.

.

.

Disclaimer : ©Masashi Kishimoto.

.

Author : Terume10.

.

Rated : T

.

Pair : Naruto x

.

Genre : Adventure / Fantasy / Friendship.

.

.

.

Kring... Kring... Kring...

Seperti biasa, sebuah jam weker berdering saat waktu sudah menunjukan jam 6 pagi, melakukan tugasnya untuk membangunkan sang pemilik.

Dengan badan yang masih lemas Naruto membuka matanya. Membuka selimut yang sedari malam setia menutupi tubuhnya dari dinginnya malam, kemudian Naruto duduk dipinggiran tempat tidur. Terlihat jelas keringat sudah membasahi wajahnya. Benar-benar mimpi yang buruk baru saja menimpa tidur Naruto. Akhir-akhir ini ia sering sekali mimpi tentang kematian kakaknya. Tapi dia langsung menghilangkan mimpi barusan dari kepalanya. Berjalan menuju jendela dan membukanya agar cahaya matahari dan angin dapat masuk. Menggantikan hawa dikamarnya dengan hawa yang baru.

Naruto berjalan keluar dari kamar, melihat sebentar kearah dapur dimana dulu Shisui sering membuat masakan untuknya. Memandang dengan datar dapur tersebut kemudian ia melanjutkan berjalan ke kamar mandi. Semua kenangan itu harusnya ia lupakan, memikirkannya hanya akan membuatnya merasa sakit di dadanya. Beberapa menit berlalu, nampaklah Naruto yang sudah membersihkan tubuhnya yang sekarang sudah siap untuk berangkat ke akademi. Namun sebelum berangkat ia menyempatkan dirinya untuk mengaca. Mengaktifkan sharingannya yang kemudian berevolusi menjadi mangekyou sharingan dan melihat mata merahnya yang berpola itu. Perasaan sedih nampak diwajahnya saat mengingat bagaimana mata ini harus bangkit, kebangkitan yang harus dibayar dengan pengorbanan sang kakak.

Cukup puas menatap dirinya didepan cermin, Naruto segera melenggang pergi dari rumahnya. Mengenakan pakaian oren yang mencolok yang membuatnya terlihat berbeda dari semua orang yang sedang berlalu lalang. Bukan karena alasan Naruto mengenakan itu. Semua bermula sejak kematian kakaknya, ia hanya ingin menutupi kesedihannya dengan kebodohan-kebodohan yang berbanding terbalik dengan dirinya yang asli. Seakan orang-orang tak tau bahwa ia sedang bersedih. Naruto terus berjalan, tak menghiraukan orang-orang disekitarnya. Hari ini adalah hari dimana ia akan melaksanakan ujian kelulusan di akademi, jadi dia tak mau datang terlambat.

Bruukk...

Sebuah insiden kecil terjadi kepada Naruto, dirinya yang asik berjalan tiba-tiba ditabrak anak kecil berambut merah hingga dia jatuh terduduk kebelakang.

"Ahh... Ittai" sebuah ringisan keluar dari anak kecil yang terlihat hanya sendirian itu. Sedangkan Naruto hanya memperhatikan saja 'Rambut merah, kulit putih, mata biru ? Bukannya dia anak Hokage itu, adik dari Menma'

"Lain kali berhati-hatilah" ucap Naruto seraya mengulurkan tangannya untuk membantu berdiri anak kecil itu. "Apa kau tak apa ? Lagipula apa yang kau lakukan sendirian disini" masih dengan wajah datar tanpa ekpresi Naruto mencoba bertanya kepada anak itu.

"A-ahh maafkan aku sudah menabrakmu, perkenalkan namaku Uzumaki Mito. Aku disini sedang mencari ibuku, aku terpisah darinya saat ikut belanja" mata birunya menatap kearah Naruto sambil tangannya menepuk-nepuk pantatnya membersihkan debu yang menempel. "Ohh seperti itu... Baiklah semoga berhasil menemukan ibumu" ucap Naruto dengan wajah datarnya kemudian melenggang pergi dari Mito.

