Final Epilogue of What Happen to My Body

WARN: typos/ gaje/ my first fanfict/ooc/woman rape man/ rate: M for lemon/ mohon maaf apabila cerita agak melenceng dari summary-nya(maybe). Newbie author/NOT FOR UNDER 21 YEARS OLD, and etc

Don't like, don't read.

The owner of Naruto is Masashi Kishimoto

Saya ucapkan terima kasih banyak buat semua dukungan kalian untuk fanfic absurd saya ini.

keterangan usia chara:

Naruto: 22 tahun

Konan: 23 tahun

Yugao: 27 tahun

Tayuya: 22 tahun

Shizuka: 22 tahun

Guren: 23 tahun

Hinata: 22 tahun

Hanabi: 17 tahun

Warning: Epilogue kali ini akan menceritakan tentang Naruto yang kuwalahan menghadapi permintaan 7 istrinya yang sedang mengidam. Bagaimanakah ceritanya ? Langsung simak saja minna.

Happy reading and don't forget to leave the review after reading :D...

Tengah malam di desa Konoha...

Terlihat seorang pemuda yang sedang berjalan gontai menembus gelapnya malam desa Konoha yang sudah sunyi. Wajah dan baju pemuda tersebut terlihat kusut dan tidak beraturan. Surai kuning jabriknya terlihat lebih berantakan daripada biasanya. Pemuda tersebut tidak lain adalah Naruto. Ia berjalan sendirian tengah malam karena permintaan salah satu istrinya yang sedang ngidam.

Salah satu istrinya tersebut meminta Naruto untuk mencari takoyaki pedas yang saat ini telah terbungkus plastik dan berada di tangan kanannya. Padahal waktu itu Naruto pulang terlambat dari kantor hokage karena ia harus menyelesaikan beberapa dokumen dengan rank tingkat S. Saat ia akan beristirahat, Salah satu istrinya yang bersurai biru dengan hiasan bunga di rambutnya meminta Naruto untuk pergi membeli takoyaki pedas saat itu juga.

Naruto hanya bisa menuruti permintaan salah satu istrinya tersebut. Entah kenapa ia tidak bisa menolak semua permintaan istrinya meskipun badannya terasa lelah dan berat sekali seperti saat ini.

Beberapa saat berjalan akhirnya pemuda tersebut sampai di depan pintu masuk kediamannya yang megah. Ia langsung memasuki kediamannya dengan langkahnya yang terasa semakin berat untuknya.

"Tadaima." Ucap Naruto dengan suara orang yang sudah sangat kelelahan saat ia sudah memasuki kediamannya.

"Okaeri." Jawab Konan yang meminta Naruto untuk mencari takoyaki pedas yang ia inginkan. "Bagaiamana Naruto kun ? Apa kau dapat Takoyakinya ?" Lanjut Konan bertanya. Sepertinya perempuan cantik bersurai biru ini sudah sangat tidak sabar menunggu kedatangan Naruto.

"Ini Konan chan." Ucap Naruto sambil menyodorkan bungkusan plastik yang berada di tangan kanannya pada Konan.

"Arigatou, Naruto kun." Ucap Konan sambil berlalu menuju dapur untuk membuka bungkusan yang langsung ia ambil dari tangan Naruto.

Sementara Naruto langsung berjalan menuju kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya yang sudah sangat kelelahan. Pemuda tersebut langsung menutup matanya untuk menuju alam mimpinya.

Tapi sayang, baru beberapa saat terlelap, istri Naruto yang bersurai merah pucat terbangun dan berjalan menghampiri sang pemuda yang ada di kamarnya. Meski sudah menikah, Naruto dan para istrinya masih tidur di kamar masing-masing seperti sebelum menikah. Ini Naruto lakukan agar ia tidak di anggap pilih kasih dalam memberikan kasih sayangnya pada 7 istrinya. Dan ini juga keputusan para istrinya sendiri yang memang meminta untuk tidur di kamar yang berbeda.

"Naruto kun ?" Panggil istri Naruto yang bersurai merah pucat aka Tayuya, saat ia sudah berada di dekat sang pemuda yang baru saja terlelap.

"Emmhhh..." Tapi sepertinya Naruto tidak mendengar panggilan Tayuya barusan. Pemuda tersebut malah melanjutkan acara tidurnya dengan berguling menjauhi Tayuya.

