Part 10:
First Heart Break
xxx
Rumah Suho jadi terlihat lebih berantakan dari biasanya. Siapa lagi penyebabnya jika bukan para karena teman-teman pemalasnya?
"Hun, kau curang!" Jongin berseru begitu melihat dirinya dikalahkan Sehun dalam permainan LUDO King.
"Kok curang? Mana aku tahu dadunya akan keluar angka segitu? Inilah yang disebut keberuntungan orang tampan," Balas Sehun sambil memasang senyum meremehkannya. Mengambil cemilan Jonginsebagai taruhan karena Jongin kalah darinya.
"Serius, kalian harusnya pacaran saja," Komentar Chanyeol dengan raut lelahnya menatap kedua teman berbeda warna kulit ini yang tiada hari tanpa bertengkar.
Chanyeol melirik kearah ponselnya bosan. Baekhyun sampai sekarang belum membalas pesannya, entah apa yang anak itu sedang lakukan sekarang. Ia beralih membuka galeri, menemukan foto-foto Baekhyun yang entah itu selfie, candid, atau sengaja berpose lucu didepan Chanyeol.
Tuhkan, baru dua hari sejak ia tidak bertemu Baekhyun. Tapi dia sudah rindu.
"Jadi, seseorang tengah merindukan kekasih pura-puranya sampai melihat fotonya saja, kau senyum-senyum seperti itu?" Sindiran halus itu terdengar, begitu Chanyeol mengangkat wajahnya dari ponselnya dan ia mendapati Suho sudah duduk disampingnya dengan senyum jenaka. Sedangkan Sehun dan Jongin berjalan penasaran mendekati mereka sambil membawa snack.
"Siapa yang tersenyum?" Chanyeol mendelik, sebelum akhirnya menatap foto Baekhyun lagi dan kembali tersenyum.
"Aku bingung. Kau menyukainya dan dia menyukaimu. Itu terlihat jelas, tapi kenapa status kalian masih pura-pura?" Tanya Sehun herun yang ditimpali oleh anggukan setuju Jongin.
"Tenang, semua itu butuh proses. Sedikit lagi dan aku akan membuatnya jadi milikku sepenuhnya," Sahut Chanyeol optimis, dari senyumannya Jongin bahkan bisa menebak bahwa pria jangkung itu sudah menyiapkan rencana.
"Sebaiknya jangan terlalu lama, kasihan anak itu terlalu lama membohongi perasaannya. Sudah tau begini, kenapa tidak dari awal saja sih pacaran betulan?" Komentar Suho sebelum beranjak dari sofa dan menuju dapur, mengambil sekaleng soda.
"Mana aku tahu kalau ternyata dia selucu dan semanis itu. Awalnya aku hanya sedikit bermain-main." Chanyeol menatap lagi layar pesannya pada Baekhyun yang masih belum dibalas. Serius, Chanyeol rindu.
"Mungkin itu karma," Kata Jongin lalu terbahak, diikuti suara tawa Sehun.
"Aku serius kali ini, kalian harus pacaran." Chanyeol menatal sebal kedua temannya.
Sehun dan Jongin hanya acuh mendengarnya, sudah mulai sibuk lagi dengan aksi rebutan cemilan yang sebenarnya milik Suho. Sedangkan Suho nya sendiri sedang tersenyum aneh memandangi ponselnya di balik meja dapur.
"Dan hal baik apa yang ada diponselmu sehingga black card berjalan kita tersenyum seperti orang gila?" Suara Chanyeol membuat Sehun juga Jongin menoleh kearah Suho yang sekarang sedang sibuk berdehem seraya mematikan ponselnya.
"Hanya chat biasa," Ujar Suho berusaha kalem, walau dalam hati sibuk menahan degup jantung yang menggila.
"Tunggu, Sehun, kau menciumnya tidak?" Ucapan random Jongin tiba-tiba membuat Chanyeol mengerutkan dahinya.
