[REMAKE] Tutor by Moegi Yuu
.
.
Main Casts: Byun Baekhyun, Park Chanyeol
And others.
Genre: Romance, Humor.
Rated: M
.
.
Warning: Yaoi, Some Age-Switch, OOC, No Children
Disclaimer: Cerita sepenuhnya milik Moegi Yuu.
Saya hanya mengganti nama karakter dan beberapa hal lainnya agar sesuai.
.
.
Really hope you guys will enjoy this story~
Review, kritik dan saran sangat dinanti.
No bash. If you hate ChanBaek or hate this story then don't read.
Thank you.
.
.
The italic sentences are flashback. Pls read remaker's note in the end of the story if you don't mind.
.
.
Chapter 6
-Chanyeol POV-
Sebagai seorang mahasiswa jurusan sains, aku selalu tertarik dengan semua yang berhubungan dengan reaksi. Melakukan eksperimen-eksperimen contohnya. Mengetahui bahwa aku bisa mendapatkan reaksi dari setiap eksperimen yang aku lakukan membuatku merasa luar biasa senang. Namun, keingintahuanku ketika aku melakukan eksperimen sama sekali tidak melampaui dunia sains. Aku tidak pernah merasakan ketertarikan yang sama ketika aku bersama dengan seorang manusia.
"Kau adalah kekasihku kan, Chanyeol-ah? Apakah kau mencintaiku?"
"Well... Kau tahu, pertanyaan seperti itu benar-benar membuatku tidak tertarik lagi kepadamu."
Semuanya terasa sama. Terasa sangat mudah untuk menyerah jika aku sama sekali tidak merasakan ketertarikan kepada seseorang, siapapun dirinya.
Aku selalu berpikir, mungkin aku tidak akan pernah menemukan seseorang yang bisa membuatku tertarik. Aku berpikir, semua eksperimen yang aku lakukan di dalam laboratorium sudah cukup bisa membuatku merasa bahagia. Selama ini, semua itulah yang aku percaya. Sampai akhirnya, aku bertemu dirinya. Byun Baekhyun. Kalian bisa menyebutnya dengan reaksi juga.
Kedua pipinya yang memerah ketika aku menggodanya, dan tubuhnya yang menegang ketika aku menyentuhnya. Ketika dia merasa malu, dia akan mencoba menutupi wajahnya. Ketidakberdayaannya ketika dia bersamaku membuatku semakin bergairah ketika bersama dengannya.
Ini adalah reaksi memabukkan yang membuatku mati rasa. Ini membuatku ingin membuatnya jatuh lebih dalam lagi, membuatku ingin memanjakannya sampai ia meleleh di pelukanku. Sampai dia merasa bahwa dia tidak akan bisa melakukan apapun tanpa diriku ada di sisinya.
"Chanyeol-ah!"
Aku menoleh ketika mendengar suara seseorang yang familiar memanggil namaku. Mataku menemukan Sunyoung, salah satu teman satu angkatanku yang bisa dibilang paling dekat denganku berdiri tepat di sampingku.
"Tampaknya kau sedang sibuk. Apa aku bisa duduk disini?" Tanyanya sembari menunjuk ke arah kursi kosong yang berada tepat di hadapanku.
Aku menganggukkan kepalaku. "Aku tidak terlalu sibuk," jawabku sembari meletakkan beberapa kertas yang aku baca tadi ke atas meja. "Duduklah. Tidak apa-apa."
"Terima kasih," ucapnya tersenyum lebar. "Ah ya, ngomong-ngomong kau tadi dicari oleh Professor Jung. Dia sepertinya benar-benar menyukaimu. Kau benar-benar bisa mengambil hati para dosen ya. Aku benar-benar iri. Dan apa benar jika dia menawarimu menjadi asistennya di laboratorium?"
"Aku tetap akan menawarkan diri walaupun dia tidak menawariku," ucapku terkekeh. Aku sangat suka menghabiskan waktu di laboratorium dan posisi asisten dosen adalah posisi yang sudah aku inginkan sejak pertama aku menjadi mahasiswa di universitas ini.
"Hmm, benar-benar seperti yang dibayangkan dari seorang mahasiswa paling pintar di jurusan kita."