"NARUTO KUN BANGUN !" Teriak Tayuya pada Naruto.

"HUAAAA" BRUKK

Saking kagetnya dengan teriakan Tayuya barusan, Naruto langsung berguling hingga terjatuh dari kasur king size miliknya.

"Aduh-duh-duh... Ittai..." Ucap Naruto sambil mengusap pinggangnya yang terasa kesakitan. "Ada apa Yuya chan ? Hoaammm..." Tanya Naruto sambil menguap.

"Naruto kun, maukah kau mencarikan kue persik untukku ?" Tanya Tayuya dengan nada yang tiba-tiba berubah manis.

Naruto mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang tertempel manis di kamarnya yang menunjukkan pukul 00.42 waktu setempat.

"Maaf Yuya chan, ini sudah dini hari jadi besok sa-" Ucapan Naruto langsung terputus saat ia mengalihkan pandangannya dari jam dinding dan melihat mata berkaca-kaca milik Tayuya.

'Ugh... Sial...' Ucap Naruto dalam hati saat ia melihat mata berkaca-kaca Tayuya. Naruto yang awalnya berdiri tegap, langsung sempoyongan.

"Ba-baiklah, Yuya chan." Ucap Naruto yang akhirnya mengalah saat ia tidak tahan dengan tatapan Tayuya. Mungkin ini juga salah satu alasan yang membuat Naruto tidak bisa menolak permintaan dari 7 istrinya yang sedang ngidam.

"Asik..." Ucap Tayuya dengan suara yang tiba-tiba berubah menjadi ceria. Mata berkaca-kaca Tayuya langsung menghilang entah kemana saat telinganya mendengar permintaannya dituruti oleh suaminya.

Naruto langsung mempersiapkan dirinya dan mengambil semua yang sekiranya akan ia perlukan nantinya. Sementara Tayuya duduk manis di tepi kasur king size milik Naruto sambil terus memandangi suaminya yang saat ini sedang bersiap.

Setelah beberapa saat bersiap dan memastikan tidak ada yang kurang, Naruto langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kamarnya menuju pintu depan kediamannya yang megah, sementara Tayuya mengekor dibelakangnya.

"Baiklah Yuya chan, aku pergi dulu." Ucap Naruto saat ia sudah berada di luar kediamannya. Ia langsung berlari dengan sangat cepat meskipun kakinya sudah tidak bisa di ajak kompromi.

"Hati-hati Naruto kun." Ucap Tayuya agak keras saat ia melihat Naruto yang langsung berlari menjauh. Setelah itu wanita cantik tersebut langsung menutup pintu depan rumah Naruto dan berjalan kembali menuju kamarnya dengan Guren.

Dengan Naruto...

Naruto terus berlari menembus gelapnya malam saat itu. Ia terus berlari mengelilingi desa Konoha untuk mencari toko atau kedai yang masih buka.

Beberapa saat berlari, akhirnya Naruto berhenti sambil memegang kedua lutunya. Nafas pemuda bersurai kuning tersebut terdengar sangat tidak beraturan karena sang pemuda sudah sangat kelelahan. Tadi saja waktu mencarikan takoyaki pedas permintaan Konan, Naruto harus berlari lumayan jauh untuk mendatangi penjual takoyaki yang saat ia datang sudah hampir tutup. Kali ini ia harus mencari berkeliling desa Konoha untuk mencari toko atau kedai yang menjual kue persik.

Kali ini Naruto sudah benar-benar kelelahan. Ia sudah hampir mengelilingi desa Konoha untuk mencari toko atau kedai yang masih buka, tapi hasilnya nihil. Ia tidak bisa menemukan toko atau kedai penjual kue persik yang masih buka.

Brukk

Naruto menghempaskan pantatnya ke atas tanah saat kakinya sudah tidak mampu menahan berat tubuhnya sendiri. Sepertinya ia sudah mencapai batasnya.

"Naruto kun ?" Panggil sebuah suara yang berasal dari belakang Naruto yang sedang duduk di atas tanah. "Apa yang kau lakukan malam-malam begini ?" Tanya suara tersebut saat ia sudah berada di dekat pemuda yang saat ini sedang duduk di atas tanah.

Naruto menolehkan kepalanya lalu melirikkan iris safirnya ke arah sumber suara untuk melihat siapa yang barusan memanggil namanya dan bertanya padanya.

