Ok, akhirnya memutuskan bahwa cerita ini yang akan diselesaikan untuk event PseuCom. _

Dor!

Dor!

Dor!

Suara desing peluru saling menyahut menghantam keheningan malam pelabuhan Tokyo. Percikan api timbul dari butiran logam yang terpental kontainer merah. Berlindung di belakangnya, tiga pria pembawa lencana kepolisian Jepang.

"Aku sudah meminta backup. Mereka akan datang 15 menit lagi paling cepat," ucap laki-laki dengan rambut kuncir.

"Kita tidak akan bertahan selama itu." Polisi bermata perak menanggapi frustasi. Rentetan peluru dari senapan otomatis yang digunakan lawan, membuatnya semakin pesimis dengan keselamatan mereka.

Ketiga polisi itu balas menembaki orang-orang berbaju hitam yang berlindung di balik dua mobil BMW biru. Berhasil melumpuhkan lima orang, namun jika hitungan mereka tidak meleset, masih ada tujuh orang lagi.

Seorang yang dari tadi tidak berbicara, terus memperhatikan kedua rekannya. Dia sedang berpikir. Amunisinya telah habis, dan peluru milik kedua rekannya juga tidak banyak tersisa lagi. Sekali orang-orang yang ia duga mafia itu mengetahui mereka kehabisan peluru, orang-orang itu akan datang untuk melubangi badannya. Dia harus membuat mereka bertiga bertahan hingga bantuan datang. "Neji, Shika. Lindungi aku," pinta pria berkulit porselen kepada kedua rekannya.

Pria bernama kapten Uchiha Sasuke dari divisi pembunuhan wilayah Tokyo itu mengambil posisi bersiap. Hidung mancungnya kembang kempis menghirup udara yang mulai dingin pada pertengahan musim gugur bulan November. Adrenalinnya memompa kencang. Tujuannya satu, dia harus pergi ke arah mobil Ford Mustang hitam dengan garis merah keluaran tahun 1969 miliknya, di sana ada tambahan amunisi yang bisa mereka gunakan untuk bertahan hingga batuan tiba.

Sasuke tanpa sadar meringis, rasanya Sasuke lebih rela tertembak dari pada mobil kesayangannya lecet. Semoga saja tindakannya tidak membuat mobilnya dalam masalah.

Sasuke bersumpah, jika dia tahu akan berakhir dalam adu tembak seperti ini, dia tidak akan membawa Aoda –nama mobil Sasuke— untuk bertemu rekan-rekannya malam ini.

Siapa sangka acara minum-minum untuk merayakan kenaikan pangkat Sasuke bisa berakhir seperti ini?

Sasuke mengangkat tiga jarinya, memberi petunjuk kapan mereka harus mulai melindunginya. Jari terakhir turun, Neji –rekan Sasuke dari divisi narkotika –memberikan tembakan ke arah lawan mereka. Membuat hujanan peluru sejenak berhenti. Kesempatan ini digunakan Sasuke untuk berlari kencang ke arah mobilnya.

Seorang anggota berkepala plontos menyadari tindakan Sasuke, dia mengarahkan senjata pada dirinya. Sasuke tidak memperlambat larinya, hanya beberapa meter lagi dia sampai ditujuan. Dari ujung mata, dia melihat pria itu roboh dengan dada berlubang. Bagus, pasti ulah salah satu kawannya. Kini tinggal enam orang lagi yang tersisa.

Sasuke tiba di mobil Mustang miliknya. Kaca dan body mulus mobilnya langsung berlubang diberondong peluru, meninggalkan bekas yang tidak akan murah untuk perbaikan.

"Fuck! Sialan!" raung Sasuke murka. Mencatat dalam hati untuk melubangi tubuh musuh-musuhnya dan mengajukan kompensasi sangat besar pada kepolisian.

Jari-jari panjang Sasuke merogoh saku celana, mencari kunci mobil untuk membuka bagasinya. Terus bergumam meminta maaf pada Aoda yang menerima peluru-peluru yang diarahkan kepadanya. Menyambar tas kecil berisi peluru 9mm, Sasuke langsung mengisi ulang Baretta miliknya.

"Sasuke! Awas!" teriakan Shikamaru membuat Sasuke melihat tepat waktu benda bulat yang jatuh di sampingnya. Terdorong adrenalin tinggi, Sasuke menyambar granat tangan itu dan melemparnya ke arah lawan mereka sebelum meledak. Hanya butuh sepersekian detik sebelum bunyi nyaring granat menghentak gendang telinga.