"Mencium apa?" Sehun mencoba menarik udara sebanyak mungkin dari sekitarnya, tapi tidak menemukan bau apa-apa.
"Mencium apasih?" Kini Suho yang bertanya.
"Mencium bau bahwa seseorang akan jadian dalam waktu dekat hahaha!!" Jongin langsung tertawa keras begitu selesai menggoda Suho, suara tawa Chanyeol dan Sehun bersautan juga pekikkan sakit Jongin yang wajahnya baru saja di lempar buku sejarah dinasti Joseon oleh Suho.
Semuanya tampak berjalan baik.
Suara tawa Chanyeol perlahan memudar begitu notifikasi yany tidak diingankan muncul dari ponselnya. Tidak berniat membalas sebelum akhirnya tanpa kata-kata mengambil jaketnya dan pergi keluar.
"Aku ada urusan mendadak!" Seru Chanyeol disela larinya, membuat semua temannya menatap punggung Chanyeol heran.
"Kenapa dia?" Tanya Suho penasaran.
Nayeon: Yeol, ayo berkencan di restoran sushi depan sekolah
Nayeon: Hanya dibaca? Ah hatiku sakit sekali :(
Nayeon: Tapi aku bertaruh kau akan menyesal jika tidak datang, ini berhubungan dengan pacar manismu yang nasibnya ada ditanganmu sekarang
Nayeon: Kutunggu ya~~
xxx
Chanyeol mendorong pintu restoran dengan tergesa, membuat beberapa pengunjung yang sedang asik bercengkarama menoleh kearah pintu sebelum sibuk kembali dengan aktivitasnya.
Mata bulat Chanyeol mengitari restoran sebelum menemukan punggung seorang gadis bersurai panjang dengan sedikir gelombang dibawahnya.
Dengan terburu-buru, ia segera berjalan dan berdiri dihadapan gadis itu.
Nayeon tersenyum manis. Jujur saja, dengan rambut hitam panjangnya juga terusan berwarna ungu ditubuhnya sekarang, mantan Chanyeol itu kini tampak cantik.
Tapi tidak dengan hatinya.
"Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran," Ujar Chanyeol ketus menatap tajam Nayeon yang malah sibuk merona.
"Astaga, aku tidak percaya sekarang aku berkencan dengan Chanyeol," Gumam gadis itu penuh damba, sebelum berdehem dan memasang senyum jenaka. "Bagaimana jika duduk dulu? Aku sudah memesankan beberapa makanan."
Chanyeol mengehela nafas kasar, namun tetap menarik kursi dihadapan Nayeon dan duduk sambil memandang ogah sushi dihadapannya.
Sushi kesukaannya, gadis itu masih ingat betul.
"Jadi katakan yang ingin kau katakan." Nayeon sedikit tersentak saat suara dingin dan menusuk itu menyapa indra pendengarannya. Tapi dengan satu tarikan nafas dalam, dia berucap sambil tetap tersenyum manis.
"Putus dengannya dan berkencanlah denganku!" Suara memerintah itu membuat Chanyeol melotot kaget karena tidak menyangka gadis itu akan menyuruh hal konyol seperti itu.
Nayeon sudah tidak waras.
"Nayeon, kita sudah berakhir. Tidak ada pengulangan untuk yang kedua kalinya dalam kamusku. Lagi, atas dasar apa kau meminta Baekhyun putus denganku?anak itu bahkan tidak mengenalmu," Chanyeol berusaha berucap setenang mungkin, walau emosi memenuhi relung dadanya.
Chanyeol tidak suka diperintah.
Mendengarnya, Nayeon malah tertawa sambil menggeleng-geleng kecil, seakan yang baru saja Chanyeol katakan adalah candaan terlucu sepanjang tahun. Sebelum akhirnya dia memasang wajah sedih.
"Tapi dia sudah jahat padamu, dia menjadi pacarmu hanya untuk kepopuleranmu oppa."
Kini Chanyeol yang tertawa. Entah karena perkataan Nayeon yang seperti orang mabuk atau dibagian dirinya dipanggil oppa, tapi keduanya terdengar lucu.
