Dan sekarang aku berada disini…

Cukup lucu memang, seorang penyendiri sepertiku bahkan berada diruangan laknat semacam ruangan BK seperti ini

Oke! Ini sebuah penghinaan bagiku!

"Hikagaya!"

Perawan tua didepanku ini membentakku dengan cukup keras

Hiratsuka Shizuka - sekilas mungkin terlihat seperti wanita muda yang begitu menawan, aku bahkan yakin banyak pria muda disana yang tergila-gila pada parasnya yang cukup cantik untuk perempuan seusianya

Tapi, pada kenyataannya….

Dia itu tetaplah Perawan Tua! Sebuah fakta yang tak bisa lagi diubah bagaimanapun kenyataannya

"Hiratsuka-sensei…"

Mendesah dengan perasaan yang sama, aku mencoba menurunkan tegangnya diriku ketika wajahnya terlihat sangar

Inilah kenapa dia masih menjomblo diumurnya yang sekitar dua puluh lima tahunan keatas. Maksudku, dia itu galak tahu!

Sama seperti yang sebelumnya, lagi-lagi aku dipanggil olehnya ke sebuah ruangan yang bahkan kuyakin seluruh siswa benci dengan ruangan ini

Aku ini siswa yang baik lho! Aku datang ke tempat seperti ini hanya karena tugasku yang terlalu jujur menceritakan kehidupan SMA ku sendiri

Ketika aku terlalu jujur pada kehidupanku yang kutulis pada selembar tugas - menjadi raja penyendiri dan menghina mereka yang suka melakukan panjat sosial, mengejek sebuah lingkaran setan yang biasa mereka sebut dengan teman, dan tertawa ketika membayangkan betapa indahnya menjadi individu yang berbeda dengan yang lainnya

Bukankah itu bagus? Ibuku bilang bahwa orang yang sukses adalah orang yang jujur

Hiratsuka-sensei kini menggenggam sebuah gulungan kertas, membukanya lalu menunjukkannya padaku dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal

Itu tugasku kan?!

"Hikigaya, jadi apa maksudmu dengan mereka yang suka melakukan panjat sosial disini?"

Oke! Senyum iblisnya terlihat begitu mengerikan. Ngeri euy~

"Jadi begini sensei -"

Dengarkan aku baik-baik Hiratsuka-sensei, seorang raja dari penyendiri akan bersabda!

"- panjat sosial adalah salah satu kelakuan remaja jaman sekarang yang kebelet pengen famous, mereka yang kusebut disini adalah salah satu dari ras manusia yang kubenci karena pasalnya, mereka bahkan rela melakukan hal bodoh hanya karena ingin menjadi tenar dikelas"

Contohnya Tobe - dia itu berisik dan sok kegantengan! Aku tidak suka dengan pribadi sepertinya

Sejenak aku mendapati Hiratsuka-sensei yang mengangguk gak jelas, t-tunggu dulu?! Dia ini ngerti apa yang aku omongin gak sih?!

"Seperti Isshiki Iroha maksudmu?"

Sudah kuduga sensei gak ngerti! Guru kok bego?!

Isshiki Iroha bagiku adalah sebuah pengecualian, tapi mau bagaimana pun - Iroha memang sosok yang populer sih…

Suaranya bisa dibilang cukup imut sama seperti Chino-chan di Animu Gochiusa yang baru saja kutamatkan semalam, for your info - Chino-chan itu Loli

Bahkan saking imutnya - aku bisa membayangkan bagaimana ia mengeluarkan suaranya yang begitu manis. Oke!aku bisa terbang ke langit ke tujuh sekarang!

Selain itu, dia juga termasuk siswi yang ideal, sekilas terlihat seperti gadis manis yang bisa diandalkan, rambut caramelnya yang harum tiap kali aku berpapasan dengannya, serta senyum manisnya yang terkadang menjebakku

Tapi tunggu dulu?!

Kenapa kok malah nyambung ke Isshiki Iroha sih?

"Kenapa sensei menyalahkan Isshiki? Dia memang populer namun bukan berarti aku membencinya"

Aku jujur sih, tapi Isshiki Iroha bukanlah gadis yang kubenci

Malah terkadang aku membayangkan suatu hari nanti ia bisa menjadi kekasihku, meski pada kenyataannya ia lebih mencintai Hayama dibandingkan diriku –

- lagipula, apa dihatinya ada tempat bagiku? Kurasa tidak...

