Pelangi
JAEYONG!
Jaehyun x Taeyong
With
Mark x Haechan
Yuta x Winwin
Taeil x Doyoung
Other couple akan bertambah sesuai jalannya cerita.
Warning: Boys Love, romance gagal, school life, lil bit hurt, tidak sesuai KBBI, typo everywhere
.
.
.
Taeyong Pov
"Halo semuanya! Apa kabar? Hmm sepertinya aku sudah lama tidak menyapa kalian. Banyak tugas akhir-akhir ini dan aku belum mengerjakannya satupun, menyebalkan sekali. Apa kalian juga bernasib sama sepertiku?"
Bip bipp
"Sebentar, temanku menelpon."
"Ahh, temanku mengajak bermain, tapi aku sedang tidak dalam mood yang bagus. Baiklah, jadi alasanku merekam ini adalah bukan karena aku ingin mempromosikan make up milik kakakku, tetapi aku ingin bercerita kalau... saat ini aku sedang patah hati."
Taeyong Pov End
Ia bukanlah seorang vlogger, hanya saja ia suka merekam kesehariannya dan mengunggahnya di channel youtubenya. Padahal yang ia unggah hanya dirinya yang menjadi bahan percobaan tutorial makeup milik kakaknya, ataupun curhatan-curhatan ala anak SMA yang entah itu curhatan senang maupun galau. Tapi tidak tau bagaimana ceritanya, video yang ia unggah selalu mendapat banyak perhatian dari orang-orang diluaran sana. Taeyong berpikir mungkinkah karena ia memiliki wajah yang tampan? Atau karena mereka ingin belajar tutor makeup? Ia tidak mau ambil pusing, yang terpenting adalah masih ada orang yang mau mendengarkan dan memberi solusi akan curhatan-curhatannya.
Saat ini Taeyong sedang asik membalas chat dari teman-temannya. Terkadang ia terkikik sendiri melihat komentar temannya yang berkata jika ia adalah lelaki terimut yang mereka punya. Lelaki imut apanya? Taeyong itu tampan tau!
Cklek
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok wanita cantik yang umurnya 3 tahun diatasnya.
"Taeyong!" seru Taeyeon, kakak perempuan Taeyong yang saat ini sudah duduk disampingnya sambil berusaha melihat isi ponsel lelaki manis itu.
"Sedang apa kau haa? Melihat film porno yaa?"
"Aish noona! Aku bukan seorang cabul!?"
"Ahh benarkah? Coba aku lihat~" Taeyeon berusaha merebut ponsel adiknya, mereka berebut dan saling mendorong. Taeyong segera mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.
"Astaga noona! Berhentilah! Sebenarnya ada apa kau kesini hah?!"
"Ckck galak sekali." Taeyeon menggelengkan kepalanya. "Ah iya aku lupa! Aku kesini ingin memberitau kalau aku baru saja selesai membuat ranibow cake~"
Mendengar itu, mata Taeyong langsung berbinar, "rainbow cake?" Ulangnya. "Mana? Dimana noona aku ingin memakannya!"
Taeyeon mencibir, tadi mengusirnya, sekarang langsung bertingkah sok imut begitu. "Ada dibawah, tapi biarkan aku melihat isi ponselmu terlebih dahul—"
Tanpa mendengar ucapan Taeyeon sampai selesai, Taeyong langsung lompat dari tempat tidurnya dan berlari kebawah untuk menjemput makanan tercintanya. Sesampainya dibawah ia disambut oleh Tiffany, sahabat sehidup semati kakaknya itu.
"TADAAA~"
Tiffany berteriak heboh saat Taeyong menampakkan kakinya pantry, mulut lelaki manis itu terbuka lebaw sambil menatap kue bundar berukuran sedang yang tengah dipegang oleh Tiffany.
"Whoa, Taeyon noona yang membuatnya?"
"Tentu saja kami berdua!" Seru keduanya, sekarang Taeyeon sudah berdiri disamping Tiffany, tepat dihadapan Taeyong. "Nah sekarang cobalah, aku jamin kau pasti akan jatuh cinta dengan kue buatanku."
