Pelangi

JAEYONG!

Jaehyun x Taeyong

With

Mark x Haechan

Yuta x Winwin

Taeil x Doyoung

Other couple akan bertambah sesuai jalannya cerita.

Warning: Boys Love, romance gagal, school life, lil bit hurt, tidak sesuai KBBI, typo everywhere

.

.

.

Paginya, Taeyong terbangun saat mendengar ponsel miliknya berdering bertanda ada yang menelpon. Ia membuka matanya perlahan, membiasakan cahaya masuk kedalam retinanya. Setelah matanya terbuka sempurna, ia mengambil ponselnya yang saat itu juga telah berhenti berdering. Menghela napas, Taeyong hendak melanjutkan tidurnya lagi sebelum—

"Tunggu, ini.. dimana?"

Lelaki manis bersurai pink itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ini bukan kamarnya. Batin Taeyong dalam hati. Lalu pandangannya jatuh pada gumpalan disampingnya, perlahan ia membuka selimut yang membungkus tubuh seseorang, dan saat itu juga ia berteriak kaget.

"HUAHH."

Manusia disampingnya bergerak, merasakan ada keributan yang ditimbulkan oleh Taeyong. "Oh Taeyong, kau sudah bangun?"

"Sudah bangun kepalamu! Apa yang—shh sialan pantatku sakit sekali!" ucap Taeyong sambil berusaha duduk tetapi tertunda karena bagian belakangnya yang terasa sakit. "Semalam kau apakan aku?!"

Jaehyun mendudukkan tubuhnya, ia menggaruk belakang kepalanya, gugup. "Eh.. anu, kita.. semalam—"

"Kau memperkosaku?! Brengsek Jaehyun!" Taeyong memukul tubuh Jaehyun dengan brutal, "kau tau kan aku ini lurus! Lagipula kalaupun aku menjadi gay aku akan—sshh sial ini sakit sekali." Taeyong terus meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

"Maafkan aku, lagipula semalam kau yang.. memintanya terlebih dahulu." Jaehyu mengecilkan suaranya diakhir kalimat, takut-takut jika Taeyong langsung menendangnya saat ini juga. Tapi yang terjadi malah saat ini Taeyong tengah melamun, entah memikirkan apa.

Taeyong terdiam. Tiba-tiba ingatannya semalam terulang seperti film didalam kepalanya. Ia mengerang frustasi. Kalau seperti ini siapa yang salah?

Ia melirik lagi kearah Jaehyun yang masih setia menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Inginnya sih ia memukuli lelaki itu sampai babak belur, tapi apa mau dikata? Disini ia yang memulai duluan jadi ini bukan sepenuhnya salah Jaehyun.

"Taeyong?"

"Sudahlah, aku ingin pulang." Ujar Taeyong sambil membuang mukanya. Ia hendak berdiri dari tempat tidur tapi ia urungkan karena demiapapun ia masih telanjang bulat dan disampingnya masih ada Jaehyun. Taeyong tidak ingin kebobolan untuk yang kedua kalinya oke?!

Dengan bingung ia celingukan mencari pakaiannya yang berceceran entah kemana. Jaehyun yang melihat itu tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Lalu lelaki bersurai cokelat itu membuka suaranya kembali.

"Kau mandilah dulu, biar nanti aku siapkan baju yang baru untukmu."

Taeyong menoleh kearah Jaehyun dan dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak usah aku akan langsung—"

"Apa kau yakin akan pulang dengan keadaan seperti itu? Terlebih aroma tubuhmu mengeluarkan aroma khas seperti orang yang telah melakukan sex."

Pipi Taeyong memerah mendengar kalimat vulgar Jaehyun. Sialan sekali. Dan kenapa pula dirinya menjadi salah tingkah? Apa pengaruh alkohol masih menguasai dirinya? Oke bagus sekali, Lee.

"Baiklah baiklah aku akan mandi." Taeyong menatap Jaehyun dengan pandangan galak, tapi justru malah terlihat sangat menggemaskan. "Aku akan pergi ke kamar mandi, jadi sekarang kau harus menutup matamu. TIDAK BOLEH MENGINTIP!"

