Shiso no saigo no resu

13

.

.


Minna Gomen saya melalaikan cerita ini, oh iya dan maaf sepertinya ada perubahan rencana pada chapter ini dan chapter selanjutnya, rencana awalnya ingin buat flashback tentang Mira tapi malah tidak jadi saya lakukan. oke segitu aja cuap-cuap gak pentingnya. So enjoy for reading guys.


.

.

"Naruto...hoyy ada apa...?"

Dia masih mendengar jelas suara kuro di kepalanya, tapi dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kuro, bahkan untuk mengeluarkan suara saja rasanya begitu sulit.

Rasa takut yang kembali dia rasakan ini benar-benar sangat besar sama saat dia pertama kali melihat pembunuhan di umurnya yang ke lima tahun. Naruto masih terus melihat makhluk besar itu terbang ke arahnya, tubuhnya yang di balut oleh armor berwarna putih, 6 buah sayap kupu-kupu yang berbeda warna hitam dan putih. Hitam di bagian kiri dan putih di bagian kanan.

Deg..

Seperti tersengat oleh sesuatu tubuhnya begitu lemas saat melihat jika sosok yang sedang terbang ke arahnya tidak memiliki wajah, tak ada mata, tak ada hidung dan bahkan mulut. Wajah makhluk itu rata berwarna putih senada dengan rambut panjangnya yang tertiup angin.

"Naruto...hoyy jawab..ada apa Naruto.." kembali suara kuro menyadarkannya dari keterkejutannya akan makhluk di depannya. "Kuro katakan pada ku ciri-ciri wujud yang Mira takuti saat dia lepas kendali" ucap Naruto susah payah bertahan dari rasa intimidasi yang begitu kuat dari sosok yang bahkan dia hanya melihat dari kejauhan.

"Ada apa Naruto, apa kau mel..." "Katakan saja Kuro jangan betele-tele, ka..katakan jika so..sosok i..itu tidak memiliki wajah...?" tanya Naruto yang mulai tersadar secara seutuhnya dari rasa takut dan keterkejutannya akan makhluk yang sebentar lagi melintas ke arahnya.

"Ya..iya benar itu Mira, Kao no Nai Tenshi Mirajane !" ucap Kuro sedikit keras membuat kepala Naruto berdengung. "Mira mulai terbang entah ke mana, dan kau bilang ingin membantuku jika aku berniat menghentikan Mira, katakan bantuan apa yang mampu melumpuhakan makhluk menyeramkan yang sebentar lagi mendekat kelokasi aku berdiri" intonasi bicara Naruto mulai kembali datar dia sudah benar-benar mengendalikan rasa takutnya yang sesaat membuat tubuhnya bergetar hebat.

"Mira akan terbang menuju lokasi orang yang menyebabkan dia lepas kendali, buat dia berhenti menuju lokasi tersebut jika tidak kekacauan yang akan kau dapati saat Mira mulai mengamuk"

"Sebenarnya apa yang telah kalian lakukan, Mira tidak mungkin lepas kendali jika dia tidak menerima ratusan jiwa secara langsung" tanya Kuro.

Naruto diam tidak menjawab pertanyaan Kuro, saat ini dia fokus dengan sosok makhluk yang memberikan aura intimidasi sekuat ini, dia kembali turun ke dahan-dahan pepohonan, Naruto seperti bersembunyi dari makhluk besar tersebut.

"Kuro..katakan pada ku bantuan seperti apa yang bisa kau berikan untuk melawan makhluk meyeramkan seperti itu..?" tanya Naruto dalam hatinya, tapi sama seperti sebelumnya, komunikasinya seperti terputus begitu saja, membuat Naruto hanya mengembuskan nafas lelah.

Srekk

Naruto melihat kebawah dimana dia mendengar suara, dan ternyata yang membuat suara itu adalah kucing pemalas miliknya yang sepertinya sedang mengejar Mira dalam wujud menyeramkan itu.

Brugh

"Hap...tunggu kucing pemalas" ucap Naruto ketika dia turun dan langsung memeluk Kira yang terkejut tubuhnya langsung menghitam karena ada yang memeluk dirinya tiba-tiba, dan ketika dia tahu bahwa Naruto yang memeluknya Kira mulai tenang dia kembali dengan warna orange kemerahan.

"Kau pasti mengejar makhluk itu kan..?" tanya Naruto yang masih terus memeluk Kira, tangan kanannya dia, "Tak perlu, itu Mira gadis catik pemilik Shiro, kau ingat ?..." Kira yang mendengar ucapan Naruto hanya diam saja walaupun dia mengerti apa yang di maksud oleh orang yang memeluknya, tapi dia lebih memilih menikmati apa yang di lakukan oleh Naruto dengan tangan kasar Naruto menggaruk dagunya.

"Kau tidak perlu bertarung dengan Mira, biar ini menjadi urusanku, kau kembalilah ke Konoha temui Nii-chan atau Menma dan tunggu sampai aku menjemputmu nanti" ucap Naruto pelan di telinga kucing itu

Setelah mengucapkan itu Naruto kemudian mulai melepaskan pelukannya pada Kira, dia mulai berdiri dan bermaksud untuk melompat, namun dia dapat melihat jika ke dua ekor Kira melilit kaki dan pinggangnya, "Ada apa...?" tanya Naruto yang bingung dengan sikap Kira yang seakan tidak mengizinkan dia untuk pergi.

Naruto tahu jika kucing besar ini merasa khawatir dengan dirinya, tapi jika dia membiarkan Kira untuk ikut pertarungan pasti dia akan kesulitan. Naruto tahu dengan Kuro yang memberi peringatan seperti tadi saja sudah pasti Mira dalam wujud ini sangatlah berbahaya dan Naruto tidak mau mengambil resiko dengan membiarkan Kira ikut dalam pertarungan.

Naruto kemudian berjalan ke sebuah pohon lalu dia mengupas kulit kayu tersebut dengan menggunakan kukunya, setelah mendapatkan kulit kayu tersebut Naruto kemudian menuliskan sesuatu menggunakan jari telunjuknya.

"Ini...berikan pada Nii-chan atau Menma, dengan begitu mereka akan tahu bagaimana mempelakukanmu selama aku tidak bersamamu" ucap Naruto mengikatkan kulit kayu tersebut di tubuh Kira, sementara sang kucing hanya diam menunggu pemiliknya selesai.

Kira sebenarnya ingin ikut bertarung dan melindungi Naruto, dia tahu jika Makhluk yang tadi dia kejar memiliki tekanan energi yang sangat besar, dan itu mengusik ketenangannya saat dia sedang asik melahap tubuh-tubuh Shinobi Ne yang menjadi penganggu bagi dia dan Naruto sejak kecil.

Kira merasa khawatir dengan keselamatan Naruto telebih saat ini banyak sekali luka di tubuh Naruto, kakinya saja belum berhenti mengeluarkan darah di tambah dengan luka tambahan yang dia dapatkan di pertarungan sebelumnya itu tambah membuatnya ingin melindungi Naruto. Tapi jika pemiliknya sudah mengatakan tidak maka Kira tidak dapat egois lagi, dia tahu selama ini dia begitu egois mengikuti nalurinya untuk bertarung tapi itu dia lakukan agar Naruto tidak terlibat dengan masalah.

Saat dia ingin melawan Monster Rakun beberapa bulan lalu bukan tanpa alasan pertama entah atas dasar apa makhluk yang disebut sebagai biju itu sangat membuatnya tidak nyaman dan kedua dia ingin melawan biju dan mengalahkannya agar Naruto tidak harus bertarung dengan biju tersebut yang dapat membuat Naruto celaka. Masih kental dalam ingatannya peristiwa 10 tahun yang lalu dimana dia tidak mampu melindungi Naruto dari amukan Monster Rubah dan itu membuatnya cukup depresi saat itu. Andai Kira sudah mampu untuk berbicara dia pasti akan dengan tegas berteriak agar Naruto tidak perlu terjun langsung dalam pertarungan, biar dia yang melakukan pertarungan, tak perlu Naruto ikut terlibat. Dia tidak ingin Naruto sampai celaka.