"T-tunggu" tetapi belum sampai beberapa langkah Naruto menghentikan langkanya saat mendenger suara Mito dan baju belakang yang ditariknya. "Ada apa lagi ?" tanya Naruto sambil memutar tubuhnya kemudian membungkukan badannya sedikit untuk menyamakan dengan tinggi Mito. Mata biru keduanya saling bertatapan, membuat suasana jadi sedikit canggung. Rona merah kecil terlihat diwajah gadis berumur 10 tahun itu, saat sadar wajahnya terlalu dekat dengan Naruto. "A-ano bisakah kau bantu aku mencari i-ibuku ? Aku sudah tak tau lagi harus mencari kemana ?" sambil memalingkan wajahnya, Mito kembali bersuara untuk mencoba mendapat sebuah bantuan dari pemuda yang baru ia temui itu. "Hah... Aku harus ke akademi aku tak mau datang terlambat" jawab Naruto yang sekarang sudah kembali berdiri tegak, menunjukan raut wajah yang sedang bingung antara menolong atau tidak. "T-tapi..." Naruto melihat kembali Mito saat sebuah kata kembali terdengar, namun saat ini wajah Mito berubah memelas mempraktekan puppy eyes no jutsunya yang membuat orang disekitarnya seakan menyiapkan karung untuk memasukannya kedalam karung itu. "Ah... Kenapa kau harus menggunakan itu, baiklah-baiklah ayo kita cari" tangan Naruto menggandeng tangan Mito dan kemudian pergi mencari ibu Mito.

.

.

.

.

.

Tap... Tap... Tap...

Terlihat beberapa shuriken menancap pada papan latihan, pelakunya tak lain adalah Sasuke. Dengan kemampuan yang dia miliki ia berhasil mengenai papan saran dengan tepat, semua menancap ditengah. "Selanjutnya coba kau prektekan henge" mendengar perintah sang guru Sasuke langsung melakukan henge no jutsu, ia berubah menjadi seorang Uzumaki Naruto yang membuat beberapa orang bingung kenapa Sasuke malah meniru Naruto yang selama ini tak ada yang menyukainya. Iruka, dia ada guru pembimbing di kelas ini. Menatap kearah Sasuke kemudian menuliskan penilaiannya kebuku yang ia bawa. "Baiklah silahkan kembali Sasuke, selanjutnya Naruto... "

Tak ada yang maju, semua orang mencari keberadaanya. Cukup mustahil, itulah yang ada dikepala Iruka. Sebab selama ini Naruto tak pernah datang terlambat, walaupun sifatnya yang agak konyol menurutnya, tapi ia tau kalau Naruto hanya melakukan untuk menghibur diri.

"Tak biasanya Naruto terlam..."

"Aku disini sensei"

Belum sempat Iruka menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba suara yang sudah ia kenal terdengar dari belakangnya. Naruto... Semua anak memperhatikannya sekarang, tatapan seperti biasa... Bingung, meremehkan, dan ada juga yang menatap dengan perasaan benci. Namun itu tidak dengan Sasuke dan Shikamaru keduanya hanya melihat dengan tatapan datar "Mendokusai"

"Jadi kenapa kau bisa terlambat Naruto ? Tak seperti biasanya kau sampai terlambat" ucap Iruka memecah keheningan yang sedang terjadi.

"Hmm... Itu karena aku tadi mengantarkan anak yang tersesat mencari ibunya, karena aku baik jadi aku membantunya. Tapi saat dia sudah ketemu dengan ibunya, justru aku yang tersesat untuk datang kesini" dengan sebuah cengiran yang khas, Naruto mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi yang membuat semua yang disana sweetdroop berjamaah.

"Baiklah, sekarang kita lanjutkan ujiannya. Giliran selanjutnya kau Naruto" menghiraukan semua yang sudah terjadi dan akhirnya Iruka membuka suara memerintah Naruto melakukan ujiannya.

"Baik"

.

.

.

.

.

#Uchiha Manshion.

Tempat dimana dulu para Uchiha tinggal disini. Namun sekarang tempat itu terlihat sepi, bukan terlihat tapi memang sepi. Tak ada lagi Uchiha yang berada disini, cuma dua orang keturunan Uchiha yang masih tinggal disini, yaitu Naruto dan Sasuke. Semua itu terjadi ketika prodigy clan Uchiha yaitu Itachi membantai semua orang dalam satu malam. Alasannya masih belum jelas, tapi kebenaran sepertinya telah di ketahui Naruto. Dimana ia mengetahui alasan Itachi sampai tega melakukan itu semua. Menurut Sasuke, Itachi melakukan itu semua hanya untuk mengetes mata barunya. Namun itu hanya kebohongan belaka yang dikatan Itachi untuk sang adik. Bagaimana mungkin Itachi mengetes mata barunya dengan membunuh semua orang secara diam-diam ? Bukankah itu semua aneh ?. Jika benar untuk mengetes, kenapa Itachi tak mencoba kepada sang Hokage atau orang yang lebih kuat lain bukannya membunuh seluruh anggota clan Uchiha secara diam-diam. Semua pikiran itulah yang sekarang berkutat di otak Naruto.

