Zeidgeist in

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

Warning: Magic!World, AU, Out of Character, Alur Berantakan, Gaje

.

LOSERS

Summary :

Kita tak bisa menilai seseorang dari luarnya. Kau bisa mengatakan seseorang itu lemah karena tidak memiliki kekuatan dari fisiknya. Tapi apa kau melihat lebih dalam ? Sebuah kekuatan yang dapat menghancurkan dunia. Namun, aku tak tertarik akan hal itu. Dunia ini kiamat aku tak peduli. Namun, jika kau mengusik diriku, maka aku akan bertindak.

.

.


[1]

.

Ras Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk ciptaan Tuhan paling spesial dibandingkan dengan ras lainnya seperti Iblis, Malaikat Jatuh, Youkai, Naga, bahkan Malaikat sekalipun. Iblis adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat buruk di dunia seperti rasa sombong atau angkuh, rakus, serakah, nafsu, licik, dan berbagai sifat buruk lainnya. Sedangkan, Malaikat memiliki sifat yang berkebalikan dari Iblis yaitu adil, penyayang, cinta kasih, mulia, dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya. Youkai dan Naga memiliki sifat yang tak menentu, bergantung pada jenis apa Youkai atau Naga tersebut.

Lalu Manusia? Manusia bisa dibilang memiliki sifat Iblis dan juga Malaikat. Tidak ada kata Manusia Jahat ataupun Manusia Baik di dunia ini. Setiap Manusia mempunyai sifat keduanya yang muncul secara bergantian. Intinya, tidak ada manusia yang bisa dilabeli salah satu sifat tersebut. Seorang penjahat bisa saja memiliki perangai dan sifat buruk pada orang lain yang tidak mengenalnya. Namun, terhadap orang yang ia kasihi, tentu saja rasa cinta kasih dan penyayangnya muncul. Oleh karena itu, setiap Manusia harus menentukan untuk lebih dominan pada sifat yang seperti Malaikat atau seperti Iblis.

.

.

[2]

.

"Jadi, ini ruang kumpul guild kita?"

Sebuah suara merambat di telinga beberapa orang yang berada di sebuah ruangan yang cukup besar, namun terlihat kosong dan agak kotor. Ruangan itu merupakan ruangan guild bagi mereka. Jika kita lihat, ruangan itu lebih terlihat seperti kos-kosan istilahnya di negara kita. Terdapat sebuah dapur yang hanya berisi sebuah kulkas. Lalu ruang tamu dengan kursi yang tampak seperti kursi kelas di Styx Academy yang terlihat berdebu. Dua buah kamar tidur yang hanya terdapat sebuah futon di masing-masing kamarnya. Ditambah sebuah kamar mandi.

"Kaichou bilang, ini ruang kumpul guild kita,"ujar wanita bersurai putih bersih a.k.a Rossweisse.

"Bukan ruang kumpul. Di agoda, kita menyebutnya basecamp atau markas,"sahut seorang berambut hitam model pantat ayam a.k.a Sasuke.

"Kosong sekali,"beo perempuan berambut pendek sebahu a.k.a Mikasa.

"Jadi Ketua, apa kegiatan pertama yang harus kita lakukan?"tanya pria bertubuh tambun a.k.a Chouji.

"Entahlah, membersihkan ruangan ini mungkin,"jawab orang yang disebut sebagai Ketua a.k.a Naruto.

"Uhm.. bukannya lebih baik membagi tugas?"saran perempuan berambut pirang dengan wajah yang polos a.k.a Asia.

"Asia-chan benar. Kalian para wanita bersihkan tempat ini. Sedangkan, kami akan membeli beberapa barang untuk tempat ini,"ujar Sasuke.

"Seharusnya kami yang berbelanja, sedangkan kalian, para lelaki membersihkan tempat ini, bodoh,"sahut Rossweisse.

"Tch, terserah kau saja,"kali ini Sasuke mengalah terhadap perempuan menyusahkan di depannya. Entah karena malas berdebat atau prinsip 'wanita selalu benar' membuatnya tutup mulut.

"Baiklah disetujui. Ayo, Mikasa-chan, Asia-chan!"seru Rossweisse sambil menarik kedua tangan dua teman perempuannya.

"Hoi, tunggu!"seru Naruto sambil memunculkan lingkaran sihir penyimpanan dan mengambil sesuatu di dalamnya yang ternyata adalah sekantong uang.

"Pakai saja uangku. Kurasa uangku sangat banyak. Habiskan saja untuk keperluan yang kau anggap penting,"ujar Naruto menyerahkan sekantong uang. Ia tak terlalu memikirkan uang. Membuat uang sebenarnya bisa saja baginya hanya dengan menggunakan [Magic Maker]. Ia juga bisa saja membuat barang-barang untuk basecamp guildnya. Cukup dengan melihat bentuknya dan merasakan bendanya, ia bisa membuat benda itu dengan sihirnya. Namun, itu terlalu merepotkan baginya dan membuang-buang mana.