"Ternyata kau, Lee." Ucap Naruto saat melihat seorang pemuda dengan ciri khas alis tebal dan baju hijau ketatnya. "Sebenarnya aku sedang- hah... hah... mencari toko atau kedai-hah... Hah... yang masih buka dan menjual-hah... hah... kue persik. Tapi karena kelelahan-hah... hah... aku berhenti sejenak-hah... hah... seperti yang kau lihat saat ini." Jawab Naruto sambil mengatur nafasnya yang terdengar tidak beraturan.

"Hah ? Memang ada toko atau kedai yang masih buka dini hari begini ?" Tanya Lee sambil mengangkat sebelah alisnya yang tebal. "Dan lagipula buat apa kau mencari kue persik dini hari begini Naruto kun ?" Lanjut Lee bertanya pada Naruto dengan alis tebalnya yang masih terangkat sebelah.

"Ini-hah... hah... adalah permintaan dari-hah... hah... salah satu istriku yang saat ini sedang hamil, Lee." Jawab Naruto sambil masih mengatur nafasnya. "Kau sendiri, apa yang sedang kau lakukan di luar dini hari begini, Lee ?" Tanya Naruto balik pada pemuda yang berdiri

"Owh..." Jawab Lee sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku baru saja pulang dari latihan, Naruto kun." Lanjut Lee menjawab pertanyaan Naruto dengan nada santainya.

"Hah ?! Kau berlatih hingga dini hari seperti ini ?!" Tanya Naruto lagi dengan nada terkejut.

"Sebenarnya aku tidak berniat berlatih hingga dini hari begini." Jawab Lee. "Sebenarnya tadi aku latihan sebentar saja. Akan tetapi karena aku merasa tanggung dengan latihanku, aku terus melanjutkan latihanku hingga aku lupa waktu. Akhirnya aku baru pulang dari latihanku seperti yang kau lihat saat ini." Lanjut Lee dengan nada yang tidak bersalah sedikitpun.

Gubrak

Naruto langsung terjengkang kebelakang saat ia mendengar alasan Lee barusan.

"Kau kenapa Naruto kun ?" Tanya Lee dengan wajah dan nada tidak bersalahnya. Sepertinya pemuda tersebut tidak sadar jika alasan yang ia ucapkan barusan benar-benar tidak masuk akal.

'Dasar orang kelebihan stamina.' Ucap Naruto dalam hati sambil bangun dari acara terjengkangnya dan mengusap pinggangnya yang mencium tanah.

"Aku baik-baik saja Lee." Jawab Naruto setelah ia sudah berdiri dari terjengkangnya dengan tangan yang terus mengusap pinggangnya. "Oh ya Lee, apa kau tahu dimana kedai atau toko yang menjual kue persik yang masih buka ?" Lanjut Naruto bertanya. Ia berharap pemuda dengan gaya unik dihadapannya saat ini bisa memberinya sedikit petunjuk.

"Hm..." Lee bergumam sambil menaruh dua jarinya di dagunya untuk berpikir.

"Setahuku kalau di desa Konoha tidak ada Naruto kun. Tapi seingatku di luar desa Konoha, ada." Jawab Lee setelah bergumam beberapa saat. "Tapi masih buka atau tidaknya aku juga tidak tahu." Lanjut pemuda dengan alis tebal tersebut.

Mata Naruto langsung berubah cerah saat ia mendengar jawaban dari Lee barusan. "Dimana tempatnya Lee ?" Tanya Naruto dengan nada antusias.

"Tempatnya lumayan jauh Naruto kun." Ucap Lee sebelum ia memberi tahu kedai yang ia maksud. "Kira-kira 10 km dari gerbang desa Konoha ada sebuah kedai yang menjual kue persik." Lanjut Lee memberi tahu Naruto tentang kedai yang ia maksud.

"Baiklah, aku akan langsung berangkat kesana." Ucap Naruto dengan semangat baru sambil mengacungkan tangannya yang terkepal ke atas udara. "Arigatou, Lee" Lanjut Naruto berterima kasih pada Lee.

Brukk

Tapi saat Naruto hendak melangkahkan kakinya, pemuda tersebut langsung jatuh tersungkur ke atas tanah.

"NARUTO ?!" Panggil Lee yang terkejut saat ia melihat Naruto yang tiba-tiba saja tersungkur jatuh tersungkur. Pemuda tersebut tidak sempat menangkap tubuh Naruto karena ia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.

