Dreams

Fanfict by NatsukiNa

All Original Characters belong to Naruto - Masashi Kishimoto-sensei

For event #FLORE2017

Theme : Beautiful Miracle

Sai Ino

always

enjoy

.

.

.

.

.

Aku bermimpi.

Kembali ke masa lalu.

Saat aku masih di akademi. Bersama Sakura, Chouji, dan Shikamaru.

Aku ingat aku masih menyukai Sasuke.

Dia sangat tampan, mempesona, namun dingin…

Tapi itu tidak menyurutkan rasa cintaku.

Maka dari itu, aku bertekad sepulang sekolah nanti, aku akan memberinya bunga.

Mawar putih yang artinya aku mencintaimu dengan tulus.

*

"Sasuke, aku menyukaimu,"

Akhirnya aku mengatakan itu padanya. Walaupun waktu dan tempatnya kurang tepat untuk menyatakan cinta, tapi toh aku tak peduli.

Kami sedang berada di pinggir jalan, yang itu artinya tentu saja banyak orang berlalu lalang di sekitar kami. Hari sudah malam, aku tadi keasikan bermain dengan Sakura dan Hinata, jadi aku lupa dengan tujuan awalku, hehee… Untunglah Sasuke juga baru pulang latihan, entah dengan siapa dan dimana. Aku berhasil mengejarnya dan meminta waktunya sebentar untuk mendengarkan isi hatiku.

Tapi beberapa detik usai aku menyatakan perasaanku padanya, Sasuke hanya diam saja. Ia bahkan menatapku dengan tatapan kosong...

"Sasuke?"

Aku menyodorkan setangkai bunga untuknya. Mawar putih untuk cinta yang tulus. Kurasa itu tak terlalu berlebihan, mengingat Sasuke adalah orang yang pendiam.

Sasuke tetap diam. Tak bergeming. Bahkan tangannya tak terulur untuk menerima bungaku. Ia akhirnya menatapku dengan sadar lalu beralih pada bunga yang kugenggam.

Hanya itu.

Ia menggeleng pelan, lalu membalikkan badan, dan pergi.

Aku menggenggam bunga itu makin erat.

Hanya untuk mengalihkan rasa sakit di hatiku selepas kepergian Sasuke.

Sasuke makin jauh. Tanpa ragu ia meninggalkanku. Dan tak sekali pun ia berbalik. Jangankan berbalik, bicara saja tadi tidak. Ia hanya terus berjalan. Sampai punggungnya ditutupi bayang orang lain.

"Hei lihat, itu Ino,"

Sial.

Trio brengsek Naru-Shika-Cho melihatku yang baru saja ditolak Sasuke.

"Dia memberi bunga untuk Sasuke, tapi Sasuke menolaknya,"

CUKUP!!!

Segera ku ambil ancang-ancang kaki untuk berlari mengejar mereka. Dan tentu saja juga untuk memukul mereka habis-habisan. Aku tak peduli kalau nantinya di rumah aku akan dimarahi oleh ayah juga paman Shikaku dan paman Choza.

"TUNGGU KALIAN!!! JANGAN LARIII!!! AKAN KUHAJAR KALIAN SAMPAI BABAK BELUR!!!!!"

Trio Naru-Shika-Cho berlari dengan sangat cepat. Sial!! Tak kusangka si gendut Chouji bisa lari secepat itu. Giliran latihan, malasnya minta ampun...!

Aku berhenti. Terengah-engah. Capek. Tanganku terasa sakit.

Bunga mawar putih itu rupanya masih kugenggam…

Aku berdiri di tengah keramaian orang. Malam rasa-rasanya semakin ramai. Orang-orang bergantian hilir mudik. Tak ada yang memperhatikan anak perempuan kecil yang baru saja patah hati.

Aku.

Rasanya masih sakit ditolak Sasuke.

Kenapa Sasuke bahkan tak mau mengambil bunga ini?

Seorang anak laki-laki asing melihatku. Aku merasakannya. Aku pun menoleh padanya.

Kotor, lusuh, dan banyak bekas luka.

Siapa dia?

Dia hanya diam melihatku. Matanya hitam, rambutnya hitam, pakaiannya pun serba hitam. Dia hanya berdiri tegak di tempatnya sambil terus melihatku.

Aku benci melihatnya.

"Apa lihat-lihat hah?!"

Ia kaget. Tapi ia tetap tak beranjak. Matanya hanya menatap turun, merasa tak nyaman.

Tiba-tiba aku jadi semakin benci. Aku baru sadar anak laki-laki itu mirip dengan Sasuke.

Kenapa ia bahkan tak mau menerima bungaku?!!!

Aku melempar bunga itu. Tepat di hadapan anak laki-laki asing itu yang tak tahu apa-apa.

Aku tahu aku salah. Tapi tetap saja. Aku hanya ingin membuang rasa benci dan kecewaku.

Anak laki-laki itu tersentak, matanya terpaku pada mawar putih yang kini teronggok tak berharga di tanah kotor. Aku tak peduli. Aku kemudian berjalan cepat melewatinya. Aku ingin pulang. Aku ingin istirahat. Aku ingin mandi. Aku ingin tidur. Aku ingin lupa.

.

.

.

.