Jaehyun ingin tertawa tetapi ia menahannya, langsung saja ia menutup kedua matanya sesuai dengan perintah yang diberikan Taeyong. lalu ia bisa merasakan jika Taeyong sudah turun dari tempat tidurnya. Beberapa menit ia tidak mendengar suara apa-apa, ia pikir mungkin Taeyong sudah masuk kedalam kamar mandi. Jadi ia memutuskan untuk membuka matanya, tapi sepertinya itu bukanlah ide yang bagus karena...

"Hei Jaehyun dimana letak kamar mandinya—ASDFGHJKL KENAPA KAU MEMBUKA MATAMU?!"

Ya begitulah, pada saat Jaehyun membuka matanya, ternyata Taeyong tengah berdiri tepat dihadapannya tanpa menggunakan sehelai benangpun. Catat sekali lagi, full naked. Dan Jaehyun tidak tau ia harus mengucap syukur, atau malah mengutuk Taeyong karena membuatnya terangsang dipagi hari.

.

.

.

Pelangi

Dengan langkah yang terseok, Taeyong melangkah memasuki Rollin' Cafe. Disana ia bisa melihat sahabat-sahabatnya sudah duduk disebuah meja yang membentuk lingkaran. Setelah sampai ia langsung duduk dengan perlahan, suara ringisannya pun tidak dapat ia hindari sehingga sahabat-sahabatnya disana bisa mendengarnya.

"Hoi Taeyong, apa terjadi sesuatu denganmu? Ku lihat kau berjalan aneh saat masuk kesini." Tanya Doyoung saat Taeyong mendaratkan bokongnya pada kursi.

"Tadi aku terpeleset dikamar mandi."

"Kenapa bisa? Lalu apa ada yang luka? Atau patah tulang?" kali ini Johnny bertanya dengan hebohnya.

"Bitch please kata-katamu sungguh mengejek. Aku baik-baik saja Seo." Taeyong bersungut-sungut, kemudian ia mengalihkan perhatiannya pada Yuta yang sedang serius membolak-balik buku.

"Tugas apa yang akan kita kerjakan?"

Ya, mereka berkumpul di cafe bukan hanya sekedar nongkrong biasa, tetapi mereka mengerjakan tugas kelompok. Sial dua kali padahal rencananya hari ini Taeyong ingin berbaring saja ditempat tidurnya. Pantatnya itu masih sakit, serius. Setelah tadi Jaehyun mengantarnya pulang, ia langsung pergi begitu saja, entahlah ia terlalu malu untuk menampakkan wajahnya dihadapan lelaki tinggi itu.

"Temanya tentang penyakit penularan seksual." Ucap Yuta tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya. Kalau ada yang berbau sex, pasti Yuta akan selalu menjadi orang nomor satu yang mengerti.

Taeyong terdiam, dahinya mengkerut dalam. Kenapa rasanya seperti ada yang aneh?

"Ada Aids, HIV Aids, dan ATM." Johnny menyebutkannya sambil menghitung dengan jarinya.

"Tidak hanya itu, lalu ada juga Chlamydia & GO, Syphilis, Tinea Crusis, dan—

Plak Plak

"Dasar otak mesum!" Doyoung yang duduk diantara keduanya menggeplak dengan sadis kepala Yuta dan Johnny. Mereka bertiga tidak menyadari perubahan raut wajah sahabat mereka.

"Aku ingin bertanya tolong yang tau jawab dengan serius." Taeyong membuka suaranya, "jika kita melakukan sex tanpa kondom, baik laki-laki maupun wanita siapa yang lebih beresiko?"

Hening. Ketiganya menatap Taeyong dengan pandangan aneh. Merasa risih, akhirnya Taeyong menggebrak mejanya.

"YAH! Aku bertanya pada kalian!"

Mereka bertiga akhirnya tersadar. Johnny berdeham, Doyoung melirik Yuta. Sedangkan Yuta? Ia tengah bingung memikirkan jawabannya.

