Chapter 1

Disclaimer : Naruto [Masashi Kishimoto]
One Piece [Eiichiro Oda]

Created by : Kurosaki D Jasmine

Rated : M

Warning : Typo (s), Miss Typo (s), ABAL, TIDAK SESUAI ALUR, GAJE DLL OOC, OC, Alternative Universe and Etc.

Don't like, Don't read ..

Ide ini dihasilkan oleh imajinasi otak Author sendiri, jadi harap maklum jika masih banyak kesalahan.

Summary Lanjutan: anak kecil yang kehilangan segalanya didalam lahapan api, beserta hujan tembakan yang menargetkan mereka semua kedalam targetnya, seolah mereka tidak ada artinya, seperti halnya sampah

West Blue

Pulau Ohara

Pantai

Anak kecil bersurai pirang dengan mata biru dan tiga kumis kucing disamping masing-masing pipinya yang tampak imut dengan wajahnya yang kecil, dan kaos merah polos dengan celana pendeknya dan memakai sandal, dengan gadis yang memiliki rambut berwarna putih yang terlihat imut baginya dan menggunakan kaos biru dengan celana pendek hijau

"Ne Nisa-chan, apa kau akan benar-benar ikut dengan ibu dan ayahmu ke laut?"Anak kecil bersurai pirang itu bertanya pada wanita bersurai putih a.k.a Anisa

"Tentu saja Naruto-kun! Karena sudah menjadi impianku untuk mengetahui sejarah dunia yang hilang"Anisa menjawab dengan riangnya

"Kita baru 5 tahun, bukankah itu baru terlalu cepat untuk pergi!"Naruto berkata dengan mata yang terpancar tidak rela disana

"Apa jangan-jangan kau tidak ingin aku pergi Naruto?"Anisa melihat Naruto dengan bingung yang salah tingkah sendiri

"Yeah, karena kau satu-satunya yang mau bermain dan menerimaku disini selain Nii-chan, Kaa-chan dan Tou-chan"Naruto menjawabnya dengan menundukan kepalanya

"Naruto-kun, tenang saja aku pasti kembali! Tapi mungkin aku akan kembali 10 tahun atau lebih apa kau tetap mau menungguku?"

"Yeah aku mau, lagipula kau adalah teman pertamaku!"Naruto menjawab dengan tersenyum senang

"Kalau begitu saat aku kembali kita akan bersiap untuk menikah bukan!"Perkataan Anisa tadi membuat otak Naruto blank seketika

"WAHHHH, APA MAKSUDMU ITU?"Naruto mundur beberapa meter dengan wajah yang terkaget mendengar ucapan Anisa tadi

"Bukannya sudah jelas, kau menungguku dan aku akan berusaha menggapai impianku, saat aku berhasil menggapai impianku, aku akan kembali dan menikah dengan orang yang kucintai bukan"Anisa membalas dengan polosnya tentang hal ini

"Jujur sekali, aku kira kau akan tsundere atau apalah itu"Naruto berkata dengan pipi yang memerah karena mengerti

"Kalau begitu Naruto, tolong jaga Robin ya! Mau bagaimanapun juga nanti dia akan menjadi adikmu bukan!"

"Berisik! Aku juga tahu!"Anisa yang melihat wajah Naruto yang memerah hanya tersenyum

"Kalau begitu ayo kita kembali, sebelum malam!"Anisa pergi meninggalkan Naruto yang menyusul dirinya

Change Place

Dirumah yang jauh dari perkotaan tapi dekat dengan hutan

"Tadaima"Naruto membuka pintunya dan masuk kedalam rumah

"Okaeri Naruto! Pulangmu telat juga ya!"Wanita berambut merah dengan pakaian ibu rumah tangga dan menggunakan apron a.k.a Kushina berbicara dengan tersenyum walau ada makna yang tersirat menakutkan diperkataannya

"A-ahhh…itu…"Naruto berusaha mencari alasan untuk tidak kena hajaran ibunya kali ini

"Kaa-chan, jangan dimulai lagi! Lagipula Naruto pasti menghabiskan waktunya dengan Anisa lagi, jadi itu wajar bukan!"Anak dengan rambut merah berkata pada Kushina dengan tenangnya