"Saa..baiklah Kira aku akan berangkat menghentikan Mira yang sepertinya sudah sangat jauh di depan sana" ucap Naruto membuat Kira kembali tersadar, lalu dia melihat Naruto mengeluarkan senjatanya dari portal peyimpanan di telapak tangan kirinya.

"Pergi lah Kira temui mereka dan berhati-hatilah karena musuh kita berdua selalu berkeliaran di dekat Menma" setelah mengatakan itu Naruto kemudian melompat degan sangat tinggi dia menggabungkan Geppo dan Soru secara bersamaan, menginggalkan Kira yang masih diam menatap ke atas dimana Naruto saat ini sedang mengetuk-ngetuk udara dengan kaki penuh luka itu.

Naruto yang sudah diatas mulai melihat kemana perginya Mira, "Dia menuju Konoha" ucap Naruto tenang ketika melihat titik hitam yang dia yakini kalau itu Mira. Dia langsung melesat dengan cepat mengejar Mira yang sudah masuk masuk ke kawasan terluar Konoha.

"Naruto..." saat dia melesat dengan cepat dan hampir mengejar Mira, tiba-tiba dia kembali mendengar suara di kepalanya. "Kuro ? dari mana saja kau...Mira saat ini sudah memasuki wilayah Konoha" ucap Naruto datar sambil terus mengejar Mira yang terbang dengan cepat menggunakan ke 6 sayap berwarna hitam dan putih itu.

"Bukan ini aku Hoshi, maaf jika terputus tadi aku mencari binggo book" muncul sebuah suara di kepala Naruto, "Hoshi kah...untuk apa kau mencari binggo book, dan kemana Kuro ?" tanya Naruto yang merasa heran dengan saudara satu rasnya di saat seperti ini malah mencari binggo book.

"Maaf..aku tadi sempat terkejut saat Kuro menyebutkan nama Kao no Nai Tenshi Mirajane, aku seperti pernah mendengarnya dan setelah mencari binggo book ternyata benar saudari kita salah satu dari puluhan orang yang kepalanya di hargai sangat tinggi" ucapan Hoshi di kepala Naruto sempat membuatnya terkejut, bahwa Mira selama ini merupakan buronan yang ada dalam binggo book.

"Kenapa Mira bisa masuk kedalam Binggo Book Hoshi...?" tanya Naruto kembali.

"Mira merupakan pelaku utama dari tewasnya ratusan orang di Negara Mimpi dan Dorogakure desa para budak 6 tahun yang lalu, kedua wilayah tersebut dekat perbatasan Negara Tanah, di binggo book ada sketsa wajah dan wujud Mira dalam bentuk malaikatnya ataupun dalam keadaan normal, saat ini dia juga menjadi buruan Daimyo Negara Tanah karena insiden penghancuran kuil milik keluarga Daimyo di Golden Rivers...astaga saudari kita ternyata seorang pembuat masalah Naruto" Tokio menjelaskan dengan membaca semua data tentang Mira yang berada di binggo book.

"Baik terimakasih atas infonya, dan panggil Kuro sekarang" ucap Naruto dengan datar membuat Tokio sedikit kesal karena tanggapan Naruto hanya seperti itu.

Naruto sudah berhasil mengejar Mira saat ini dia tepat di belakang Mira, "Orochimaruuuu" Naruto mendengar suara yang begitu dia kenali, ternyata Mira bergumam "Orochimaruuuu" dengan suara yang begitu parau dan berat.

Dia terus mengikuti kemana Mira pergi sampai dia sadar jika dia dan Mira sudah pergi cukup jauh dari wilayah Konoha, yang berarti Sannin Ular itu tidak berada di Konoha, "Miraaa !" teriak Naruto keras dari belakang.

"Percuma Naruto...dalam kondisi seperti itu Mira tidak akan merespon panggilan mu, dia hanya fokus dengan targetnya siapa tadi...?" "Orochimaru" "yah Orochimaru, saat ini dia hanya akan fokus pada orang yang dia buru" Lanjut Kuro

"Lalu cara apa agar dia mengalihkan perhatiannya pada ku Kuro" tanya Naruto lagi

"Kau hanya dapat mencuri perhatiannya saat dia sudah sampai pada tempat tujuannya, ada jeda beberapa detik untuk Mira berhenti dan merasakan kehadiran Orochimaru, dan di saat itu kau bisa menganggunya sampai dia mengalihkan perhatiannya padamu"

"Setelah Mira mengejarmu, sebaiknya kau mencari wilayah yang sangat jauh dari kawawan penduduk, dan bukan tempat pemakaman atau tempat bekas peperangan" Kuro berbicara dengan serius

"Kenapa dengan makam dan bekas peperangan...?" tanya Naruto bingung dengan penjelasan Kuro

"Kau akan tahu nanti alasanya" jawab Kuro khawatir, "baiklah, dan bilang pada Hoshi untuk terus tersambung dengan ku, karena aku benar-benar tidak tahu cara melawan Mira saat ini" ucap Naruto yang masih mengikuti kemana arah tujuan Mira.

Negara Besi, Pondok Tokio

Shiro yang dari tadi diam memperhatikan Kuro tengah berbicara dengan Naruto menggunakan kekuatan Tokio merasa khawatir dengan keselamatan Naruto yang akan melawan Hostnya. Shiro dan Kuro tidak perlu mengkhawatirkan Mira karena mereka sangat tahu tentang hostnya itu, mereka lebih khawatir dengan Naruto yang bisa kapan saja tewas saat hostnya mulai mengamuk.

Brugh

"Tokio-kun, kau baik-baik saja..." Shiro terkejut saat tiba-tiba Tokio yang sedang memegang kepala Kuro mulai ambruk, walaupun pegangan di kepala Kuro tidak terlepas. "A..aku baik-baik saja Shiro, si berengsek Naruto seenaknya saja memerintah untuk terus terhubung dengannya, dia pikir melakukan ini tidak menguras energi, sialan" ucap Tokio dengan susah payah.

Shiro hanya tersenyum memandang saudara hostnya yang tengah menggerutu kesal dengan sikap Naruto, "Naruto-kun memang seperti itu, dia selalu memerintah dengan seenaknya dan tidak suka di bantah setiap ucapanya, tapi sebenarnya dia sangat baik" ucap Shiro pada Tokio yang mulai kembali berdiri, "Yah dia pria yang sangat tegas dan egois Tokio dalam segala tindakannya, mungkin yang dapat mengalahkan keegoisannya hanya Kira kucing milinya" Kuro kali ini ikut menjelaskan tentang Naruto yang baru dia kenal beberapa bulan lalu di Sunagakure.

"Kehh...dia seperti dengan Akeno-nee, sangat mendominasi dalam segala hal" cibir Tokio sebelum dia mulai berkonsentrasi.

"Kuro..." Tokio dan Kuro tubuhnya tersentak karena terkejut ketika mendengar suara Naruto begitu keras sampai membuat telinganya berdengung,,"Gahhh...Sranje ! Namalete go glasot Naruto (Sialan, kecilkan suaramu Naruto)" ucap Tokio kesal.

"Zal, Kade e Kuro (maaf, mana Kuro)" Tokio hampir meledak ketika mendengar respon seperti itu dari Naruto, dalam hatinya dia bersumpah akan memberikan pukulannya jika nanti dia sudah bertemu langsung dengan saudara sialan ini.

"Yahhh ada apa Naruto" Kuro bertanya pada Naruto, membiarkan Tokio yang saat ini sedang mengatur emosinya, "Kuro Mira saat ini sudah berhenti di sebuah hutan Kusagakure"

"Alihkan perhatiannya sekarang Naruto, dia saat ini sedang menggunakan sensor untuk mencari targetnya" jawab Kuro dengan cepat, berharap Naruto dengan sigap langsung mengalihkan perhatian Mira

"Baik, aku aka...haah..maaf sepertinya terlambat.." ucapan terakhir Naruto membuat Kuro dan Tokio kebinguan apa maksud dari Naruto, apa Mira sudah menemukan targetnya atau Mira sudah...