"Sombong sekali." Taeyong menggerutu, kemudian merebut kue itu dari tangan Tiffany. "Baiklah, selamat makan~"
"YAH! Kenapa kau gigit kuenya, bodoh?!"
Taeyong tidak menjawab, ia malah asik mengunyah sambil memejamkan matanya. Sesekali bergumam 'hmm' tanda ia menikmati kuenya.
Setelah beberapa kali menggigit kue yang sekarang bentuknya sudah tidak elit lagi, Taeyong dengan mulut belepotannya menghampiri Taeyeon lalu memeluknya dari samping dan—
CUP
ia menecup pipi Taeyeon. "Kuemu sangat enak noona, tapi sekarang sudah terlalu malam dan aku tidak mau gigiku bolong-bolong karena memakan makanan manis dengan posri banyak. Jadi itu aku sisakan untukmu, terimakasih aku menyayangimu, Taeyeon noona! Oh aku juga menyayangimu Tiff noona. Aku tidur, goodnight!"
butuh waktu sepersekian detk untuk Taeyeon sadar jika adiknya itu sudah mengotori pipinya, hampir saja ia melemparkan piring beling kearah Taeyong tapi untung saja Tiffany keburu menahannya.
"SIALAN KAU LEE TAEYONG!"
.
.
.
Pelangi
Sesampainya dikamar, Taeyong duduk bersandar di headbord tempat tidurnya. Ia mengambil sebuah figura fotonya dengan seseorang dengan tatapan sendu. Pikirannya melayang mengingat kejadian yang menimpanya hari ini.
Ia mengambil ponselnya setelah meletakkan figura itu ketempat asalnya, kemudian memplay video yang tadi ia rekam.
'Tentang hari ini... aku sedang patah hati. Tadi siang aku melihat kekasihku jalan berdua dengan lelaki yang satu sekolah dengannya. Mereka akan menonton film. Aku tidak berani langsung menghampirinya, aku juga tidak ingin putus dengannya. Betapa pengecutnya aku. apa yang harus aku lakukan? Aku terlalu mencintainya. Aku tidak bisa memutar balikkan ataupun memajukan waktu.'
Taeyong menekan tombol stop pada ponselnya. Kemudian merenung memikirkan betapa menyedihkannya nasibnya saat ini.
..
Taeyong memasuki sekolahnya dengan langkah gontai, dirinya benar-benar tidak ingin bersekolah saat ini. Moodya pun belum membaik dari kemarin. Ia terus berjalan dengan pandangan kosong, persis seperti mayat hidup.
Johnny sedang duduk dibangku taman sekolah sambil berkaca menggunakan ponselnya, sesekali menggumam 'kau sungguh tampan Seo Youngho!' mengagungkan betapa tampan wajahnya itu. saat ia memasukkan ponselnya kedalam saku celananya, ia melihat seseorang yang amat sangat dikenalnya berjalan pelan kemudian ia memanggilnya.
"Taeyong! Hei Lee Taeyong!"
Yang dipanggil terus saja berjalan tanpa memandang sekitarnya. Bahkan Taeyong tidak menyahut saat ia memanggilnya. Johnny yang bingung segera menghampiri sahabatnya itu.
"Hei!" seru Johnny saat ia berhasil mengejar Taeyong. bisa ia lihat lelaki yanbg jauh lebih pendek dibawahnya itu tersentak kecil, namun setelah itu lelai manis bersurai pink itu kembali melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Johnny.
Dengan tidak sabaran, Johnny langsung saja menarik paksa tangan Taeyong dan membawanya ke kursi taman. Ia memandang lekat wajah Taeyong dan detik itu juga ia sadar ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
"Apa yang terjadi denganmu?"
Taeyong diam tidak menjawab. Tidak menyerah Johnny menyenggol tubuh sahabtnya itu, "Ada apa denganmu, dude?" tanyanya sekali lagi. Dan berhasil. Sepertinya Taeyong terusik dengan perlakuan Johnny.
"Mengapa kau datang ke sekolah pagi sekali?"
Johnny menatap taeyong tidak percaya. "Oh c'mon Taeyongie, aku sedang bertanya tapi kenapa kau malah membahas hal yang out of topic?!"