Aku hanya tertawa mendengar ucapannya.
"Ah ya, ngomong-ngomong apa kabar Baekhyun-ssi?"
Aku menatapnya datar ketika dia mengajukan pertanyaan tentang Baekhyun. Karena dia sahabatku, jadi bisa dibilang aku cukup sering bercerita tentang Baekhyun kepadanya. Tapi, tetap saja aku merasa risih setiap dia menanyakan tentang Baekhyun kepadaku. Entah kenapa, aku selalu merasa takut orang-orang di sekitarku akan tertarik pada Baekhyun. Aku tahu Baekhyun itu menarik, tetapi dia milikku.
"Ini sudah kesekian kalinya kau menanyakan tentang dia dalam minggu ini," aku berkata dengan nada tak suka.
"Eh, aku kan hanya bertanya," Sunyoung merengut ke arahku. "Aku hanya ingin tahu apa kabarnya. Lagipula aku sama sekali tidak tertarik padanya. Kau tahu kalau aku sudah punya kekasih."
"Benarkah?" Tanyaku sembari menyipitkan kedua mataku.
"Iya, astaga. Siapa sangka kalau kau adalah tipe pencemburu. Kau selalu kelihatan tenang," ucap Sunyoung menopang dagunya dan menatapku dengan tatapan menggoda.
Aku tertawa kecil. "Aku memang tenang, tetapi setelah Baekhyun datang, sepertinya aku memang sedikit berubah. Aku selalu merasa khawatir dia akan pergi meninggalkanku jika aku tidak berjaga-jaga. Sangat sulit bagiku untuk tetap tenang karena dirinya."
Baekhyun benar-benar membuatku berubah. Aku yang dulunya begitu dingin dan bisa dibilang sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarku, seketika berubah menjadi seseorang yang benar-benar berbeda dari diriku yang sebelumnya. Dia benar-benar menggenggamku di antara jari-jarinya dan aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan menjadi seperti ini.
"Kau akan melewati masa-masa sulit ketika Baekhyun sudah lulus SMA nanti," ucap Sunyoung sembari tertawa ke arahku. "Dia akan melanjutkan kuliah di universitas yang berbeda kan?"
Aku merengut mendengar ucapan Sunyoung. Aku benar-benar melupakan soal hal ini.
"Ah, andai saja aku bisa mengulang masa-masa indahku sebagai mahawasiswa baru. Pasti semua akan terasa sangat menyenangkan. Sekarang kita benar-benar sibuk. Ada begitu banyak eksperimen yang harus kita selesaikan dan kita sama sekali tidak bisa santai," Sunyoung menghela napas panjang. "Kekasihku juga lebih muda dariku. Walaupun hubungan kami masih baru, aku selalu bertanya-tanya apakah perbedaan umur kami akan membawa masalah di antara kami berdua."
Aku hanya diam mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Sunyoung. Aku sangat mengerti semua yang dikatakan oleh Sunyong, karena aku juga merasakan hal yang sama dengannya. Semua kekhawatiran yang bertumpuk di dalam diriku rasanya benar-benar seperti akan menelanku cepat atau lambat.
"Aku harap semuanya akan baik-baik saja," Sunyoung tersenyum menenangkan ke arahku. "Kita hanya harus percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja."
-Chanyeol POV end-
.
.
.
.
"Jadi, begini. Kau harus menggunakan rumus yang ini, lalu kau harus menggabungkannya dengan rumus yang sebelumnya, maka kau akan mendapatkan jawabannya dengan cepat. Mengerti?"
"Oh, jadi begitu. Ya, aku mengerti."
Chanyeol tersenyum simpul melihat Baekhyun yang tampak begitu serius mengerjakan semua soal yang ia berikan hari ini. Seperti biasa, hari ini adalah hari dimana mereka bertemu untuk les privat. Ujian akhir untuk Baekhyun akan datang sebentar lagi, jadi Baekhyun juga terlihat semakin serius dalam belajar.
Baekhyun menghela napas panjang ketika dia selesai mengerjakan soal terakhir yang Chanyeol berikan.
"Apa kau lelah?" Tanya Chanyeol.