"Kau baik-baik saja kan, Naruto ?!" Tanya Lee setelah ia membalikkan badan pemuda yang baru saja terjatuh tersebut.

"Aku ba-baik-baik saja Lee." Ucap Naruto dengan nada yang terputus-putus.

Setelah berucap demikian, Naruto mencoba untuk berdiri kembali tapi usahanya selalu gagal. Sepertinya fisik Naruto telah mencapai batasnya.

"Ayo, biar kubantu kau menuju rumah sakit untuk memeriksa keadaanmu." Ucap Lee yang tidak tega melihat kondisi Naruto yang saat ini sudah sangat megkhawatirkan.

"Tidak perlu Lee." Ucap Naruto menolak usulan Lee. "Aku harus pergi ke kedai yang kau maksudkan tadi untuk membeli kue persik untuk Yuya chan. Setelah itu aku akan berisitirahat." Lanjut Naruto yang bersikeras masih ingin membelikan kue persik untuk salah satu istrinya.

"Kalau begitu, izinkan aku mengantarmu menuju kedai yang aku maksudkan tadi." Ucap Lee yang sebenarnya kurang setuju dengan ucapan Naruto. Tapi ia tidak mau meninggalkan Naruto begitu saja, jadi ia akan melakukan segala cara untuk membantu sang hokage muda tersebut.

"Bagaimana kau akan membantuku kesana Lee ?" Tanya Naruto dengan nada penasaran. 'Kenapa perasaanku tidak enak ya ?' Lanjut Naruto dalam hati saat perasaan tidak enak merayapi hatinya.

"Begini..." Ucap Lee sambil langsung menggendong Naruto di punggungnya. "Aku akan berlari dengan kecepatan penuhku jadi pegangan yang kuat pada bahuku, Naruto kun." Lanjut Lee menjelaskan caranya membantu Naruto.

"Hei jangan berlari dengan- HUAAAA..." Naruto yang hendak memprotes ucapan Lee langsung berteriak saat pemuda beralis tebal tersebut langsung melangkahkan kakinya untuk berlari menuju gerbang desa Konoha dengan kecepatan penuhnya.

Dalam beberapa menit saja mereka sudah sampai di depan gerbang Konoha.

Mereka meminta ijin dari dua penjaga gerbang yang saat itu sedang bertugas. Setelah itu Lee kembali melanjutkan larinya menuju kedai yang ia maksud tadi.

Beberapa saat kemudian, Lee dan Naruto melihat sebuah kedai yang dimaksud Lee.

Dengan segara Lee langsung menambah kecepatan larinya untuk saat ia melihat sang pemilik kedai hendak menutup kedainya.

"Jii san, jangan tutup dulu !" Teriak Naruto dari kejauhan saat ia melihat sang pemilik kedai yang sedang mengemasi barang-barangnya.

Orang tua tersebut langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Ia melihat seorang pemuda yang sedang menggendong pemuda lain di punggungnya sedang berlari ke arah kedainya dengan kecepatan tinggi.

Lee langsung menghentikan larinya saat ia sudah sampai di depan kedai tersebut. Setelah itu ia menurunkan Naruto dari atas punggungnya.

"Oh... Ternyata anda Hokage sama..." Ucap orang tua pemilik kedai tersebut saat ia melihat Naruto yang sedang di gendong Lee. "Ada yang bisa saya bantu, Hokage sama ?" Lanjut orang tua tersebut bertanya kepada Naruto yang sedang berdiri sambil memegang lututnya.

"Jii san, bisakah kau membuatkan aku sebuah kue persik ?" Ucap Naruto sambil mengatur nafasnya yang terdengat tidak karuan.

"Maaf Hokage sama, tapi saya sudah-" "Kumohon padamu Jii san, tolong buatkan aku sebuah kue persik. Ini adalah permintaan dari salah satu istriku yang saat ini sedang mengandung." Ucapan orang tua tersebut langsung dipotong cepat oleh Naruto yang menangkupkan tangannya sambil menundukkan kepalanya di hadapan orang tua tersebut.

"Kumohon Jii san, tolong buatkan kue persik yang diminta Hokage sama. Beliau sudah mencari berkeliling desa hanya untuk mendapatkan pesanan istrinya tersebut. Jadi kumohon dengan sangat untuk jangan menolak permintaan dari beliau." Ucap Lee yang berusaha membantu Naruto.