"Menma, jangan terus membela adikmu! Lagipula aku tidak menyetujui hubungan mereka! Mereka masih kecil belum layak untuk hal seperti itu!"Kushina berkata dengan berkacak pinggang pada anak berambut merah yang umurnya 2 kali dari Naruto a.k.a Menma

"Kushina, yang dikatakan Menma benar! Kau terlalu keras pada Naruto!"Orang dewasa berambut kuning berkata dengan mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara pada istrinya itu

"Ohh Minato, jadi malam ini kau tidak ingin mendapatkan makan dan ingin tidur diluar ya! Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi saja?"Kushina yang merasa kalah karena 2 lawan 1 mengeluarkan ancaman pada suaminya

"Maafkan hamba Kushina-sama!"Minato bersujud dihadapan Kushina yang tersenyum bangga

"Tou-san kalah dengan telak!"Gumam Naruto melihatnya, lalu ia ke meja makan dan duduk

"Dengar Naruto! Jangan coba-coba untuk melakukan hal itu jika kau masih kecil! Kaa-chan menentangnya!"Kushina berkata dengan berkacak pinggang pada Naruto yang entah menganggapnya atau tidak

"Baik Kaa-chan! Lagipula aku juga masih kecil jadi tidak mengerti yang kalian bicarakan!"Naruto membalasnya dengan cuek walau ia mengerti tapi mana mungkin ia mengatakannya, ia memakan makanan makan malamnya dengan pelan

"Hoy Naruto! Kenapa kau selalu mau berada dengan Anisa? Kupikir kalian itu bermusuhan!"Menma bertanya pada Naruto yang hendak memakan tapi tidak jadi

"Waktu itu memang tapi sekarang udah jadi teman, jadi tentu saja lagipula aku hanya punya Nisa-chan sebagai teman!"

"Hmm, enaknya jadi dirimu punya wanita cantik yang selalu mau berada disampingmu!"Menma berkata dengan senyum menggoda diwajahnya

Brushh

Naruto menyemburkan makanannya keluar mendengar perkataan Menma tentang Anisa tadi

"A-a-a-apa maksudmu Menma-nii? Kami itu teman!"Naruto berkata dengan pipi yang merona mendengar godaan Menma tadi

"Hee lalu kenapa wajahmu merah begitu? Tsundere"Menma semakin menggoda Naruto yang berusaha menghilangkan warna merah dimukanya itu

"Hoy kalian berdua!"Menma dan Naruto tersentak mendengar nada suara yang amat menakutkan itu, bahkan Minato langsung pergi dari sana setelah melihat Kushina yang terkena semburan Naruto tadi

Dhuak Dhuak

Kushina menjitak Naruto dan Menma tanpa belas kasih

"Rasanya kepalaku mau pecah!"Naruto memegang kepalanya dengan ekspresi sakit

"Sepertinya menggodamu didepan Kaa-chan adalah ide buruk!"Menma terkapar dilantai menerima jitakan Kushina tadi

"Jangan bicara saat sedang makan!"Kushina mengeluarkan suara horornya lagi, membuat Naruto dan Menma tetap diam dan mulai berdiri lalu menghabiskan makanannya secepat kilat

"Ahahaha kalian benar-benar sial Naruto, Menma"Minato melihat Menma dan Naruto yang mempunyai benjolan di kepalanya

"Kalau begitu kenapa kau kabur tadi Tou-chan?"Naruto bertanya dengan tajam pada Minato yang tertawa cengengesan

"Apa kau sudah selesai dengan tugasnya?"Minato bertanya pada Menma yang memutar matanya bosan

"Sudah beres daritadi Tou-chan! Biarkan aku istirahat!"

"Memangnya apa tugas apa Menma-nii?"

"Bukan urusanmu Naruto!"Naruto mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Menma tadi

"Tou-chan aku ingin belajar menjadi Arkeolog!"Naruto melihat wajah Minato yang terkejut

"Bukannya kau ini tidak suka dengan sejarah Naruto!"

"Itu dulu! Beda dengan sekarang!"Naruto memutar matanya bosan mendengar balasan Minato tadi

"Plin-plan sekali dirimu Naruto!"

"Berisik Menma-nii!"

"Baiklah! Tapi jangan harap kau bisa mendapatkan pelajaran yang lembut dariku!"