Sudah dua tahun ini Naruto menyembunyikan kebenaran kepada sang sahabat, membiarkan Sasuke jatuh kedalam lingkaran kebencian. Bukannya Naruto tak peduli, namun ia juga sama seperti Sasuke. Hasrat untuk membunuh seseorang juga tengah ia rasakan, bahkan dipikirannya saat ini hanya ada satu nama yang ingin ia musnahkan.

Danzo... Shimura Danzo, seseorang yang selalu ingin merekrut Naruto kedalam organisasinya. Menjadikannya senjata yang kuat untuk melindungi Naruto. Namun usahanya hanya sia-sia saja, sebab Naruto selalu menolak ajakannya. Apalagi Hiruzen Sarutobi selalu menghalangi jalannya untuk menjadikan Naruto alatnya.

Naruto berjalan, melihat Sasuke didepan rumahnya dari kejauhan ia langsung menghampirinya.

"Sasuke" Naruto membuka suara untuk memanggil Sasuke. Sedangkan Sasuke hanya memandang datar kearah Naruto.

"Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu"

"Bicara apa ?"

"Tentang Shishui dan Itachi" mata Sasuke langsung menajam saat mendengar nama orang yang dibencinya keluar dari mulut Naruto. "Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku Naruto... Ayo masuk kita bicara didalam saja" Sasuke pun melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah yang diikuti Naruto dibelakangnya.

"Jadi apa saja yang kau sembunyikan dariku" Sasuke mengambil sesuatu dari dalam kulkas, kedua tangannya memegang minuman dingin rasa jeruk. Menutup pintu kulkas dengan kakinya kemudian berjalan kearah Naruto memberikan satu minumannya ke Naruto. "Terima kasih" Naruto menerima minuman itu kemudian menarik kursi yang ada didekatnya dan mendudukinya.

"Jadi apa ?" dengan nada yang sedikit tinggi Sasuke kembali bertanya ke Naruto. Rasa penasaran yang tinggi membuatnya lupa untuk meminum minumannya. Matanya masih menatap kearah Naruto, baginya semua yang menyangkut Itachi itu berharga. Karena dengan begitu ia bisa selangkah lebih maju untuk membalaskan dendamnya.

"Jadi... Semua yang Itachi katakan padamu adalah kebohongan belaka..." tangan Naruto memainkan sedotan minumannya sambil berbicara dengan Sasuke. "Dia semua termasuk ayah dan ibumu bukan untuk mengetes matanya" matanya kini menatap Sasuke. Melihat raut wajah bingung yang terpasang disana. "Jangan bercanda, apa yang sedang kau bicarakan ini hah" nada tinggi keluar dari mulut Sasuke, seakan tak terima dengan penjelasan Naruto.

"Kecilkan suaramu Sasuke, kau membuat telingaku sakit" ucap Naruto dengan tangan menutup kedua telinga.

"Kau tau saat dimana Shishui tewas ?" lanjutnya dengan mata yang menatap Sasuke yang masih setia berdiri didepannya

"Ya aku tau"

"Yap... Sebenarnya Itachi tak sepenuhnya membunuh Shisui tapi aku juga terlibat" pupil mata Sasuke bergetar mendengar pengakuan Naruto. Bingung adalah ekspresi satu-satunya yang dimiliki Sasuke saat ini. "A-apa maksudmu ?" menatap tak percaya kearah Naruto. Tak percaya bahwa Naruto juga terlibat atas kematian Shisui, yaitu kakaknya.