Sahabatnya itu terdiam lagi, Johnny mengeluarkan ponselnya kembali hendak berkaca namun tiba-tiba Taeyong menyenderkan kepalanya dibahu miliknya.
"Aish aku bisa gila!"
"Kau ini kenapa sih?" Johnny memegang kepala Taeyong lalu menangkup pipi tirus itu dengan satu tangannya. "Wajahmu terlihat seperti orang yang sedang patah hati."
"Kenapa kau menebaknya dengan tepat?!" Taeyong memekik saat mendengar ucapan Johnny, matanya membesar dan mulutnya membentuk huruf 'o' sangat berlebihan sekali.
"Holly shit! Sungguh? Dengan Jennie?!" Johnny menggoyangkan tubuh Taeyong, "padahal kita kemarin sudah susah payah membantumu, tapi kenapa ia memutuskanmu? Katakan saja, ayo cepat!"
Taeyong menghembuskan napasnya, lalu ia menceritakan semuanya kepada Johnny, tanpa terlewat sedikitpun. "Kejadian patah hatiku terjadi kemarin saat waktu sekolah, kau ingat bukan?"
Flashback
Kelas 2-B sedang duduk berkumpul di lapangan sekolah. Mereka terlihat sedang memasukkan kelopak bunga ke lidi, tidak tau untuk apa dan fusngsinya pun buat apa. Dan Johnny dengan sintingnya malah bernaynyi sambil berputar-putar, membuat kepala mereka semakin berenyut sakit.
"Hoi! Sebenarnya mata pelajaran apa yang sedang aku pelajari?!" teriak Yuta kesal sambil membuang hasil karyanya. Yang lain langsung memandang Yuta sebentar sebelum melanjutkan acara mar-kita-memasukkan-bunga-kedalam-lidi membuat Yuta semakin frustasi.
Lama mereka terdiam karena terlalu serius mengerjakan bunga-bunga sialan itu, lalu kemudian ponsel Taeyong berdering. Ia langsung tersenyum lebar saat melihat id yang tertera dilayar ponselnya.
"Hai Jennie."
"Taeyong, tolong aku. aku terjebak dikamar mandi. Seseorang sedang bertengkar didepan kamar mandi dan aku tidak bisa keluar."
Ia berdiri dari duduknya, "hah?! Dimana kau sekarang?" tanya Taeyong panik.
"Lotte. Bisakah kau kesini?"
"Ya aku akan segera sampai disana dalam 10menit."
Ia mematikan ponselnya. Kemudian langsung menatap sahabat-sahabatnya. "Kalian, bisakah kalian membantuku?"
"Apa?"
Taeyong langsung berbisik kepada Johnny, lalu dengan wajah kagetnya Johnny berbisik kepada Yuta, lalu Yuta berbisik kepada Taeil, dan terakhir Taeil berbisik pada Doyoung yang masih duduk dan tiba-tiba saja ia berdiri dengan ekspresi horror.
"Hah? Bolos kelas?!"
Taeil dengan cepat segera membekap mulut besar Doyoung, mengisyaratkan untuk diam.
"Ah aku punya ide." Saut Johnny. Lalu mereka menuruti ide Johnny dengan mengendap-endap kabur melewati pintu belakang sekolah. Namun naas baru beberapa langkah, mereka tertangkap basah oleh Choi Songsaenim.
"Hei, sedang apa kalian hah?!"
Tubuh mereka menjadi kaku. Lalu Yuta yang pertama kali sadar dari keterkejutannya langsung berteriak, "LARIIII."
Mereka berlari tunggang langgang, sesekali menoleh kebelakang memastikan guru killer itu mengejar atau tidak. Karena terlalu panik, Johnny yang berlari dibarisan paling depan menabrak seseorang yang tengah berdiri dipinggir sambil membawa baskom dan menyenggolnya, alhasil Taeyong yang berlari tepat dibelakang Johnny kena imbasnya. Tubuhnya ketumpahan tepung membuat dirinya menjadi kotor, thanks to Johnny. Kemudian seolah belum cukup, Doyong terpeleset dan jatuh, saat Taeil hendak menolongnya tiba-tiba saja Choi saem sudah berada tepat dibelakang mereka dan memiting leher keduanya dengan kuat. Taeyong yang melihat itu langsung berteriak panik.
