Pada kenyataannya, semenjak Taehyung ikut masuk ke dalam barisan karyawan dalam perusahaan Jeon itu banyak pegawai baik muda atau tua—apalagi untuk yang telah memiliki umur tak muda dan mulai sedikit bosan dengan servis yang diberikan oleh pasangan hidup mereka akan bohong jika mereka mengatakan tak mendapatkan bahan untuk cuci mata dari Taehyung. Pemuda itu sering bertingkah terlalu imut untuk umurnya yang sudah 25 tahun tetapi karena wajahnya pun yang tergolong imut membuatnya cocok saja bahkan ada beberapa yang tak percaya bahwa dia telah berumur 25 tahun seperti sekretaris pribadi pemimpin perusahaan ketika mensortir file orang yang mendaftar.

Oleh karena itu mereka mendapatkan potensi penuh bahan cuci mata dengan melihat pemuda cantik itu melakukan fingering kepada diri sendiri sembari menjilat batang kejantanan bagaikan es krim batang.

Menikmati setiap tetes dari lelehan batang tersebut meskipun itu sebenarnya hanyalah salivanya namun telah bercampur dengan rasa alami dari batang itu sehingga seolah menjadi suatu rasa yang berbeda. Sedangkan mulut atasnya sibuk dengan kejantanan itu, mulut bawahnya sibuk dengan ketiga jari yang tengah memberikan kepuasan dari mereasa terpenuhi.

Setiap kali titik prostatnya menyapa jarinya tetes pre-cum pada kepemilikannya meluncur turun, mengotori lantai divisi tersebut. Suara basah dari tiga jari yang keluar masuk dalam rektumnya sendiri dan suara hisapan hina menggugah nafsu birahi mereka, hampir mencapai orgasme setiap kali bokong berisi itu bergerak melingkar seolah mencari tambahan friksi dari jarinya. Lingkar merah muda itu akan terlihat indah jika melingkari hal lain selain jarinya.

"Hei. Ayo masukkan—"

Taehyung tak memiliki ruang untuk berkonsentrasi mendengar apa yang dibicarakan oleh para pria itu berhubung batang kejantanan dalam mulutnya telah berganti lagi karena yang sebelumnya hampir klimaks dalam mulutnya. Berhubung mereka tak boleh mengeluarkannya di dalam rongga mulutnya—entah kenapa.

Tetapi yang ia tahu adalah ketiga jari dalam rektumnya dipaksa untuk keluar membuatnya terasa sangat kosong—meringis manja meminta agar kembali merasakan rasa terpenuhi sebelumnya. Rasanya begitu benar, tepat—seolah tak ada hal salah dalamnya atau mungkin itu hanya dalam pikirannya?

"Jangan ada yang mengganggu mulutnya untuk sekarang."

Batang pada mulutnya keluar begitu saja dengan mendengar perkataan rekannya, membiarkan mulut itu sekarang bernasib sama dengan rektumnya—kosonguntuk tak lama. Perlahan jari telunjuk mulai merambat mendekati jalur masuk belakangnya, hampir saja menampar pemilik telunjuk tersebut sebelum kedua tangannya digenggam dengan erat agar tidak memberontak.

"A-ahngh! Ti—dakh… J-jangan—"

Pemberontakannya langsung berhenti ketika jari telunjuk salah satu pria itu masuk dan tentunya otot rektumnya langsung mengapit dan merasa sangat aneh karena tekstur kulit yang berbeda dari jarinya sendiri. Ketika jarinya sendiri sedikit lebih lembut karena kakaknya menyuruhnya untuk melakukan perawatan kulit tangan, jari telunjuk di dalamnya sedikit lebih kasar dan tulangnya dapat terasa.

"Angh…"

Mendesah setiap kali jari lain masuk ke dalam, berpikir bahwa itu adalah jari dari tangan yang sama tetapi ketika melihat ke belakang apa yang dilihatnya langsung membuat tubuhnya menjadi lebih sensitif—tanpa sadar langsung mengetatkan rektumnya.