Kembali aku mendapati Hiratsuka-sensei yang memutar bola matanya bosan, ketika puntung rokoknya jatuh di asbak yang sudah tersedia diatas meja didepan kami

Sejenak aku berpikir – apa boleh perempuan sepertinya merokok?

Bukan tanpa alasan kenapa aku berpikir seperti itu. Karena dari kabar yang kudengar, perempuan yang kebiasaan merokok akan terkena sebuah kutukan yang bernama kemandulan. Ngeri kalau membayangkan jika suatu saat nanti Hiratsuka-sensei tidak mempunyai keturunan

Kan sayang perempuan sepertinya tidak bisa menggendong seorang anak bukan? setidaknya aku ingin melihat Hiratsuka-sensei bahagia bersama suami beserta anaknya

"Lupakan tentang Isshiki Iroha, lagipula apa peduliku tentangnya? -"

Ini guru kok ngeselin yak?

"- Sekarang, jawab pertanyaanku! apa maksudmu tentang lingkaran setan yang disebut dengan teman ini? Apa kau sebegitu bencinya pada orang lain?"

Entah aku bingung Hiratsuka-sensei prihatin padaku atau tidak. tapi yah... aku tidak bisa menebaknya...

::

::

::

::


[ Konseling bersama Hiratsuka-sensei ]

:: Disclaimer – Watari Wataru [This is purely Fanfiction. Made only to entertain for those who read] ::

:: Rating – T untuk umur 17 tahunan keatas [Ada beberapa alasan untuk itu] ::

:: Genre – Comedy, School Life, Logic ::

:: Warning – OOC[!], Typo[?], Miss-typo, Joke yang kadang garing, sedikit menjurus ke propaganda, EYD yang perlu dibenahi, penggunaan bahasa tidak baku yang secara acak, dll ::


::

::

::

::

Sebagai siswa yang sering kali masuk ruangan konseling – aku bisa dibilang sudah cukup kenal dengan sosok Hiratsuka-sensei

Bukan berarti aku cinta padanya sih, aku masih normal dan aku menyukai Teen daripada Milf, lagipula aku juga bukan Lolicon sih...

Namanya Hiratsuka Shizuka, sekilas terlihat seperti perempuan cantik yang mengenakan pakaian khas pengajar, rambut panjangnya yang tergerai indah serta harum menusuk indra penciumanku, tatapan matanya yang bisa dibilang cukup lembut - terkadang, bibirnya yang basah dan mungkin masih banyak lagi

Namun secara usia – aku benar-benar tidak tahu usianya berapa. Tiap kali aku mencoba mengungkit-ungkit tentang usianya, sebuah pukulan telak yang membuatku hampir terkena penyakit raja singa selalu menghantam perutku. Tunggu dulu, raja singa itu penyakit kelamin kan?

Dan anehnya, ia selalu mengelak ketika aku secara jujur menanyakan umurnya. Jawabannya cukup menggantung sih. Sensei selalu bilang kalau umurnya tidak lebih dari tiga puluh tahun namun umurnya diatas dua puluh lima tahunan

Ngomongin umur aja ribet! Dasar perempuan! Ketahuan kalau tidak ingin disebut perawan tua!

Merasa tak ada jawaban, sensei kembali bertanya padaku...

"Katakan padaku Hikigaya! Apa yang kau maksud dengan lingkaran setan ini hah?!"

Nada suaranya cukup meninggi, dia ini lagi marah kan?!

"Kau berlebihan pada siswamu sendiri sensei, aku hanya mencoba memproyeksikan apa yang ada didalam kepalaku diatas kertas yang saat ini kau pegang"

Kertas yang ia pegang adalah tugas yang sebelumnya ia berikan dikelasku, dan sekarang ia mencoba menceramahiku karena isi dari tugasku sendiri

Kenyataan bahwa aku seorang pecundang dikelas adalah sebuah kepastian! Masih tergambar jelas dikepalaku ketika mereka tertawa pelan saat aku dibentak dikelas karena menimbal apa yang dikatakan Hiratsuka-sensei dan berakhir di ruangan seperti ini

Dasar manusia... tertawalah didepanku bodoh dan jangan tertawa dibelakangku! atau jika kau mau akan kuajak kau untuk tertawa sampai mati!