"Arigatou. Dan kalian! Kerja yang bener.."sahut Rossweisse kemudian menghilang dari hadapan ketiga pria jomblo itu dan hanya dibalas anggukan kecil oleh orang yang ditanya.

"Yang jadi Ketua kau atau dia sih sebenarnya?"tanya Sasuke.

"Entahlah..."

.

~Losers~

.

Hampir sekitar satu jam mereka membersihkan basecamp dari God Army. Melelahkan memang, namun dibayar lunas dengan hasilnya yang memuaskan. Ruangan mereka sangat bersih dan mengkilap. Ditambah lagi dengan warna aquamarine pada dinding mereka menambah kesan nyaman. Yap, mereka menemukan dua kaleng cat serta 4 buah kuas pada salah satu laci di basecamp mereka dan langsung mereka eksekusi pada dinding basecamp.

'Kurasa aku menemukan tempat bolos baru,'batin Naruto sambil membayangkan nyamannya tempat bolosnya yang baru selain atap sekolah dan perpustakaan.

"Tugas selesai dan hanya perlu menunggu mereka,"ujar Sasuke sambil menyeka peluh di dahinya. Tak perlu menunggu lama, yang ditunggu datang dengan wajah bahagia.

"Kami kembali!"seru Rossweisse, Asia, dan Mikasa. Mereka kaget sebentar ketika warna dinding basecamp mereka berubah dari putih menjadi aquamarine.

"KYAAA! Aquamarine! Aku suka warna ini!"teriak Rossweisse gaje. Kelihatannya ia sudah kehilangan kewarasannya.

"Jadi, apa yang kalian beli?"tanya Naruto pada dua wanita yang masih waras.

"Kami membeli banyak hal. Rossweisse-san memasukannya ke sihir penyimpanan miliknya,"sahut Mikasa dengan raut datar.

"Hoi, putih! Apa saja yang kau beli?"

Yang ditanya menghentikan tertawa gilanya kemudian memunculkan sihir penyimpanan dan keluarlah berbagai macam barang dari sana.

"Kau membeli semua barang ini dalam waktu satu jam?"tanya Choji dengan raut menganga.

"Kami membagi tugas. Aku coba ingat-ingat lagi barangnya,
Untuk di dapur, aku membeli alat-alat masak seperti blender, panci, penggorengan, spatula, talenan, dan seterusnya, serta bahan-bahan memasak.
Untuk di ruang tamu, aku membeli sofa, meja, vas, lemari, dan beberapa buku tentang sihir, physical, tank yang baik, assassin, dan lain-lain.
Untuk di kamar tidur, aku hanya membeli tempat tidur, lemari, dan beberapa baju serta alat makeup.
Untuk di kamar mandi, hanya sabun, shampoo, handuk, dan aku lupa lagi. Hanya itu kurasa,"jelas Rossweisse panjang lebar yang membuat kita enggan membacanya.

"Tch, kita tata saja langsung,"sahut Sasuke yang terlihat kebosanan sambil berjalan menuju barang-barang tidak jelas yang dibeli oleh temannya yang dibalas anggukan oleh Rossweisse, Asia, Mikasa, dan Choji. Tunggu, ada yang kurang rasanya.

"Tunggu, Ketua di mana?"

.

.

[3]

.

"AKU BOSAAANNN!"sebuah suara berupa teriakan memekakan dan membuat telinga sakit terdengar di ruangan lumayan besar.

"AKU BENAR-BENAR BOSAAANNNN!"teriakan itu muncul lagi dan kali ini kalimatnya lebih panjang dan volumenya mungkin agak keras.

"Diamlah!"sebuah suara mengintrupsi teriakan tadi dan membuat empunya teriakan menoleh ke asal suara.

"Tapi aku benar-benar bosan, Ketua. Kemarin kita sudah menata ruangan ini. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Mikasa-chan dan Asia-chan belajar di kelas. Hanya aku, kau, Sasuke, dan Chouji yang membolos di sini,"ujar perempuan yang ternyata adalah Rossweisse sambil menunjuk ketiga rekan satu guildnya.

"Kenapa Rossweisse-san tidak kembali ke kelas saja?"tanya pria gendut a.k.a Chouji.

"Di kelas juga membosankan tahu,"

"Kenapa kita tidak mencari misi?"oke sebuah saran keluar dari mulut Sasuke yang dari tadi hanya diam saja.

"Misi?"beo orang yang disebut Ketua a.k.a Naruto.

"Setiap guild di Styx Academy bebas mengambil misi yang disediakan oleh sekolah. Kita bisa mengambilnya di Guild Room. Tingkatan misi ada empat macam yaitu, C yang biasanya untuk guild pemula, B setingkat di atasnya, A dan juga S yang biasanya diambil oleh guild-guild tingkat atas,"jelas Sasuke layaknya seorang guru yang menerangkan pelajaran pada muridnya.

"Aku setuju pada Sasuke. Kita ambil misi saja, Ketua,"sahut Rossweisse yang menyimak baik perkataan Sasuke tadi.

"Kalau begitu, kalian ambil misi di Guild Room sana!"