"Baekhyun? Jahat padaku? Anak itu bahkan berbau seperti remahan kue kering dan menangis saat tidak sengaja menginjak semut. Kau sudah terlalu banyak bicara nona, kalau begitu aku permisi karena diriku sudah muak mendengar celotehan mabukmu." Chanyeol yang tadinya hendak berdiri dari kursinya terhenti karena suara tawa Nayeon lagi. Gadis itu terbawa terbahak disela kunyahan sushi nya.
"Lalu kau akan tetap bertahan dengan pacar pura-puramu Chanyeol?" Nayeon tersenyum licik, puas akan wajah kaget Chanyeol walau sanh pria sudah mencoba setenang mungkin.
Dari sekian juta ribu orang dimuka bumi, kenapa harus Nayeon yang tahu?
Mencoba tenang, Chanyeol hanya tersenyum mengejek.
"Pura-pura atau tidak, itu bukan hal rumit. Lagipula sebentar lagi aku akan meresmikannya, jadi dirimu tidak usah khawatir."
Nayeon membuat wajah pura-pura kaget. "Termasuk jika satu sekolah mengetahuinya dan berita jika dirinya pacaran denganmu hanya untuk kepopuleran tersebar?"
Wajah Chanyeol mengeras lalu menatap Nayeon tajam. "Jika kau ingin membuat gosip tidak berdasar itu untuk menjatuhkan Baekhyun maka semua itu sia-sia."
"Tidak ada yang sia-sia di dunia ini Chanyeol. Lagipula, tidak berdasar dari segimananya? Pertama, Baekhyun mengaku pura-pura jadi pacarmu duluan agar semua orang menganggapnya populer. Kedua, kalian membuat perjanjian yang mana membuat Baekhyun tetap menjadi pacar pura-puramu demi mempertahankan eksistensinya. Ketiga, jika semua itu terkuak, kira-kira apa respon orang-orang? Jalang berkedok malaikat, sok polos, tidak tahu diri atau apa? Lalu kau pikir dengan dirimu dan teman-temanmu membelanya membuat masalah selesai? Tidak, itu malah membuat mereka semakin membenci Baekhyun. Lalu, tinggal ucapkan selamat tinggal pada masa bahagia kehidupan SMA Baekhyun."
Nayeon tersenyun puas melihat reaksi tidak berkutik Chanyeol. Dirinya tahu, seberapa licik dan murahan caranya hanya untuk Chanyeol kembali ke sisinya. Namun, semua cara ia halalkan.
Karena Chanyeol menjadi miliknya saja sudah cukup, tidak peduli pemuda itu akan menyayanginya balik atau tidak.
Chanyeol menggeram, jika Nayeon adalah laki-laki, maka dirinya pastikan wajah Nayeon sudah tidak berbentuk.
Baekhyun itu sepolo bayi dan sebaik malaikat. Lantas, hanya karenanya kehidupan menyenangkannya terhapus sudah?
Baekhyun bisa saja membencinya karena hal ini, tapi jika dibiarkan, Baekhyun akan jadi sangat membencinya.
Dan ia tidak mau hal itu terjadi.
Chanyeol menarik nafasnya dalam, menatap Nayeon kesal setengah mati.
"Jadi, apa maumu?"
"Putus dengan Baekhyun, dan berkencan denganku. Malam ini juga. Jangan beritahu teman-temanmu akan hal ini. Maka, aku jamin hari-hari Baekhyun sebagai siswa SMA akan tetap berjalan lancar." Gadis itu tersenyum sangat lebar, menatap pria dihadapannya penuh damba karena sekarang ia memiliki pria itu.
Walau tidak seutuhnya.
"Baik, akan kulakukan sekarang juga. Tapi pegang janjimu atau aku akan benar-benar mencekikmu hingga mati."
Karena demi Baekhyun, Chanyeol akan melakukan cara apapun untuk melindungi malaikat kecilnya itu.
xxx
Selama 15 tahun Baekhyun hidup, semua ini datang terlalu cepat.