"Yeah"

6 tahun berlalu saat itu

6 tahun berlalu dengan cepat bagi Naruto belajar tentang Arkeolog, dan didalam 6 tahun itu juga muncul O'noshi yang ditakuti yang bahkan namanya sekarang menjadi kutukan, nama kakaknya disebut-sebut nama kutukan, karena sama dengan nama O'noshi yaitu Uchiha Menma berbeda dengan kakaknya Namikaze D Menma, tapi kakaknya tidak pernah mempedulikan hal itu walau ia dijauhi oleh teman-temannya

"Ne Menma-nii kenapa kau tidak mengganti namamu saja? Daripada kau terus dijauhi seperti itu!"Naruto melihat Menma yang kembali melihat laut hanya melihatnya sedih

"Naruto, nama yang kumiliki ini adalah pemberian ibu dan ayah, jadi jika aku menggantinya sama saja aku tidak menghormati nama yang telah mereka pilih! Tapi… si O'noshi ini benar-benar orang paling kejam dan mengerikan didunia ya! Ia bisa menghancurkan hidup seseorang yang bahkan tidak pernah ditemuinya, seperti halnya diriku dan caranya juga sangatlah kejam! Membuatku tidak bisa kembali berkumpul dengan teman-temanku memang menyakitkan! Tapi aku tidak bisa terus memikirkannya! Karena aku memiliki impian yang harus kuraih! Kau juga memilikinya bukan Naruto?"Menma melihat Naruto dengan tersenyum walau senyum itu adalah senyum sedih

"Kau benar! Tapi aku masih heran kenapa anak kecil yang bahkan lebih muda dariku itu bisa membuat takut pemerintah dan angkatan laut bahkan dunia, padahal dia sudah mati? Apa dia memberi kutukan pada dunia ini?"

"Bicaramu lucu sekali Naruto! Kutukan itu tidak ada! Itu hanyalah dongeng untuk menakuti anak kecil yang tidak mau menuruti perintah orang tuanya! Lagipula O'noshi bisa membuat takut dunia karena umurnya!"

"Umur?"

"Benar! Menurutmu jika ada anak kecil yang sudah memiliki pemikiran matang dengan kekuatan yang besar apa yang akan terjadi?"

"Anak itu akan dijauhi dan tidak akan memiliki teman dengan kata lain diasingkan itu atau dibunuh adalah hal wajarnya tapi jika melakukan hal itu anak tersebut akan membalas pada orang-orang yang mengasingkannya atau mencoba membunuh padanya!"

"Pemikiranmu hebat juga Naruto! Tapi O'noshi tidak memiliki pemikiran seperti itu! Dia bahkan tidak memiliki kebencian dihatinya! Dengan kekuatan sebesar itu aku yakin ia mengalami kejadian yang kau sebutkan tadi! Tapi ia seperti menerima semua itu, seolah ia memang benar-benar sudah mati!"

"Kenapa kau bisa tahu sebanyak itu?"

"Dulu aku pernah bertemu dengannya! Warna rambut orange yang gelap dengan pandangan yang datar seolah aku tidak lebih dari serangga dihadapannya! Tentu saja tubuhku gemetar ketakutan! Tapi ia tidak melakukan apapun padaku, ia hanya melewatiku tidak ada maksud apapun padanya, tapi aku melihatnya bagaimana O'noshi membunuh orang dengan cepat tanpa belas kasih dan ampun! O'noshi tidak memiliki hati, karena itulah ia memiliki julukan O'noshi yang berarti Raja kematian, Raja yang berjalan didalam kematian tanpa teman atau sahabat yang menemaninya, terus berjalan menggapai semuanya sendiri itulah arti dari O'noshi!"

"Sehebat apapun seseorang, mustahil bisa melakukan semuanya sendiri! Dia bukanlah Dewa ataupun Tuhan!"

"Karena itulah O'noshi mati bukan!"

"Hmm, kau benar, dia mati dibunuh oleh seseorang! Kematian yang begitu tragis!"

"Baiklah Naruto! Sekarang kita pulang kerumah sebelum Kaa-chan memarahi kita!"Menma beranjak berdiri dari tempat duduknya ditebing

"Ternyata kau sudah mendingan dari yang tadi"

"Tentu saja Adikku! Lagipula dirumah pasti Kaa-chan akan memukul kita jika pulang terlambat bukan!"