"Naruto menjauh dari asap hitam yang di keluarkan oleh Mira" teriak Kuro panik dia baru teringat dengan asap hitam Mira, "Hoyy Naruto..hoyy jawab" Kuro semakin panik ketika Naruto tidak merespon panggilannya.

"Sial,, Tokio seberapa jauh Negara Besi dengan Kusagakure..."tanya Kuro panik, "A...aku tidak tahu,,aku tidak pernah keluar dari Negara Besi" Tokio yang di tanya seperti malah menjadi gugup, dia kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini, ada apa dengan Mira dan aura hitam miliknya dan kenapa Kuro begitu panik dan mengkhawtirkan Naruto jika sampai terkena aura hitam milik Mira

.

Kusagakure

.

Kepanikan juga mulai terjadi di pedalaman hutan Kusagakure, lebih tepatnya Naruto dan dua orang berjubah hitam dengan awan merah karena semua tumbuhan dan hewan yang terkena asap hitam itu mati, Naruto harus melompat setinggi-tingginya dan bertahan di udara agar tidak terkena jangkauan asap hitam yang dikeluarkan oleh Mira.

Sementara kedua orang berjubah hitam itu saat ini juga sudah menjauh dari asap hitam yang melebar itu. Orang bejubah hitam itu adalah Orochimaru dan Sasori, mereka berdua begitu terkejut ketika ada makhluk besar menyeramkan muncul dihadapan mereka.

Sebelumnya mereka sedang berkomunikasi dengan markas Akatsuki tapi komunikasi harus terputus karena mereka harus segera melarikan diri asap hitam yang menyebar dengan cepat kesegala arah. Orochimaru sampai menggunakan Kuchiyose terbalik untuk kabur dari asap hitam yang seperti menyerap kehidupan apapun yang dilintasinya bahkan ular kuchiyosenya juga mati.

Sementara Sasori harus merelakan boneka kesayangannya Hiruko hancur dan lapuk karena terkena asap hitam tersebut, "Ohhh...ternyata ini wujud aslimu Sasori..kuh..kuh..kuh" ucap Orochimaru ketika mengetahui bahwa sosok pemuda bersurai merah di sampingnya adalah pria bungkuk keras kepala yang menjadi patnernya.

"Cih...diam ular berengsek...makhluk aneh itu sepertinya mencarimu" jawab Sasori kesal, Sasori tahu makhluk yang saat ini berada di hadapan mereka adalah makhluk yang sama yang menyebabkan bencana di Negara Mimpi 6 tahun lalu, setelah insiden tersebut wilayah Negara Mimpi sekarang menjadi terisolir, Iwagakure menyegel Negara Mimpi karena setelah insiden tersebut wilayah itu menjadi tandus dan tidak dapat produktif lagi, begitu pula dengan Dorogakure desa itu kini masih tidak bisa ditempati karena penduduk mati dengan mengenaskan.

"Yaahh.. sepertinya gadis ini punya urusan denganku" ucap Orochimaru sambil menjilat bibirnya dengan lidahnya yang tidak normal. "Berhati-hatilah dengan asap hitam itu ular sialan" Sasori memperingatkan patnernya, kemudian dia menjauh dari Orochimaru "Kalau kau tidak sanggup kau tinggal bicara dan memohon maka aku akan menolongmu" lanjutnya.

"Yahh bocah cantik... kuh..kuh..kuh" ledek Orochimaru pada Sasori yang tengah meremehkannya, kemudian dia mengalihkan pandangannya pada sosok makhluk tanpa wajah itu yang saat ini perlahan mulai menyusut seperti seukuran manusia normal. "Oyyy...Ular sialan, berhati-hatilah, wujudnya mengecil bukan berarti kau berpikir lebih mudah menghadapinya" teriak Sasori yang saat ini sudah mengeluarkan gulungan Kugutsunya. Dia masih melihat jika Kao no Nai Tenshi terus menyusut sampai seukuran manusia normal, jika data dari pasukan militer Iwagakure benar maka saat ini makhluk di depannya akan benar-benar menyulitkan, ditambah saat ini ada lagi satu orang yang sedang bersembunyi entah dimana karena dia tidak merasakan aliran cakra sama dengan monster yang di lawan rekannya, sebelumnya dia melihat jika makhluk ini datang dengan seseorang di belakangnya, akan merepotkan jika orang itu kuat, maka dari itu dia sedang mempersiapkan gulungan Kugutsunya jaga-jaga jika nanti orang yang bersembunyi ini ikut serta dalam pertarungan.

Sementara itu jauh di atas langit saat ini Naruto masih memperhatikan saudarinya dan 2 orang yang saat ini berada di sana. "Jadi orang yang berambut basah itu adalah Orochimaru dan siapa orang yang satu lagi itu..." gumam Naruto sambil memperhatikan Sasori dari atas yang sepertinya dia tengah waspada.

"Naruto,,, bisa kau menggunakan kekuatan matamu..?" Naruto mendengar suara Kuro di kepalannya, "Hanya tersisa 10 menit Kuro, saat ini aku sedang berfikir tempat mana yang kosong dan terdekat yang bisa aku jangkau kurang dari sepuluh menit" jelas Naruto pada Kuro, yah memang benar sejak tadi dia memang memikirkan hal tersebut, lokasi mana yang kosong dan tidak berpenghuni sehingga dia bisa bertarung dengan Mira dengan tenang tanpa takut ada penganggu.

Naruto masih berfikir sampai dia di kejutkan oleh sebuah boneka berjubah hitam dengan surai yang sama dengan pengendalinya di bawah sana, "Kehh.. sepertinya dia sudah melihat ku" Naruto langsung menghindar dari boneka yang mulai menyerangnya dengan sebuah katana.

Swushh

"Siapa kau anak muda" tanya Sasori pada Naruto yang berhasil menghindari tebasan bonekanya, sebelumnya dia sendiri terkejut ketika matanya menangkap sesosok seseorang yang tengah memantulkan udara dengan kakinya jauh di atas sana, Sasori berpikir jika yang tengah melayang di udara adalah salah satu Pein yang di kendalikan Leadernya karena hanya Leadernya dan Onoki yang bisa melayang di udara, tapi ternyata bukan orang yang dia pikirkan melainkan seorang pemuda bersurai silver yang baru pertama dia jumpai tengah melayang di udara sambil memperhatikan kondisi pertarungan.

Sementara Naruto yang di tanya hanya diam, dia tidak punya niatan sama sekali untuk menjawab pertanyaan dari orang yang menyerangnya, bisunya Naruto membuat Sasori makin penasaran dengan bocah silver di atas sana, Sasori dapat melihat dari sorot mata pemuda itu jika pemuda di hadapannya bukanlah manusia biasa, dia tidak merasakan cakra dari pemuda ini yang artinya kemapuan berpijak di udara bukanlah sebuah jutsu.

Krak

Sasori terkejut saat tiba-tiba tubuhnya terkena serangan yang entah dari mana datangnya membuat tubuh boneka miliknya berlubang seukuran jari, dia melihat kekanan dan kekiri tapi tidak menemukan siapapun selain Orochimaru yang saat ini nampak kesulitan melawan makhluk tanpa wajah itu karena selain dia tidak dapat mendekat karena aura hitam yang mengelilingi makhluk itu dan serangan apapun tidak pernah berefek dari pada tubuh makhluk tersebut.

Dia kembali menengadah ke atas melihat bagaimana pemuda silver tersebut nampaknya masih belum bergerak sedikitpun dari posisinya, jadi siapa yang menyerangnya sampai tubuh bonekanya berlubang seperti sekarang. Sasori masih terus melihat Naruto sampai akhirnya...

"A..apa..menghilang..."