Ada tiga tangan di belakangnya—yang salah satu jarinya masuk ke dalamnya. Berada pada sisi kanan, kiri dan bawah lubangnya.

"Ah—!"

Lutut kanannya menendang udara kosong ketika jari tengah pemilik tangan pada sisi bawah jalur masuknya memijat testis yang terlihat sangat menggiurkan—tak terlihat terlalu elastis dan terlihat seperti jelly melainkan malah terlihat cukup kencang dan benar-benar ingin melihat bagaimana ketika bergerak seperti orang gila saat menerima kejantanan.

Setiap kali ia tak sadar menggerakkan pinggangnya malah semakin masuk ke dalam jari dalam rektumnya dan itu malah semakin merangsang keinginan untuk klimaks, semakin membuatnya malah ingin mendesah keras agar seluruh sudut gedung dapat mendengar desahan hinanya. Memperdengarkan bagaimana nikmatnya karena sampai malam ini lubangnya masih merupakan perawan sampai akhirnya dimasuki oleh bermacam-macam jari.

"Bagaimana jika dua jari?" tanya salah satu dari—tentunya yang tengah memasukkan jarinya, "Dengan begitu akan ada enam jari di dalammu."

Enam jari.

Itu bukanlah jumlah jari pada satu tangan manusia. Taehyung menginginkannya—enam jari itu—

"Y-ya…"

Jari tengah ketiga tangan itu memaksa masuk ke dalam rektum tersebut. Rasanya sungguh penuh—tentu saja karena terdapat enam jari di dalamnya dan itu merupakan jari pria dewasa. Mungkin benar jarinya sendiri terlihat cukup panjang untuk ukuran lelaki berumur 25 tahun tetapi itu hanyalah turunan dari ayahnya ditambah ia tak pernah membiarkan rektumnya sendiri memakan jarinya sendiri.

Perlahan—pinggang Taehyung mulai bergerak maju-mundur, menenggelamkan keenam jari tersebut ke dalam rektumnya kemudian membawanya kembali ke permukaan. Bibir plumnya yang awalnya digigit keras dibiarkan membuka bebas, membebaskan semua suara paling hina dalam hidupnya, memanjakan gendang telinga para pria yang mengelilinginya itu. Gerakan maju-mundur pelan itu berubah menjadi semakin putus asa. Setiap kali ia mencapai titik terdalamnya ia malah menginginkan keenam jari itu untuk semakin masuk ke dalam, mendobrak dinding titik terdalamnya.

"Anh! Ahh!"

Semakin keras gerakan pinggangnya semakin keras suara yang dikeluarkannya. Kepalanya hanya terfokus kepada menggerakkan tubuh bagian bawahnya, tidak kurang maupun lebih. Hanya menginginkan agar ada sesuatu yang memasuki dan mengisinya.

Krek!

Tetiba dengan sangat tetiba suara pintu terbuka mengejutkan mereka semua—kecuali Taehyung yang masih sibuk dengan kenikmatan pribadinya—tentunya mereka terkejut karena seharusnya tidak ada yang masih berada di kantor. Selain—

Direktur mereka.

Suara sepatunya pun telah mereka sangat kenal, itu jelas dimiliki oleh direktur mereka. Ketiga lelaki yang tengah memasukkan jari ke dalam rektum karyawan paling muda itu seketika menjadi panik, segera mengeluarkan jari mereka hendak membereskan semua kekacauan ini namun semuanya terlalu terlambat. Langkah kaki yang entah mengapa berubah menjadi menakutkan itu semakin mendekat dan bayangan dari pencahayaan lampu semakin mendekat ke arah mereka. Bahkan belum berdiri dengan kakinya, surai hitam dan tangan kanannya yang lebih berada di depan dengan jam tangan mahal untuk menjaga imejnya itu sudah ada di hadapan mereka.