"Mengingatnya saja sudah membuatku takut!"Naruto berkata dengan tubuh yang merinding membayangkannya

"Karena itulah kita harus cepat pulang!"Menma berjalan mendahului Naruto yang berada dibelakangnya

House

Naruto dan Menma kini berada didepan pintu rumahnya yang sepertinya sepi yang berarti mereka berdua selamat

Cklek

Pintu rumah dibuka, Naruto dan Menma mengendap-ngendap masuk kedalam rumah yang gelap

Plak

Naruto menginjak sesuatu yang empuk

"Apa ini?"Naruto melihat apa yang diinjaknya dan membulatkan matanya terkejut, matanya langsung berubah menjadi merah dengan pola Shuriken 3 sisi

"Naruto ada apa dengan matamu?"Menma melihat mata Naruto dengan panic, kemudian ia melihat apa yang dilihat Naruto, matanya juga berubah sama dengan Naruto

"Ohh aku tidak menyangka hanya dengan melihat jasad orang tua kalian bisa membangkitkan Mangekyou Sharingan! Kupikir aku harus membuat kalian lebih kehilangan orang yang kalian sayangi!"Sosok yang memakai kaos biru tua dengan celana biru tua, dan sepatu kets biru tua juga, rambut hitam panjang sepunggung menatap Naruto dan Menma dengan Sharingan miliknya

"Siapa kau?"Naruto bertanya dengan geram dan marah pada kata-katanya yang bisa ia yakini, orang yang membunuh orang tuanya

"Uchiha Madara, Kakekmu! Apa kau tidak diberitahu oleh Kushina tentang hal ini?!"Madara menjawabnya dengan bosan pada Naruto yang bersiap membunuhnya dengan aura hitam yang berada disekelilingnya

"Aura Susano'O, kehilangan kendali atas emosinya membuat ia mengeluarkan auranya secara tidak sadar! Jika manusia normal pasti akan langsung ketakutan, tapi yah jika manusia abnormal mungkin akan ditertawai!"Madara melihat Naruto yang marah padanya dengan bosan

"Uchiha Madara! Bukannya kau ini hantu Uchiha yang mati 300 tahun yang lalu!"Menma menatap Madara dengan marah tapi amarahnya masih bisa dikendalikan

"Rupanya kau belajar cukup banyak sampai bisa tahu tentangku! Tapi daripada disebut mati aku tertidur, karena kehabisan kekuatan!"

"Apa hal itu mungkin?"Menma membulatkan matanya mendengar jawaban Madara

"Oya apa kau tidak akan berkara 'Jangan berbohong padaku!' begitu? Atau kau benar-benar mempercayainya?"

"Jadi kau ingin bilang perkataanmu tadi bohong?"

"Tidak juga! Hanya ingin tahu! Tapi sekarang mata kalian akan menjadi milikku, dan kalian akan menyusul ketempat ayah dan ibu kalian berada!"Madara mencabut pedang dipinggangnya

Trank Blaar

Madara menahan tulang hitam yang menahan dirinya hanya dengan pedang bermata 1, Madara tertekan kebawah saat menahan serangan Naruto, tapi wajahnya tidak mengekspresikan kesulitan malah ekspresi wajahnya terlihat bosan

Sring

Tulang hitam itu dipotong menjadi 2 oleh Madara yang menutup sebelah matanya

"Menyerang tanpa rencana atau strategi hanya tindakan bodoh yang tidak berguna!"

"Uaaa"Naruto kembali menciptakan tulang tapi sekarang dengan daging, mata Naruto mengeluarkan darah untuk mencoba mengeluarkan semua ini

"Tidak mendengarkan! Dan juga Mangekyou Sharingan miliknya telah mencapai batas! Tapi itu tidak mengejutkan, baru saja diaktifkan sudah mencoba kekuatan yang begitu besar, jadi hal yang wajar jika sudah mencapai batas dalam waktu singkat!"Madara hanya memandang datar Naruto yang melihatnya penuh dengan kemarahan

Dhuar Dhuar Dhuar

Naruto menghantam Madara dengan tangan Susano'O yang berjumlah 4 secara terus menerus

"Naruto hentikan! Sebelum kau mati, cepat hentikan!"Menma yang melihat mata Naruto terus mengeluarkan darah, berteriak untuk menghentikan Naruto

