oOo
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto
.
Oranye
oOo
Kamu minta sisa-sisa waktuku seusai kegiatan ekstrakurikuler. Kamu bilang mau antar aku pulang, padahal jarak rumahku dapat diretas dalam lima menit jalan kaki. Tapi kamu masih kukuh, masih keras kepala, dan tetap antar aku pulang
Matahari sudah lelah, ingin tenggelam dalam genangan senja. Namun, ia masih setia mengintip langkah-langkah kita yang lebur bersama keheningan. Kamu diam, aku juga ikut diam, hingga sunyi pun mengudara.
Dalam diam, kamu tarik aku, memintaku henti di depan toko dekat rumahku yang sudah tutup. Masih hening dan kamu belum menjawab juga tanya yang terpeta tanpa kata di wajahku.
Kamu ucap kalimat yang seringkali kudengar. Aku tidak ingat berapa kali kamu mengatakannya. Yang aku ingat adalah saat pertama kali kamu mengucapkannya.
Masih segar dalam ingatanku, kamu beri aku bunga kertas buatanmu dalam kelas kesenian. Kamu berlutut dengan pipi bersemu-semu, sedang aku menangis malu. Godaan teman-teman yang mengatensi kita membuatku marah dan melemparkan kembali bunga pemberianmu.
Bunga kertas buatanmu jatuh bersama aku yang pergi. Dan bisa jadi, bunganya juga jatuh bersama hatimu.
Tapi, kamu tidak menyerah, masih kukuh, masih keras kepala, dan masih tetap mengejarku. Sejak saat itu, kamu selalu mengucapkan kata yang sama. Tapi, tidak ada lagi wajah bersemu-semu, melainkan hanya ungkapan sekedarnya bersama canda yang mengalun begitu saja.
Semua itu terlalu mudah untukmu, hingga rasanya kamu hanya main-main saja. Di sela-sela matamu yang menyipit dan derai-derai tawamu yang halus, kamu terus mengatakannya. Jadi aku selalu tak acuh menganggap itu sekedar gurauan belaka.
Tahun demi tahun terlewati, dan intensitas itu tak berkurang, malah bertambah begitu banyaknya. Hingga aku sudah terbiasa dan menganggapnya sebagian dari oksigen yang selalu aku hirup.
Kali ini kamu kembali mengucapnya, di bawah warna oranye yang mendominasi langit, di depan toko yang entah milik siapa. Sebab aku terbius oleh tatapanmu hingga sudah tidak sempat untukku sekedar berpikir.
Aku fokus pada biru matamu. Tidak ada binar-binar cerlang meski senja membiaskan cahayanya disana, tidak ada juga pipi yang semu-semu, atau barisan gigi rapi yang selalu hadir bersama tawamu.
"Aku cinta kamu, Sakura-chan."
Kali ini, kamu terlihat serius. Kamu sungguh-sungguh. Melihatmu yang seperti itu membuatku ingin berhenti, sehingga kamu tidak perlu mengejarku lagi.
Jadi kuputuskan untuk meraih tanganmu agar kita bisa melangkah sama-sama.
"Aku juga cinta," kataku.
Dan hari itu, di bawah oranye yang membentang terang, kita berdua berjalan bersama dengan bahagia.
End.
oOo
Semoga Suka ^^
oOo
Salam dari Bumi Majapahit
Oreo Ivory