"Kau menyebutnya lingkaran setan karena kau tidak mempunyai teman bukan? Hikigaya, sadarlah, ini hanyalah pelampiasan dari dalam hatimu atau dengan kata lain, kau masih labil"

Ini sensei ngomong apaan coba?!

Oke! jujur dan memang itulah kenyataannya jika aku tidak mempunyai teman, duduk di sisi kanan kelas tepat diantara sesuatu yang kusebut dengan lingkaran setan itu. Selalu dipojokkan ketika ada sesuatu yang menyangkut tentang diriku

Bahkan ketika jam istirahat tiba pun, aku keluar kelas mencari tempat yang indah untuk menghabisi makan siang ku – aku merasa tersisihkan dikelas...

Itu keinginanku...

Terkadang ketika aku menikmati makan siang ku di halaman belakang sekolah, aku mendapati dua manusia berbeda kelamin yang saling bertatap intens dan ada beberapa dari mereka yang terlalu dekat dan kau tahu maksudku bukan?

Aku benci itu! Entah aku bingung berapa sachet micin yang ibunya taruh pada makanan yang disantap pagi tadi hingga membuat anaknya menjadi seperti itu

Andai jika ada sebuah pistol ditanganku, percayalah! Aku akan menembak kepala mereka

Berbicara tentang labil –

- kau tahu sensei? Aku meskipun aku ini masih SMA ditahun kedua, pikiranku sudah lebih dewasa dari yang lainnya

Menjadi penyendiri adalah sebuah pilihan – meski ada dari beberapa penyendiri yang akhirnya dipaksa untuk menjadi penyendiri. Tak apa, itu pilihan yang terbaik. Selama kau bisa menjauhi manusia-manusia yang tidak berperikemanusiaan itu, maka kau akan selamat

Kenapa aku berpikir seperti itu?

Dengarkan aku Shounen!

Dalam definisi yang ada didalam kepalaku, manusia hanyalah satu sosok pribadi yang selalu memiliki akal bulus dalam menjalani kehidupannya. Kau mungkin tak percaya, namun perhatikanlah sekitar –

- ketika kau mendapati sesosok iblis bertubuh manusia tengah menertawai orang lain tepat diatas penderitaannya, itu sudah termasuk dari banyaknya contoh atas apa yang baru saja kujelaskan...

Menyedihkan memang, namun memang begitulah kenyataannya

Dan bahkan ada beberapa orang yang menolak untuk menjadi penyendiri dan terus merasa terhina dengan perlakuan keras dari teman-temannya berupa pemalakan. Kau berpikir itu bagus?

Tidak! itu bodoh namanya!

Ayo coba hitung berapa banyak uang yang kau beri pada si bangsat kampang itu. Andai jika setiap hari kau memberinya separuh dari uang sakumu yang cukup banyak – semisal anak sultan. Maka hitunglah berapa banyak dalam sebulan jika kau tidak memberi uangmu pada bangsat itu –

- Kau rugi kan? Maka dari itu penyendiri kusebut dengan sebuah pilihan!

Andai jika kau mengelak untuk memberi uangmu pada bangsat itu dan menjauh lalu menyendiri, maka kau akan selamat. Kan lumayan uang sakumu bisa dibelikan Manga terbitan baru ditoko buku. Atau mungkin kau bisa membeli robot-robotan dan beberapa action figure yang cukup moe pada event wibu

Soal resiko, menjadi penyendiri atau tidaknya itu mempunyai resiko masing-masing

Mereka mungkin senang selalu dikelilingi dengan teman yang bisa menjadi tempat mereka berbagi suka ataupun duka. Namun aku lebih menyukai kesendirianku dengan menikmati langit biru diatap sekolah

Simple bukan?

"A-Anoo... kurasa kau terlalu berlebihan jika menyebutku dengan sebutan labil atau bahkan hanya pelampiasan hati saja sensei. Aku memang selalu kesepian, namun bukan berarti aku membenci kesendirian itu"

Bahkan jika boleh dikata – aku mencintai kesendirian itu sendiri!