Keadaan semakin kacau. Ledakan granat membuat pria-pria yang menembaki mereka berpencar menghindar. Memudahkan Neji, Shikamaru dan Sasuke menembak empat orang yang keluar dari perlindungan. Seorang pria bertubuh kecil dengan tudung kepala, berdiri dan mengacungkan laras senjata pada Neji yang kehabisan amunisi. Refleks Sasuke mengarahkan tembakan pada pemuda itu.

Lalu tiba-tiba keadaan mengejutkan terjadi. Pria tinggi dengan perban yang menutup setengah wajahnya berdiri menjadi tameng pemuda bertudung yang menjadi sasaran Sasuke. Timah panas itu menembus punggung dan menancap di jantung. Mencabut nyawa pria itu dengan sekejap mata.

Pria itu ambruk, meninggalkan pemuda yang dilindunginya berdiri dengan mata terbelalak tidak percaya. Tudung kepalanya merosot terbuka, memperlihatkan paras cantik dan rambut hitam yang tertiup angin dingin pelabuhan. Rupa orang itu membuat Sasuke tidak yakin jika yang hendak ditembaknya tadi adalah seorang gadis atau pemuda.

Teriakan paling memilukan terdengar. Membuat semua orang yang mendengar membeku. Sasuke dan kedua temannya saling bertukar pandang, merasa prihatin namun tidak menurunkan kewaspadaan saat pemuda atau gadis –mereka tidak yakin dengan jenis kelamin anggota yang tersisa- itu meraung memanggil nama Zabuza. Sepertinya itu adalah nama pria yang mati melindunginya.

Bantuan datang kemudian. Tim SWAT yang dipimpin Itachi –kakak Sasuke—datang disusul polisi dari divisi Sasuke dan Neji. Keadaan langsung terkendali,

Haku –yang baru diketahui identitasnya dan juga merupakan seorang pria– masih bertahan disamping jasad Zabuza. Dua orang polisi berusaha membawanya ke dalam mobil polisi, tapi pemuda itu tetap bergeming. Tidak ada tanda perlawanan. Mungkin kasihan melihat kondisi pemuda cantik itu, mereka tidak kasar memaksa membawanya. Mereka memberi kesempatan untuknya mengucapkan selamat tinggal pada pria yang terlihat sangat berarti bagi sang pemuda.

Keadaan Sasuke tidak jauh berbeda. Dia tertunduk lesu di depan mobil kesanyangannya. Shikamaru dan Neji tidak berani menegur rekannya ini. Mereka tahu betapa cintanya Sasuke pada Mustang yang kini penuh lubang tembakan itu.

Neji menatap Itachi untuk meminta bantuan. Berharap kakak temannya ini bisa memberi penghiburan untuk adiknya. Sebenarnya Neji merasa bersalah pada Sasuke. Dirinyalah yang memaksa Sasuke dan Shikamaru ke pelabuhan malam ini. Berniat kembali ketempat mereka bertiga sering datangi dengan sembunyi-sembunyi ketika sekolah. Siapa sangka mereka bertemu dengan orang-orang mencurigakan yang langsung mengeluarkan senjata begitu mereka menunjukkan lencana?

"Sasuke," panggil Itachi lembut. Pria yang lengkap menggunakan rompi dan helm tim SWAT itu menepuk pelan bahu Sasuke. Neji dan Shikamaru bernapas lega, pria berambut panjang dengan guratan di wajahnya itu akhirnya beriniatif memecah keheningan Sasuke.

Kelegaan yang mereka rasakan langsung menghilang begitu suara kekehan yang tidak ditutup-tutupi keluar dari ketua tim SWAT Tokyo itu.

"Ini akibatnya jika kau tidak meminjamkan mobil pada kakakmu," nyinyir Itachi. Masih dendam karena tidak pernah boleh membawa mobil Sasuke walau dirinya telah memohon berkali-kali.

"Sepertinya Aoda harus direparasi secara keseluruhan. Tenang saja, aku akan meminjamkanmu mobilku. Aku bukan orang 'pelit'," sindir Itachi. Dia tidak berhenti menepuk-nepuk pundak Sasuke walau Sasuke telah memandang tajam memperingatkan.

Itachi menyodorkan kunci mobil Sedan miliknya pada Sasuke. Tidak lupa dengan senyum mengejek yang kentara sekali. Menikmati momen dirinya bisa menggoda adik semata wayangnya.