"Hn,"Sasuke melenggang pergi menuju Guild Room diikuti oleh Rossweisse. Tak perlu menunggu terlalu lama, mereka kembali dari Guild Room membawa sebuah gulungan yang entah apa isinya.

"Cepat juga kau mendapatkan misi. Jadi, misi apa yang kau dapatkan?"tanya Naruto dengan raut keheranan karena cepat sekali temannya mendapatkan misi.

"Sekarang jam belajar. Jadi, Guild Room sepi. Oleh karena itu, kami cepat mendapat misi,"sahut Rossweisse melangkah menuju sofa dan mendudukan pantatnya yang 'lumayan' di sofa.

"Misi-misi di sana kebanyakan tidak menarik dan menantang. Tapi aku menemukan satu misi yang lumayan. Misi ini katanya tidak ada yang mengambil selama 3 hari,"ujar Sasuke. Kebanyakan misi yang baru dikeluarkan langsung direbut dalam hitungan beberapa jam oleh beberapa guild. Namun, misi yang diambil Sasuke kali ini tidak ada yang mengambilnya selama 3 hari.

"Biarkan aku yang baca,"ujar Rossweisse. Sasuke melempar gulungan itu pada Rossweisse kemudian ditangkapnya.

"Misi berupa kasus ini terjadi di Willow Creek. Willow Creek adalah sebuah desa yang terkenal akan peternakannya. Menurut seseorang dari desa di dekat Willow Creek yang sering melintas melewati Willow Creek, desa itu benar-benar kosong. Kosong dalam artian tidak ada orang seperti desa mati. Jika penduduk di sana dibantai oleh seseorang, seharusnya ada bukti minimal noda darah. Namun, di sana tidak ada sama sekali satu noda darah pun,"jelas panjang lebar Rossweisse dan menimbulkan tanda tanya besar di kepala semua orang yang ada di sana.

"Itu aneh. Bagaimana mungkin seluruh orang di desa itu menghilang tanpa jejak? Lalu bagaimana dengan ternak yang ada di sana?"tanya Chouji pada Rossweisse yang dibalas gelengan kecil olehnya.

"Di sini tidak dijelaskan sama sekali mengenai ternaknya. Mungkin masih ada di sana. Aku juga tak tahu,"jawab Rossweisse sambil menggulung kembali gulungan misi itu.

"Kemungkinan ternak itu mati kelaparan. Misi ini sudah ditelantarkan selama 3 hari. Kemungkinan para ternak mati karena kelaparan, kecuali mereka lepas dari kandang,"sahut Naruto yang dari tadi diam. Ia mencoba memecahkan misteri ini dalam otaknya.

"Teori dasarku, para penduduk kemungkinan dibunuh di luar desa. Maksudku di tempat yang jauh dari perumahan di sana. Pembunuhnya pasti memiliki sihir ilusi untuk memancing para penduduk untuk keluar dari perumahan di desa itu. Sekali lagi ini hanya teori awalku. Mungkin saja masih ada penduduk yang tersisa di sana. Kita harus melihatnya dua hari lagi,"lanjut Naruto mengutarakan teori awalnya. Cukup masuk akal karena penduduk itu hilang atau bisa kita katakan terbunuh tanpa jejak sedikitpun.

"Dua hari lagi? Kenapa tak sekarang atau besok?"beo Rossweisse.

"Jika kita sekarang berangkat, dengan berjalan terus kita akan sampai malam hari. Apa yang akan kita lakukan pada malam hari di sana? Penginapan tak mungkin bisa kita dapatkan karena penduduk tak ada. Mungkin juga berbahaya karena kita tak tahu siapa pelaku misteri ini. Itu akan membuang-buang waktu saja karena jarak dari akademi menuju Willow Creek cukup jauh. Kita akan berangkat besok. Sore hari kita akan singgah ke desa sebelah sekaligus mencari informasi mengenai desa itu. Paginya, kita akan berangkat ke Willow Creek untuk menyelidiki lebih lanjut,"jelas Naruto panjang lebar. Rencana yang brilian tercipta dari otak milik Naruto.

"Bagus juga rencanamu,"puji Sasuke pada ketuanya. Dibalik sifatnya yang malas, ternyata pemikirannya lumayan juga.

"Hn, aku mau keluar sebentar. Siapkan diri kalian serta barang dan makanan yang kalian perlukan. Bawa juga obat-obatan dan beritahu juga Asia dan Mikasa tentang hal ini,"ujar Naruto sebelum dirinya hilang dari pandangan mata teman-temannya.

"Aura pemimpinnya tiba-tiba saja muncul,"

.

~Losers~

.

'Misi itu membuatku frustasi. Walaupun teori awalku masuk akal, tetap saja itu hanyalah teori. Arghh... aku butuh referensi. Mungkin Sona tahu sesuatu tentang hal ini,'batin Naruto mencak-mencak karena frustasi akan misi atau bisa kita katakan kasus dengan sedikit jejak petunjuk.