Jugon

Buagh

Wusshhh

Blarrr

Naruto yang menggunakan teknik Soru muncul tepat di depan wajah Sasori yang kebingungan, Naruto dengan cepat menghantamkan pukulan ke dada boneka Sasori sampai membentur tanah dengan sangat kuat membuat tanah dan tubuh boneka Sasori hancur.

Serangan Naruto barusan memancing perhatian kedua orang yang tengah bertarung puluhan meter di sana, Naruto yang merasa dia telah mengalahkan Sasori kemudian bergegas menuju lokasi Mira dan Orochimaru.

Pertarungan yang berat sebelah itu harus di hentikan sebelum Mira makin menggila dan malah meluas kemana-mana. Sementara Orochimaru yang terkejut dengan serangan yang membuat patnernya hancur itu mulai panik, melawan wanita monster ini saja dia di buat seperti seorang bocah akademi, sangat memalukan pikirnya.

Dan sekarang muncul lagi seseorang yang entah siapa, di lihat dari hancur leburnya tubuh Sasori pasti pemuda yang tengah berjalan ke arahnya bukanlah pemuda sembarangan. "Berengsek...siapa kau" teriak Orochimaru, genggaman pada Kusanaginya semakin kuat. Selama hidupnya dia baru pernah 2 kali terpojokan seperti sekarang pertama dengan Hanzo Si Salamander dan Leader Akatsuki Pein, dan sekarang dia mengalami kondisi seperti ini lagi dan itu membuatnya muak.

"Orochimaru...sebaiknya kau pergi, sebelum semuanya menjadi tidak bisa dikendalikan" ucap datar Naruto pada Orochimaru, "Persetan...kubunuh kalian dan akan ku jadikan kelinci percobaanku" teriak Orochimaru sambil menyeringai, mata ular miliknya saat ini fokus dengan orang di depannya, karena entah kenapa makhluk di belakang sana malah terdiam saat pemuda ini muncul.

"Kau dan kesombonganmu bisa membuatmu berumur pendek Orochimaru" ucap Naruto sambil mengarahkan kedua tangannya ke depan Orochimaru, dia menembak kan shigan di kedua lutut Orochimaru membuat lutut Orochimaru berlubang, dan limbung ingin jatuh

Sementara Naruto yang melihat Orochimaru limbung langsung melesat menggunakan Soru, tanpa menunggu lama Naruto membuat kuda kuda dengan menyatukan kedua tangannya yang terkepal ke arah dada Orochimaru...

Rokuogan

Vungg

ARGGGHHHH

Khoook

Naruto melepaskan gelombang kejut pada dada Orochimaru, membuatnya langsung memuntahkan begitu banyak darah, Orochimaru merasakan jantung, hati dan paru-parunya seperti terhantam sebuah palu besar, bukan hanya itu 6 dari 12 pasang rusuknya remuk, bukan patah lagi tapi remuk menjadi serpihan kecil. 'sial serangan apa barusan, tubuh ini sudah tidak dapat bertahan lagi' pikrinya

Brugh

Tubuh Orochimaru pun tumbang, Naruto hanya memandang datar tubuh orang baru saja dia serang dengan salah satu serangan terkuatnya, kemudian dia berjalan sedikit gontai, tidak dapat di pungkiri memang serangan barusan membuat darah begitu banyak keluar dari luka-luka yang dia derita, tapi dia masih bersyukur karena tidak langsung pingsan.

Dia terpaksa harus menggunakan serangan penghabisan tadi untuk mempersingkat waktunya dalam menggiring Mira, dan sekarang sepertinya dia berhasil membuat saudarinya memperhatikannya.

Sementara Mira yang sejak tadi diam memperhatikan orang yang baru muncul itu, sekarang mulai bereaksi karena melihat targetnya sudah di kalahkan dan itu tidak membuatnya tidak senang. "Saa...lihat aku Mira" ucap Naruto pada yang sepertinya Mira mulai merespon panggilan Naruto terlihat dari gerakan tubuhnya.

'sial..wujudnya benar-benar menyeramkan' pikir Naruto melihat wujud Mira saat ini, rambut putihnya bertambah panjang sampai menyentuh bokongnya, tubuhnya berlapis sebuah zirah berwarna putih, bahkan wajah cantik saudarinya saat ini terlapisi sebuah topeng putih polos yang menyatu dari zirah yang melapisi seluruh tubuhnya.

Kali ini ke 6 sayapnya sudah tidak ada, tidak seperti sebelumnya saat tubuhnya membesar sampai kira-kira 20 meter. Naruto kemudian memasang kuda-kuda untuk dapat menggunakan Soru secepat mungkin. Dia masih ingat pembicaraan beberapa menit yang lalu dengan Kuro,

"Tidak ada pilihan lain Naruto, ambil targetnya dan bersiaplah amarah Mira di limpahkan semuanya padamu, karena Mira tidak pernah senang jika targetnya di ambil orang lain"

Itu yang membuat Naruto akhirnya mulai menyerang Sasori dan Orochimaru dan sekarang terbukti Mira mulai merespon kehadirannya, Naruto masih melihat Mira yang saat ini masih diam hanya kepalanya saja yang bergerak patah-patah, melihat dia dan Orochimaru yang tumbang.

Pandangan Mira masih terus melihat ke arah Naruto dan Orochimaru secara bergantian sampai akhirnya...

"KURO...!" teriak Naruto begitu keras, dia terkejut karena tiba-tiba Mira mengeluarkan aura hitam yang sangat pekat, ke 6 sayapnya kembali muncul, dari topeng itu muncul sebuah garis melintang sampai telinga..

DEG

Naruto kembali merasakan intimidasi luar biasa saat garis itu terbuka dan membentuk sebuah mulut, Mira tersenyum, dari sela-sela bibirnya muncul dua taring panjang, hilang sudah sifat Naruto yang tenang, Naruto yang tidak pernah merasakan takut. Senyuman yang di tunjukan Mira membawa semua hal buruk yang pernah dia lalui terlintas begitu saja dalam otaknya.

'tidak...tidak ini terlampau sulit untuk bisa aku tangani' pikir Naruto kacau, dia merasa begitu kecil di hadapan Mira yang saat ini terus-terusan mengeluarkan aura hitamnya yang kian lama semakin pekat, pohon-pohon yang di sekitarnya langsung lapuk dimakan usia, bahkan pijakannya mulai kering dan retak.

Sementara itu kedua orang yang saat itu berada di sana, juga mengalami hal yang sama dengan Naruto, mereka tidak melihat wujud Mira sekarang tapi mereka merasakan sebuah kematian yang pasti dari tekanan energi ini.

Sasori memilih untuk tidak menyatukan tubuh bonekanya kembali, dan Orochimaru yang lebih dekat dari Mira dan Naruto juga lebih memilih menahan dirinya sendiri untuk tidak keluar dari tubuh yang sudah tidak bisa dia gunakan lagi, dan Sasori mengutuk Orochimaru sampai berurusan dengan makhluk ini.

Kembali ke Naruto saat ini dia langsung kabur secepat mungkin dari Mira menggunakan Soru, dia sudah tidak kuat lagi dengan semua memory buruk yang terlintas di kepalanya, jika memang benar kata Shiro jika Mira sempat dibuat terluka oleh Deidara, Naruto akan memberikan hormat pada Deidara karena berani melawan Mira dalam wujud seperti ini.

Tapi seperti yang di bilang Kuro, Naruto yang sekarang menjadi target dari kemarahan Mira karena Orochimaru dia kalahkan. Saat ini Mira mulai mengejar Naruto yang melompat-lompat diudara dengan kecepatan yang gila, saat kau ketakutan maka keajaiban muncul, dan sekarang Naruto bisa melesat dengan kecepatan yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya. Dia sangat takut dengan sosok Mira yang bagaikan teror itu.

"Kuro,,,aku tidak yakin bisa melawan Mira saat ini, apa ada cara lain selain bertarung dengan Mira" tanya Naruto pada Kuro sambil dia melesat di udara.