Dhuar

Madara baik-baik saja walau sudah dihantam oleh tangan Susano'O tapi disekelilingnya ada aura biru yang menyelimutinya

"Jangan kau pikir hanya dirimu saja yang bisa memakai Susano'O! tapi sekarang ini kau tidak bisa berpikir bukan?!"Madara hanya menatap Naruto datar yang sepertinya sudah mencapai batas"Rumah ini hancur, dan oleh anaknya sendiri, padahal rumah ini memiliki banyak kenangan katanya"Madara hanya tersenyum melihat rumah ini hancur

Dhuar Greb

Menma memukul tengkuk Naruto membuatnya hilang akan kesadarannya dan langsung membawanya lari

"Dia pikir bisa lari dipulau yang sudah dikepung oleh Buster Call, bodoh sekali!"Madara hanya melihat Menma yang membawa Naruto lari dengan datar

Menma Place

Menma tengah menggendong Naruto dengan berlari ketakutan 'Dia bukanlah manusia! Tidak mungkin kita bisa mengalahkannya untuk saat ini'Menma berlari dengan tergesa-gesa tidak memperhatikan sekitarnya

Dhuar

Menma terpental kebelakang saat ada ledakan didepannya

"Apa yang terjadi ini?"Menma membulatkan matanya melihat ke laut yang penuh dengan kapal perang angkatan laut

"Argg apa yang terjadi?"Naruto memegang kepalanya yang terbentur, kepalanya mengeluarkan darah karena benturannya cukup keras

"Semuanya sudah berakhir Naruto!"Menma berkata dengan putus asa melihat ke laut

"Belum berakhir! Kita masih hidup Menma-nii! Jadi berjuanglah!"Naruto berkata dengan semangat walau keadaan seperti ini

"Kau benar! Kita harus lari dari pulau ini!"Putus asa diwajah Menma sedikit menghilang dan berlari bersama Naruto

"Ada waktunya kapan kalian menyerah?"Madara sudah berada dihadapan Naruto dan Menma yang sekarang menatapnya dengan geram

"Beraninya kau membunuh ayah dan ibu?"Naruto berkata dengan geram pada Madara yang tersenyum

"Kau terlalu emosional Bocah! Tirulah kakakmu itu, dia menganalisa keadaan dengan tenang, walaupun tadi dia terlihat menyedihkan sekali karena keadaannya sudah seperti ini dan dia tidak memiliki tekad untuk bisa lolos dari sini! Tapi bagaimanapun juga kalian tidak akan bisa lolos dari sini hanya dengan upaya kalian! Satu-satunya yang bisa membuat kalian lolos dari sini adalah keajaiban! Tapi sekarang kalian tidak mempunyainya! Jadi kalian tahu maksudnya bukan"Madara berkata dengan datarnya pada Naruto yang sepertinya mempengaruhinya

"Dasar adik plin-plan bukannya kau bilang, untuk berjuang! Jadi kenapa kau terlihat mau menyerah begitu?!"Menma berkata dengan tersenyum melihat wajah Naruto yang mau putus asa

"Kau benar Menma-nii! Padahal baru tadi aku mengatakannya!"Raut wajah Naruto kembali dengan tersenyum"Madara, jika memang benar keajaiban yang bisa membuat kami lolos dari sini! Maka kami akan membuat keajaiban itu disini!"Naruto menatap Madara dengan tajam

"Hoo, rupanya kau sudah bisa mengendalikan emosimu, cepat juga! Tapi itu tidak akan merubah keadaan disini! Mau seberapa hebat tekad kalian itu!"Madara menatap mereka datar dan merubah matanya menjadi Mangekyou

"Susano'O"Raksasa biru muncul menyelimuti Madara dengan empat tangan dan dua wajah yang saling membelakangi dengan ukuran 5 meter

"Susano'O"Menma menyatukan tangannya dengan Naruto untuk membuat Susano'O yang ukurannya sama dengan Madara

Trank Blaar

Satu bentrokan pedang Susano'O menghancurkan area sekitar 7 meter dalam sekejap

"Naruto yang bisa mewujudkan tapi tidak mempunyai kekuatan, dan kakak yang tidak bisa mewujudkan tapi mempunyai kekuatannya, saling melengkapi ya!"Madara melihat kombinasi antara Menma dan Naruto dengan datar