Dan itu membuatnya pusing tujuh keliling. Tentu saja jika dalam kondisi seperti ini, ia pasti mencari teman perempuan pertamanya di akademi ini. Bisa dibilang ia sangat bergantung pada Sona. Segala masalah yang ia dapatkan, pasti Naruto katakan pada Sona atau bahasa kerennya 'curhat'. Langkahnya berhenti ketika sampai di ruangan yang berisi tulisan [OSIS].

SFX : TOK TOK TOK

"Sona, ini aku,"ucap Naruto setelah ia mengetuk pintu. Tak perlu menyebut namanya, pasti Sona tahu siapa orangnya.

"Masuklah,"

"Sona, aku butuh bantuanmu. Ayo, kita ke atap!"tanpa basa-basi dulu, Naruto langsung to the point. Ini bocah gembleng ga ngerti sopan santun apa?! Isi ngajak-ngajak ke atap sekolah lagi. Situ mau pacaran? (Author mode : Baperan)

"Sudah kutebak, dan kenapa harus di atap sekolah, bodoh?! Di sini juga bisa,"sahut Sona keheranan dengan wajah datarnya walau dalam hati ia heran dengan pria di depannya.

"Benar juga ya. Sudahlah, kau tahu sesuatu tentang Willow Creek?"tanya Naruto dengan raut serius.

"Willow Creek? Maksudmu desa mati itu, ada apa? Kau mengambil misi itu?tanya Sona dengan dua pertanyaan beruntun.

"Ya, aku mengambil misi itu. Kasus itu membingungkan. Benar-benar bersih tanpa ada petunjuk sama sekali,"ujar Naruto yang berjalan menuju sofa di dalam ruangan itu lalu mendudukan dirinya di sana.

"Oleh karena itu, misi itu terlantar selama 3 hari. Dikategorikan misi rank A karena belum ada kejelasan sama sekali mengenai misi itu dan pelakunya sendiri. Namun, dapat berubah menjadi rank S seiring berjalannya waktu,"sahut Sona sambil menyesap teh yang entah dari mana asalnya.

"Kau mau teh?"

"Tidak usah,"

"Lagipula, kenapa kau mengambil misi yang sulit saat guildmu baru dibentuk kemarin?!"

"Kami bisa mengatasinya,"

"Mungkin kau harus mengganti kata kami dengan aku. Kau dan Uchiha itu mungkin bisa mengatasinya, bagaimana dengan gadis Assassin dan Support itu? Kau tak memikirkan keselamatannya?!"bentak Sona pada Naruto. Bukan bentakan keras sih, hanya dengan penekanan saja.

"Aku bisa melindungi mereka,"sahut Naruto yang terkesan acuh.

"Terserah kau sajalah. Rugi juga berdebat denganmu. Kau dan keras kepalamu,"ujar Sona kemudian menyesap kembali tehnya. Sona berdiri mengambil sebuah buku dari rak di belakangnya dan membukanya.

"Informasi mengenai Willow Creek sangatlah sedikit. Desa itu jarang muncul ke publik. Walaupun begitu, desa ini sangat makmur dan terkenal akan peternakannya. Hampir 50% hasil peternakan di Kerajaan Styx berasal dari Willow Creek. Desa ini juga jarang mengadakan festival atau semacamnya serta jarang berhubungan dengan desa di dekatnya yaitu Neverglades. Walaupun begitu, kau mungkin bisa mendapatkan informasi dari penduduk di sana. Kau sudah punya teori awal tentang kasus itu kan?"jelas Sona lalu menutup bukunya dan Naruto hanya mengangguk kecil.

"Apa perlu guildku ikut membantu?"tawar Sona kepada Naruto yang terlihat memikirkan kasus atau misinya itu.

"Ini bukan tugas OSIS, bodoh. Lagipula, aku dan anggota guildku akan berangkat besok pagi,"ujar Naruto.

"Setidaknya, aku bisa mengirimkan beberapa anggotaku untuk membantumu di sana,"tawar Sona kembali. Yah, dia agak khawatir dengan temannya ini. Dia tahu bahwa Naruto kuat. Namun, musuh bisa saja lebih kuat. Cao-cao itu misalnya yang menemuinya dan Naruto beberapa hari yang lalu, seorang pengguna Longinus Terkuat, True Longinus. Kekuatan itu tak bisa diremehkan.

"Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku bisa menjaga diriku dan teman-temanku,"

"Berjanjilah kau kembali dengan selamat,"

"Aku janji,"dengan itu Naruto pergi dari ruang OSIS dan meniggalkan Sona sendirian.

'Kuharap kau menepati janjimu, Naruto,'

.

.

[3]

.

"Kalian sudah siap?"

"Kami siap!"

"Segala hal yang aku beritahu kemarin, sudah kalian bawa?"

"Tentu,"

"Baiklah, kita berangkat!"

Enam orang berbeda gender keluar dari Styx Academy membawa tas ransel yang terlihat cukup berat di punggung mereka. Tujuan mereka kali ini adalah Neverglades, sebuah desa yang terletak di arah utara Styx Academy. Lumayan jauh dan memerlukan waktu lama jika ditempuh dengan berjalan santai dengan istirahat. Desa ini dikenal karena tempat hiburannya yang sangat ramai dan tersebar di seluruh pelosok desanya.