"Ngg, bagaimana ya? Tapi berdasarkan hasil penelitian, wanita lebih beresiko karena vaginanya lebih mudah terluka. Itu yang aku tau." Jelas Yuta, kemudian ia mendekatkan dirinya kearah Taeyong. memangnya kenapa kau bertanya seperti itu? apa kau ingin memberitau kami jika kau sudah bercinta dengan Jennie?" ia mengecilkan suaranya diakhir kalimat, tapi seisi meja itu masih bisa mendengarnya.

Taeyong berpikir sejenak setelah mendengar kata-kata Yuta. Kemudian sadar jika Yuta bertanya hal yang tidak seharusnya ia tanyakan. "Tidak."

"Eiyy ayolah mengaku saja." Johnny menatap Taeyong menggoda sambil menaik turunkan alisnya.

"Aku bilang tidak! Diamlah kalian!"

Kemudian mereka semua diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi itu tidak bertahan lama karena lagi-lagi si mesum Yuta membuka suaranya dengan pertanyaan yang aneh-aneh.

"Hei kalian, apa kalian tau perbedaan lelaki straight dengan gay?"

"Aku tau aku tau!" suara Johnny terdengar sangat antusias.

Puk

"Berhenti." Doyoung memukul tangan Johnny, "biarkan Nakamoto berbicara. Dia kan suka berbicara hal-hal yang kotor. Jadi, ayp silahkan bericara Mr. Nakamoto."

"Wow buddy, i love you." Ujar Yuta dramatis. "Kau satu-satunya yang paling mengerti diriku." Kemudian Yuta dan Doyoung ber high five ria sambil terbahak-bahak. Sangat memalukan, pikir Taeyong.

"Oke kita mulai." Yuta melihat kearah bukunya lagi, yang lain menyimak. "Jika kalian ingin membedakan straight dengan gay..." dan bla bla bla.

Taeyong tidak bisa fokus mendengarkan karena pikirannya melayang ke satu orang. Orang yang telah merenggut keperjakaannya. Orang yang sialnya membuat dirinya lupa jika ia sudah memiliki Jennie.

"—Jadi apa kalian termasuk lelaki straight ataukah gay?" suara Yuta kembali terdengar oleh Taeyong.

"Aku sih sudah pasti straight." Ucap Johnny dan Doyoung secara bersamaan. Kemudian keduanya terlihat kaget, setelah itu mendengus satu sama lain.

"Kalian? Hahaha jangan-jangan kalian berjodoh." Yuta tertawa keras saat melihat kekompakan keduanya.

"Tidak mungkin!" seru mereka berbarengan lagi. Yuta makin tertawa dengan kerasnya, sedangkan Taeyong? masih tenggelam didalam pikirannya.

"Hei Taeyong, bagaimana denganmu? Atau jangan-jangan semalam saat kau diantar Jaehyun kalian melakukan sex ya?"

Mampus. Kenapa tebakan Johnny sangat tepat? Kalau begini Taeyong kan jadi panik. Apa jadinya jika kau melakukan sex disaat kau sudah memiliki kekasih? Terlebih partnermu adalah seorang kelaki. Sial tiga kali hari ini untuk Taeyong.

Lama-lama Taeyong merasa pusing, akhirnya ia izin kekamar mandi dan segera bergegas. Sesampainya dikamar mandi Taeyong membasuh wajahnya tiga kali, lalu menatap dirinya dikaca. Diam melamun memikirkan kejadian semalam. Masih tidak percaya kalau teman semasa SD dan SMPnya menidurinya dalam keadaannya yang mabuk. Tapi kenapa rasanya ia tidak menyesal sama sekali? Sebenarnya kenapa ia?

"Jung Jaehyun."

"Aku pikir itu adalah nama yang cukup familiar."

Taeyong tersentak, ia membalikkan tubuhnya dan melotot kaget melihat ketiga temannya ada dibelakangnya. Dan dengan bodohnya barusan ia menggumamkan nama Jaehyun.

"Sial, kenapa kalian mengikutiku?!"

Yuta, Johnny dan Doyoung memutuskan untuk mengikuti Taeyong diam-diam karena mereka merasa jika ada yang aneh dengan sahabatnya itu. dan benar saja apa yang mereka pikirkan ternyata benar adanya.

"Bagaimana dengan seme dan uke? Bagaimana cara kita membedakannya?" Doyoung bertanya dengan wajah sok polosnya membuat Taeyong menggeram frustasi.