Dhuak Dhuar

Susano'O Naruto terlempar kebelakang hanya dengan 1 kali pukulan Susano'O Madara

Sleb

Susano'O Madara tertusuk oleh pedang Susano'O Naruto-Menma, tapi raut wajah Madara tidak berubah

Sring

Susano'O Naruto-Menma terbelah begitu saja

"Jika aku ingin, aku bisa membunuh kalian dari tadi dan merebut mata kalian! Tapi karena tidak ada kerjaan lagi jadi aku bermain-main saja dengan kalian! Tapi aku tidak menyangka kalian bisa membuatku serius seperti tadi!"Madara menunjukan seringainya sedikit

"Monster sialan!"Menma berkata dengan geram pada Madara yang melangkah kearahnya

"Kenapa kau membunuh ayah dan ibu kami?"Naruto bertanya pada Madara dengan amarah

"Alasannya sangatlah sederhana! Karena mereka telah melakukan hal yang tidak boleh dilakukan! Jadi aku bunuh saja mereka!"Madara menjawab dengan ringannya, membuat Naruto dan Menma semakin kesal dibuatnya

"Heee jadi itu artinya jika kau kubunuh itu tidak ada masalah bukan!"Suara asing yang belum mereka dengar membuat mereka mengalihkan perhatiannya ke tebing yang berada disebelah barat, dimana ada anak dengan tubuh umur 8 tahunan dengan topeng iblis merah diwajahnya, dan rambut merah dengan pakaian kaos hitam dan celana biru

"Siapa dia?"Menma melihatnya dengan bingung

"Apa yang kau lakukan? Cepat pergi dari sini sebelum dia membunuhmu!"Naruto berteriak dengan kesal pada anak itu, Menma melihat Madara yang menatapnya serius dan juga berkeringat

"Aku tidak menyadari keberadaanmu! Kapan kau berada disana?"Madara bertanya pada anak itu dengan serius

"Aku menyembunyikan keberadaanku! Tapi karena kau terlalu focus pada mereka berdua, kau tidak menyadariku, dan aku sudah disini sejak kedua bocah itu terkena ledakan tembakan meriam angkatan laut!"

"Jika tujuanmu menyelamatkan mereka, pasti sudah dari tadi! Lalu apa tujuanmu kesini Akaiyasha no Miska?"

"Tidak ada, hanya lewat saja dan melihat pertarungan antar Susano'O, karena menarik jadi kutonton saja, dan juga aku ada janji disini!"Menma menjawabnya dengan duduk di tebing pada Madara yang berada dibawah

"Hee, lalu janji apa itu?"

"Aku tidak harus mengatakannya padamu bukan! Lagipula kau belum menjawab pertanyaanku! Jika aku membunuhmu disini tidak ada masalah bukan?!"

"Tentu saja tidak ada, tapi sampai-sampai orang yang membunuh O'noshi datang kesini, orang yang membuat janji denganmu pasti orang yang penting juga bukan!"

"Hehh apa yang kau maksud dengan O'noshi Hantu Uchiha?"Menma bertanya dengan bingung pada Madara yang menyeringai

"Jangan berlagak bodoh kau Akaiyasha, aku melihatnya waktu itu! Kau membunuh O'noshi dengan kedua tanganmu! Jadi tidak usah berbohong lagi dihadapanku!"

"Aku berjanji pada Minato dan Kushina untuk menjaga Anaknya jika terjadi sesuatu pada mereka, apa kau mengerti dengan perkataanmu?"

"Dengan kata lain, aku akan dibunuh disini! Karena telah menyakiti anak yang kau jaga bukan!"

"Benar, tapi jika kau ingin pergi, pergilah, aku tidak akan menahanmu! Tapi jika kau mengganggu, kau akan kuhancurkan saat itu juga!"