Kepalanya sudah cukup pening dengan mendengar ocehan direktur perusahaan lain yang bisa berkata seenaknya hanya karena memiliki umur yang lebih tua darinya. Mungkin perusahaan di bawah kuasanya itu memang mendunia tetapi berhubung usianya termasuk muda bagaimanapun ia tetap harus bersikap hormat kepada direktur perusahaan lain karena budayanya mengatakan hukum seperti itu. Niatnya ia hanya kembali ke kantornya sejenak untuk melepaskan penat dengan meminum sedikit anggur merah sambil menatap kota Seoul dari atas ditambah pasti karyawannya telah pulang ke rumah selarut ini.

Namun yang didapatkannya setelah naik ke lantai atas menggunakan elevator kemudian ketika membuka pintu menuju ruangan bagian divisi marketing mendengar suara nista seperti desahan yang bukan berasal dari speaker benar-benar murni keluar dari bibir seseorang. Ditambah sekarang ia melihat pipi bokong montok dengan lingkaran merah muda basah seperti baru dimasuki oleh sesuatu milik karyawan terbarunya. Belum lagi kejantanan cukup besar namun terlihat menggiurkan itu menggantung diantara kedua pahanya.

Apakah beliau marah? Oh tidak. Ia hanya terkejut.

Maksudnya—selama ini ia memang tertarik dengan penampilan karyawan itu. Tubuhnya terlalu ramping untuk menjadi lelaki dan ketika melihat profilnya pun ternyata berbeda dua tahun dengannya sungguh membuatnya terkejut bukan main. Karena Taehyung secara penampilan terlihat seperti baru menginjak umur dua puluh tahun tetapi ternyata kenyataannya berkata lain. Dan ia akan berdusta jika kadang ketika berpapasan di lorong sedikit melirik pinggul karyawannya itu meski masih tertutupi oleh celana kain tapi bukan berarti dia sampai menggunakan penampilan bawahannya sebagai bahan pelampiasan seksual namun sepertinya setelah melihat ini bahan utamanya adalah Taehyung.

Atau malah—

Melangkah semakin dekat, karyawan lain langsung mundur untuk menyediakan ruang agar tidak mengganggu direkturnya, berjongkok di belakang si bahan mainan kemudian menyentuh pipi bokong itu. Ah—padat dan kenyalnya sangat pas untuk tangannya. Jungkook harus memiliki bokong ini untuk malam ini. Karyawannya itu akan menjadi miliknya.

"Akh!?"

Taehyung memekik kesakitan ketika kepala belakangnya ditarik dengan keras. Kulitnya menjadi panas karena rasa sakit ditambah karena akar rambutnya masih berusaha untuk tidak terlepas seiring dengan rambutnya dijambak tanpa ampun oleh Jungkook yang sekarang seolah menjadi serigala diantara kumpulan anjing—membuat anjing lainnya hanya dapat mundur ke belakang karena tak ingin terluka dari taring berbahayanya. Ketika matanya berguling ke samping untuk melihat siapa yang telah menjambaknya. Oh betapa menggemaskannya mata itu membulat kaget dan bibirnya langsung bergetar.

"S-sajangnim…" bibir Taehyung bergetar ketakutan, meskipun mengetahui bahwa dirinya disini merupakan korban.

"Maaf—kan aku… Tolong—jangan… A-aku akan membersihkannya…" lanjut Taehyung memohon.

"Untuk apa kau meminta maaf, Taehyung-ssi?"

Perkataan itu—bukan, mereka semua terkejut mendengar akhirnya direkturnya berbicara. Mungkin dikarenakan mereka hanya mendengarnya beberapa membuatnya saat mendengarnya berbicara adalah sesuatu yang luar biasa meskipun itu adalah hal ternormal seperti mengapa air itu cair. Taehyung terutama semakin membatu, tak tahu apakah ia tidak akan dimaafkan sehingga permintaan maafnya tak diterima?

