Side Story: After Wedding Confession

featuring: Shimaru X Nobume

.


.

.

.

"Ternyata Anda disini."

Mata gadis itu melirik sekilas pada pemuda yang menemukannya di bangku taman belakang gereja yang sepi diemani angin sepoi.

Hanya dirinya saja yang tidak ikut serta dalam pernikahan walau telah memakai gaun pengiring pengantin, seperti terkesan tak tahu terima kasih karena Kagura yang memintanya untuk menjadi salah satu pengiring pengantin.

Nobume tahu itu, tapi karena dirinya hanya masih baper dan baru tahu kalau gadis cina itu sangat pemaaf sehingga dirinya untuk berpikir dua kali agar tidak menjahatinya.

Sougo telah memilih Kagura, dan Nobume tinggal seorang dalam kesendirian. Daripada emosi dan mengacaukan kebahagiaan mereka di hari pernikahan, maka dia pergi menyendiri saja sebagai pilihan tepat.

"Kenapa kau menyusulku? Harusnya kau ikut merayakan, Shimaru."

Pemuda berambut afro tersebut hanya diam di hadapan sambil mengatakan, "Saya mencari Anda agar kembali bersama."

Nobume menghela napas sembari menatap karangan bunga merah muda yang ada di genggamannya.

"Seandainya waktu bisa diputar, aku takkan mau mengulanginya."

Pandangannya menyendu. Masih ia ingat kalau perselisihan itu yang berujung pada akhir hubungan mereka yang telah lalu.

Pemuda bertuksedo tersebut menyahut, "Aku sudah menjelaskan semuanya pada Sougo-kun."

Gadis berambut panjang tersebut mendongak padanya. "A-Apa maksudmu?"

"Aku sudah menjelaskan salah paham diantara kalian berdua. Aku menjadi mediator untukmu dengannya. Dia baru tahu kebenarannya dan sudah memaafkanmu dari kemarin lusa."

Mendengar itu, Nobume tersenyum tipis dengan miris sembari mengingat perkataan Kagura. "Padahal aku ingin menjelaskannya secara langsung. Sepertinya aku hanyalah orang yang tak berguna selain main perintah saja… Aku benar, bukan?"

"Kau salah."

Eh?

Nobume merasa sedikit aneh. Sejak kapan dia memanggilnya dengan cara informal?

Tadi dia memanggilnya apa?

"Shimaru…?"

Yang besangkutan berlutut di hadapan sang gadis malang penggemar makanan manis tersebut.

"Maafkan aku, Nona."

Matanya menatap sambil berkata, "Walaupun sifatmu memang begini, tapi itu memanglah dirimu. Aku tahu, kau yang tak bisa apa-apa ini mencoba memperbaiki hubungan dengan Sougo-kun. Aku tahu kau sangat mencintainya, tapi jika dia tidak mencintaimu—lalu buat apa anda menangisinya? Kau tak usah takut, aku akan mencarikan laki-laki yang pantas untukmu selama kau bahagia dengan pilihanmu."

Gadis itu tertegun menatap balik, terheran kenapa Shimaru yang irit bicara bisa berkata seperti itu.

"Shimaru, kau—"

"Aku akan selalu mendukungmu, Nona. Kau tahu itu, bukan?"

Tenggorokannya tercekat seraya diri sang gadis hanya bisa terhenyak pada pernyataan pelayan setianya.

"Apa ini? Kenapa kau jadi cerewet sih.. Hiks…"

Astaga, Nobume jadi tak bisa menghentikan airmatanya. Dia tak tahu apa perasaan ini, padahal selama ini Shimaru tidak pernah terlalu berpengaruh pada hidupnya, tapi dia selalu mendampinginya dalam suka dan duka. Sedari kecil, dia selalu ada untuknya.

Mungkin inikah namanya takdir—dimana Shimaru akan selalu dekat dan melindunginya?

Dia tak tahu, tapi perasaannya sedikit mengatakan bahwa inilah yang terbaik dan menunggu masa depan yang lain menanti.

Ibu jari kanan tangan pemuda tersebut menghapus airmata nonanya, sebelum terdiam dipegang balik oleh tangan yang besangkutan.

"Aku tak butuh yang lain lagi…"

Nobume memandang polos dengan haru pada Shimaru yang terdiam akan ekspresi sang gadis.

"Kau berada disini bersamaku selama ini saja, aku sudah bahagia…"

"Tolong tetaplah disisiku, Shimaru."

Ah, sial. Shimaru makin takkan bisa meninggalkannya.

Yah, dia takkan pernah berniat begitu juga, kali.

Padahal Nobume harusnya sedikit lebih peka—agar tahu kalau Shimaru telah mencintainya sejak dari dahulu kala dan bersumpah untuk menjaganya dengan segenap jiwa raga.

.

.

.

~Secret Ending~


Thanks for all of your supports and advices for both of us!~

Dan untuk yang baca, LOVE YOU FULL!~~~ :* :* :* :* :*

Regards,
Shena & Shinju