membingungkan, tapi tetaplah di sini. Jangan pergi dengan Jongin, hm?"
Baekhyun mengemut bibir bawahnya sebentar, lalu menganggukkan kepalanya. "Baiklah, Hyung. Aku tidak akan pergi."
Chanyeol menyunggingkan senyum. "Terima kasih, Baekhyun-ah.."
"Hyung?"
"Hm?"
"U–ucapanmu yang tadi.." Baekhyun menelan ludahnya susah payah sembari memainkan ujung jaket Chanyeol. Ia luar biasa gugup. "K–kau..bersungguh-sungguh?"
"Tentu saja." Chanyeol menjawab tanpa ragu. "Kenapa? Kau tidak percaya?"
"B–bukan begitu, hanya saja..ini terlalu manis. Aku seperti sedang bermimpi."
"Kenapa begitu?"
"K–karena.." Baekhyun memberanikan diri menatap balik mata Chanyeol. Ia takkan ragu lagi. Ia juga ingin Chanyeol mengetahui isi hatinya. "Aku juga..mencintaimu.."
Dalam satu nanodetik, diameter bola mata Chanyeol melebar. Darahnya berdesir hebat dan jantungnya berpacu abnormal. Chanyeol memang sudah siap dengan apa pun jawaban Baekhyun, namun ia tak menyangka akan sebahagia ini ketika perasaannya bersambut. Rasanya seperti terbang di atas laut dengan menggunakan tas jet. Mendebarkan juga menyenangkan.
"S–sebenarnya..aku sendiri—"
CUP!
Giliran Baekhyun yang dibuat melotot karena serangan kecupan mendadak dari Chanyeol. Dan belum cukup sampai di situ, Chanyeol menarik pinggang Baekhyun agar mendekat dan memasang senyuman yang berhasil melelehkan otot kaki si mungil.
"Kalau begitu, mulai sekarang kau hanya diizinkan berkencan denganku saja."
"A–apa?"
"Kau tak perlu menjawabnya, hanya cukup lakukan."
Baekhyun tak tahu lagi seberapa merah wajahnya ketika Chanyeol menghadiahinya pagutan yang lebih intens.
Sementara Jongin yang sudah berdiri di depan pintu apartemen Baekhyun lima menit yang lalu, hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil terkekeh geli. Ia putuskan untuk membiarkan pasangan baru itu menikmati kencan pertama mereka di dalam sana dan beralih menghubungi Luhan untuk menemaninya minum-minum di kedai langganan mereka.
Idenya untuk mengerjai Chanyeol dan Baekhyun benar-benar sukses besar!
THE END
Nah, jadi inilah endingnya. Super fluff sampe saya pengen nyulik Baekhyun buat digrepe-grepe /plakk!/
BTW moga kalian suka ya endingnya~