"Dua tahun lalu... tepat dimana Shishui tewas. Aku dan Itachi berada bersamanya sebelum kematiannya" Naruto berdiri melangkah pergi dari tempat duduknya dan berhenti saat membelakangi Sasuke. "Waktu itu Shisui bearada didekat air terjun, dia memanggil aku dan Itachi kesana lewat gagaknya" melangkahkan kakinya lagi menuju kulkas dan meninggalkan Sasuke yang masih terdiam membisu. "Saat aku dan Itachi tiba, aku melihat mata kanannya sudah tak ada. Dia bilang matanya sudah dicuri oleh orang yang bernama Danzo. Orang yang sama yang ingin membuatku menjadi alat untuk dirinya" tangannya membuka kulkas, mengambil lagi minuman yang sama seperti yang tadi diberikan Sasuke. "Shishui menceritakan semua tentang rencana clan Uchiha yang ingin mengkudeta Konoha... Bahkan Itachi juga sudah tau tentang itu. Shishui ingin memanipulasi ayahmu dengan kotoamatsukami agar membatalkan kudeta clan Uchiha supaya tak terjadi perang saudara antara clan Uchiha dengan Konoha" tangan Naruto memegang minumannya kemudian meminumnya sembari kembali berjalan ke tempat duduknya. "Namun semua itu sia-sia saat Danzo tau rencana Shishui dan tak mauenggunakan rencananya. Danzo ingin semua clan Uchiha dibantai, oleh sebab itu dia mencuri mata Shishui. Lebih singkatnya saat aku bersama Itachi disana, Shisui ingin aku dan Itachi membunuhnya agar mendapatkan mata yang sama seperti dirinya. Aku dan Itachi melakukannya setelah perdebatan yang terjadi kerena waktu itu aku menolak" pupil mata Sasuke berhasil membulat dengan sempurna, minuman yang tadi ditangan sudah terjatuh kelantai saat melihat mata Naruto yang berubah menjadi mangekyou sharingan.

Mata sharingan yang berpola itu kemudian kembali menjadi biru yang enak dipandang. "Sebelum Shisui menceburkan dirinya ke air terjun, dia sempat memberikan sebuah gulungan kepadaku dan memberikan mata kirinya ke Itachi. Dia berpesan kepada itachi untuk melindungi Konoha dengan kemampuannya" Naruto melipat tangannya didepan dadanya, badannya bersandar ke kursi yang ia duduki. "Dan saat malam setelah pembataian terjadi, Itachi datang kepadaku dengan wajah yang masih ada bekas air matanya" untuk yang ketiga kalinya mata Sasuke bergetar. Tubuhnya lemas, dan ia jatuh terduduk di lantai. Ia tak menyangka bahwa kakaknya menyembunyikan semua itu darinya. "Dia berpesan kepadaku agar menjadi kuat, untuk melindungi Konoha dan menyelamatkanmu jika sewaktu-waktu kau memilih jalan yang salah" Naruto bangkit dari duduknya, melangkah menuju Sasuke yang masih terduduk dan kemudian jongkok didepannya. Tangannya memegang pundak Sasuke "Karena itulah aku disini" ucapnya sambil tersenyum kecil.

Air mata mulai keluar dari mata Sasuke, pemandangan yang jarang terjadi untuk seorang Uchiha seperti dirinya. Wajahnya menunduk kebawah, badannya bergetar hebat hingga Naruto yang melihatnya tak bisa berbuat apa-apa. Naruto hanya bisa duduk bersila di depan Sasuke. Dia terus menunggu sahabatnya itu hingga berhenti menangis.

Sekian lama Naruto menunggu Sasuke menangis. Jam sudah menunjukan angka 6 sore, ini sudah 1 jam sejak Sasuke menangisi kesalahannya karena tak tau apa-apa. "Jadi... Bagaimana ? Sudah baikan" ucap Naruto memecah keheningan sudah lama terjadi. Sasuke yang sudah berhenti menangis menatap Naruto dengan wajah yang masih basah akibat air matanya. "Jadi... Menurutku Itachi... "

.

.

.

.

.

"Terima kasih Naruto kau sudah memberi tau aku soal ini, mungkin mulai saat ini tujuan kita sama" ucap Sasuke dengan senyum di wajahnya.

"Tentu saja, karena itulah guna seorang sahabat. Aku akan membantu jika ada masalah" senyum kecil juga terukir diwajah Naruto. "Kalau begitu aku pulang dulu, jangan lupa besok kita harus menemui guru pembimbing kita di akademi" lanjut Naruto dengan tangan mengepal ditujukan kepada Sasuke. Mengerti dengan apa yang dilakukan Naruto, tangannya kemudian ikut mengepal membalas salam dengan saling membenturkan tangan mereka yang mengepal.