"Jadi, kau sudah mendapatkan informasi, Ketua?"tanya pemuda bertubuh gendut yaitu Chouji sambil meminum air yang ia bawa.

"Nihil. Aku tidak mendapat informasi. Kaichou sendiri tak memiliki informasi yang lengkap,"jawab orang yang disebut ketua yaitu Naruto.

"Tapi mengingat peringkat misi ini adalah A yang dapat berubah seiring waktu menjadi S, maka tentu musuh adalah orang yang kuat,"Naruto menghentikan langkahnya.

"Jadi, aku meminta kerjasama di antara kalian. Walaupun guild kita baru terbentuk beberapa hari yang lalu, aku yakin kita bisa bekerja sama,"Naruto tersenyum tipis setelah mengucapkan kalimat pengunggah semangat kepada teman-temannya yang dibalas anggukan kepala dan senyuman oleh anggota guildnya.

"Kita pasti bisa, Ketua,"ucap seorang wanita berambut putih (baca:uban) alias Rossweisse.

"Hn,"gumam tak jelas dari pria berambut emo model pantat ayam a.k.a Sasuke.

.

~Losers~

.

"Teman-teman, kita sudah sampai di Neverglades,"

Akhirnya, mereka sampai pada malam hari setelah menempuh perjalanan yang menyebalkan menurut Rossweisse. Dalam perjalanan, Rossweisse dan Sasuke hanya berdebat tentang hal yang tak penting yaitu masalah bumi itu datar atau bulat (?). Sasuke sendiri berpendapat bahwa bumi itu datar sedangkan Rossweisse membantah hal itu dan mengatakan bahwa bumi itu bulat.

Perdebatan yang gaje memang. Sementara, Asia hanya diam dengan wajah polosnya, Mikasa dengan raut datarnya hanya mendengarkan perdebatan itu, Chouji yang sibuk dengan makanan ringan yang ia bawa, dan Naruto yang berjalan dengan penyumbat telinganya. Akhirnya, perdebatan itu dimenangkan Rossweisse tepat ketika mereka sampai di pintu gerbang Neverglades.

"Ayo, kita cari penginapan!"ucap Naruto lalu melangkah masuk menuju desa yang terlihat ramai tersebut diikuti oleh anggota guildnya. Tak butuh lama, mereka menemukan penginapan yang sesuai dengan uang budget mereka. Mereka memesan dua kamar, satu untuk anggota pria dan satu lagi untuk anggota wanita. Para wanita langsung mengistirahatkan tubuhnya sedangkan para pria,

"Naruto, ini waktu yang tepat untuk mencari informasi. Desa ini terlihat ramai. Mungkin ada yang tahu sesuatu tentang Willow Creek,"ujar Sasuke sambil mendudukan dirinya di pinggiran tempat tidur.

"Sasuke benar, Ketua. Waktu ini tepat untuk mencari informasi,"sahut Choji membenarkan ucapan Sasuke yang dibalas anggukan oleh Naruto. Segera mereka keluar dari hotel untuk mencari informasi.

"Kita berpencar untuk menghemat waktu. Kita kembali ke hotel tepat pukul 10 malam. Usahakan tidak mencari masalah! Berpencar!"

.

[With Naruto]

.

Naruto melangkah di keramaian Desa Neverglades. Desa ini memang tak salah dikatakan desa hiburan mengingat betapa ramainya di sini saat ini. Dimana-mana ia melangkah, selalu saja ada bar yang buka dan ramai pengunjung. Ia melihat sebuah bar yang berbeda dari bar di dekatnya yang ramai oleh penduduk. Ia masuk ke bar itu, dan pengunjungnya bisa dihitung dengan jari. Namun, ada satu orang mengenakan hoodie berwarna hitam yang menarik minat Naruto karena pakaiannya paling mencolok.

"Rum satu gelas, Tuan,"Naruto melangkah ke meja yang sama dengan pria berhoodie hitam itu.

"Ah Tuan, boleh aku ikut dalam mejamu?"Naruto melihat sebuah bekas jahitan yang cukup besar di lehernya. Wajahnya tampak gelap karena tertutup hoodie hitam. Ditambah lagi, pakaian serba hitam dan bekas luka yang membuat orang bergidik ngeri melihatnya

"Silahkan saja, Nak,"ucap pria itu mempersilahkan Naruto duduk satu meja dengannya.

"Jadi, Tuan dari Neverglades?"Segelas rum yang Naruto pesan datang dan langsung diteguknya hingga setengah gelas.

"Tidak Nak. Aku hanya pengembara,"jawab pria itu.

'Kheh, pengembara,'batin Naruto menatap pria berhoodie itu. Tak masuk akal pria di depannya adalah seorang pengembara. Ia tak membawa ransel atau kantong untuk membawa barang seperti makanan. Pakaian yang hitam bukanlah ciri seorang pengembara. Naruto juga merasakan aura hitam di sekeliling pria itu walaupun disamarkan sekecil mungkin.