Walau Itachi kini terlihat menyebalkan, sesungguhnya dalam hatinya ia lega luar biasa mendapati Sasuke baik-baik saja. Tidak bisa terkatakan perasaan Itachi malam ini ketika mendengar adiknya terlibat baku tembak. Walau pekerjaan Sasuke sebagai polisi memang beresiko tinggi, namun dia masih tidak bisa mengabaikan sifat protektifnya pada Sasuke. Sampai kapanpun Sasuke adalah adik kecil di matanya.

Desis marah dari Sasuke yang berusaha menyerang Itachi memberi aba-aba Neji dan Shikamaru untuk menghentikan gerakannya. Mereka tidak ingin Sasuke mendapat sanksi karena melayangkan tinju pada Itachi.

Pergumulan mereka membuat beberapa polisi dan anggota Itachi tertawa. Mereka jarang melihat luapan emosi dari sang kapten Uchiha. Pergulatan itu mengalihkan perhatian mereka sejenak hingga tidak menyadari gerakan tangkas Haku yang menarik pistol dari salah satu polisi yang mendampinginya. Dengan kedua tangan terborgol, Haku mengarahkan pistol itu pada Sasuke dan menembakkannya.

Sekali lagi suara letusan terdengar, disusul teriakan Itachi memanggil adiknya yang ambruk dengan kepala mengucurkan darah.

Wajah panik dan jeritan Itachi adalah hal terakhir yang Sasuke ingat sebelum semuanya menjadi gelap.

Sasuke tidak tahu berapa lama aliran waktu telah berlalu. Dia hanya merasa melayang tanpa masa. Tidak ada emosi atau apapun yang mewarnai dirinya. Rasanya dia bagai terlingkupi kehampaan seutuhnya.

Di tengah kegelapan yang melingkupi Sasuke, tiba-tiba dia merasa tarikan yang begitu kuat. Membawanya menembus berbagai campuran warna yang membutakan. Perasaan senang, takut, sedih, marah bahkan nafsu bercampur menghantam Sasuke sekaligus. Ia tidak tahu harus bagaimana. Rasanya dirinya ditekan dari segala arah.

Tarikan dan tekanan itu menghilang secepat kedipan mata. Menghempaskan Sasuke di ruang putih bersih tanpa ujung. Sasuke mencari, namun tidak ada apapun di sekitarnya.

Sebuah sosok muncul dari ketiadaan. Sasuke tidak bisa melihat bentuknya, namun ia merasa mengenal sekaligus asing dengan sosok yang baru saja muncul di depannya. Dia tidak bisa menentukan jenisnya. Sasuke bahkan tidak tahu itu manusia atau bukan.

Mungkin Sasuke telah bertemu degan jiwa.

Sasuke dapat merasakan aliran putus asa dan kesedihan mengalir dari sosok di depannnya. Emosi itu mulai memberi efek pada Sasuke, dia merasa ingin meraung hanya dengan berada dekat dengan sosok itu.

Sosok itu mendekat, melingkupi Sasuke dengan pelukan tanpa badan. Lalu Sasuke merasakannya. Pengharapan yang begitu besar hingga Sasuke tidak kuasa menolak. Sasuke pasrah saat perlahan dirinya terseret dan mulai merasakan bentuk. Mengantarkannya kedalam kesadaran yang lebih dikenalnya.

Hal pertama yang Sasuke sadari adalah bau menyengat disinfektan. Lalu disusul rasa sakit yang mendera tubuhnya. Mula-mula kepalanya, kemudian diikuti rasa sakit yang menjalar kesekujur badan.

Sasuke samar-samar mengingat mimpi anehnya, namun langsung terlupa begitu rasa sakit yang berdenyut di kepalanya semakin terasa. Dia mencari alasan kenapa dirinya menderita, lalu ingatan suara tembakan dan wajah Itachi memberi Sasuke dugaan, kemungkinan dia telah terluka.

Sasuke mengeram menahan sakitnya.

"Kau sudah sadar, Uchiha?"

Sasuke mulai membuka mata, merespon suara yang memanggilnya. Awalnya pandangannya tidak jelas, rasanya ada kabut yang menghalangi pandangan Sasuke. Sasuke mengerjapkan matanya beberapa kali, hingga sosok pria berjubah putih terlihat dihadapannya.

"Dokter?" tanya Sasuke.

"Woah, tumben kau memanggilku dokter. Biasanya kau tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun." Sasuke mengernyit heran. Dia menatap laki-laki berkacamata bulat dan berambut perak yang kini memeriksa infusnya. Apa Sasuke kenal dengan dokter ini sebelumnya? Seingatnya tidak.