"Eh?"
"Kita beristirahat dulu kalau begitu," Chanyeol mengusap kepala Baekhyun lembut. "Kau tidak perlu memaksakan dirimu. Semua nilaimu sudah baik, jadi aku yakin kau akan baik-baik saja."
Baekhyun kembali menghela napas panjang. Dia meletakkan kepalanya ke atas meja dan menatap Chanyeol sembari mengerucutkan bibirnya. "Chanyeol-ah," gumamnya pelan, tetapi Chanyeol masih bisa mendengarnya. "Ketika ujian berakhir, kau akan berhenti menjadi tutorku kan?"
Chanyeol menganggukkan kepalanya.
"Itu berarti tahun depan kau akan mulai mengajar murid baru?"
"Hmm, tidak," jawab Chanyeol. "Aku akan berhenti menjadi tutor tahun depan. Setelah semua muridku tahun ini melewati ujian mereka, aku tidak akan mengambil murid baru lagi."
"Eh? Kenapa?" Baekhyun mengangkat kepalanya dari atas meja.
Chanyeol tersenyum. "Aku akan masuk tahun terakhirku di universitas tahun depan, jadi aku akan semakin sibuk di kampus, melakukan penelitian dan sebagainya. Aku tidak akan punya waktu untuk menjadi tutor lagi," jelasnya kemudian.
Baekhyun merengut mendengar ucapan Chanyeol. "Ah, kalau begitu artinya kau akan semakin sibuk ya?!" Baekhyun kembali meletakkan kepalanya di atas meja.
Chanyeol menatap Baekhyun yang balas menatapnya dengan tatapan lesu sejenak sebelum akhirnya kembali membuka suara. "Kau pasti berpikir, ini tidak adil karena kau tidak akan bisa menghabiskan banyak waktu bersamaku. Benar begitu?"
"Apa? Aku... Aku tidak!" Seru Baekhyun dengan kedua pipi yang mulai memerah.
Chanyeol tertawa melihat Baekhyun yang seketika menjadi malu di tempatnya. "Kau benar-benar menggemaskan," ucapnya sembari mencubit kedua pipi tembam Baekhyun. "Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa membuatmu bisa menghabiskan banyak waktu denganku."
"Hah? Apa itu?" Sahut Baekhyun.
"Yang pertama, kau ikut tes masuk di universitas yang sama denganku," Chanyeol menjawab.
Baekhyun membalasnya dengan tatapan datar. "Kau tahu itu tidak mungkin. Kampusmu itu bukan kapasitasku. Aku sudah berkali-kali ikut simulasi ujian masuk disana tetapi aku selalu gagal. Jadi, itu sama sekali tidak mungkin," ucap Baekhyun lesu.
Chanyeol terkekeh. "Kalau begitu cara kedua, kau menjadi istriku!"
Wajah Baekhyun seketika memanas mendengar ucapan Chanyeol. Dia menundukkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Apa kau sudah gila? Itu juga tidak mungkin! Aku ini laki-laki!"
Chanyeol menghela napas panjang. "Kalau begitu cara ketiga."
"Apa itu?" Tanya Baekhyun sembari mengangkat kepalanya.
"Kita akan pergi berkencan sesering yang kita bisa, dengan itu kau tidak akan merasa kesepian walaupun kita nanti tidak akan bisa saling menghabiskan waktu satu sama lain setiap hari," jawab Chanyeol menatap Baekhyun lembut.
"Ah? Itu... Ide itu bagus juga," ucap Baekhyun.
"Jadi, bagaimana kalau akhir pekan depan?" Tanya Chanyeol kemudian.
Baekhyun mengerutkan dahinya menatap Chanyeol bingung.
"Kau ini benar-benar lambat ya," Chanyeol menyentil dahi Baekhyun pelan, membuat Baekhyun seketika merengut ke arahnya. "Aku sedang mengajakmu kencan. Kau sudah bekerja keras selama ini, jadi kau pantas mendapatkan istirahat. Aku akan membawamu kemanapun yang kau mau. Jadi, apa kau mau?"
Baekhyun terdiam menatap Chanyeol yang tersenyum ke arahnya. Dia kemudian menganggukkan kepalanya dengan kedua mata yang berbinar-binar bahagia. "Aku mau!" Serunya.