"Taeil, Doyoung!"
"Pergilah, cepat!"
Lelaki yang tubuhnya penuh dengan tepung itu menggigit bibirnya lalu mengangguk. Ia melanjutkan larinya menyusul Johnny dan Yuta yang sudah berada jauh didepannya. Saat ia berhasil menyusul Johnny dan Yuta, dengan bodohnya ia menyenggol seseorang yang sedang membawa cat tengah berdiri di atas tangga. Ia menabrak tangga itu yang membuat catnya tumpah seketika, sebelum mengenai tubuhnya, Johnny segera mendotong tubuh Taeyong dan hasilnya sekarang tubuh Johnny lah yang ketumpahan cat.
"Astaga Johnny!"
"Aku tidak apa-apa, kau pergilah!"
"Yuta, ayo—"
"Gotcha! Mau kemana kalian hah?!"
Sialan itu Choi songsaenim! Guru gendut itu berhasil memegangi tubuh Johnny dan Yuta. Lalu mereka menyuruh Taeyong berlari.
"Belok kiri dan kau langsung menemukan pintu keluar. Cepatlah Taeyong! seru Johnny. Tanpa babibu Taeyong langsung berlari secepat mungkin. Ia mengikuti petunjuk Johnny dan benar saja! Gerbang surganya sudah terlihat didepan mata.
Dengan mudahnya ia meloncati gerbang tersebut karena sudah jelas gerbang itu terkunci, untung juga gerbangnya pendek jadi Taeyong tidak perlu repot-repot bersusah payah,
HUP
Setelah melompat ia belari lagi. Untung jarak dari sekolahnya ke Lotte sangat dekat, jadi ia tidak perlu menaiki kendaraan lagi.
Taeyong telah sampai di Lotte dan dengan percaya dirinya ia masuk kedalam. Padahal tubuhnya penuh dengan keringat oh dan jangan lupakan tepung yang mengotori wajahnya! Dengan tersenyum ia berjalan menuju toilet untuk menjemput kekasihnya, namun saat hampir sampai ia berhenti begitu melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit.
CUP
"Hei!" wanita itu memekik tapi setelahnya tersenyum bahagia.
"Lama menunggu?"
"Tidak," ucap Jennie sambil mencubit hidung lelaki yang berdiri didepannya. "Terimakasih sudah datang."
"Bukan masalah, ayo kita pergi." Lelaki itu dengan santainya menggandeng tangan Jennie. Dan berjalan kearah Taeyong. dengan cepat ia membalik tubuhnya dan pura-pura sibuk dengan ponselnya. Untungnya Jennie tidak menyadari keberadaannya.
Taeyong melihat semua itu merasakan matanya panas dan air matanya sudah mendesak ingin keluar. Kenapa? Kenapa Jennie tega melakukan semua ini?
Flashback off
Johnny menganggukkan kepalanya mengerti. "Ahh jadi kalian tidak putus? Dasar jalang. Dia memanggilmu kesana dan berakhir dengan lelaki lain? Putuskan saja dia!"
Taeyong tidak menjawab. Ia hanya menghela napasnya membuat Johnny berpikir.
"Aku pikir kau harus mencobanya dengan lelaki, itu lebih baik daripada dengan wanita."
Dahi Taeyong mengerut, ia menatap Johnny dengan pandangan bertanya. "Lihatlah dirimu, wajah yang manis, bibir merah, tubuh yang mungil dan kulit yang putih mulus. Kau juga sering melakukan hal-hal yang imut bukan?" Sambung Johnny sambil mengusel wajah Taeyong. "Jadi kau harus mencoba untuk memiliki kekasih lelaki!"
Taeyong mendorong kasar tubuh Johnny, "Tidak tidak tidak!" bibirnya mengerucut membuat Johnny terbahak melihatnya. "Diam! Kau mau aku menendang pantatmu?!"
Mendengar itu Johnny langsung buru-buru berdiri dan kabur dari tendangan maut Taeyong.