"Aku kira kau sudah mati Uchiha. Untuk sesaat detak jantungmu tadi berhenti."

"Hah?"

Dokter itu mengarahkan senter pada mata Sasuke. Memeriksa reaksi pupilnya terhadap cahaya.

"Mual?" Sasuke menggeleng sebagai jawaban.

"Apa lukaku serius Dok?" Untuk sejenak dokter itu berhenti. Dia seperti memandang heran Sasuke.

"Selain luka sobek di kepala dan lebam, sepertinya tidak ada yang berbahaya. Kau tidak akan mati. Rupanya Shinigami -malaikat maut- masih enggan membawamu," jelas dokter itu.

"Berapa lama aku tidak sadar?"

"Well, sekarang hampir tengah malam, berarti delapan jam sejak kau dibawa ke bangsal ini."

"Apa rekan-rekanku baik-baik saja?" Dia teringat dengan Hyuuga Neji dan Nara Shikamaru.

"Sejak kapan kau memiliki rekan di sini? Seingatku, hampir separuh penghuni penjara ini berniat membunuhmu begitu kau datang."

"Apa maksudmu?" Sasuke tidak mengerti dengan ucapan dokter di depannya.

"Itu tidak dapat dihindari. Banyak orang yang masuk kemari karena kau Uchiha."

"Tunggu, aku tidak mengerti dengan maksudmu. Apa Neji dan Shikamaru ikut terluka juga, Dokter ..., Yakushi?" Sasuke membaca tag nama di jubah putih dokter yang merawatnya.

Dokter bernama Kabuto Yakushi itu menatap pasiennya dengan menyipitkan mata. Sebuah kecurigaan muncul saat mendengar pertanyaan-pertanyaan Uchiha Sasuke.

"Apa kau ingat siapa dirimu?" tannya Kabuto.

"Tentu saja. Aku Uchiha Sasuke, kapten divisi pembunuhan untuk Tokyo Wangan Police Station."Sasuke tidak luput melihat kerutan di dahi dokternya semakin dalam. "Apa ada masalah Dokter?"

"Bulan apa sekarang Uchiha?"

"November tentu saja." Perasaan Sasuke mulai tidak nyaman, terasa ada yang salah dengan dirinya.

"Katakan padaku, tanggal berapa kau terluka." Kabuto menatap instens Sasuke. Seolah menunggu bukti dari kecurigaannya.

"3 November 2015." Kabuto meneguk ludah karena jawaban pasiennya.

"Katakan padaku ada apa sebe –

Perkataan Sasuke terputus, perhatiannnya teralihkan saat ia berusaha menggerakkan tangannya. Tangannya tidak bisa bebas bergerak, ada borgol yang terpasang pada pergelangannya dan rangka ranjang.

"Kenapa aku diborgol?" suara Sasuke mendingin. Walau luka dikepalanya masih berdenyut, dia memaksakan diri untuk duduk.

Kini Sasuke melihat sekelilingnya, ruangan tempatnya di rawat lebih mirip klinik dari pada kamar rumah Sakit. Ada lemari kaca penuh obat di seberang ruangan Sasuke. Sekilas dia hampir tidak memperhatikannya jelas, namun pantulan orang yang duduk di atas kasur dengan tangan terinfus dan terborgol membuat Sasuke terbelalak. Jika saja bayangan itu tidak bergerak sesuai dengan gerakannya, dia tidak akan sadar jika itu adalah pantulan bayangannya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?

Sasuke masih bisa mengenali iris mata hitamnya. Namun janggut dan kumis yang tumbuh lebat, membuat Sasuke sulit mengenali wajahnya sendiri. Cekungan di bawah matanya begitu hitam, dirinya seperti tidak pernah tidur bertahun-tahun. Pipinya tirus dan tubuhnya hanya tinggal tulang, berat badannya seperti tersedot hilang. Ada perban di dahi kirinya. Rambutnya telah tumbuh panjang melewati pundak, mirip rambut panjang Itachi. Tapi lebih berantakan dan lepek.

"A—Apa yang terjadi? Di mana sebenarnya aku sekarang?" Sasuke mencengkram lengan dokter yang dari tadi memperhatinkannya. Dia butuh jawaban.

"Uchiha Sasuke, sekarang ini tanggal 3 November 2017...,"

Gengaman Sasuke mengencang, apa dia koma selama 2 tahun?

"... dan kini kau ada di klinik penjara Chiba. Tahanan nomor 3476 atas kasus pembunuhan, Uchiha Sasuke."

Bersambung...