"A..ada ya..iya ada cara lain yang bisa membuat Mira langsung kembali normal, yaitu jika adanya sebuah pemicu yang membuat kesadaranya kembali atau..kau harus merelakan jiwamu di cabut oleh Mira, setelah jiwamu masuk kedalam tubuh Mira, maka otomatis kutukan matanya akan membaca memory mu dan berharaplah itu akan membuat dia sadar kembali"

"A..apa...Kau gila ! bagaimana mungkin kau menyarankan untuk aku menyerahkan jiwaku begitu saja pada Mira" bentak Naruto, yang tanpa sadar perlahan Naruto merasakan marah. Dan bentakan itu membuat Kuro sedikit terkejut, karena Naruto mengeluarkan emosinya.

"Celaka...emosi Naruto mulai muncul kembali" ucap Kuro di seberang sana, yang artinya Naruto sudah tidak dapat diharapkan kembali untuk bisa bertarung dengan Mira, karena pasti Naruto merasakan ketakutan. Alasan Kuro meminta Naruto menghentikan Mira adalah karena Naruto kehilangan emosi, tapi jika Naruto sudah mengalami ketakutan maka Mira dapat dengan mudah mengkonsumsi jiwanya jika Naruto menunjukan ketakutan lagi di depan Mira.

Ucapan Kuro memancing rasa penasaran Tokio, memangnya apa masalahnya jika Naruto mempunyai emosi, "Ada apa,,,Kenapa kau bilang celaka kalau emosi Naruto muncul...?" tanya Tokio pada Kuro.

"Selama ini Naruto-kun mengalami Trauma berat, sehingga dia tidak dapat merasakan emosi sedikitpun, ada beberapa kejadian yang membuatnya trauma dan depresi sampai membuat kejiwaanya terganggu, tapi jika Naruto-kun yang tidak merasakan sakit itu benar karena beberapa saraf di otaknya rusak itu kata Mira saat dia menggunakan kutukan matanya saat Naruto-kun pingsan karena kehabisan darah" bukan Kuro yang menjawab tapi Shiro.

"Dan kenapa Kuro mengatakan celaka jika emosi Naruto-kun muncul karena kekuatan Mira adalah memanipulasi jiwa kau ingat itu Tokio-kun" lanjut Shiro yang langsung dia nggukan oleh Tokio "lalu dimana letak kondisinya bisa celaka..." tanya Tokio yang masih belum paham

"Yah karena Mira dapat memanipulasi jiwa seseorang dengan satu syarat manusia itu harus takut padanya, jika orang itu tidak merasa takut oleh Mira, maka Mira tidak akan bisa mengambil jiwa orang tersebut dengan mudah dan dia harus bertarung untuk mengalahkan orang yang tidak takut padanya, sehingga Mira menciptakan aku dan Kuro untuk membantunya memberikan ketakutan pada seseorang"

"Kuro di ciptakan dari keburukan hati Mira, dan aku dari kebaikan hati Mira, aura hitam yang keluar dari tubuhnya hanya bisa menyerap kehidupan hewan, tumbuhan dan tanah, tapi tidak dapat menyerap kehidupan manusia, maka dari itu Mira sendirilah yang menyerap jiwa Manusia, setelah orang-orang yang dibuat ketakutan dengan melihat aura hitam yang bisa menyerap kehidupan itu maka itu mempermudah Mira untuk memanipulasi jiwa orang-orang yang ketakutan itu" jelas Shiro panjang lebar tentang kekutan Mira.

Sebenarnya ini tidak boleh di beritahukan oleh orang lain karena sama saja mengungkapkan kelemahan dari Mira, tapi Shiro terpaksa jika tidak seperti itu maka saat Mira lepas kendali lagi tidak ada yang bisa membantunya.

"Lalu fungsimu apa Shiro-chan" tanya Takio yang entah kenapa malah menambahkan chan pada Shiro, padahal Shiro bukan manusia dia hanya sebuah jiwa yang di masukan kedalam boneka, "Fungsi ku untuk pertahanan dan penyembuhan Mira hanya itu saja" Shiro tidak menjelaskan kemampuannya dan Kuro secara detail karena dia tidak bisa membongkar semuanya.

"Kau dengar itu Naruto...jadi berhetilah untuk takut pada Mira, karena hanya dengan itu jiwamu selamat" tanya Kuro tiba-tiba, ternyata saat ini Naruto masih tersambung dengannya sehingga Naruto dapat mendengar pembicaraan yang di lakukan ketiganya

"Hah...tapi tetap saja Mira membuatku bagaikan seekor semut dihadapan raksasa" ucap Naruto yang saat ini entah sudah dimana dia sudah tidak tahu lagi, "Zapre stravot na Naruto ! (berhenti ketakutan, Naruto)"kali ini Naruto mendegar suara Hoshi yang memintanya untuk tidak takut, "Vie ne ste cel na Mira, prokleto ! (Bukan kau yang menjadi target Mira, berengsek)" ucap Naruto kesal, dia belum sadar sepenuhnya jika dia mengumpat pada Hoshi, dan Naruto malah mendengar suara tawa Hoshi di dalam kepalanya.

Naruto menengok kebelakang dimana Mira sudah beberapa meter darinya, 'sial, cepat sekali dia' Naruto langsung menggunakan kembali Soru untuk memperlebar jarak dari Mira. Naruto masih harus menata emosinya yang tiba-tiba mucul secara drastis.

Tidak dia sangka ternyata Mira membuat emosinya kembali dengan cara yang sama dengan saat dia kehilangan emosinya. Trauma dan depresi berat saat merasakan intimidasi yang begitu hebat dari Mira membuat dia tiba-tiba saja rasa itu kembali.

Naruto saat ini masih terus melompat diudara menjauhi Mira, sampai tiba-tiba pandangannya kabur, membuat kecepatnya perlahan berhenti drastis, "Kuso...jangan sekarang..." gumam Naruto, di saat seperti ini malah harus merasakan efek samping dari kutukan matanya. Bibirnya pucat, tubuhnya melemah, dan sialnya matanya sangat lelah ingin sekali terpejam, tapi dia melihat kebelakang dan ternyata Mira hanya berjarak 5 meter darinya, "Akhh sial.. Kuro maaf aku tidak bisa menghentikan Mira" ucap Naruto sebelum dia terjun bebas dari ketinggian ratusan meter. Sebelum matanya terpejam sempurna dia melihat langit jingga dan sebuah danau dengan dua buah patung yang mejadikannya sebagai air terjun. 'Setidaknya aku melarikan diri ketempat yang jauh dari desa manapun' pikirnya senang.

.

~oOo~

.

Di Negara Besi

"Naruto..hoy..jawab Naruto..." teriak Kuro panik karena mendengar suara Naruto yang lemah meminta maaf padanya. Kuro menengok ke belakang dan melihat Tokio hanya geleng-geleng kepala tanda bahwa komunikasi telah terputus.

"Kuro ada apa dengan Naruto-kun..?" tanya Shiro panik karena melihat wajah frustasi dari Kuro dan Tokio, "Naruto pingsan..." ucap Kuro pelan, "APA..lalu bagaimana dengan Mira.." Shiro bertanya balik, tapi tidak ada jawaban dari keduanya membuatnya malah ikut frustasi, memikirkan nasib Naruto dan Mira di luar sana.

Tokio kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya meninggalkan Kuro dan Shiro yang masih menunduk frustasi, setelah masuk kedalam kamar dia kemudian melihat peta besar yang tertempel di dinding kamarnya.

"Mereka di perbatasan Negara Api dan Negara Lindungan Bunyi" gumam Tokio ketika melihat dua buah kertas putih yang berada di titik yang sama. Setelah mengetahui keberadaan keduanya Tokio malah terdiam, pikirannya berkecamuk tentang apa yang harus dia lakukan saat ini.