Chanyeol tertawa kecil. "Kalau begitu, kemana kau mau kita pergi?"
"Aku..."
.
.
.
.
Chanyeol menghela napas panjang menatap pemandangan di hadapannya. Namun, senyum tipis terlihat terukir di wajahnya. Dari sekian banyak tempat yang ada di Korea Selatan, Baekhyun memilih taman di pusat kota sebagai tempat kencan mereka. Tetapi, Chanyeol sama sekali tidak protes. Menghabiskan waktu bersama Baekhyun akan selalu terasa menyenangkan dimanapun mereka berada.
"Chanyeol-ah, ayo kita mendekat ke danau!" Seru Baekhyun sembari menarik-narik lengan baju Chanyeol.
Chanyeol hanya tersenyum dan mengikuti kemanapun Baekhyun membawanya. Baekhyun benar-benar terlihat bersemangat dan ini membuat Chanyeol merasa senang juga. Baekhyun yang melangkah kesana kemari dengan senyum kekanakkan di wajahnya benar-benar terlihat luar biasa bersinar di mata Chanyeol. Membuat perasaan hangat seketika memenuhi hati Chanyeol.
"Ah, bebek-bebek itu lucu sekali!" Baekhyun menatap bebek-bebek yang berenang di atas danau dengan mata yang berbinar-binar.
"Hey, ini!"
Baekhyun menoleh ketika dia merasakan Chanyeol menepuk bahunya. Dia berbalik dan melihat Chanyeol menyodorkan sekantung makanan bebek ke arahnya.
"Ah, ini?!"
"Aku membelinya disana tadi. Kau pasti mau mencoba memberi makan bebek-bebek itu kan?" Chanyeol berkata.
Baekhyun tersenyum lebar dan menerima kantung berisi makanan bebek itu dengan hati gembira. "Terimakasih, Chanyeol-ah," ucapnya dan kemudian langsung berbalik kembali ke arah bebek-bebek yang berenang di atas danau. "Waktunya makan siang!"
Chanyeol menghela napas panjang dan menyenderkan tubuhnya ke pagar pembatas sembari terus memperhatikan Baekhyun. Sinar matahari hari ini benar-benar begitu menyengat, tetapi Baekhyun tetap saja terlihat bersemangat. Chanyeol tertawa dalam hati. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada saatnya dia menghabiskan waktunya berkeliling taman kota seperti ini. Semua di sekitarnya terlihat benar-benar terang, atau dunianya memang terlihat berbeda karena dia berada disini bersama dengan Baekhyun.
"Sepertinya kau benar-benar bersenang-senang," ucap Chanyeol sembari mengacak-acak rambut coklat Baekhyun.
Baekhyun menganggukkan kepalanya bersemangat. "Ini benar-benar menyenangkan," jawabnya. "Apalagi ada kau disini, jadi semua terasa jauh lebih menyenangkan."
Chanyeol mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya yang terasa panas. "Teruslah mengatakan hal imut seperti itu dan aku akan benar-benar menyerangmu disini," gumamnya.
Baekhyun hanya terkekeh.
"Hey!"
Chanyeol dan Baekhyun menoleh bersamaan ketika mereka mendengar panggilan seseorang. Mereka berdua menoleh dan Chanyeol tampak kaget melihat seorang laki-laki melangkah dengan senyum lebar ke arah mereka. Baekhyun sendiri mengerenyitkan dahinya karena dia tidak mengenal laki-laki itu. Diam-diam Chanyeol menelan ludahnya ketika laki-laki itu semakin mendekat.
"Wah, ternyata ini benar kau, Chanyeol-ah!"
Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan bertanya.
Chanyeol kembali menelan ludahnya. "Uhm, kau siapa ya?" Tanyanya.
Wajah laki-laki di hadapan mereka yang tadinya tersenyum seketika berubah menjadi datar. "Sialan kau! Jangan berpura-pura, kau tahu benar siapa aku," sahut laki-laki itu sembari menepuk lengan Chanyeol.
Chanyeol mendesah pelan. "Aku bercanda," ucapnya.