"Astaga! Pertanyaan bodoh macam apa itu? sudahlah lebih baik aku pulang saja. Kepalaku benar-benar meledak jika terus bersama kalian." Taeyong berjalan melewati mereka bertiga dengan langkah yang tertatih. Yuta yang belum membuka suaranya pun akhirnya bersuara saat melihat cara jalan Taeyong yang aneh.

"Seme atau uke aku tidak perduli. Yang aku tau Taeyong sudah kehilangan 'belakangnya' sekarang."

Dan perkataan Yuta sukses membuat Taeyong membeku seketika.

.

.

.

Pelangi

Hari ini Taeyong tengah menunggu Jennie disebuah mall. Kekasihnya itu kemarin menghubunginya dan mengajak menonton film bersama setelah pulang sekolah. Dengan ragu Taeyong menyetujuinya dan disinilah ia sekarang. Perasaan sakit itu muncul lagi ketika mengingat jika wanita itu sudah menduakannya. Tapi ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi berpura-pura tidak tau bukan masalah yang besar kan?

"Taeyong!" panggil seseorang, membuat yang dipanggil menoleh kearah suara. "Hai, sudah lama menunggu?"

Ia menggeleng, lalu memaksakan senyumnya. "Tidak juga, aku baru sampai 10 menit yang lalu." Bagus Lee, 10menit kepalamu! Kau sudah menunggunya selama 45menit.

Jennie mengajaknya makan, tetapi Taeyong bilang filmnya sudah akan dimulai. Ia yang membeli tiketnya sejak sampai, padahal ia berharap bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Jennie. Karena jujur saja ia merindukan kekasihnnya itu.

Akhirnya mereka langsung menuju bioskop. Dan benar saja, tepat mereka masuk filmya dimulai. Tak lupa sebelum masuk studio Taeyong membeli popcorn dan minuman untuk mereka berdua.

Setengah jam film diputar, dan tidak ada pergerakan dari Taeyong maupun Jennie. Kenapa ini rasanya sungguh awkward?! Sebenarnya Taeyong ingin melakukan skinship seperti biasanya entah itu merangkul, atau memegang tangannya. Tapi ia tidak bisa. Pikirannya selalu melayang kearah.. Jaehyun? Astaga apa yang ia pikirkan sebenarnya?

Karena terlalu asik dengan pikirannya, ia tersentak kecil saat merasakan bahunya memberat. Ia menoleh dan melihat Jennie menyandar pada bahunya. Lalu wanita itu melihat kearahnya sambil tersenyum. Biasanya Taeyong akan balas tersenyum dan dengan senang hati ia akan merangkul bahu kekasihnya itu. tapi kali ini—

"Ehmm, maaf Jen, bahuku sedang pegal." Taeyong malah menyingkirkan kepala kekasihnya itu dan manjauhkan tubuhnya. Ia melirik kearah Jennie dan bisa ia liat raut wajah wanita itu berubah cemberut. Sial Taeyong apa yang kau lakukan?!

Ia tidak mengerti. Ada yang mengganjal didalam hatinya. Ia yakin pasti itu karena Jennie menduakannya. Tapi bukankah ia juga menduakan Jennie?

Seseorang datang dan duduk tepat disampingnya. Lalu tiba-tiba orang itu menggenggam tangannya. Taeyong hampir saja memekik kalau saja orang itu tidak menutup mulutnya.

"Jaehyun?! Kenapa kau bisa disini?" Bisik Taeyong, takut-takut suaranya membuat kekasihnya dengar. Ia menoleh kearah Jennie dan ternyata kekasihnya itu sedang asik dengan ponselnya. Wajah wanita itu terlihat senang atau mungkin bahagia? Taeyong tersenyum kecut melihat itu.

"Tenanglah, aku disini." Ucap Jaehyun sambil mengelus lembut tangan Taeyong.

Taeyong menggigit bibirnya, menahan air matanya yang mendesak keluar. Hatinya sakit melihat kekasihnya sendiri terang-terangan mengabaikannya. Bahkan wanita itu tidak menyadari kehadiran Jaehyun disamping Taeyong.