"Hm... Baiklah, Hokage sama." Ucap orang tua tersebut setelah bergumam cukup lama. "Mari silahkan masuk." Lanjut orang tua tersebut sambil mengajak Naruto dan Lee untuk memasuki kedainya.

"Arigatou, Jii san." Ucap Naruto dengan nada yang bersemangat kembali.

Setelah itu, Lee dan Naruto berjalan memasuki kedai yang hendak tutup tersebut.

"Silahkan kalian berdua tunggu disini. Saya akan langsung membuatkan pesanan anda Hokage sama." Ucap orang tua tersebut sambil berjalan memasuki bagian belakang kedainya.

"Hai'." Ucap Naruto dan Lee secara bersamaan. Lalu mereka mengambil posisi duduk di atas sebuah kursi panjang yang tersedia di dalam kedai tersebut.

Naruto dan Lee menunggu pesanan yang diminta barusan dengan hening. Tidak satupun dari mereka yang membuka suara untuk memulai pembicaraan.

"Arigatou Lee." Ucap Naruto memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.

"Tidak perlu berterima kasih Naruto kun. Sudah menjadi kewajibanku untuk menolong seseorang yang membutuhkan bantuan." Jawab Lee sambil tersenyum.

Setelah itu keheningan kembali merayapi mereka berdua.

"Naruto kun ?" Panggil Lee kepada pemuda yang saat ini sedang berada di sampingnya.

"Ya Lee ?" Jawab Naruto sambil menolehkan kepalanya ke arah pemuda beralis tebal tersebut.

"Maaf jika aku lancang atau kurang ajar, tapi apakah permintaan istrimu memang selalu aneh-aneh begini ?" Tanya Lee dengan nada penasaran.

"Aneh-aneh bagaimana maksudmu ? Ini masih termasuk normal Lee." Jawab Naruto.

"Meminta kue persik dini hari begini, itu normal buatmu ?" Tanya Lee yang malah bingung sendiri.

"Tentu saja ini termasuk permintaan yang normal Lee." Jawab Naruto.

"Memangnya kamu pernah diminta sesuatu yang lebih aneh dari ini, Naruto kun ?" Tanya Lee lagi.

"Hah..." Naruto menghela nafasnya saat mendnegar pertanyaan Lee barusan. "Tentu saja Lee." Jawab Naruto dengan nada lemas.

"Contohnya ?" Tanya Lee yang semakin penasaran.

Naruto menarik nafas panjang sebelum ia menceritakan permintaan istrinya yang lebih aneh dari ini. "Beberapa minggu yang lalu, Yugao chan memintaku untuk mencari air mata naga yang terkenal dapat menghancurkan apapun yang tersentuh oleh cairan tersebut. Aku harus mati-matian membuat wadah khusus yang bisa menampung cairan bening tersebut. Ditambah lagi aku harus melawan makhluk tersebut yang ternyata memang ada, hanya untuk mendapatkan setetes air matanya. Lalu dua hari kemudian Shizuka chan merengek padaku untuk membawakan bola mata dan kulit buaya yang berukuran 7 meter dari danau yang berada di desa sebelah. Lagi-lagi aku hampir kehilangan nyawaku saat aku menghadapi predator buas tersebut. Dan saat aku baru sampai rumah, Hanabi chan memintaku untuk membawakan taring dari harimau berbulu putih yang sangat langka." Ucap Naruto panjang lebar sambil mengingat semua kejadian yang hampir membuat nyawanya melayang beberapa kali.

Lee langsung merinding disko saat ia mendengar cerita Naruto barusan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Naruto bisa selamat setelah melawan semua makhluk buas tersebut.

'Untung saja waktu itu Tenten tidak ngidam aneh-aneh seperti para istri Naruto kun.' Ucap Lee dalam hati sambil menghembuskan nafas lega.

"Dan itupun masih belum ditambah permintaan Guren chan yang memintaku membawakan tanduk ular dari hewan kuchiyose milik Sasuke yang tidak serta merta mau menyerahkan tanduknya begitu saja. Lalu Hinata chan yang merengek minta taring hiu yang masih hidup dan lagi-lagi aku sendiri yang harus mencabut taring tersebut dari hiunya." Lanjut Naruto menceritakan semua rintangan yang ia lalui demi menuruti permintaan para istrinya.