"Kau selalu saja seperti itu," jawab laki-laki itu dengan nada sebal. "Ngomong-ngomong sudah lama kau tidak datang ke tokoku. Benar-benar tidak biasanya. Kau membuatku khawatir asal kau tahu."
Chanyeol hanya diam menatap laki-laki di hadapannya itu.
Laki-laki itu menoleh ke arah Baekhyun dan kembali tersenyum. "Ah, siapa ini?" Tanyanya. "Kau tidak bersama dengan perempuan hari ini? Apa ini adikmu? Dia manis juga. Perkenalkan, aku Kim Jongdae, teman Chanyeol."
Baekhyun hanya diam karena dia tidak tahu harus mengatakan apa. Di sampingnya, Chanyeol tampak membeku karena semua ucapan yang keluar dari mulut Jongdae. Dalam hati, Chanyeol memaki Jongdae. Jongdae benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya dan dia selalu saja membuat Chanyeol berada di dalam masalah.
"Hey, diamlah!" Seru Chanyeol kemudian.
Jongdae hanya menjulurkan lidahnya ke arah Chanyeol. "Hey, jawab aku. Apa kau adik Chanyeol? Aku baru pertama kali ini melihatmu bersama dengan Chanyeol."
"Bukan," jawab Baekhyun. "Aku bukan adiknya. Dan ngomong-ngomong soal perkataanmu tadi. Uhm, soal wanita. Apa Chanyeol suka membawa wanita ketika dia bertemu denganmu?"
Chanyeol mengurut dahinya frustasi mendengar pertanyaan Baekhyun.
Jongdae tertawa di tempatnya. "Ya, begitulah," jawabnya. "Setiap aku bertemu dengannya, dia pasti akan membawa wanita yang berbeda. Dia benar-benar luar biasa."
"Oh, seperti itu..." Baekhyun menanggapi sembari melirik tajam ke arah Chanyeol.
Chanyeol mengusap wajahnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia kemudian menarik bahu Baekhyun hingga tubuh Baekhyun menempel kepadanya, membuat Baekhyun terkejut seketika.
"Hey, lihatlah, sekarang sudah pukul berapa," Chanyeol mengeluarkan ponsel di sakunya dan tertawa canggung ke arah Baekhyun dan Jongdae. "Ah, Jongdae-yaa, senang bertemu denganmu, tetapi aku dan dia sudah ada rencana lain. Jadi, sampai jumpa lagi."
Jongdae kini yang tampak menelan ludahnya ketika dia melihat senyum di wajah Chanyeol yang tampak menyeramkan. Dari tatapan mata yang Chanyeol berikan kepadanya, Jongdae bisa menyimpulkan bahwa Chanyeol ingin dia untuk cepat pergi dari hadapan mereka.
"Okay, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa lagi, Chanyeol-ah. Jangan lupa mampir ke tokoku lagi nanti," ucap Jongdae sembari melambaikan tangannya dan mulai melangkah pergi.
Chanyeol menghela napas lega ketika Jongdae sudah tidak terlihat oleh kedua matanya lagi. Dia kemudian melirik ke arah Baekhyun yang memandangnya dengan tatapan menuduh. Jongdae benar-benar sialan, maki Chanyeol dalam hati. Chanyeol berpikir bahwa dia benar-benar harus memberi Jongdae pelajaran nanti.
"Ternyata kau single dan susah didekati ketika kau hanya di kampus, huh? Aku tidak tahu kalau kau itu playboy di luar kampusmu," Baekhyun mendengus sembari menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas.
"Kau marah?" Tanya Chanyeol menggaruk kepalanya.
"Tidak," jawab Baekhyun. "Aku hanya kesal."
Chanyeol menghela napas panjang sebelum menarik tubuh Baekhyun untuk berbalik ke arahnya. Dia memegang kedua bahu Baekhyun dan memandang Baekhyun tepat di kedua matanya. "Itu semua masa lalu," ucapnya sungguh-sungguh. "Aku bersumpah aku sama sekali tidak bertemu dengan wanita atau laki-laki manapun setelah aku mengenal dirimu."