"Yah Johnny! Awas saja kau brengsek!"
.
.
.
Pelangi
Di jam istirahat Taeyong, Johnny, Yuta, Taeil dan Doyoung berkumpul di kantin, tepatnya dimeja paling pojok karena itu memang tempat mereka. Tidak ada yang berani menempatinya, jika ada mereka akan terkena hukuman super menyeramkan dari Johnny dan Yuta. Dua orang yang kadar keisengannya dilevel tertinggi.
"Kau terlihat mengantuk." Ujar Yuta saat melihat kantung mata milik Taeyong. "Apa kau tidur nyenyak? Atau jangan-jangan semalam kau fap-fap?"
"Sialan! Aku bukan dirimu Nakamoto!"
Yang lainnya tertawa. "Hei kalian, Taeyong itu sedang patah hati." Johnny dengan segala mulut embernya berbicara dengan sangat lancar.
Semua yang berada disana memekik, "Serius? Taeyong yang malang." Ucap Doyoung. "Jangan khawatir, itu adalah hal yang wajar."
"Benar. Aku akan mentraktir kau minum nanti." Sambung Taeil.
"Tidak perlu, hari ini senior Kyungsoo akan mengadakan pesta perpisahan untuk senior Jongin. Ia akan sekolah ke Amerika." Kalau soal pesta, si keparat Yuta tidak pernah ketinggalan informasi. "Dan beruntunglah kita karena ini hari Jumat, jadi ayo kita pergi bersama-sama!"
"Benar! Jika kalian pergi aku akan pergi." Kata Johnny sambil menatap satu persatu temannya.
Taeil, Yuta dan Doyoung langsung mengangguk. Tapi taeyong terdiam. Ia terlihat berpikir. "Bagaimana denganmu, Taeyong? Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Yuta.
"Ayolah, kita bersenang-senang. Lupakan masalah patah hatimu itu."
"Baiklah aku akan pergi." Final Taeyong membuat keempat temannya bersorak senang.
Tidak ada salahnya kan jika Taeyong ingin melupakan rasa sakit hatinya? Walaupun ia sendiri tidak yakin apakah ia bisa melakukan itu atau tidak, yang terpenting ia harus mencobanya terlebih dahulu.
"Oh ya Taeyong! Jangan lupa untuk mencari kekasih laki-laki disana~ HAHAHAHA
"Sialan sialan! Mati kau bedebah!"
Taeyong berlari mengejar Johnny. Yang lain hanya terbahak melihat kelakuan tom and jerry versi kedua sahabat mereka.
..
"Hai semua maaf aku terlambat!" Taeyong baru saja datang dan langsung mengambil tempat duduk disamping Johnny. Lalu tak lama senior Kyungsoo yang memiliki pesta datang menghampirinya sambil membawa segelas wine.
"Taeyong! Ahh akhirnya kau datang juga, ini." Sambut Kyungsoo sambil memberi Taeyong gelas berisikan wine itu. taeyong menyambutnya dengan senyum lembut.
"Terimakasih, senior."
"Mari kita bersulang! Cheers~"
"Cheers."
Taeyong langsung meneguk habis minumannya. Saat ia memperhatikan sekitar, ternyata teman-temannya sudah mabuk terlebih dahulu. Hah kalau seperti ini siapa yang akan mengobrol dengannya?
Lelaki manis itu mengedipkan matanya. Sial dirinya memang payah kalau soal mabuk. Tapi mau bagaimana lagi? Mungkin mabuk adalah pilihan terbaik untuk saat ini.
TUK
Tangan Taeyong tidak sengaja menyenggol sebuah benda megakibatkan benda itu terjatuh. Dengan kesadaran yang masih sedikit lebih banyak menguasai dirinya, ia berdiri kemudian berjongkok untuk mengambil benda itu. namun disaat yang bersamaan ada sebuah tangan yang hendak mengambil benda itu juga. Jadilah tangan mereka saling menyentuh.
