Disclaimer : Naruto and all the characters mentioned in the story they're all belongs to Masashi Kishimoto. I do not take any financial benefits from this.


Never Been Straight


Ini kali pertama Naruto menginginkan alat yang mampu memutar ulang waktu, atau jika itu sulit, setidaknya ia berharap memiliki rasa kepekaan yang tinggi.

Sejak tadi, lebih tepatnya 1 jam 17 menit 30 detik, dari sisi kanan ruang kelas, sepasang iris hitam menatap tajam seolah ingin menguliti seluruh tubuhnya.

Rasanya tentu tidak nyaman. Sangat teramat tidak nyaman, hingga membuat keringat dingin membasahi telapak tangan. Ingin mencoba meluruskan kesalahpahaman, tetapi tidak ingin membuat suasana menjadi lebih kacau karena kalimat yang nanti diucap bibirnya.

Kesalahan pertama hampir membunuh, yang kedua bisa dipastikan nyawa tidak lagi berada dalam raga.

Terkadang Naruto merasa serba salah, ingin jujur untuk mendapat respon baik dan positif dari si Uchiha. Nyatanya imajinasi di kepala terlalu naif, karena keinginan yang terlalu muluk.

"Sasuke, kau tahu kenapa aku tidak suka wanita?"

Satu topik pembicaraan yang menurutnya simpel dan menarik dikala bosan, berakhir menjadi sebuah ancaman kematian.

"Itu karena aku tidak pernah merasa normal. Di taman kanak-kanak aku merasa lebih tertarik untuk bermain bersama anak laki-laki meskipun anak perempuan termanis di kelas memintaku untuk bermain rumah-rumahan dengannya. Di sekolah dasar mendengarkan pelajaran guru laki-laki terasa lebih menyenangkan. Sekolah menengah pertama aku lebih suka meraba dada yang rata, dan sekolah menengah akhir aku lebih tertarik untuk melihat apa yang ada di balik celanamu jika dibandingkan dengan rok mini yang dikenakan para siswi."

Tidak tahu apa yang salah, tidak juga mengerti apa yang tidak disukai dari kalimatnya, yang Naruto tahu, beberapa saat setelahnya Sasuke tidak lagi bersikap sama seperti biasa.

.

End