Baekhyun merengut menatap Chanyeol, namun beberapa detik kemudian dia tertawa kencang. Dia bahkan sampai terpingkal-pingkal memegangi perutnya, membuat Chanyeol mengerenyitkan dahi menatapnya.
"Baekhyun-ah?"
"Astaga, kau lucu sekali ketika sedang panik seperti ini," ucap Baekhyun sembari menghapus air mata yang keluar di sudut matanya. "Kita seperti bertukar tempat. Selama ini akulah yang selalu dibuat panik karena dirimu."
Chanyeol mendengus dan melepaskan kedua tangannya dari bahu Baekhyun. "Well, maafkan aku karena aku panik," gumamnya.
"Hey, apa kau yang sekarang marah?" Sahut Baekhyun.
"Aku tidak marah!"
"Ya, kau marah!"
Chanyeol memalingkan wajahnya dan kembali mendengus. Baekhyun sendiri terkekeh di tempatnya. Pemandangan di hadapannya saat ini benar-benar luar biasa baginya. Jarang-jarang dia bisa melihat seorang Park Chanyeol bertingkah seperti anak kecil yang sedang marah seperti saat ini.
Baekhyun kemudian meraih salah satu tangan Chanyeol dan menggenggamnya erat, membuat Chanyeol kembali mengalihkan pandangan kepadanya. "Ayo kita kesana sekarang," ucap Baekhyun sembari menunjuk ke arah lain dari taman. "Disana ada air mancur besar. Aku mau melihatnya."
Chanyeol tersenyum tipis. Baekhyun benar-benar hebat. Dia bisa membuat Chanyeol merasa jauh lebih baik hanya dengan menggenggam tangan Chanyeol. "Ah, aku benar-benar laki-laki yang mudah," gumamnya pelan.
"Huh? Kenapa?" Baekhyun menatapnya bingung.
"Tidak. Tidak apa-apa," jawab Chanyeol tersenyum lebar.
.
.
.
.
Hari sudah mulai menjelang malam ketika acara berkeliling taman Baekhyun dan Chanyeol selesai. Chanyeol menghentikan mobilnya tepat di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah Baekhyun seperti yang Baekhyun inginkan dan membantu Baekhyun melepaskan sabuk pengamannya.
"Terima kasih banyak untuk hari ini, Chanyeol-ah. Aku benar-benar bersenang-senang," ucap Baekhyun dengan senyum lebar di wajahnya.
Chanyeol menganggukkan kepalanya. "Senang mendengarnya. Aku juga bersenang-senang," jawab Chanyeol. Dia kemudian mengarahkan pandangannya ke jalan di sekeliling mereka dan kemudian kembali menatap Baekhyun. "Kau yakin aku tidak perlu mengantarkanmu sampai tepat di depan rumahmu?"
"Ah, iya, aku harus mampir ke toko sebentar karena aku harus membeli..." Baekhyun tiba-tiba saja menghentikan ucapannya dan menutup mulutnya. Dia melirik ke arah Chanyeol yang memandangnya dengan tatapan bertanya dan kemudian tertawa canggung. "Itu... Aku... Aku harus membeli apel. Iya, apel!"
Chanyeol menatap Baekhyun dengan tatapan datar. Baekhyun benar-benar buruk dalam berbohong. "Apa kau akan membeli sesuatu yang tidak bisa kau beritahukan kepadaku disana?"
"Eh? Tidak, aku tidak."
"Aha!" Chanyeol mendekatkan tubuhnya pada tubuh Baekhyun dan mengusap bibir Baekhyun dengan jari-jarinya. "Apakah sesuatu itu adalah sesuatu yang nakal, karena itu kau tidak bisa memberitahuku hah?"
"Tidak!" Seru Baekhyun dengan wajah yang sudah memerah padam.
"Jadi, kalau memang bukan itu, maka apa? Beritahu aku dengan bibirmu yang menggemaskan ini," bisik Chanyeol tepat di depan bibir Baekhyun.
Baekhyun memejamkan matanya menikmati napas Chanyeol yang terasa begitu dekat dengannya. Chanyeol baru saja hendak mendaratkan bibirnya di atas bibir Baekhyun ketika Baekhyun tiba-tiba saja mendorongnya sampai tubuhnya menabrak pintu mobil di belakangnya.