O-oh... Begitu ya..." Ucap Lee setelah selesai mendengar cerita Naruto yang panjang lebar. "Lalu bagaimana dengan Konan san dan Tayuya san sebelum mereka meminta ini Naruto kun ?" Lanjut Lee bertanya pada Naruto. Ia bertanya karena pemuda tersebut belum menceritakan apa permintaan aneh dari dua istrinya tersebut.

"Oh ya, aku hampir lupa dengan mereka berdua." Ucap Naruto sambil menepuk dahinya. "Sebelumnya, Konan chan meminta bulu dari burung phoenix. Awalnya aku kesusahan mencari burung yang terkenal tidak bisa mati tersebut. Tapi setelah beberapa saat mencari informasi akhirnya aku bisa menemukan keberadaan burung legendaris tersebut dan berhasil mencabut salah satu bulunya, yah... Meskipun tanganku hampir terbakar saat membawa bulu dari burung api tersebut ke kediamanku." Ucap Naruto menceritakan permintaan aneh dari Konan. "Dan Yuya chan sendiri juga meminta sesuatu yang tidak kalah aneh, ia bilang ia ingin bertemu dengan jinchuriki ekor 8 aka Bee oji san." Lanjut Naruto.

"Bukankah permintaan Tayuya yang sebelumnya juga tidak aneh Naruto kun ?" Tanya Lee yang tidak menemukan keanehan dari permintaan Tayuya sebelumnya dari cerita Naruto barusan.

"Memang tidak aneh sih, hanya saja aku harus mati-matian meminta izin dari sang kakak yang merupakan mantan Yondaime Raikage aka A. Setelah mendapat izin dengan proses yang dipersulit, akhirnya aku bisa membawa bee oji san ke desa Konoha. Tapi setelah itu, Yuya chan malah meminta Bee berubah menjadi hachibi secara utuh. Kau tahu sendiri kan jika ada jinchuriki dari desa lain berubah ke wujud bijuunya di dalam desa itu sama saja dengan pernyataan untuk meminta perang ?" Tanya Naruto kepada Lee.

Lee hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia memebenarkan permintaan Naruto barusan.

"Itulah keanehan permintaan Yuya chan sebelumnnya." Ucap Naruto menceritakan kronologi dari permintaan 7 istrinya yang terkesan sangat nyeleneh dan aneh-aneh.

"O-oh... Ternyata begitu ya..." Ucap Lee mengulang kalimatnya tadi. Bedanya ia mengucapkan kalimat barusan dengan keadaan sweetdrop. 'Untung saja aku tidak dalam posisi Naruto.' Ucap Lee dalam hati sambil menghembuskan nafas lega.

Dan setelah itu, Lee akhirnya memutuskan untuk berganti topik lain. Ia terus saja merinding saat ia mengingat kembali cerita Naruto barusan yang semua ceritanya hampir berisi tentang sang pemuda yang hampir kehilangan nyawanya berkali-kali. Mereka terus mengobrol kesana-kemari sambil menunggu pesanan Naruto.

"Oh ya Naruto kun, mengapa kau tidak menggunakan hiraishinmu saja untuk pergi ke tempat tujuanmu ?" Tanya Lee yang seolah baru menyadari keanehan tersebut.

"Jika keadaanku tidak lelah seperti sekarang, mungkin aku akan menggunakan hiraishin Lee." Jawab Naruto.

"Memang apa yang akan terjadi jika kau menggunakan hiraishin dalam keadaanmu yang seperti sekarang ?" Tanya Lee yang kembali penasaran.

"Aku akan susah berkonsentrasi untuk menentukan tujuanku. Kemarin saja aku nekat menggunakan hiraishin untuk pergi ke kantor hokage, tapi aku malah muncul di pemandian air panas untuk wanita. Jadinya saat aku sampai di kantor hokage aku sudah babak belur karena dihajar para wanita yang sedang marah tersebut." Jawab Naruto panjang lebar menjelaskan alasannya mengapa ia tidak menggunakan hiraishinnya.

Lagi-lagi Lee dibuat sweetdrop saat mendengar jawaban Naruto barusan. 'Ternyata nasib Naruto kun benar-benar buruk.' Ucap Lee dalam hati yang miris dengan nasib Naruto. Sudah harus memenuhi permintaan istrinya, harus bekerja sebagai hokage, eh malah masih ditambah digebukin wanita yang salah paham padanya.