Dia tidak mungkin meninggalkan Neneknya yang malah jatuh sakit karena cuaca ekstrim minggu lalu, bisa-bisa saat dia kembali malah katana Akeno-nee yang menyambutnya. Tokio masih diam sampai akhirnya dia mendengar suara dengungan di kepalanya sampai membuat kepalanya tiba-tiba berdenyut.

"Hoshi biarkan aku keluar, aku yang akan menghentikan Mira"

Mata Tokio seperti ingin keluar saat tiba-tiba dia mendegar suara yang begitu familiar di kepalanya. Suara yang sudah tidak dia dengar hampir satu tahun setelah dia memarahi habis-habisan pemilik suara ini "Diamlah Toshi,,,aku tidak akan membiarkan mu keluar jika kau masih tidak dapat mengendalikan sifat burukmu" ucap Tokio dalam hatinya.

"Aku pastikan tidak akan seperti itu lagi, jika kau biarkan aku untuk keluar sekarang"

"Maaf Toshi,,,tidak sekarang,,,dia saat ini masih berada di dalam desa" balas Tokio lagi pada suara yang muncul di otaknya.

Tokio kemudian keluar kamar dan terlihat seperti habis lari maraton, keringatnya banyak sakali padahal suhu di Negera Besi selalu dingin. "Naruto dan Mira berada di perbatasan Negara Api dan Negara Suara" ucap Tokio setelah dia tidak mendengar suara lagi dalam kepalanya.

"Tokio apa kau bisa menjangkau pikiran Mira kembali" tanya Kuro yang sepertinya tidak memperhatikan raut wajah dari Tokio yang meringis, "Biarkan aku istirahat dulu Kuro, energiku terkuras habis" Tokio tidak mau mengambil resiko yang lain jika dia kehabisan energi.

Mendengar jawaban Tokio, Kuro mulai berdiri "Kau bilang mereka di perbatasan Negara Api dan Negara Suara, baiklah aku akan pergi kesana sekarang" Kuro mulai mempersiapkan barang-barangnya.

"Kau yakin Kuro, aku melihat di peta itu cukup jauh dari sini" ucap Tokio menjelaskan "Shiro ayo siap-si.." ucap Kuro tanpa memperdulikan Tokio "Tunggu Kuro, kita tak perlu menyusul" perkataan Shiro membuat ucapan Kuro terputus, "Ada apa denganmu Shiro kenapa kita tidak perlu menyusul" tanya Kuro heran dengan Shiro saat ini. "Tidak perlu...aku baru ingat sesuatu tentang Naruto, kata Mira-chan, Naruto harus berada di situasi terpojok dulu dan akhirnya 'itu', jadi mungkin sekarang waktu yang tepat" Shiro berkata dengan tenang, dan membuat Kuro terkejut, karena baru mengingat ucapan Mira sementara Tokio mengerutkan dahinya tidak mengerti.

.

~oOo~

.

Perbatasan Negara Api dan Negara Suara

Lembah Akhir

Saat ini Naruto sedang kesulitan bernafas, pasalnya saat dia terjun bebas, dia langsung jatuh kedalam danau, yang cukup dalam. Naruto merasakan tubuhnya terombang ambing sebelum akhirnya dia terseret arus air terjun.

Tubuhnya yang terseret air terjun kembali terjun bebas kebawah kedasar lembah, tubuhnya sangat lemas, dan tidak mempunyai tenaga lagi untuk bergerak, sampai akhirnya dia terdampar di pinggiran aliran air. Naruto membalikan tubuhnya, matanya menengadah ke atas melihat langit yang berwarna biru cerah.

Perkataanya benar jika hari ini akan menjadi hari yang panjang dan merepotkan, Naruto tidak menyangka jika tubuhnya akan selemah ini, ke cacatan regenerasi membuat tubuhnya tidak boleh terluka sedikitpun, lucu memang mana ada petarung yang membuatnya tidak akan terkena luka.

DUM...

Naruto terkejut ketika mendengar suara dentuman yang sangat keras di dekatnya, debu mengepul menutupi pandangannya.

Wushhh

Tiba-tiba muncul hempasan angin dari asal suara dentuman keras tadi, dan kini Naruto bisa melihat siapa yang muncul...

"Khe...tidak bisa kah kau memberiku istrahat sejenak Mira" ucap Naruto tangan kanannya menutupi wajahnya yang kelelahan. Dia membuka sedikit dan menengok ke samping dimana Mira saat ini masih diam memperhatikannya, kali ini tidak ada lagi aura hitam yang keluar, mungkin karena saat ini Mira hanya berhadapan dengannya, terlebih daerah saat ini bukanlah hutan sehingga aura hitam itu tidak akan bisa memberikan ketakutannya.

"Argh" Naruto berusaha untuk bangun, pandangannya terus melihat Mira sampai dia teralihkan dengan sebuah benda berkilauan yang saat ini berada di gengaman Mira, "Hahaha...aku benar-benar mati kali ini" Naruto tertawa pada takdir buruk yang menimpanya hari ini.

Sebelumnya dia kabur karena ketakutan dengan aura hitam Mira, dan sekarang dia tidak mungkin lagi bisa kabur saat Mira sudah memegang senjata di tangannya, Naruto ingat betul kejadian siang tadi saat Mira dia berikan sebuah senjata, Mira memiliki kepribadian yang aneh saat dia memegang sebuah senjata.

Wushh

Teishi Jikan !

Brugh

"Kuso...syukurlah aku masih sempat" ucap Naruto yang malah kembali terjatuh, dia terkejut bukan main karena tiba-tiba Mira langsung menyerang saat dia mulai berdiri tegak. Naruto memperhatikan Mira yang saat ini dia hentikan waktunya.

Ting..

Naruto menyentil sebuah pedang yang berada tepat di atas kepalanya, sepertinya Mira ingin membelah tubuhnya dengan pedang milik Orochimaru yang entah kenapa bisa berada di tangannya saat ini.

Naruto kemudian melompat, menjauh dari Mira beberapa meter. "Kuro,, Hoshi,,apa kau masih di sana" ucap Naruto dalam hatinya, 'oh ayolah cepat jawab, waktu ku tinggal 7 menit lagi' Naruto kemudian mulai membuka kepalan tangan kirinya dan di sana terlihat sebuah symbol 3 buah bulan.

"Ovozmozi" gumamnya, kemudian symbol di telapak tangan kirinya mulai bergerak menyatu sampai akhirnya membuat putaran dan dari putaran tersebut di gantikan sebuah portal. Naruto menarik senjatanya dari portal yang muncul itu.

Dva Orevi

Setelah mengatakan itu senjata dengan dua buah bilah pedang panjang yang menyatu itu mulai keluar dari portal tersebut. "Akh...Kuro berengsek kenapa malah tidak menjawab panggilanku" ucapnya sambil memutar senjatanya dengan tangan kanannya.

"Sepertinya aku akan mati di tangan saudariku sendiri" ucapnya yang kemudian menghilangkan kutukan waktunya pada Mira. Mira yang melihat targetnya tidak di tempat dan hanya ada bercak darah mulai mencari keberadaan Naruto dan akhirnya dia melihat Naruto berada cukup jauh darinya.

Mira memperhatikan Naruto menyutikan sesuatu pada dadanya, Naruto masih memandang Mira waspada jika saudarinya itu menyerang dadakan seperti tadi. Setelah dia menyuntikan obat yang dia dapat dari Dokter Ran yang berada di Sunagakure, obat untuk merangsang sel darah putih miliknya agar cepat memperbaiki kerusakan yang di terima tubuhnya.

"Saa..mari maju gadis bodoh" ucap Naruto setelah menyuntikan obat ketubuhnya, Naruto kemudian memisahkan kedua senjatanya, Chaos Blade Dan Star Light itulah kedua senjata yang telah terpisah menjadi dua itu.

Dia mengangkat tangan kanannya dimana dia memegang Chaos Blade, kemudian dia mengibaskan pedangnya ke arah Mira.

Rankyaku : Sen

Wushh,

Dari kibasan itu muncul sebuah garis panjang mengarah cepat ke arah Mira yang hanya diam berdiri memperhatikan.