#Keesokan Harinya.

Seperti hari-hari biasanya Naruto bangun dari tidur, melenggang pergi membersihkan badannya, memakai baju yang sering ia pakai sehari-harinya dan kemudian memasang hitai ate pemberian gurunya itu di dahinya. Benda yang biasa dimiliki seseorang yang sudah menjadi genin. Naruto kemudian siap pergi menuju akademi. Langkah demi langkah terus berlalu, menapaki jalanan Konoha yang sudah mulai ramai dengan orang yang berlalu lalang. Hingga langkah kakinya berhenti didepan akademi yang sudah dua tahun ini ia belajar intuk menjadi ninja dengan baik. Melihat beberapa teman sekelasnya yang sedang menunggu jounin pembimbing mereka. Dan ngomong-ngomong soal hasil tes kemarin, Naruto dan Sasuke berhasil mendapat gelar Rookie of the year. Mereka berdua mendapatkannya karena nilai ujiannya yang hampir sempurna. Itu semua sedikit membuat beberapa teman seangkatan Naruto sedikit bingung karena Naruto mendapatkannya bersama Sasuke. Namun kebingungan itu terbayar karena mereka juga melihat sendiri tes yang dilakukan Naruto.

"Oi Naruto" terdengar sebuah sapaan yang ditujukan kepada Naruto. Tak lain dan tak bukan adalah Shikamaru. Anak dari Shikaku Nara sang pemimpin clan Nara. Dengan wajah malasnya ia berjalan menghampiri Naruto "yo... Selamat ya atas keberhasilanmu kemarin" anak bermodel rambut nanas itu memberikan selamat kepada Naruto. Anak yang setahun belakangan ini begitu dekat dengan Naruto sama seperti Sasuke.

"Jadi, bagaimana kau bisa melakukan itu. Selama ini kau tak pernah menunjukan kamampuanmu kepadaku hmm..."

"Ahh... Itu hanya kebetulan saja, kau tau kan aku adalah anak yang lemah jauh dari Menma maupun Sasuke" Naruto hanya bisa menjawab dengan kebohongan. Karena ia selalu mengingat pesan dari Shisui 'Jangan kau tunjukan kemampuanmu kepada siapapun Naruto. Kau tidak tau kapan seorang teman akan menjadi musuh atau musuh yang berpura-pura menjadi teman'. Itu adalah pesan dari Shisui, walaupun ia yakin Shikamaru tidak akan menjadi musuhnya.

"Aku tau kau menyembunyikannya selama ini kan... Aku jug..."

"Oi Shika guru pembimbing kita sudah datang" belum sempat Shikamaru menyelesaikan kalimatnya, sebuah teriakan terdengar jelas memanggil dirinya. Teriakan dari teman setimnya. "Mendokusai... Aku pergi dulu Naruto" dengan itu Shikamaru pergi dari tempat Naruto, berjalan menghampiri timnya.

.

.

.

.

.

#Naruto Pov.

"Hah lama sekali guru kita datang, sampai kapan kita harus menunggu disini" Sakura Haruno, gadis yang baru saja berbicara. Mempunya rambut merah muda dengan panjang sepunggung, dan matanya hijau emerald. Dia adalah teman setimku. Mempunyai sifat yang ceria, dia juga salah satu dari fansgirl Sasuke.

"Dia memang seperti itu Sakura-chan, jadi tunggu saja sembari aku menyiapkan ini" Uzumaki menma, anak pertama dari Yondaime Hokage dan Uzumaki Kushina. Memiliki rambut merah pendek dengan bola mata biru mirip sepertiku. Anak yang beberapa tahun lalu aku buat babak belur karena sebuah ejekan, dan karena itu ayahnya menjadi marah padaku. Dia bahkan menyutujui rencana Danzo untuk menjadikanku senjata bagi Konoha. Seperti yang terlihat saat ini, dia tengah menyiapkan jebakan untuk guru pembimbing kami.