Seperti kepergian Kyungsoo ke Jepang, kehidupan SMA, serta memiliki kekasih sekeren Chanyeol.
Chanyeol, orang itu benar-benar sesuatu.
Baekhyun menutup wajahnya dengan bantal, meredam jeritan luapan senangnya akan kata-kata Chanyeol kemarin yang terus berputar di otaknya.
"Tapi kurasa, aku juga mulai menyukaimu."
Tanpa sadar wajah Baekhyun merona parah memgingatnya. Bukankah itu artinya Chanyeol memberikan kesempatan untuk Baekhyun? Bukankah itu artinya Chanyeol memiliki rasa lebih dari sekedar pacar pura-pura?
Awalnya, Baekhyun ragu. Namun sekarang, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Jika dulu dia yang selalu jatuh dalam pesona Park Chanyeol maka sekarang dia yang harus memikat Chanyeol dengan pesonanya.
Baekhyun benar-benar tidak sabar untuk hari senin!
Suara dering ponselnya menyadarkan lamunannya, menyingkirkan bantal dari atas wajahnya sebelum menjerit tertahan begitu mengetahui siapa yang menelponnya.
Itu Chanyeol!
"Baekhyun..." Suara bergetar itu terdengar. Entah apa yang membuatnya bergetar, cuaca dingin mungkin?
"Ya hyung?" Balas Baekhyun cepat, tidak bisa menyembunyikan nada senangnya ditelpon oleh sang pujaan hati.
"Bisakah kita bertemu? Ada pasar malam di dekat sekolah. Persis didepan restoran sushi yang kita lewati waktu itu."
Baekhyun tidak bisa tidak tersenyum saat mendengarnya. Sebuah ajakan kencan di malam senin? Terdengar tidak begitu buruk untuk sebuah permulaan.
"Pasar malam? Ditengah musim hujan begini?"
"Eumm.. Jika kau keberatan--"
"Siapa bilang aku keberatan? Aku sangat bersemangat! Hyung, apakah kau membawa payung?"
"Bawa, kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya saja aku malas membawa payung jika nanti hujan hehe."
"Oke Baek, aku tunggu. Dan aku minta maaf."
"Minta maaf untuk?"
"Hanya ingin. Oke sampai nanti."
Baekhyun hampir mengigit ponselnya ketika sambungan telpon itu terputus. Suara Chanyeol terdengar sarat penuh penyesalan. Apakah dia menyesal tidak bisa menjemputnya?
"Oke Baek, segera bersiap dan jangan buat Chanyeol hyung menunggu!"
xxx
Hawa dingin yang menusuk kulit tidak membuat Baekhyun memelan langkahnya menuju pasar malak yang digelar tepat didepan sekolahnya. Terlihat, beberapa kios pasar malam sudah mulai bersiap memasang tenda pelindung untuk menghindari barang dagangan mereka basah karena air hujan. Bisa si mungil itu prediksi, sekitar setengah hingga satu jam kedepan pasti hujan akan turun. Untung saja dirinya memakai sweater yang dilapisi jaket tebal, lagi pula Chanyeol membawa payung. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Sosok pria tinggi sedang berdiri didepan restoran sushi yang disekelilingnya banyak penjual bunga dan penerangan minim yang menyinari sebagian dari wajahnya. Entah kebetulan atau apa, tapi itu semua membuat Chanyeol terlihat semakin mempesona.
"Chanyeol hyung!" Sapa Baekhyun ceria. Namun sapaan itu tidak dibalas sama sekali, Chanyeol malah memandangnya dari atas hingga kebawah. Menilai penampilannya sebelum membuang wajahnya kearah lain.
Baekhyun mengeryit, apa Chanyeol merasa tidak enak badan?
"Aku akan langsung saja," Ujar Chanyeol menatap lurus tepat di mata Baekhyun. Membuat yang ditatap makin bingung dengan nada kelewat serius Chanyeol.