"Hiks.." isakan itu akhirnya keluar. Untungnya suara filmnya keras, jadi tidak terlalu terdengar.

"Shh, jangan menangis." Jaehyun ingin sekali memeluk tubuh mungil itu, tetapi ia tidak bisa karena Jennie masih ada disana. Akhirnya ia hanya terus mengelus tangan Taeyong agar setidaknya lelaki itu sedikit tenang. Tapi itu tidak mempan sama sekali. Jaehyun memutar otaknya dan akhirnya ia teringat sesuatu. Ia mengambil sesuatu didalam tasnya, membuka bungkusnya lalu menyuapkan kemulut Taeyong.

Jaehyun bisa melihat jika lelaki yang sedang menangis disampingnya itu terdiam saat memakan cokelat pemberiannya. Taeyong menoleh kearah Jaehyun setelah selesai mengunyah makanan kesukaannya itu. kemudian Jaehyun memberikan cokelat itu dan Taeyong tersenyum, berenti menangis lalu memakan cokelat itu walaupun airmatanya masih menetes sesekali. Jaehyun tersenyum melihatnya, melihat genggaman tangan mereka dengan tangan Taeyong yang dengan erat memegang tangannya.

Filmpun selesai. Mereka bertiga keluar dari theater dengan Taeyong dan Jennie berjalan berdampingan, dan Jaehyun berjalan dibelakang mereka.

"Terimakasih untuk hari ini, Taeyongie." Ucap Jennie sambil tersenyum lebar. Ia tidak menyadari raut Taeyong, mungkin wanita itu juga tidak mau peduli.

"Oh, ada teman Taeyong juga ya? Hai aku Jennie, kekasih Taeyongie." Jennie menyodorkan tangannya kearah Jaehyun.

"Jaehyun." Ia menjabat tangan wanita itu dan tersenyum kaku, 'calon kekasih Taeyong.' tambahnya dalam hati.

"Oke, kalau begitu aku duluan ya? Sepupuku sudah menjemput. Bye Taeyongie dan Jaehyun!"

Jennie melambaikan tangannya sambil berjalan pergi. Taeyong yang melihat itu terdiam sesaat kemudian ia berjalan kearah berlawanan. Jaehyun menyamakan langkahnya dan berjalan disamping lelaki manis itu.

"Kau baik-baik saja?"

Tidak ada jawaban. Taeyong terus berjalan tanpa menanggapi perkataan Jaehyun. Sejujurnya Taeyong juga tidak tau apa yang ia rasakan sekarang. Sakit? Sudah pasti, tetapi perasaan sakit itu menghilang sejak kedatangan Jaehyun. Aneh memang.

"Omong-omong, kenapa kau bisa ada disini?"

Jaehyun mengangkat kedua bahunya acuh. Aku les disekitar sini. Lalu aku melihatmu dengan kekasihmu. Kupikir kau sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja makannya aku memutuskan untuk mengikutimu."

Taeyong menghentikan langkahnya, ia memusatkan perhatiannya pada lelaki tinggi disampingnya itu. "Jaehyun? Soal malam itu..."

"Lupakanlah, aku yang salah karena bisa-bisanya aku memanfaatkanmu yang sedang dalam keadaan mabuk. Maafkan aku. Aku tau mungkin maafku saja tidak akan cukup, apalagi tidak akan bisa memperbaiki keadaan. Jadi aku serahkan semuanya padamu. Aku akan terima apapun konsekuensinya.

Taeyong terdiam sesaat. Mereka saling berhadapan dan menatap satu sama lain. Jaehyun menunggu dengan was-was jawaban dari lelaki mungil dihadapannya. Siap tidak siap ia harus menerima keputusan Taeyong apapun itu.

"Jaehyun? Ayo kita lakukan lagi."

"...hah?"

"Ayo kita lakukan—

Sex seperti malam itu."

.

.

.

TBC

Yayy i'm back with chap 2. So, saran dan tanggapannya?

Btw ini mereka semua aku bikin sekelas, jadi jangan bingung kalo gak ada yg panggil hyung satu sama lain yaa. Kalo ada yg kurang jelas silahkan ditanyakan~

Reviewnya aku tunggu guiseeee.:DD