Perlahan Taeyong mendongakkan kepalanya, begitu juga dengan orang itu menundukkan kepalanya agar bisa melihat kearah Taeyong. sesaat pandangan mereka saling mengunci, menatap satu sama lain dalam jarak yang sangat dekat. Orang itu yang ternyata adalah laki-laki tersenyum kecil. Taeyong terpana sebelum ia membalas senyuman itu.
Setelah beberapa menit lelaki itu menegakkan tubuhnya diikuti oleh Taeyong. masih saling menatap, lelaki dihadapan Taeyong membuka suaranya terlebih dahulu.
"Hai Taeyong."
"Hai Jaehyun."
Dia Jaehyun, teman dari SD Taeyong tetapi mereka tidak terlalu dekat karena di SMA Taeyong berada dikelas 2-B sedangkan Jaehyun di 2-A. "Apa ini medali yang pernah aku berikan padamu?" tanya Jaehyun.
Taeyong hanya tersenyum tetapi Jaehyun tau arti senyuman itu. "Selama ini kau menyimpannya?" Tanya Jaehyun lagi sambil mengembalikan benda itu kepada Taeyong.
"Kau selalu bilang jika ini adalah 'medali keberuntungan' jadi yah aku terus menyimpannya." Jawab Taeyong sambil mengambil medali berukuran kecil itu dari tangan Jaehyun sambil tersenyum.
"Dan apa kau merasa beruntung?"
"Aku selalu merasa beruntung selama ini. Setidaknya sampai kemarin." Ada jeda sebentar sebelum Taeyong melanjutkan ucapannya. "Aku patah hati." Ia tidak mengerti kenapa kata-kata itu lolos begitu saja dari mulutnya sendiri. Apakah ini pengaruh alkohol? Ya mungkin saja, makannya omongan Taeyong melantur kemana-mana.
Jaehyun terdiam sejenak, "Apa kau baik-baik saja?"
"Siapa yang baik-baik saja saat sedang patah hati? Rasanya sangat sakit." Oke sepertinya Taeyong mulai mabuk. "Aku ingin minum."
"Aku pikir minuman tidak akan membantumu. Carilah yang lebih baik. Percaya padaku."
Taeyong terkekeh, "kau ini berbicara seperti ahli cinta saja. Ayo minum, aku ingin melupakannya."
Jaehyun menggelengkan kepalanya, lalu ia duduk disamping kanan Taeyong yang sudah terlebih dahulu duduk ditempatnya. Tak lama setelah ia duduk salah satu teman Taeyong menyodorkan ponselnya. Seketika raut Taeyong berubah muram.
Jaehyun mencoba mengintip apa isi dari ponsel itu. dan seketika ia mengerti. Disana ada foto seorang perempuan bersama dengan laki-laki, mereka tersenyum dan terlihat mesra. Mungkin salah satunya adalah orang yang membuat Taeyong patah hati. Pikirnya.
"Dia bahkan tidak peduli denganmu." Kompor Johnny yang berada disebelah kirinya. "Apa kau baik-baik saja?"
Taeyong tidak menjawab. Rautnya terlihat gelisah, pasti ia memikirkan banyak hal. "Berikan aku wine." Ucap Taeyong setelah beberapa menit menutup mulutnya.
Ia meneguk wine itu dengan terburu-buru, seakan tidak ada hari esok untuk meinumnya. Dalam kurang dari 5menit Taeyong sudah menghabiskan 4 gelas. Gila! Biasanya 1 gelas saja sudah membuat dirinya teler, bagaimana dengan 4 gelas?!
Setelah selesai, Taeyong menidurkan kepalanya dimeja. Jaehyun yang melihat itu memandang temannya dengan khawatir, ia mengelus dengan lembut punggung Taeyong.
Bugh Bugh Bugh
"Arghh sial sial! Aku benci!"
Lelaki bersurai pink itu mulai meracau. Ia menangis terisak sambil menenggelamkan kepalanya dimeja. Tangannya sedari tadi tidak berhenti memukul meja membuat teman-temannya yang sudah teler merasa terganggu.
"Hei Taeyong sudah terlalu mabuk." Ucap Johnny dengan suara seraknya, ia masih setengah sadar saat ini. "Seseorang harus mengantarnya pulang. Yang jelas orang itu bukan aku."