Ayolah, mereka yang bukan penyendiri mungkin tidak bisa merasakannya – ketika kau terbaring diatap sekolah dengan langit biru yang membentang luas untuk menjadi lukisan terbaik yang bisa kau lihat, lalu membayangkan aktris cantik di film JAV yang kau sewa tengah disodok-sodok dengan ganasnya oleh para om-om bangsat

Oke! kurasa itu khayalan yang terlalu buruk, toh bukankah orang mempunyai khayalannya masing-masing bukan? jadi berhentilah menuduhku sebagai pribadi yang mesum bego!

"Hikigaya... –"

Sejenak aku mendapati Hiratsuka-sensei yang mendesah sambil memijit pelipisnya

"- kenyataan bahwa kau kesepian saja sudah membawamu dalam kebenarannya, kau itu butuh teman tahu! Atau setidaknya kau harus memiliki seorang pacar"

Aku Sweatdropped

Ini guru kok ngejek ya?!

Tolong jangan ungkit-ungkit soal pacar, bahkan aku sendiri pun tak yakin untuk memiliki kisah cinta yang begitu indah - atau setidaknya

Aku ini menyedihkan dan tak mungkin ada satu gadis yang mau menyerahkan hatinya padaku, namun disisi lain aku ini jenius bagi mereka yang dapat berpikir

Bahkan tiap kali aku berkhayal ria - teringat dikepalaku tentang kisah cinta Arima Kousei yang begitu menyedihkan. Aku gak mau memiliki kisah cinta sepertinya!

Atau mungkin….

Setidaknya….

Kupikir suatu hari nanti aku bisa menggapai Totsuka yang tiba-tiba berubah menjadi perempuan, menikah lalu mempunyai anak - bukankah itu akhir yang bagus untuk cerita bergenre romance and drama?

"Khayalanmu tinggi ya sensei? Apa kau berpikir aku bisa mendapatkan seorang pacar?"

Seperti Isshiki Iroha misalnya?

Yah, meski aku mencoba mencintainya, cintanya tetaplah terikat pada Hayama Hayato

Itu hanyalah paksaan saja, memaksakan cintaku pada Isshiki Iroha adalah sebuah kenyataan yang bodoh, akan terasa konyol jika membayangkan aku mendapati event dimana Isshiki Iroha mengutarakan perasaannya pada Hayama Hayato didepan mataku sendiri

Aku tahu! Nyesek euy~

"Tentu saja! Setidaknya kau mempunyai mempunyai wajah yang mendukung untuk menarik gadis-gadis kedalam pelukanmu, mata ikan busukmu adalah pengecuaian"

E-etto….

Sensei? Kau ini berniat memujiku atau mau menghinaku?

Lupakan tentang shinda saka me yang kumiliki, setidaknya pujianmu bisa membuat hatiku menghangat, sensei

Aku ingin jujur…

Sebenarnya aku ini jarang dipuji, menyadari kenyataan bahwa tindakanku pada Sagami di festival sekolah saja membuatku kembali terhina. Padahal kenyataannya - hanya tindakan itulah yang membuatku bisa membawa Sagami kembali

Mungkin bagi mereka yang berpikir lebih jauh - tindakanku tidak seburuk yang orang lain lihat...

Aku ini bukan pribadi macam Hayama Hayato yang selalu dicintai semua orang, aku ini tidak lebih dari seorang penyendiri yang terkadang berakhir dengan konseling dari perawan tua didepanku ini…

Tiga minggu lalu - aku dipanggil Hiratsuka-sensei untuk datang ke ruangan ini membahas Yukinoshita Yukino yang ngotot kepingin jadi Seido-kaichou, dan Yuigahama Yui yang juga ikut turut bersaing menjadi ketua OSIS hanya karena sebuah alasan yang tidak masuk akal

Klub relawan ini tidak artinya jika tidak ada dirimu, Yukinon…

Masih berputar dikepaku ketika ucapan bodoh itu terucap dari gadis seperti Yuigahama, padahal dulu aku pernah ingin keluar dari klub gak jelas itu - namun kurasa sekarang sedikit berbeda

Kau tahu? Masuk kedalam klub itu mempunyai sebuah keuntungan yang bagus untuk penyendiri sepertiku, dikala kelasku tengah dalam pelajaran yang tidak kusukai, aku bisa izin keluar kelas dengan alasan kegiatan klub

Kau pikir aku licik? Tidak! Aku ini jenius karena aku bisa memanfaatkan itu, karena itulah aku terpaksa berada di klub yang tiap harinya hanya menyesap teh manis saja