"Aku tidak marah. Sama sekali tidak marah." Jungkook seolah membaca ekspresi terkejut Taehyung, "Tapi daripada kau membersihkannya, bagaimana jika kita mengotorinya sepuasnya?"

Si karyawan masih terdiam, tak mengerti apa maksud perkataan direkturnya. Sebelum sempat bertanya Jungkook telah kembali berbicara,

"Aku selalu tertarik denganmu, Taehyung-ssi. Rupamu itu telah menarik perhatianku bahkan ketika melakukan wawancara. Wajahmu."

Bola mata hitam itu bergulir untuk menatapi wajah Taehyung yang telah kacau oleh air liur dan keringat dan sebagai bumbu pelengkap merasakan rasa sakit dari jambakan yang sedaritadi belum dilepaskan.

"Dadamu."

Turun untuk menatap dadanya.

"Pinggang dan pinggulmu."

Berlanjut untuk menatap pinggul yang menghasilkan efek seolah memiliki lekukan seperti perempuannya.

"Bokongmu—"

Plak!

Tangan kanan Jungkook melepaskan diri dari bokong Taehyung sejenak kemudian menampar sampai suara kulit bertemu dengan kulit bergema dalam ruangan kosong itu. Karyawan lainnya hanya meringis dengan bagaimana pasti Taehyung merasa sakit sekali apalagi direkturnya ini dikenal memiliki otot asli tanpa narkoba berarti kekuatannya itu asli dan andai digunakan untuk meninju mungkin wajah mereka akan bersatu dengan otak.

"Ng—aah!"

"Suaramu."

Para anjing bergidik ngeri ketika mendengar perkataan terakhir itu. Dikeluarkan melalui tenggorokannya dengan nafsu yang amat kental. Jungkook benar-benar terlihat seperti serigala—bahkan mungkin pemimpin para serigala sampai salah satu anjing yang termasuk lebih dominan hanya bisa diam disana, membeku meskipun hanya tubuhnya. Kedua tangan serigala itu mengelus bongkahan kenyal itu kembali, seolah memberikan perhatian penuh akan kasih sayang meski dirinya sendiri yang membuat Taehyung merasa kesakitan. Matanya selalu setia memperhatikan lingkaran merah muda itu. Bagaimana sekilas bergerak ke samping karena efek gerakan pada daerah sekitarnya.

Dengan lihai ia mengelus pipi bokongnya kemudian menyentuh lingkaran merah muda sensitif Taehyung. Hatinya semakin puas melihat reaksi kecil dari tubuh ramping mangsanya sekarang.

"Aku cukup percaya diri dengan kemampuan memberikan kepuasan. Bagaimana jika aku membuktikannya kepadamu dan membiarkan tubuhmu sendiri yang menentukan untuk percaya kata-kataku atau tidak? Tapi tentu, kau tidak bisa menolak."

Mengatakan itu Jungkook melepaskan tangannya dari pipi bokong Taehyung, "Kemarilah, Taehyung-ssi. Aku akan memberikanmu kepuasan yang bahkan tidak bisa didapatkan di sex club termahal di dunia. Kau bisa bersuara—mendesah sekeras apapun atau mungkin lebih baik jangan menahan suaramu."

"Aku ingin mendengar dan melihat semua darimu."

.

.

.

To Be Continued

Teaser Next Part:

"Tes ulang mengenai kemampuan berkonsentrasimu."

"Mari kita lihat perkembangan pengetahuan Bahasa Inggrismu, Taehyung-ssi."

"D-di… Atas meja…"

"Nilaimu untuk sekarang 90, tapi kuharap kau masih akan mengembangkan kemampuan bahasamu karena pada dasarnya ini adalah perusahaan mendunia. Akan memalukan salah seorang bawahanku tidak bisa berbincang menggunakan bahasa asing."