Tidak ada yang menjawab. Kelas saja dimeja itu semuanya menutup mata, terkecuali Jaehyun yang memang tidak meminum wine. Ia bingung sekarang. Haruskah ia mengantar Taeyong? tapi ia tidak tau alamat rumahnya jadi bagaimana ini?
Jaehyun sibuk memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengantar Taeyong. mau bertanya juga percuma. Semua teman Taeyong mabuk berat, termasuk lelaki manis itu sendiri.
"Aku yang akan membawanya pulang."ucap Jaehyun kepada Johnny, berharap lelaki itu masih mengerti ucapannya.
"Ya bagus antar dia pulang." Kata Johnny sambil mengibaskan tangannya, mengisyaratkan agar Jaehyun cepat membawa Taeyong pergi.
"Taeyong ayo bangun, kita pulang sekarang."
Lekaki manis nan munngil itu merasa tergangu tidurnya, "tidak! Aku tidak akan pulang. Aku akan disini bersama teman-temanku~" Taeyong merajuk. Dan itu sangat menggemaskan dimata Jaehyun. Akhirnya karena Taeyong tidak mau bangun terpaksa ia menggendong bridal Taeyong, mengabaikan jeritan lelaki manis yang tengah mabuk berat itu.
"Jaehyun~ turunkan aku~"
"Diamlah."
"Jaehyun~"
Jaehyun berhasil mendudukkan Taeyong dimobilnya. Taeyong yang sedang mabuk itu bukanlah hal yang bagus.
"Baiklah Taeyong, beritau aku dimana alamat rumahmu." Tanya Jaehyun saat ia sudah menjalankan mobilnya. Hening, tidak ada jawaban.
"Taeyong?" Jaehyun menoleh dan menemukan lelaki manis itu terlelap dengan kepala yang menyender ke jendela. Ia tersneyum melihat itu, imut sekali. Pikirnya.
"Kalau begitu kau pulang ke rumahku malam ini."
.
.
.
Pelangi
Cklek
"Lepaskan aku~ aku mau pulang."
Taeyong terus saja meracau saat Jaehyun menggendongnya dan membawa lelaki itu kekamarnya. Sesampainya dikamar ia segera menidurkan Taeyong dikasurnya lalu merenggangkan otot-otot tubuhnya karena, demiapapun Taeyong itu enteng tapi tubuhnya tidak bisa diam sehingga Jaehyun harus menahan sekuat tenaga agar mereka tidak terjatuh.
Jaehyun menidurkan tubuhnya disamping Taeyong, lelaki manis itu masih terus meracau dan sekarang lebih parahnya lagi ia berguling-guling dikasur.
"Jangan banyak bergerak nanti kau terjatuh." Jaehyun bangun dan duduk dikasur ia memegangi tubuh Taeyong yang tidak mau diam itu.
"Aku ingin pulang kerumah~"
Jaehyun terkekeh, kemudian ia mencium bajunya, 'aku harus mandi' pikirnya. Ia membuka bajunya saat itu juga membuat Taeyong yang setengah sadar mengernyitkan dahinya.
"Mau aopa kau?"
"Aku?" Jaehyun merangkak dan berujung menindih tubuh Taeyong. mereka saling tatap, Jaehyun menatap wajah manis Taeyong, begitupula sebaliknya. Entah setan apa yang merasuki Taeyong tetapi yang ia lihat saat ini adalah Jaehyun begitu tampan. Tanpa sadar ia mengelus tubuh half naked itu secara perlahan. Mulai dari bahu, turun ke dada, kemudian ke perut kotak-kotak milik Jaehyun.
"Kau memiliki tubuh yang bagus." Ujar Taeyong dibawah alam sadar.
Jaehyun tertawa, "ya seperti yang kau rasakan." Kemudian ia tersenyum. Aku akan pergi mandi, kau tidurlah." Ia menegakkan kembali tubuhnya, bisa bahaya kalau lama-lama dalam posisi intim seperti itu.
"Mandi?" ulang Taeyong.
Lelaki tampan bersurai cokelat itu hanya menggumam, ia turun dari tempat tidur dan mulai membuka celananya, menyiksakan boxer berwarna kelabu dengan bertuliskan calvin clain di sekitaran pinggangnya. Dada Taeyong tiba-tiba berdebar melihat pemandangan yang tidak biasa itu.