Beberapa saat kemudian, paman sang pemilik kedai muncul dari belakang kedai sambil membawa sebuah bungkusan yang terlihat rapi.

"Ini pesanan anda Hokage sama." Ucap orang tua tersebut sambil menyerahkan bungkusan yang berada di tangannya pada Naruto.

"Hai'." Jawab Naruto sambil mengambil bungkusan tersebut dari tangan paman sang pemilik kedai. Setelah itu Naruto mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya untuk membayar kue persik pesanannya.

"Ini uangnya paman." Ucap Naruto sambil menyerahkan sejumlah uang kepada orang tua di depannya.

"Tidak perlu Hokage sama." Jawab orang tua tersebut menolak uang pemberian Naruto dengan nada halus.

"Tapi-" "Saya sudah merasa senang karena bisa membantu anda Hokage sama. Lagipula sifat pantang menyerah dan rasa cinta anda pada istri anda membuat hati saya tersentuh. Dan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya bisa membuatkan kue persik tersebut untuk istri anda yang saat ini sedang mengandung." Ucapan Naruto langsung dipotong oleh ucapan panjang lebar sang pemilik kedai.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Naruto sambil memasukkan uangnya kembali kedalam dompetnya. "Arigatou Gozaimasu, Jii san." Lanjut Naruto berterima kasih sambil membungkukkan badannya 90 derajat.

"Sama-sama, Hokage sama." Ucap sang pemilik kedai sambil tersenyum ramah.

"Baiklah sekarang kita bisa pulang..." Ucap Lee dengan nada bersemangat dan bersiap dengan ancang-ancang untuk berlari lagi.

Sementara Naruto hanya diam saja. Pemuda tersebut menepuk bahu Lee dan setelah itu mereka berdua menghilang dari depan kedai menggunakan hiraishin.

Beberapa saat kemudian mereka muncul di depan kediaman Naruto. Lee melihat Naruto dengan pandangan yang seolah bertanya 'Bagaimana kau bisa menggunakan hiraishin ?'.

"Aku tadi sudah cukup beristirahat saat berada di dalam kedai, jadi aku bisa menggunakan hiraishinku meskipun hanya sekali saja." Ucap Naruto yang mengerti dengan pandangan Lee padanya.

"Sekali lagi, Arigatou Lee." Ucap Naruto sambil berjalan memasuki halaman rumahnya.

Lee hanya tersenyum setelah itu ia berlari menuju meninggalkan depan rumah Naruto menuju kediamannya sendiri.

Cklek

"Tadaima..." Ucap Naruto sambil membuka pintu rumahnya.

Tapi tidak ada sahutan apapun dari dalam rumah megahnya. Naruto langsung berjalan menuju kamar Konan untuk melihat keadaan 3 dari 7 istrinya.

Naruto membuka pintu kamar Konan dengan perlahan untuk mengintip keadaan Yugao, Shizuka dan Konan yang saat ini sedang terlelap dalam damai. Setelah itu ia berlanjut pada kamar Guren dan Tayuya, lalu Hanabi dan Hinata. Ternyata semua istrinya sudah tertidur dalam keadaan damai.

Naruto menaruh pesanan Tayuya di atas meja ruang makan kediamannya. Setelah itu ia berjalan menuju kamarnya.

Naruto langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king size yang berada di dalam kamarnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sejenak sambil membayangkan 7 wajah istrinya yang membuat kehidupannya jadi berwarna seperti saat ini.

"Aishiteru minna." Ucap Naruto sambil terus memandang langit-langit kamarnya dan membayangkan wajah cantik 7 istrinya.

Setelah berucap demikian, mata Naruto perlahan tertutup dan sang pemuda sudah memasuki alam mimpinya.

The End of What Happen to My Body.

maaf minna jika endingnya seperti ini.

Dan setelah ini, Phoenix akan membuat fanfic baru tentang Naruto.

Dan kalau sekuel dari WHMB, Phoenix tidak tahu mau ngerjainnya kapan. Taoi yang pasti sekuel dari WHMB akan ada.

thank you very much for your reviews and support.

"see you in another fanfic !"

Phoenix Say "ADIOS MINNA !"