"Ngomong-ngomong Tuan, kau tahu sesuatu tentang Willow Creek,"Naruto meneguk habis segelas rumnya kemudian memanggil pelayan untuk membawa segelas rum. Pria itu sontak terkejut ketika mendengar kata Willow Creek. Reaksinya yang seperti itu membuat Naruto menaruh curiga pada pria di depannya.

"Kenapa kau ingin tahu tentang Willow Creek?!"pria itu bertanya dan ada penekanan sedikit pada akhir kalimatnya.

"Saya hanya ingin tahu, Tuan. Kata orang-orang, desa itu mengalami musibah,"Naruto meneguk lagi rumnya yang baru datang. Ini pertama kalinya ia meminum rum dan belum mabuk sama sekali.

"Sebaiknya kau tak ke sana. Jika kau ke sana, kau akan mendapat kemalangan. Aku harus pergi! Intinya, kau tak boleh ke sana,"pria itu bangkit dari duduknya dan pergi dari bar itu.

'Mencurigakan. Dan apa maksudnya kemalangan?'

.

[With Sasuke]

.

Sasuke frustasi saat ini. Semua penduduk yang ia temui di jalan tak ada yang tahu tentang Willow Creek. Entah tak tahu atau pura-pura tak tahu karena suatu hal, ia juga bingung.

'Mungkin seseorang di bar tahu sesuatu tentang itu,'

Sasuke melangkah menuju bar yang diberi nama Angel's Wing itu. Bar tempat mabuk-mabuk dan tempat untuk membuat dosa diberi nama seolah seperti sebuah gereja. Bar itu sangat ramai oleh pengunjung, baik dari remaja, orang dewasa, bahkan lansia ada di sana. Sasuke berjalan menuju meja yang ditempati seorang wanita dewasa.

"Permisi Nyonya, apakah kau tahu sesuatu tentang Willow Creek?"

"Willow Creek? Tidak,"

"Terima kasih,"Sasuke beranjak dari meja itu menuju meja yang lain, bertanya hal yang sama. Namun, hampir semua meja ia tanya, tak ada yang tahu tentang Willow Creek.

'Sial!'

.

[With Chouji]

.

'Huh, kemana aku harus pergi?'

Choji melangkah pelan dan melihat sekeliling jalan yang ramai ini. Ia sudah keluar masuk bar yang berbeda-beda dan ia tak menemukan apapun. Ia merasa sial karena tak menemukan informasi atau petunjuk sedikitpun. Hasilnya bagaikan mencincang air saja. Sia-sia.

'Semua bar telah aku kunjungi dan tanya semua orang di sana sampai pelayan sekalipun namun tak ada hasilnya,'batin Chouji kesal karena ia tak bisa menemukan informasi untuk guildnya. Walaupun bukan salahnya, tetap saja ia merasa tak berguna dalam guild. Padahal sebelum perjalanan ia sudah berharap akan melakukan sesuatu untuk guildnya. Namun, ia belum melakukannya sampai saat ini.

"Arghhhh! Aku frustasi!"Choji mengacak-acak rambutnya karena frustasi. Bisa-bisa ia jadi gila.

'Mungkin aku harus kembali,'

.

~Losers~

.

"Kau dapat petunjuk, Sasuke?"Naruto bertanya pada Sasuke dan yang ditanya membalas dengan gelengan pelan.

"Nihil. Kebanyakan mereka mengatakan tak tahu,"

"Chouji?"

"Maaf, Ketua. Sama seperti Sasuke, nihil. Kau sendiri bagaimana, Ketua?"

"Seorang pria berhoodie hitam yang mencurigakan mengatakan, kalau kita ke sana, kita akan mendapatkan kemalangan,"jawab Naruto yang kemudian menidurkan dirinya di tempat tidur.

"Sudahlah, kita istirahat saja. Besok kita membutuhkan banyak tenaga,"

.

.

[4]

.

"Desa ini benar-benar kosong seperti tak ada kehidupan sama sekali,"ujar Rossweisse memandang ke sekeliling Willow Creek yang sangat sepi seperti tak pernah ada kehidupan sama sekali.

"Kau benar. Bahkan hewan ternaknya juga menghilang. Ini aneh,"sahut Mikasa. Sementara, Naruto mengobservasi sekeliling dan benar tak ada noda darah sedikitpun kalau ini termasuk kasus pembantaian. Hanya debu-debu tanah yang menempel di dinding rumah para warga yang tidak mungkin menjadi petunjuk penting.

"Sasuke, kau merasakan ada pancaran energi?"

"Tidak sama sekali,"

"Kita berpencar. Sasuke kau ke selatan, Mikasa dan Chouji kau ke barat, Rossweisse dan Asia kalian ke utara, dan aku akan mencari di sini dan di timur. Jika melihat musuh, jangan melawannya sendiri. Keluarkan tanda dan kami akan datang. Kita kembali ke tempat semula dalam satu jam. Baiklah, berpencar!"