"Kita akan bertemu lagi!"Madara melangkah pergi dari sana meninggalkan Naruto dan Menma yang melihatnya dengan tidak percaya

"Hey kau, jika kau memang berjanji pada ayah dan ibu kami! Kenapa kau tidak menolong ayah dan ibu kami?"Menma bertanya pada Miska dengan geram

"Mustahil untuk bisa menyelamatkan semuanya! Jika mereka ingin kalian selamat, maka mereka harus dikorbankan agar memenuhi janji, jika mereka ingin selamat kalian yang harus mati, jika ingin kalian selamat, kalian harus menjadi dewa dulu agar bisa terjadi!"Miska menjawab dengan tenangnya

"Tapi setidaknya kau bisa datang dan membantu lebih awal bukan?"Menma kembali bertanya

"Kau ini berisik sekali ya! Aku ini bukan dewa, aku bukanlah orang yang mengetahui segalanya, atau ini akan terjadi, aku ini manusia sama seperti kalian! Jadi apa kau puas dengan jawabanku?"Miska menjawab dengan tenang dan melihat sesuatu ditangan dan perut Menma"Umurmu hanya tinggal setahun lagi ya!"

"Eh apa maksudmu?"Naruto bertanya dengan kaget

"Kakakmu telah terkena timbal putih! Walau belum penyakit ini belum diketahui, tapi penyakit ini menurun, jika saja ia memiliki keturunan maka keturunanya akan memiliki umur yang lebih pendek darinya dan juga penyakit ini tidak ada obatnya, apa kau menggali dibagian bukit dibawah jurang yang terdapat tambang putih disana?"

"Bagaimana kau tahu?"

"Tentu saja! Karena pasti hanya itu penyebabnya! Karena aku sudah meneliti kesana! Jadi hanya tinggal masalah waktu sampai kau akan mati!"Miska menatap wajah tidak percaya Naruto dan Menma akan ucapannya

"BOHONG! SEMUA YANG KAU UCAPKAN ITU BOHONG! MANA MUNGKIN MENMA-NII AKAN MATI KARENA INI!"Naruto berteriak dengan tidak percaya pada Miska yang masih tenang-tenang saja

"Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi aku kesini hanya untuk menepati janjiku, jadi kalian ingin hidup atau mati disini?"

"Jika hidup sendirian didunia ini, mana ada orang yang mau!"Naruto membalas dengan berteriak kesal

"Kau benar! Aku juga setuju! Lalu kau?"

"Kumohon, bawa adikku pergi dari sini!"

"Menma-nii apa yang kau katakan? Jika kau mati disini aku juga akan ikut denganmu? Aku tidak ingin hidup sendirian!"Naruto berteriak dengan marah pada Menma

"Naruto, mungkin aku tidak akan berada disisimu lagi, tapi kau pasti memiliki teman suatu saat nanti! Laut ini luas, dan juga jika kau dalam keadaan apapun tersenyumlah! Jika kau tersenyum sebagian bebanmu akan hilang dan kau akan merasa lega dengan itu!"

"Semakin kalian berbincang semakin juga kalian cepat mati!"Miska berkata dengan datarnya pada Menma yang hendak mencabut matanya

"Miska-san tolong transplantasikan mata kiriku ini pada Naruto nanti! Mungkin akan berguna untuknya! Dan juga agar aku bisa melihat dari alam sana!"Menma menyerahkan mata kirinya pada Miska yang melihatnya datar

"Baiklah"Menma mengeluarkan tabung dengan cairan hijau dan memasukan mata itu kedalamnya

"Menma-nii juga harus ikut! Menemaniku!"Naruto berkata dengan berlinang air mata melihat Menma yang menggeleng dengan tersenyum

"Hidupku hanya sampai disini! Tapi hidupmu masih berlanjut, jadi raihlah impian yang tidak bisa kuraih!"Menma mengatakannya dengan tersenyum pada Naruto yang menangis melihatnya

"Ayo kita pergi! Atau kau ingin menyia-nyiakan pengorbanan kakakmu?!"Miska berjalan menjauhi dengan menggemgam tabung itu

"Yeah!"Balas Naruto dengan mata yang berlinang air mata 'Uchiha Madara suatu hari nanti! Akan kubunuh dirimu!'Naruto membatin dengan menyeringai akan hal ini

==============TO BE COUNTINUED=====================

YO Saya buat Fanfic ketiga (Yang kedua saya hapus), ini merupakan jika jalur tokoh utamanya Namikaze D Naruto, dan juga disini dijelaskan bagaimana Naruto bisa selamat tapi belum dijelaskan tentang kekuatannya, yah sepertinya ada banyak yang salah jadi mohon sarannya?