"Jangan. Tidak. Aku tidak bisa. Tidak hari ini. Aku harus cepat. Aku yakin eomma sudah menunggu di rumah," ucap Baekhyun sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dan menutupi bibirnya dengan kedua tangannya. Dia kemudian menangkup wajah Chanyeol dengan kedua tangannya dan mendaratkan satu kecupan di bibir Chanyeol dan bergegas keluar dari dalam mobil. "Maafkan aku, Chanyeol-ah. Selamat malam."
Chanyeol menatap kepergian Baekhyun dengan mulut ternganga. "Jangan bilang kalau aku baru saja ditolak," bisiknya.
Baekhyun yang baru saja berhadapan dengannya benar-benar bukan Baekhyun yang biasanya. Pasti Baekhyun sedang menyembunyikan sesuatu yang benar-benar besar dan penting karena tidak biasanya Baekhyun bisa menolaknya seperti itu. Chanyeol merengut. Dia benar-benar penasaran dengan apa yang sedang Baekhyun sembunyikan darinya. Dan tiba-tiba saja ucapannya Baekhyun soal dirinya yang seorang playboy kembali muncul di kepalanya.
"Atau jangan-jangan dia benar-benar marah karena itu..." gumam Chanyeol.
Chanyeol mengusap wajahnya frustasi. Di masa lalu, bisa dibilang semua yang dilakukannya dengan para wanita itu hanyalah sebuah eksperimen. Eksperimen untuk mengetahui apakah dia bisa benar-benar tertarik kepada seseorang. Dia dulu memang begitu bebas dan juga egois. Dia membuang semua wanita itu setelah dia pakai bagaikan benda dan dia juga sudah melukai hati banyak orang.
"Mungkin karma sedang mendatangiku saat ini..."
.
.
To Be Continued...
.
.
Hello semuanya~ Lama tidak berjumpa. Hehe
Ini dia chapter keenam dari Tutor!
I'm so sorry updatenya lama~ Karena ini aku baru pulang dari luar kota setelah ngabisin liburan Tahun Baru sama keluarga besar disana.
Btw, Happy New Year 2018 buat kalian semua yaa~ Semoga tahun ini bakalan menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya buat kita semua~
Dan buat chapter sebelumnya, mungkin ada beberapa yang nanyain Jongin sama Seulgi bakalan muncul lagi atau enggak, dan jawabannya adalah karena seperti yang aku bilang sebelumnya cerita ini lebih kayak kumpulan one or two shot, jadi kemungkinan besar Seulgi sama Jongin gak bakalan muncul lagi di chapter-chapter selanjutnya. Apalagi disini Baekhyun udah mau lulus kan dari SMA, dan bisa dibilang si Baekhyun sama Jongin deketnya cuma di sekolahan sama di tempat maen doang dan Seulgi juga udah nyerah buat ngedapetin kontak Chanyeol di chapter sebelumnya. Lol
Dan buat yang nanyain ini cerita bakalan panjang atau enggak. Hmm, gak tau juga yaa. Kita liat aja nanti. Hehehe. Masih ada banyak hal yang akan terjadi di dalam hubungan mereka~
Dan selama story ini ada To Be Continued nya, maka masih akan ada next chapter yang menanti untuk dipublish. Hehehe
And now I wanna say thank you very much buat kalian yang udah kasih review dan semangat di chapter sebelumnya:
brinabaek, EyiLy, chalienBee04, WinterJun09, LyWoo, VkookMarried, byunhee, PCYLoey, hyuniee86, Guest, park yeolna, YOUR READER 04, mawar biru, hunniehan, ChanBaekGAY, baekfrappe, FildavA, ParkHyonie6104, Yana Sehunn
You guys are the best as always!
Buat kalian yang udah follow dan favorite cerita ini juga, terima kasih banyak~
Jangan lupa tinggalin review yaa~ Hehe. Kritik dan saran juga selalu dinanti, dan kalau kalian punya pertanyaan soal cerita ini, jangan sungkan untuk bertanya. I'll try my best to always answer you, guys~
So, now, see you guys soon in the next chapter!
Bubye~