"Aku ingin mengakhiri semua ini. Permainan konyol ini dan semuanya. Aku sudah cukup puas bermain denganmu jadi ayo kita putus."
Baekhyun terdiam, tidak dapat mencerna dengan cepat apa yang baru saja terjadi.
"Ta-tapi Hyung bilang, hyung sudah mulai menyukaiku 'kan?" Balas Baekhyun dengan nada putus-putus. Berusaha mengenyahkan pikiran buruk yang sedang terbang bebas di otaknya.
"Aku?" Chanyeol menunjuk dirinya sendiri, "Denganmu?" Lalu dengan gaya arogannya menunjuk Baekhyun dengan payungnya, "Kau pikir aku benar-benar serius menyukaimu? Oh ayolah Baekhyun, aku ini Park Chanyeol, aku bisa memilih siapapun untuk menjadi kekasihku jika aku ingin. Aku memang menghindari pernyataan fanantik mereka tapi bukan berarti aku tidak menginginkannya." Chanyeol tertawa kecil diakhir kalimatnya. Sedangkan Baekhyun menahan cairan merah di balik pelupuk matanya.
"Hyung...kau jahat." Hanya satu kata itu yang mampu Baekhyun ucapkan. Pikirannya sudah tidak jernih lagi.
Semua yang ia lewati bersama Chanyeol hanya sandiwara. Harusnya, dari awal dia tidak terjebak dalam permainanya sendiri. Baekhyun tertawa dalam hati, ia sadar jika dirinya itu naif dan polos tapi ia baru menyadari jika dirinya juga tolol.
"Jahat? Dari segimananya Baek? Aku bahkan orang yang pertama kali menawarkan diri untuk melakukan hal ini. Kurang baik apa lagi, Baek?" Chanyeol berdecak, menatap wajah Baekhyun yang sudah berantakaj total dengan banyak jejak air mata di pipinya.
"Aku ingin minta satu harapan." Rintik air hujan yang kian sering turun sedikit membuat suara Baekhyun teredam, tapi Chanyeol masih bisa mendengarnya.
"Apa?" Dengan nada yang dibuat malas, Chanyeol bertanya.
"Aku harap aku tidak pernah bertemu denganmu dikehidupan selanjutnya." Dan setelah Baekhyun mengatakan itu, hujan turun dengan deras. Chanyeol yany berdiri dibawah tenda restoran masih terlindungi, tapi pemuda didepannya mulai kebasahan.
Chanyeol mengeluarkan payung dari tasnya, dalam hati menjerit marah atas apa yang dia lakukan dan bagaimana Baekhyun hanya diam terpaku dihadapannya, tidak peduli tubuhnya sudah basah kuyup.
"Pakai payung ini."
Baekhyun melirik payung itu, "Aku tidak menerima barang dari orang asing," Ujarnya sendu sebelum berlari meninggalkan Chanyeol.
Mata bulat pemuda itu melebar, disaat kakinya sudah berancang-rancang akan mengejar Baekhyun, sebuah tangan menahannya.
"Mau kemana?" Tanya Nayeon dengan suara mendayunya.
Chanyeol langsung menyentak tangan gadis itu, menggengam erat payung miliknya seakan itu adalah leher milik gadis didepannya.
"Hanya untuk kali ini, jangan hentikan aku atau payung ini menembus perutmu." Lalu dia bawa tubuh jangkungnya menerobos tirai hujan yang cukup lebat. Meninggalkan Nayeon yang masih berdiri didepan restoran dengan senyum puas.
"Dapat kau."
xxx
Baekhyun berhenti disebuah kursi taman. Bagus, dia baru saja dicampakkan, tubuhnya basah kuyup dan sekarang da tersesat.
Dirinya mendudukkan diri keatas kursi taman. Pikirannya menerawang pada saat-saat dia baru saja memasuki SMA.