Lalu setelahnya…

Masalah tentang Yuigahama Yui dan Yukinoshita Yukino bisa berakhir dengan pemikiranku, meski pada akhirnya aku membuat Isshiki Iroha menjadi ketua OSIS - padahal sebelumnya ia pernah meminta tolong pada klubku untuk tidak menjadi ketua OSIS

"Kau bisa sebegitu yakinnya sensei? Aku sendiri tidak yakin gadis lain bisa menatap wajahku untuk waktu yang cukup lama"

Berbeda dengan Yukinoshita Haruno, dia selalu menatapku dengan senyum genitnya karena dia itu menakutkan

"Sudahlah lupakan, aku sedang membaca tulisanmu ini"

Ini guru beneran ngeselin!

Dia yang membawaku untuk membicarakan tentang gadis, tapi dia juga yang berbicara seolah akulah yang mengajaknya untuk membicarakan hal yang tidak ada gunanya sama sekali itu!

Dasar perawan tua! Cepetan kawin sana!

Sejenak mataku terfokus pada Hiratsuka-sensei yang kini tengah terdiam membaca seluruh isi dari kertas tugasku, sementara aku sendiri ikut terdiam tanpa ada niatan untuk bicara

"Hikigaya…"

"H-Ha'i?"

Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan senyumannya…

Hiratsuka-sensei, kau tidak apa-apa kan?!

"Bisa kau jelaskan bagian ini?"

Hiratsuka-sensei menunjukkan lembar tugas milikku, senyumnya terlihat begitu amat mengerikan sambil menunjuk ke salah satu bagian dari kertas itu

Mati aku!

Disana tertulis…

kenyataan bahwa sekolah merupakan tempat terindah itu memang benar adanya, ketika kau masuk ke ruang konseling dan bertemu dengan guru menyebalkan saja sudah termasuk hal yang begitu menakjubkan! [Disebelah kalimat ada gambar kecil berwajah panda yang terlihat innocent]

Entah kenapa tiap aku menulis, aku selalu jujur dengan apa yang ada dikepalaku. Kalimat adiktif jujur merupakan awal dari kesuksesan seakan sedikit merubah hidupku ini

Kami-sama! Kau membuat jalur hidupku seperti apa sebenarnya?

"I-itu pujian kok! Hiratsuka-sensei…"

Oke! Itu bukan pujian, sebenarnya itu adalah kalimat sarkastik

Lagipula siapa yang mau mengaku jika masuk ke ruang BK adalah sesuatu yang menakjubkan?

Panggil ia kesini! Maka aku akan sleding kepalanya!

"Aku ini gurumu Baka! Kau pikir aku bisa menipumu dengan kalimat sarkas seperti ini?"

"T-tapi aku tidak berniat untuk menulis kalimat itu sensei -"

"Lalu untuk apa gambar panda gak guna ini?"

Ucapannya seolah menekan sebuah gambar panda kecil dikertas tugasku, oke! Aku tidak pandai menggambar namun setidaknya itu terlihat begitu imut bukan?

Lagipula itu adalah kebenarannya, dikala aku mencoba jujur pada diri sendiri pun - itu akan tetap membawa masalah untukku sendiri. Kan aneh!

Hari ini aku dimarahi karena tugasku sendiri dan sebuah kalimat sarkas didalamnya, kemarin aku kembali datang ke ruangan ini karena keasikan tidur didalam kelas, minggu yang lalu aku dituduh mencuri pulpen seorang siswi dikelas karena wajahku yang tak meyakinkan dan berakhir di ruangan ini, meski pada kenyataannya bukan aku pencurinya -

— dan bahkan lebih dari itu, bulan lalu aku pernah difitnah mengintip ruang ganti siswi karena wajahku lagi dan juga mata sinisku, padahal aku hanya kebetulan lewat disana namun langsung ditarik oleh para gadis yang memakai pakaian renang itu untuk dibawa ke ruangan ini

Itu fitnah dan aku yakin! Lagipula sejak kapan aku mau mengintip tubuh gadis lain? Sudah cukup bagiku untuk dilempar sebuah raket tenis karena tak sengaja mengintip Yuigahama dan Yukinoshita yang kebetulan mengganti pakaiannya di ruang klub

Mereka memfitnahku, menyalahkanku, menuduhku dan segalanya diberikan padaku yang bahkan tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hanya karena memiliki wajah yang tak meyakinkan juga mata ikan mati benar-benar membuat nasibku kurang beruntung untuk seukuran siswa biasa

Menyedihkan bukan?