Sasuke, Mikasa, Chouji, Rossweisse, dan Asia menuju arah yang diperintahkan Naruto tadi. Naruto sendiri masih berada di tempat awalnya. Ia sedang berusaha melacak pancaran energi terkecil sekalipun. Namun, nihil. Benar-benar kosong di sana. Naruto masuk ke salah satu rumah warga dan tak menemukan apa-apa selain perabotan yang masih tersusun rapi namun berdebu. Ia masuk lagi ke rumah warga yang lain dan menemukan hal yang sama. Namun, ia menemukan sebuah kertas di dalam sebuah laci di salah satu rumah. Isinya,

"Jika kau menemukan kertas ini, aku harap kau menolong kami. Kami sudah dihantui olehnya selama beberapa hari. Sedikit demi sedikit warga mulai menghilang. DAN AKU HA..."

'Sial! Pesannya terpotong,'batin Naruto merutuki si pembuat pesan mengapa memotong pesannya. Naruto menoleh ke luar dan mendapati langit menjadi gelap. Sontak Naruto berlari ke luar dan mendapati langit tiba-tiba menjadi mendung dari cerah. Tiba-tiba muncul lingkaran sihir besar berwarna hitam tepat di atas pusat desa.

'Sial!'

Naruto segera berlari menuju tempat awal ia dan anggota guildnya berkumpul, berharap mereka sudah berada di sana. Dan tepat saat itu juga, muncul puluhan, ratusan, ribuan makhluk aneh dari lingkaran sihir itu. Makhluk itu memiliki tubuh manusia dengan wajah yang sudah tak jelas dan kulit pucat. mereka berlarian memenuhi seluruh desa dan menghancurkan rumah-rumah para warga. Dan beberapa dari mereka berlari menuju Naruto, berusaha menyerangnya.

[Magic Maker : Beretta 92FS]

Naruto memunculkan dua buah handgun yang masing-masing dipegang oleh tangannya. Ia menghentikan berlarinya lalu menghadap belakang dan menembak kepala para makhluk pucat itu.

SFX : DOR DOR DOR DOR DOR

Naruto kembali berlari setelah para makhluk pucat itu lumpuh. Prioritasnya saat ini adalah anggota guildnya. Walaupun makhluk ini mudah dikalahkan, tetap saja dalam jumlah banyak sangatlah merepotkan. Akhirnya, ia sampai dan menemukan Sasuke, Rossweisse, dan Asiutna serta para makhluk pucat yang sudah jadi abu.

"Dimana Mikasa dan Chouji?"tanya Naruto.

"Kurasa mereka masih di sisi barat. Kami baru sampai di sini dan melihat zombie-zombie itu. Kurasa mereka dihadang para zombie itu,"ujar Rossweisse sambil menenangkan Asia yang terlihat agak ketakutan.

"Tunggu apalagi? Ayo, kita selamatkan mereka! Rossweisse lindungi Asia!,"Rossweisse mengangguk lalu menggendong Asia yang berpostur tubuh lebih kecil darinya, berlari mengikuti Naruto dan Sasuke yang berada di depannya.

'Para zombie ini, pasti jadi biang kerok hilangnya para warga. Namun, kemana mereka menghilang?'batin Rossweisse sampai tak menyadari dibelakangnya, kumpulan zombie-zombie mencoba meraih Asia dalam gendongannya yang tengah ketakutan itu.

"ROSSWEISSE DI BELAKANGMU!"teriak Sasuke ketika menoleh ke belakang dan melihat Rossweisse dikejar oleh sekumpulan zombie. Sontak Rossweisse yang sedang melamun tersadar dari lamunannya dan melompat ke depan.

[Water Magic : Water Bullets]

Lingkaran sihir berwarna kebiruan diciptakan Rossweisse dan menembak peluru air berkecapatan tinggi dengan jumlah cukup banyak dan menembus tubuh para zombie itu. Rossweisse mendarat dengan sempurna dan Asia masih dalam gendongannya. Namun, muncul lagi lebih banyak zombie yang berlari menuju Naruto, Sasuke, Rossweisse, dan Asia.

[Magic Maker : Swords Land]

Naruto merapal mantra dan mengeluarkan lingkaran sihir berskala besar di bawah tanah yang memunculkan ratusan pedang dan menusuk para zombie yang tengah berlarian tersebut. Darah mencuar ke mana-mana tepat saat pedang itu muncul dari tanah dan menusuk kaki, hingga selangkangan dari zombie itu. Sementara, Sasuke berlari menerjang para zombie itu dengan Kusanagi yang entah kapan dikeluarkannya dan menebas para zombie yang berusaha menyerangnya.

SFX : DOR DOR DOR

Zombie di belakang Sasuke yang berniat menggigit lehernya kehilangan kepalanya akibat timah panas yang menembus kepalanya.

"Kau berhutang padaku, Sasuke,"

"Tch,"

"Zombie ini tak ada habisnya,"ujar Rossweisse sambil menatap para zombie yang semakin bermunculan di depan mereka.