"J-jaehyun?"
"Ya?" Jaehyun menghentikan langkahnya menuju kamar mandi, ia membalikkan tubuhnya agar bisa menatap si manis.
"Boleh aku ikut mandi denganmu?"
Yatuhan. Cobaan macam apa ini? Jaehyun berjalan kearah ranjangnya dan kembali menindih tubuh Taeyong.
"Kau juga ingin mandi? Baiklah ayo duduk."
Mereka mendudukkan tubuh dikasur. Lalu Jaehyun membantu Taeyong melepaskan bajunya. Mata Jaehyun menelusuri tubuh mulus itu. dua tonjolan cokelat yang siap disantap, kemudian perut yang rata, pinggang yang ramping dan—oh astaga apa yang kau pikirkan Jung?!
"Aku tunggu dikamar mandi." Jaehyun bergegas turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Namun sebuah suara kembali menghentikan langkahnya.
"Jaehyun? Bisa kau bantu aku.. ugh kancing celanaku tidak bisa terlepas!"
Dengan terpaksa ia berbalik, dan Jaehyun menyesali perbuatannya barusan karena ohh astaga posisi taeyong saat ini sangat menggoda!
Tubuh atasnya yang tanpa pakaian, kemudian ekspresi wajahnya yang—bagaimana ia menjelaskannya? Yang jelas Jaehyun sudah terlanjur hard dan itu semua karena Taeyong!
Jaehyun menunduk, memposisikan kepalanya tepat diatas bagian selatan Taeyong, ia mulai membantu melepaskan kancing celana Taeyong. Dan untungnya bisa terbuka. Mereka saling menatap satu sama lain, Taeyong menggigit bibirnya dan mulai menyentuh tangan Jaehyun.
"Jaehyun? Apa kau pernah melakukan sex dengan laki-laki?"
Yang ditanya terdiam, mencoba memproses ucapan Taeyong barusan. Setelahnya ia menggeleng perlahan, dan mendekati Taeyong.
"Kenapa? Kau ingin mencobanya?" Bisik Jaehyun tepat ditelinga Taeyong, membuat sang empunya merinding karena sensasi yang menggelitik.
Tidak ada jawaban, Jaehyun pikir Taeyong hanya bergurau tetapi sebuah anggukan memperjelas semuanya.
"Taeyong apa kau serius?"
"Eum." Lelaki manis itu menganggukkan kepalanya untuk yang kedua kalinya. Jaehyun sadar jika ia salah, mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tapi toh siapa yang perduli disaat kau sudah turn on dan ada seekor kelinci yang menawarkan kenikmatan. Maka Jaehyun tidak akan menolaknya.
Dengan cepat ia menyambar bibir cherry itu, melumat, menghisapnya tanpa ampun. Yang dibawahnya hanya bisa membalas seadanya karena ciuman Jaehyun terasa terburu-buru. Ciuman itu semkain liar dan panas ketika Taeyong mulai mengeluarkan erangannya. Dan entah siapa yang memulai, tubuh mereka sudah polos tanpa sehelai benangpun. Jaehyun meleaskan ciumannya dan menatap tubuh polos Taeyong dengan tatapan memuja. Ia menunduk untuk mengecup lehernya, lalu turun ke leher, turun ke dada dan terakhir mulut itu bermain di kedua tonjolan yang sedari tadi menggoda imannya. Membuat Taeyong mendesah sambil terus menyebutkan namaya.
"Jaehyunhh.. Ahhh~"
"Maafkan aku, Taeyong."
.
.
.
TBC OR DEL?
Halooo ASTAGA INI APA YAAMPUN huhu maafkan aku. bukannya lanjut ff malah bikin yg baru, abal pula.:(
Anyway, ada yg familiar? Aku terinspirasi dari film m.i.r hehehe. Tapi gak semuanya sama kok, mungkin ada yg mirip tp Cuma beberapa.
Okelah jadi ini diteruskan atau hapus?
Review yan kawan-kawan. Muah~