Dan yah... meski cukup ribet, akhirnya aku bisa keluar dari tuduhan itu dan berjalan bebas dengan wajah yang lega ketika pelaku pengintipannya tertangkap dan dia adalah siswa kelas C

Dan kau tahu bukan? sifat perempuan?

Setidaknya minta maaflah padaku karena fitna kalian, namun apa? Mereka hanya diam seolah menyadari kesalahannya sendiri

Jadi kesimpulannya...

Jika kau memiliki wajah yang tak meyakinkan dan Shinda saka me yang begitu tajam, pergi dari keadaan yang terjadi disekitarmu agar kau tidak difitnah dan dituduh sembarangan!

"Panda itu kugambar untuk menambahkan kesan imut, bukankah Sensei suka yang imut-imut?"

Oke! aku memang berencana untuk mengalihkan perhatian sensei dengan pertanyaan itu, lagipula siapa yang mau dimarahi jika ketahuan tengah menyindir guru sendiri?

Melihat wajahnya yang menjadi serius saja sudah membuatku merasa sedikit ketakutan. Kau tahu? Dari sekian guru yang ada disekolah ini – hanya Hiratsuka-sensei yang kutakutkan. Dia itu galak dan pernah memukulku karena mengungkit umurnya dan Tehee~

Perawan tua juga termasuk dari apa yang kusebutkan tadi...

Tentu saja bukan? bukan berarti aku mau dijodohkan dengan Hiratsuka-sensei. Namun menyadari sifatnya saja sudah bisa membayangkan betapa sengsaranya menjadi suaminya

"Kau mencoba mengalihkan perhatianku kan? Hikigaya~"

Anjir! Senyum mautnya keluar!

Mampus aku!

"K-Kau salah sangka sensei, aku hanya –"

"Hyaaah!"

*Duaaagg!*

.

.

.

.

Itu menyakitkan...

Rasanya seperti menjalar ke ulu hati, ketika Hiratsuka-sensei memberikanku super punch yang ia miliki. Entah kenapa, aku merasa agak ngilu di biji...

"Sensei... sakit tahu!"

"Itu kesalahanmu karena kau menyindirku!"

Hah?! Yang kutulis itu adalah tugas dan memang begitulah kenyataannya!

"Aku tidak sedang menyindirmu sensei, tapi memang seperti itulah kenyataan yang ada!"

"Apa yang kau katakan bego! Setiap siswa yang datang kesini selalu keluar dengan bahagia"

Apaan coba?!

Sejak kapan siswa yang keluar dari ruang BK selalu memasang wajah bahagia? Bahkan kebalikannya – kerap kali aku mendapati wajah mereka yang terlihat panik akan sesuatu

Lagipula aku – sebagai siswa yang sering keluar masuk ruang BK – tidak terima dengan pernyataan yang gak jelas itu! Bahagia darimananya coba?!

Yang ada aku malah kesal karena rela datang ke ruangan laknat ini – tapi yah, mau tak mau aku harus datang kesini sih...

"Kau salah sensei, kau pikir tukang ngintip dari kelas C bulan lalu keluar dari ruangan ini memasnag wajah bahagia begitu?"

Tentu tidak bukan?

Maksudku, apa mungkin si tukang ngintip yang bulan lalu mengintip ruang ganti perempuan itu keluar dari ruangan ini seperti apa yang Hiratsuka-sensei bayangkan?

Ya enggaklah!

Kalau memang kenyataannya dia bahagia...

Yah...

Itu berarti dia berhasil menyipan gambaran ero-nya dikepala karena berhasil mengintip Oppai gadis yang tengah mengganti baju itu kan?

"Kau berisik sekali Hikigaya! Aku sedang membaca tugasmu"

Bangke!

Ini guru beneran memang ngeselin yak?

Apa karena malu lah yang membuatnya mengalihkan pembicaraan? Dia kalah debat denganku kan?

"..."

"Soal tukang ngintip bulan lalu, kau masih mengingatnya Hikigaya?"

"Hah? Apa yang kau bicarakan sensei?"

"Sudah jawab aja nyet!"

Dih! Ini guru kok ngotot Anjir!