Duar

Terdengar suara benturan yang cukup keras saat tebasan garis lurus itu mengenai Mira, dari benturan itu membuat debu berterbangan mengelilingi Mira, sementara Naruto terus memperhatikan apakah serangannya berefek atau tidak pada Mira, dan setelah debu yang mengelilingi Mira hilang..

"Sudah kuduga serangan seperti itu tidak akan berefek padanya" gumamnya setelah melihat Mira baik-baik saja tanpa ada goresan sedikit pun dari zirahnya. Jika itu orang biasa pasti langsung terbelah dengan serangan tadi.

Wush

Trank trank

Naruto terkejut ketika Mira langsung maju menyerangnya lagi secara tiba-tiba mengayunkan senjatanya, yang untungnya berhasil di tangkis oleh Naruto dengan tepat. Mira kembali menyerangnya mengayunkan Kusanagi milik Orochimaru dengan cepat dan akurat, tapi Naruto masih bisa menagkisnya dengan sempurna, jangan remehkan ilmu kenjutsunya sialan.

Saat bentrokan terjadi cukup lama, Naruto baru tersadar, 'ayunan pedangnya tidak memiliki tenaga sama sekali' itu yang Naruto sadari, Mira memang cepat dalam menggunakan katananya tapi tidak ada tenaga dan tekanan sama sekali yang Naruto rasakan dari benturan beberapa kali. Menyadari kekurangan saudarinya Naruto mulai tersenyum sedikit ada harapan untuk memenangkan pertarungan ini pikirnya.

Naruto percaya dengan segala kemampuan dan pengalamanya dalam menggunakan pedang, dan di lihat dari cara Mira bertarung dia tidak menggunakan teknik apapun dia hanya secara sepontan mengayunkan pedangnya yang sialnya Mira juga sepertinya memiliki pengalaman bertarung sehingga serangan tepat dan akurat mengincar titik vital.

"Naruto..akhirnya kau sadar kembali" tiba-tiba Naruto yang sedang bertahan dari serangan Mira mulai mendengar suara yang dia tunggu sejak tadi. Naruto melompat menjauh dari Mira mencoba memberi jarak agar dia bisa berkomunikasi dengan Kuro lagi.

"Yahh...aku sadar, jadi sekarang bantu aku dan jangan menghilang lagi" ucap Naruto kesal dalam pikirannya. "Sekarang apa yang sedang kau lakukan..?" tanya Kuro dalam pikirannya yang entah kenapa mendengar pertanyaan dari Kuro membuatnya mendengus kesal.

"Apa yang tanyakan bodoh tentu saja bertarung dengan Mira" ucap Naruto pada Kuro tanpa mengalihkan pandangannya dari Mira. "Haahhh,,,kau bercanda, kau masih bertarung dengan Mira selama 2 hari" tanya Kuro membuat Naruto bingung, dua hari katanya,, apa Kuro terbentur sesuatu. "Kuro..kau terbentur sesuatu, malam saja belum muncul bagaimana aku bertarung selama dua hari" kali ini Naruto bergumam pada udara kosong, seperti orang idiot.

"Aku tidak bercanda,,, kami kehilangan kontak denganmu selama dua hari, ku kira kau mati ditangan Mira" ucap Kuro lagi dalam pikirnyannya, yang membuat Naruto mengerutkan dahinya bingung, dia kemudian melihat langit begitu cerah tanpa merasa keanehan yang telah terjadi "Akh persetan dengan hari, kita bicarakan lagi nanti, sekarang yang lebih penting kau harus membantuku mengalahkan Mira"

"Baik-baik, sekarang apa yang sedang Mira lakukan..?" tanya Kuro lagi, "Dia sekarang sudah tidak mengeluarkan asap hitamnya, tapi sekarang dia memakai sebuah senjata yang entah kapan dia dapatkan" ucap Naruto sambil menghindari sabetan pedang yang di ayunkan Mira ke arah lehernya.

"Hancurkan senjatanya atau rebut senjata itu dari tangan Mira"

"Kenapa" tanya Naruto yang semakin kesulitan pasalnya semua serangan yang di keluarkan sama sekali tidak berefek dengan zirah yang melapisi tubuh Mira.

"Kau bisa mati, sedikit saja, Mira hanya butuh satu goresan untuk membuat lawannya mati, Mira akan menyalurkan racun milikya pada sebuah senjata, jadi jangan sampai terkena goresan terlebih luka tebasan" ucap Kuro yang membuat Naruto sedikit membulatkan matanya, apa racun, Naruto menengok tangan kanannya yang terkena goresan tadi, "Berengsek...kenapa informasi sepenting itu tidak kau katakan sejak awal" bentak Naruto kesal.

Naruto melihat jika area tangannya yang terkena goresan muncul ruam-ruam, dan membiru, dia kemudian membuka bajunya dan yang dia temukan adalah ruam dan kulit yang pucat membiru hampir keunguan. 'Benar saja aku akan mati, ternyata Mira berhasil mendaratkan banyak goresan di tubuh ku' pikirnya yang tentu saja dapat di dengar oleh Hoshi dan Kuro.

"Naruto makan buahmu" Naruto terkejut ketika mendengar suara Hoshi di kepalanya, "Tidak..aku masih belum menginkannya" ucap Naruto lagi, dia kemudian membuang pakaiannya yang sudah compang caping itu. Ini salah satu kelemahan Naruto, karena dia tidak merasakan sakit, maka dia tidak tahu kapan dan dimana musuh telah mendaratkan serangannya yang tidak dia lihat. Setidaknya dengan membuka bajunya dia dapat melihat jika Mira mendaratkan luka baru di tubuhnya.

Dia memikirkan tentang ucapan Hoshi barusan yang menyuruhnya untuk memakan buah miliknya, tapi entah kenapa hatinya masih merasa berat untuk memakan buah tersebut. Naruto kemudian mulai maju menyerang Mira, dia sudah tidak perduli jika dia mati di tempat ini karena memang dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi setidaknya dia akan terus berjuang sampai kematiannya, biarkan tugas itu menjadi tanggung jawab Mira dan Hoshi.

Mira yang melihat Naruto maju menyerangnya hanya diam di tempat, Naruto yang berlari sambil memutar senjatanya yang sudah di satukan kembali, "Saa..Mira kita lihat seberapa keras zirahmu"

Rokushiki Ogi : Rankyaku Sora senshi

Teriak Naruto yang menusukan senjatanya tepat di depan dada Mira

Vungg...

Krakk

Naruto terkejut ketika senjata kesayangannya hancur saat mencoba menusuk tubuh Mira yang masih terbalut zirah. "Kusooo,,,sekeras apa zirah ini" gumam Naruto yang masih terkejut dengan hancurnya senjata peninggalan kedua kakaknya.

Mira yang melihat Naruto diam saja setelah senjatanya hancur, langsung mencoba menebaskan senjata itu pada tubuh Naruto, dan Naruto yang melihat katana yang hampir mengenainya itu langsung mengaktivkan mata kutukannya.

Teishi jikan

Tepat waktu, Naruto mengehentikan waktu Mira kembali saat katana yang di ayunkan Mira hanya beberapa cm dari tubuhnya, dia kemudian mengambil senjata yang di pegang oleh Mira lalu menyimpanya di dalam portal penyimpananya.

Setelah itu Naruto kemudian memasang kuda-kuda seperti pertarungan sebelumnya, Naruto akan mengeluarkan serangan penghabisan yang lebih kuat dari serangan yang dia berikan ke Orochimaru.

Sai Dai Rin : Rokuogan

Vungg

"Aahh...A..apa" Naruto kembali terkejut karena serangan terkuat yang dia miliki malah tidak berefek sama sekali pada zirah putih yang melapisi tubuh saudarinya ini. Apa-apaan dengan zirah putih yang melapisi Mira ini, ini lebih keras dari baja.