Sedangkan yang ada dipojok kelas ini, anak rambut pantat ayam dengan kedua tangan yang sedang menyangga dagunya. Wajah datarnya seakan juga tak pernah hilang, ciri khas dari seorang Uchiha. Mungkin kalian juga sudah tau siapa dia bukan ? Yap... Dia adalah Uchiha Sasuke, sahabat yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri. Kami besar di area yang sama, karena kakakku adalah teman kakaknya, dan itu membuat kami lebih dekat karena kedua kakak kita.

Krieet...

Aku lihat pintu kelas mulai terbuka, menampakan seorang dengan rambut silver pendek, mata kanannya terlihat sayu seperti orang yang bosan hidup, sedangkan mata kirinya tertutup hitai ate miliknya yang sengaja ia pakai miring menutupi mata kirinya itu. Hidung dan juga mulutnya terlihat tertutup masker hitam. Dan aku bisa melihat tangan kanannya memegang sebuah buku. Sepertinya itu adalah guru pembimbing kami yaitu Hatake Kakashi.

"Tim tujuh segera temui aku diatas kantor Hokage" tanpa masuk dia hanya mengucapkan beberapa dari luar kelas, yang membuat dirinya tidak terkena jebakan dari Menma. Hmmm... Aku kira hanya aku yang suka membuat kekacauan. Aku hanya bisa menggeleng saja melihat anak seorang Hokage.

#Naruto Pov End.

Naruto dan lainnya terlihat melenggang pergi ketempat yang sudah diberitahu Kakashi. Sampainya disana terlihat Kakashi sudah berada disana lebih dulu sedang duduk diatas pagar dengan tangan yang masih ia pegang. Melihat kedatangan Naruto dan yang lainnya Kakashi langsung menutup bukunya.

"Baiklah, untuk hari ini kita akan memperkenalkan diri masing-masing. Dimulai dari kau" telunjuk Kakashi mengarah kearah Sakura.

"B-Bagaimana caranya ? Coba sensei dulu" ucap Sakura bertanya.

"Namaku Hatake Kakashi, kesukaanku tidak ada, yang tidak kusukai bukan urusan kalian, dan cita-cita masih belum terpikirkan" sebuah keringat sebesar biji jagung keluar dari kepala Sakura, bingung dan juga jengkel akan sifat dari senseinya ini. 'Perkenalan macam apa itu ?'

"Hei cepat lakukan pinky"

"H-hai... Namaku adalah Haruno Sakura, kesukaanku adalah (melirik Sasuke), yang tidak kusukai ada (melirik Naruto) dan cita-citaku adalah ( kembali melirik Sasuke)"

Mendengar perkenalan Sakura membuat Kakashi yang sekarang ingin menepuk jidatnya denga keras, namun itu masih bisa ia tahan. "Selanjutnya kau"

"Namaku Uzumaki Menma, yang kusukai adalah keluargaku dan ramen, yang tidak kusukai adalah menunggu ramen instan matang, cita-citaku menjadi Hokage"

"Kau"

"Namaku Uchiha Sasuke, yang kusukai Berlatih dengannya, yang tidak kusukai seseorang yang menindas orang lain, cita-cita atau ambisiku adalah membunuh seseorang"

"Terakhir Kau"

"Namaku Uzumaki Naruto, yang kusukai, tidak kusukai dan cita-cita sama seperti Sasuke"

Sasuke yang mendengar perkenalan Naruto langsung menatapnya dengan tajam "Dasar plagiat" ucapnya. Naruto yang ditatap hanya mengangkat kedua bahunya.

"Yare... Yare... Perkenalan yang menarik. Besok jam 10 pagi datanglah ke training ground dekat hutan, kita akan melakukan tes disana. Aku harap kalian tidak sarapan, atau itu akan keluar lagi dari perut kalian" ucap Kakashi yang kemudian menghilang dari tempatnya.

.

.

.

.

.

To Be Continued.

Yoo... Ane balik lagi dengan chapter 3.

Chapter ini juga masih gitu-gitu aja, aku harap kalian suka.

Untuk jumlah wordnya mungkin bertahap ya ane nambahnya.

Disini Naruto gak jahat dan gak juga terlalu baik jadi netral. Kalau naruto sama sasukenya keluar desa, mungkin nanti bisa dipirkan lagi.

Oh ya kalau soal Minato itu ada alasannya nanti, taoi gak jahat-jahat juga sih.

Ok itu aja. Jangan lupa tinggalkan riview kalian.