"Jangan turunkan konsentrasi kalian! Mereka berbahaya,"Naruto memperkuat pegangannya pada double handgunnya. Ia sebenarnya tak terlalu pandai dalam menggunakan pistol ataupun senapan. Namun, kalau menekan pelatuk saja itu mudah bagi Naruto. Ia menyerahkan serangan melee pada Sasuke dan Naruto hanya tinggal membantunya saja.

SFX : DOR DOR DOR DOR DOR

Bersamaan dengan tembakan double handgun itu, Sasuke melesat maju menuju para zombie itu untuk mengajak mereka menari bersama pedangnya. Satu per satu kepala, tangan, dan setengah tubuh para zombie itu menghilang.

"Hoi, putih!"ujar Naruto sambil tetap menembak para zombie itu.

"Ada apa?"sahut Rossweisse sambil menurunkan Asia dari gendongannya.

"Kenapa kau tak menggunakan Sacred Gear-mu?"Sontak Rossweisse yang mendengar perkataan Naruto terkejut dan langsung menatap tajam Naruto.

"Kau tahu?!"

"Tentu. Dan bukan waktu yang tepat untuk menjelaskannya. Ingat, lindungi Asia! Ia memiliki peran penting bagi kita,"ucapan Naruto membuatnya kesal sedikit. Namun, karena dalam pertempuran, ia memendamnya setelah misi ini selesai. Ingatkan dia untuk menghajar Naruto.

"Kau benar. Aku harus menggunakannya,"

[Sacred Gear : Incinerate Anthem]

Muncul sebuah salib di tangan kanan Rossweisse. Salib itu mengeluarkan aura suci yang pekat seperti aura seorang Malaikat. Rossweisse mengarahkan salib itu ke kumpulan para Zombie yang tengah Sasuke lawan.

"MUNDUR SASUKE!"teriak Naruto, dan segera Sasuke melompat mundur dan mendarat di samping Naruto.

"Apa maksudmu menyuruhku mundur?!"

"Kau akan lihat,"

[Holy Fire]

Di tengah-tengah para zombie itu, muncul sebuah salib besar dari tanah yang tiba-tiba mengeluarkan api ungu dengan aura kepekatan suci, membakar seluruh zombie yang tak sempat untuk berlari dari maut. Api itu menjalar membakar dengan cepat ratusan zombie dan membuatnya menjadi abu dalam sekejap.

"Apa itu?!"tanya Sasuke yang didera kagum mendadak karena api ungu dengan aura suci tersebut.

"Keajaiban,"sahut Naruto santai dan membuat Sasuke kesal juga.

"Tch,"

"Kerja bagus, Rossweisse,"

.

~Losers~

.

Kini dari yang semula rumah-rumah yang tertata rapi di sebuah desa, hancur berantakan dan berubah menjadi lautan api ungu yang membakar segalanya yang ada di sana. Tak ada lagi rumah khas pedesaan yang indah. Semua sudah hancur dalam hitungan jam akibat makhluk-makhluk tak jelas dan juga oleh God Army.

"Cih, dimana mereka berada?! Sasuke gunakan mata iritasimu,"perintah Naruto mutlak terhadap anggotanya.

"Kau tak berhak menyebut mata legendaris ini iritasi, bedebah!"murka Sasuke sambil mengaktifkan [Sharingan]-nya. Ia menatap ke seluruh arah kemudian menggelengkan kepalanya dan menatap ke arah Naruto dan Rossweisse.

"Mereka mati?!"tanya Rossweisse. Guild mereka baru terbentuk kurang dari seminggu dan akan kehilangan anggota? Ini tak bisa terjadi.

"Tidak. Musuh tak akan membunuh mereka. Mereka mengincar kita secara utuh, dalam artian mereka dijadikan tawanan untuk memancing kita menuju musuh dan akan membunuh kita di sana,"

"Jadi, apa yang akan kita lakukan?"

"Rencana B"

.

.

To Be Continued


Yo! Balik lagi ama author Zeidgeist wadaw. Ini chap terpanjang yang pernah aku tulis. Bersih 4,5 K lebih dikit lah wordnya. Oke kali ini Naruto ke WC dan ada musuh kuat di sana lho! Uhm.. aku mau bilang terima kasih sama semua yang udah review dan dukung fic ini dan juga spesial buat Luciano Olexandr Labrentsis. Dia senpai yang bener-bener baik huhu~ Makasih SENPAI!

Bisa dibilang chap yang ke-4 ini agak gaje (udah ada di warning) :V. Dan Rossweisse punya Incinerate Anthem wadaw. Dari mana asalnya? Dari Tuhan lah ckckck.. Adegan fightnya udah bagus gak? Aku ngerasa ada yang kurang T-T huhu.. Jadi ungkapkan saran, kekesalan, kemarahan, kemaluan(?) kalian di kolom review. Tentunya itu akan membantu saya sehingga menjadi lebih baik, baik, dan baik. Apa lagi ya? Udahlah segitu aja.

Zeidgeist out...