Dulu, dia selalu berpikir bahwa banyak hal 'pertama' yang terjadi di SMA. Pertama nonton film bersama teman-teman sekelas. Pertama mengikuti klub radio yang diimpikannya. Pertama mendapatkan pelajaran yang susahnya minta ampun. Pacar pertama. Juga patah hati pertamanya.
Baekhyun mengusap wajahnya, tidak menyangka akan sekonyol dan secepat ini.
Bahkan saat ikan peliharaannya mati atau biasnya di grup idol konfirmasi meninggalkan grup, rasanya tidak semenyakitkan ini.
Harusnya dari awal Baekhyun tahu. Chanyeol tidak mungkin dengan senyum mempesonanya menawarkan sebuah perjanjian yang jelas-jelas sangat menguntungkannya. Chanyeol juga tidak mungkin sangat memperhatikannya tanpa alasan disaat banyak orang-orang yang lebih sepadan dengannya memperhatikannya dengan banyak hal-hal yang tidak dimiliki Baekhyun.
Harusnya Baekhyun tahu.
Tiba-tiba tetesan air hujan berhenti jatuh ke permukaan kulitnya, digantikan sebuah payung yang melindungi tubuhnya.
"Kau bodoh? Atau IQ mu turun beberapa angka? Kenapa hujan-hujanan disini? Kau sedang syuting film? Duduk dibawah hujan lebat? Bagiamana jika kau sakit?" Suara berat itu membuat hatinya sedikit menghangat. Omelan yang terkesan dingin, yang sudah beberapa hari ini tidak ia dengar.
"Kris..." Panggil Baekhyun dengan senyum super manis dibibirnya.
"Apa? Kenapa malah tersenyum aneh begitu? Cepat berdiri dan pul--"
Baekhyun menutup matanya, merasakan kehangatan bibir pria didepannya. Terasa kenyal dan lembab. Baekhyun tidak menggerakkan bibirnya, hanya menempel kaku disana. Lain dengan Kris yang sudah tidak bisa mengontrol detak jantungnya dan warna merah yang merambat ke wajah juga telingnya.
"Baekhyun, apa maksudnya?" Tangan Kris sudah bersiap mendorong bahu Baekhyun pelan. Walau terasa benar, ini semua salah. Tapi yang pemuda mungil lakukan malah mengalungkan tangannya ke leher Kris erat dan makin menempelkan bibirnya.
"Biarkan seperti ini lebih lama lagi," Ujarnya disela bibir Kris seraya melirik sosok pria tinggi dengan payung ditangannya. Berdiri tidak jauh dan menatapnya dengan tatapan tidak terbaca.
xxx
KENAPA MENJADI SINETRON BEGINI :(
Lama2 berubah judulnya jadi anakku adalah anak suamiku tapi bukan anakku nih :(
Gak bisa bikin yg sedih2, kalo ujungnya jd aneh plus drama bgt ya mian ehe.
And, happy six years with exo!
Makasih buat SM ent yang udah kenalin kita ke sekumpulan orang yang bikin hari-hari kita berwarna dan lebih dari sekedar moodbooster. Makasih buat Kris, Tao, sama Luhan yang pernah berjuang bersama. Apapun yang kalian lakukan, kita tetap bakal ngedukung kalian di jalan masing2! Dan buat 9 orang yang masih kerja keras untuk ngebuat kita bahagia, makasih untuk tetep bersama. Jangan capek2, jangan dipaksain, kita gak butuh pengakuan dari seluruh dunia untuk kalian, kalian senyum sama bahagia aja udah cukup buat kita.
Kata orang2 kita ini lagi delusi, halu, alay, kebanyakan mimpi, buang2 waktu, tenaga sama uang buat mereka yang bahkan gak tau kita ini ada. Tapi pernah denger pepatah Cinta itu buta kan?
Dimana kalian berada, dimana kita berada, kita tetap memandang langit yang sama. Always healthy, keep strong and don't forget to smile. We always support and prouding!
We are one, EXO!
Once again, happy six years my universe!
ps. a/n terpanjang wkwk