"Aku masih mengingatnya dengan jelas kok"

Tentu saja begitu, Aku tak mungkin lupa pada sosok yang lari dari masalah dan aku yang tertimpa masalahnya! Difitnah mengintip gadis yang mengganti pakaian itu keterlaluan tahu

Lagipula apa wajahku yang tak meyakinkan ini bisa setega itu mengintip gadis yang hanya memakai bra dan pantsu saja di ruang ganti? Aku sudah lebih dulu puas mencuci bra dan pantsu yang dikenakan Komachi tiap kali ia mau mandi dan melemparkannya padaku

"Terkadang jika mengingat kejadian absurd itu membuat aku ingin tertawa. Kau tahu Hikigaya? Ekspresimu saat dicecar oleh para gadis yang memfitnahmu itu membuatku serasa ingin tertawa dengan keras"

"E-Etto... kau menghinaku kan sensei?"

"Tidak kok! Karena memang kenyataannya itu lucu bagiku"

Aku tidak seberapa peduli dengan tawanya sih, toh saat itu ekspresiku memang bisa dibilang mengkhawatirkan...

Lagipula...

Apa aku ini mengagumkan baginya? Bahkan aku duduk disini saja sudah membuatnya tertawa sambil membayangkan yang aneh-aneh tentang diriku

"Hiratsuka-sensei, terkadang aku ini bingung dengan apa yang kau pikirkan..."

Memang sudah kenyataannya bukan? terkadang dikelas aku selalu dimarahi hanya karena terlambat satu menit dijam pelajarannya yang bisa kukatakan cukup menyebalkan

Ketika ia memarahiku, aku mencoba membela diri dengan menyalahkan orang lain – tentu saja bukan? kalau tidak lalu kenapa polisi selalu datang setelah kejadian terjadi? Atau pahlawan yang selalu datang terlambat?

Lagipula aku lebih suka tokoh utama yang hidup di Isekai. Mereka terlihat lebih keren daripada yang lainnya...

"Are? Kau sebegitunya memperhatikanku? Lalu apa yang kau pikirkan sekarang?"

Seketika tatapan mataku tertuju pada dua buah dadanya...

*Plaakk!*

"Eh Bego! Dilarang berpikiran cabul terhadap gurumu sendiri!"

"Se-Sensei... kau keterlaluan..."

"Kau yang keterlaluan karena berpikir yang aneh-aneh terhadap gurumu sendiri!"

Siapa yang cabul coba?! Hah?!

Aku hanya berpikir kenapa sensei hari ini memakai pakaian yang begitu erat hingga dadanya begitu tercetak jelas? Lagipula dibilang cabul itu cukup keterlaluan, bukankah lebih cocok dibilang perhatian karena aku menyadari pakaiannya yang terlalu ketat?

Duh! Tabokannya juga pedes rasanya cuy!

"A-Aku hanya berpikir kenapa kau memakai pakaian yang ketat, itu saja sensei..."

"Sudah kuduga kau memang cabul!"

"Apaan sih gak jelas! Aku ini perhatian padamu sensei!"

Anjir! Bisa-bisanya mulutku berbicara seperti tadi!

Dan lebih dari itu...

Kenapa wajah sensei tiba-tiba memerah? Bukan berarti dia tersipu malu atas apa yang kukatakan bukan?!

"Hi-Hikigaya!"

"Ha-Ha'i?!"

"Kau tidak sedang menggodaku kan?"

Dih! Kau pikir aku mau menggoda Milf sepertimu?! Daripada itu lebih baik aku mencintai Loli saja sekalian!

"Ya Enggak lah!"

.

.

.

.

Dan sekarang...?

Kupikir keadaan yang terjadi sudah lebih tenang dari yang sebelumnya...

Kertas tugasku telah terbujur kaku diatas meja tepat disamping asbak yang penuh dengan puntung rokok, disebelahnya ada kotak rokok yang baru diambil beberapa batang

Didepanku ini namanya Hiratsuka-sensei. Guru setengah muda yang menjabat sebagai guru BK atau guru yang paling dibenci oleh mereka yang sering terkena masalah – terlebih diriku yang terkadang terkena masalah sosial

Masalahku dengan Hiratsuka-sensei tidak jauh dari diriku yang terbuang dari kehidupan sosial...