Naruto masih ingat jika serangannya ini mampu untuk membuat lubang besar pada gunung, tapi sekarang serangannya berhasil di buat tidak berguna menghadapi kerasnya zirah putih yang melindungi Mira.

Naruto mundur perlahan, pikirannya kembali kacau, semua yang dia punya sudah tidak berefek sama sekali pada saudarinya itu, apa lagi yang harus dia lakukan sekarang. Naruto melihat telapak tangan kirinya dimana terdapat sebuah symbol penyimpanan, dan di dalam symbol itu ada buah yang tadi di teriakan oleh Hoshi.

"Apakah harus.." gumamnya, kemudian dia melihat Mira yang masih diam layaknya patung.

Khoghk...Khoghk

Naruto tiba-tiba terbatuk, dan merasakan bahwa tanganya yang dia gunakan untuk menutup mulutnya terasa basah, dia kemudian melihat tangan yang tadi menutup mulutnya di penuhi darah, Naruto hanya meringis melihat darah itu, sekarang dia mulai batuk darah, dia mulai berjalan perlahan ke tepi sungai setelah sampai dia melihat dirinya dari pantulan air.

Mata merah dengan pola rumit 8 cabang berwarna putih, tubuh penuh lukanya itu sekarang di hiasi oleh ruam dan kulit berwana biru keunguan, Naruto tersenyum melihat pantulan tubuhnya. "Naruto aku mohon makan buah itu untuk menyelamatkan nyawamu, memang sejak awal mustahil melawan Mira yang sudah memakan buah itu" Hoshi berbicara dengan harap pada Naruto dia tidak ingin mendengar saudaranya mati. Dia masih curiga dengan Kuro dan Shiro yang sejak 2 hari lalu nampaknya seperti biasa saja tidak seperti sebelumya, entah apa tapi sejak Shiro bilang Naruto harus di buat terpojok dan akhirnya 'itu', Kuro dan Shiro mulai terlihat tenang, seperti ada yang di sembunyikan darinya.

Khoghk

Brugh

Khoghk

"agh...sial sarafku sampai di buat lumpuh seperti ini" guman Naruto ketika dia tidak dapat menggerakan tangan dan kakinya dengan leluasa lagi, terlebih sekarang Naruto merasa dehidarasi, racun gila macam apa yang di berikan oleh Mira pada tubuhnya, inikah racun dari keturunan Dewi Ular pikirnya.

Naruto sebenarnya ingin memundurkan waktu tapi di sudah tidak tahu sudah berjalan berapa lama dari goresan pertama yang dia terima, sekarang saja waktunya hanya tersisah 2 menit sebelum dia benar-benar pingsan.

Jikkan

Ucapnya kemudian waktunya kembali normal, dan Mira kembali bergerak, Mira yang melihat senjatanya sudah tidak dia pegang lagi mulai mengalihkan pandangannya pada Naruto yang sedang tergeletak di tepi sungai, Mira kemudian mengahampiri Naruto, dia melihat Naruto saat ini nafasnya memburu, matanya terpejam.

Mira kemudian mengangkat tubuh Naruto yang sudah tidak berdaya lagi, Mira kemudian mengangkat tinggi-tinggi tubuh saudaranya itu sampai akhirnya Mira membanting Naruto ketanah dengan sangat keras.

DUM

Khoghk

Naruto yang di perlakukan seperti itu hanya bisa pasrah tubuhnya lumpuh sulit di gerakan, Mira kemudian mengahantamkan pukulan ke wajahnya, Naruto hanya memejamkan matanya menunggu pukulan tersebut.

Bugh

'Are...lemah...?' Naruto kembali membuka matanya, kali ini dia melihat dengan jelas saat tangan kanan Mira mengepal dan di hantamkan ke arah wajahnya. Tapi kembali Naruto tidak merasakan tekanan sama sekali dari pukulan tersebut.

Kenapa,,,kenapa pukulannya lemah sekali seperti ini, Naruto hanya memasang wajah datar saat Mira terus memberikan pukulan secara bertubi-tubi tapi tetap saja pukulan itu sangat lemah tidak ada tekanan sama sekali. Naruto berpikir jika tadi dia di banting dan harus muntah darah kembali itu karena gravitasi yang bermain di sini, Mira tidak punya kekuatan fisik yang cukup kuat untuk memberi pukulan pada tubuhnya pikirnya. Mira terus memberikan pukulan sampai tiba-tiba dia berhenti.

"Na..mi..kaze ..Men..ma ..Ha..ta..ke.. Ka..ka...shi" Naruto terkejut saat dua buah nama keluar dari mulut Mira, "A..apa..mak..sudmu sia..lan" ucap Naruto lemah..

DEG

Bukannya menjawab pertanyaan Naruto, dia sekarang malah melihat senyum yang sama persis dari Mira, topeng itu terbuka sampai telinga dan menunjukan senyuman dengan kedua taring yang menyembul keluar.

"Tu..tunggu...tunggu Mira apa maksudnya itu" ucap Naruto dengan cepat, Mira kemudian melepaskan tubuh Naruto yang kebingungan.

Wushhh..

Klep..klep..

Naruto terkejut ketika Mira mengeluarkan ke 6 sayapnya yang berbeda warna putih kanan dan hitam kiri. "Ko..No...Ha" Ucap Mira kemudian sebelum dia mengepakan sayapnya mencoba untuk terbang.

Tapi Mira merasa tertahan, dan menengok kebawah dan ternyata Naruto memeluk kakinya, Naruto tidak tahu jelas apa yang akan di lakukan Mira, tapi yang pasti kedua orang tersayangnya terancam saat ini. Mira kemudian menginjak kepala Naruto untuk kemudian dia geser menjauh, tapi sepertinya Naruto masih punya tenaga untuk membuat pelukan di kakinya begitu kuat.

"Mi..mira...jangan sakiti mereka...ku mohon" ucap Naruto lirih, tapi Mira seakan tidak perduli dia terus mengepakan ke 6 sayapnya membuat Naruto sedikit demi sedikit merenggangkan pelukan di kakinya karena tekanan angin dari kepakan sayap Mira.

Kreet..

Naruto harus mengeluarkan kukunya untuk setidaknya memperlambat hempasan yang di terima tubuhnya, Naruto terus mencoba bertahan tanpa sadar dia sedikit terangkat dari tanah. Mira yang merasa Naruto masih memeluk kaki kanannya, mulai mengayunkan kakinya kesana kemari membuat tubuh Naruto ikut berayun dan akhirnya terlepas.

Gensoku jikan

Gumamnya dan perlahan gerakan Mira melambat, yah Naruto melambatkan gerakan Mira dengan kutukan matanya yang tersisa 2 menit berharap dalam dua menit itu ada harapan muncul, "Kuro...Hoshi...tolong aku..Mira ingin membunuh adik dan nii-chan ku" ucap Naruto tapi tidak ada suara yang merespon dalam kepalanya.

"HOSHI...KURO...SHIRO...SIAPAPUN TOLONG AKU,,,,MONSTER ITU MENUJU KONOHA SEKARANGGGG..MENMA,,,NII-CHAN,,,KIRA,,,LARI...!" teriak Naruto putus asa, tanpa sadar air mata yang sudah tidak pernah keluar selama sepuluh tahun mulai merembas dari kedua matanya merahnya, Naruto putus asa, dia sudah tidak tahu lagi bagaimana menghentikan saudarinya yang tengah lepas kendali saat ini. Terlebih karena kelemahannya, sekarang adik dan nii-chan serta Desa yang di perjuangkan dengan nyawa oleh orang-orang tersayangnya harus kedatangan malapetaka bernama Mirajane

.

.

~CUT~

.

Maa...sepertinya saya tidak ada yang ingin di sampaikan lagi, oke sampai jumpa and thank you for reading my story.

ehh ada deng yang ingin saya tanyakan,, minna apa pendeskripsian saya kurang bagus atau jalan cerintanya yang kurang menarik yah entah kenapa setiap menulis dan membacanya ulang saya merasa kurang puas, :( tolong masukannya minna