Lagipula ini adalah pilihanku. Maksudku, menjadi penyendiri itu adalah sebuah pilihan bagi mereka yang ingin terhindar dari pergaulan yang tidak lagi sehat. Kau mungkin berpikir menjadi penyendiri itu adalah suatu tindakan yang buruk, namun apa boleh aku menjelaskan kelebihannya?

Yang pertama, kau terhindar dari yang namanya Friendzone – tentu saja bukan? persetan dengan gadis yang tengah tenar belakangan ini, tidurlah diatap sekolah menikmati angin siang yang begitu menyejukkan sambil menggapai mimpi indahmu dengan bantuan Lucid Dream. Toh lagipula itu bukan urusanmu

Yang kedua, menjadikan hidup lebih sehat – ada alasan khusus untuk ini. Tahu tak? Anak sekolah jaman sekarang semakin rusak saja. Tidak merokok maka tidak jantan, tidak nakal ya tidak akan sukses, tidak punya pacar ya terima nasib, tidak traktir teman ya pelit namanya, tidak suka dengan perempuan ya Auto-Homo, tidak ada bullying? Ya enggak seru lah!

Eh Monyet! Siapa yang berpikir menjadi anak nakal maka besarnya akan menjadi sukses? Bawa kesini orangnya maka aku akan jitak kepalanya!

Menjadikan dirimu penyendiri maka kau akan terhindar dari banyaknya point-point yang aku jelaskan diatas...

Sebenarnya sih masih banyak kelebihan yang lainnya, namun aku malas menjelaskannya...

Disisi lain, aku mendapati Hiratsuka-sensei yang menatapku dengan pandangan yang berbeda dari yang sebelumnya...

"Hikigaya –" tangannya mencoba menggapai pipiku, tapi Maa... aku hanya diam saja "- aku tahu jika hidupmu menyedihkan, tapi kupikir apa kau tidak apa jika menjalani hidupmu terus-menerus seperti ini?"

"Entahlah aku pun tak tahu sensei, aku hanya ingin hidup atas dasar prinsip yang aku miliki, jadi wajar jika saat itu aku agak kesal ketika Yukinoshita mencoba merubah hidupku"

Teringat ketika pertama kalinya aku datang ke klub relawan, disana aku bertemu Yukinoshita yang mencoba memaksaku untuk merubah pemikiranku tentang rantai besi yang disebut dengan teman, padahal dia sendiri Anti-sosial

"Aku berkata ini karena aku peduli padamu Hikigaya"

"..."

"Kalau begitu, apa aku boleh bicara sesuatu padamu sensei?"

"Silahkan!"

"..."

"Apa kau tidak pernah berpikir untuk cepat menikah? Aku bicara seperti ini karena aku peduli padamu sensei"

"Hi-Hikigaya?!"

"Ha'i?!"

"Hyaaaah!"

*Duaaaaag!*

Dan yah...

Kupikir memang seperti inilah akhirnya...

Toh, Konsultasi di ruang BK itu bukankah cukup menyenangkan?

Ketika kau berbicara panjang lebar dengan guru yang menyebalkan saja sudah cukup menyenangkan!

.

.

.

.


:: Fin! ::

[A/N] :: Oke! penulisanku disini agak absurd dan karakter Hikigaya Hachiman yang OOC banget, tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah menulisnya seperti ini jadi kupikir merubahnya cukup sulit, bahkan endingnya juga agak maksa sih :v

Beberapa Joke ada yang kuambil dari fic MOL sih... buat fanfic Comedy-Logic itu beneran susah lho! bukan masalah sudut pandang yang diambil tapi Comedy yang dibawa yang menjadi permasalahannya – toh belum tentu semua orang bisa ngerti dengan joke orang lain bukan?

Untuk kali ini aku mampir ke Fandom Oregairu [sebenernya Fanfic ini sudah lama kukerjakan, tapi baru selesai sekarang] Well, fandom apa yang akan kudatangi selanjutnya? Proyek Oneshot di Notebook kesayanganku masih ada beberapa loh~

Mungkin Cuma itu saja yang kukatakan sih. FYI, salah satu fanfic multi-chapterku mungkin akan update dalam waktu dekat [Tapi gak janji juga sih]

Sampai jumpa dan semoga bertemu kembali di fandom yang berbeda~!

.

- Bye Bee~

.

- Sign :: Hana Natsuki