"Aku seharusnya tahu jika dia memang sangat gila!"

"Ah,, Smartphone Naruto-sama jadi hancur!"

"Hey, hey, apa yang kau lakukan? Sudah tinggalkan saja, aku masih mampu untuk membeli yang baru!"

"Ah,, Sayang sekali,,,"

Akitsu yang sedari tadi berlutut meratapi smartphone Ashikabinya lekas berdiri kembali. Bergerak menyelinap disamping Ashikabinya, dan diapun kembali membawa lengan Naruto diantara jeratan kedua payudara bombastisnya.

Apa yang sebenarnya terjadi sih?

Setelah mendengarkan segala tektek bengek yang disampaikan oleh Minaka, Naruto tak segan membanting smartphonenya untuk melenyapkan wajah pria gila yang diketahui sangat terobsesi dengan eksploitasi Ras Sekirei dalam permainan yang menurut Naruto sangat tidak jelas. Apalagi ketika mendengar tujuan akhir dari permainan itu, Ashikabi yang memenangkan permainan ini akan dibawa keatas langit untuk menjadi seorang Dewa.

Sangat konyol!

"Sebaiknya kita pergi mencari tempat tidur baru!"

"Ah,, Aku menginginkan tempat tidur yang lebih kecil agar bisa terus memeluk Naruto-sama semalaman!"

Mereka berdua memutuskan untuk pergi dari tempat dagangan sofa, selanjutnya Naruto akan membawa Akitsu untuk menjelajahi kembali toko perlengkapan rumahtangga.

"Jika kau menginginkan tempat tidur seperti itu, untuk apa lagi kita mencari tempat tidur baru?"

Rekomendasi Akitsu ditolak oleh Naruto.

Tempat tidur Izumo-in sangat kecil dan tidak muat untuk dipakai oleh mereka berdua, untuk itulah Naruto berniat mencari tempat tidur baru yang akan mengganti tempat tidur yang sekarang mereka gunakan di Izumo-in.

"Ah,, Tempat tidur di Izumo-in sangat keras, tidak nyaman!"

'Kenapa dia sangat menuntut?!'

ooo

Waktu untuk berbelanja sudah selesai. Sebelum memutuskan pulang ke Izumo-in, Naruto dan Akitsu terlebih dahulu ingin menikmati waktu bersantai ditaman kota tempat pertama kalinya mereka bertemu.

"Ah,, Es ini sangat aneh, ini sangat enak!" Akitsu berseru, namun mulutnya tidak berhenti menjilati eskrim vanilla ditangannya.

"Kau menyukainya?" Tanya Naruto yang juga sedang menikmati eskrim oranyenya.

"Ah,, Tentu saja, es yang aku ciptakan tidak memiliki rasa seperti ini." Akitsu bisa merasakan tekstur lembut dari es yang dia jilati saat ini, selain itu dia juga bisa merasakan rasa manis yang terkandung didalam eskrim tersebut.

"Ini namanya eskrim, apakah ini pertama kalinya kau memakan eskrim?" Sangat aneh memang, untuk wanita seusianya seharusnya dia tahu cemilan seperti ini.

"Ah,, Eskrim? Nama yang sangat bagus!" Naruto berkerut bingung, respon yang dia berikan itu seolah dia baru pertama menjumpai makanan seperti ini. "Aku baru tahu bahwa 'dunia luar' memiliki makanan seenak ini."

"Dunia luar?" Naruto sedikit terganggu dengan cara Akitsu menyebutkan kata dunia luar. Kata itu sendiri terdengar tidak menyenangkan, itu seperti kau seolah terpkasa terkurung disuatu tempat tanpa melihat warna-warni keindahan dunia ini.

"Kami lahir disebuah pulau yang disebut Kamigura." Akitsu menghentikan menjilat eskrimnya. "Disana kami belajar untuk menyesuaikan diri. Para Adjustor membimbing Sekirei untuk beradaptasi dalam kehidupan ini, dan sekaligus membantu kami untuk mengontrol masing-masing kekuatan yang dimiliki tubuh kami."

Penjelasan itu membuat saraf Naruto sedikit menegang. Naruto masih tidak menyukai tentang pemikiran itu, dia bisa menyimpulkan jika dipulau Kamigura itu juga merupakan basis dari penelitian Sekirei.

"Apakah kau tahu letak pulau itu berada?" Tanya Naruto. Sebagian pikirannya membuat rencana untuk menyusup masuk kepulau tersebut, dia ingin mencaritahu lebih lanjut tentang organisasi aneh yang berhasil menciptakan Ras baru bernama Sekirei ini.

"Ah,, Maafkan aku Naruto-sama, tapi aku sama sekali tidak tahu pasti dimana letak pulau itu berada. Ini adalah pulau rahasia MBI, bahkan pulau Kamigura tidak tercantum dipeta dunia."

'Benar-benar (Minaka) jenius!' Geram Naruto.

Nampaknya dia sendiri yang harus mencari keberadaan pulau tersebut.

Naruto sama sekali tidak memiliki niatan buruk dengan mereka, dia hanya sedikit hawatir tentang kemunculan Orochimaru baru dijaman ini.

Masih segar dalam ingatannya tentang kebiadapan ilmuan gila tersebut. Setelah PDS4 usai, Orochimaru kembali menjalankan penelitian sialan dibelakang punggung aliansi 5 desa besar. Dia melanggar perjanjian dengan melakukan sebuah percobaan menjijikan dengan mencampurkan Gen dirinya dan Sasuke sehingga menghasilkan individu baru yang disebut sebagai emm,,, Kentucky, Kawakan, Kawani ahh- Kawaki.

Menurut keterangan, Kawaki berhasil membunuh Orochimaru. Dia dibantu dengan individu ciptaan Orochimaru yang bernama Mitsuki merencanakan untuk menghancurkan dunia Shinobi.

Mereka berdua datang ke Konohagakure sebagai target pertama. Dia berhasil memporak-porandakan sebagian besar Konoha, mengalahkan kolaborasi dirinya dengan Sasuke, hingga berakhir mampu membunuhnya.

Disana, Naruto sama sekali tidak mengerti. Dalam ingatannya serangan itu 100% sudah membunuhnya. Akan tetapi, logika itu seakan tidak berlaku ketika sel-sel tubuhnya yang telah tercerai berai kembali pulih sehingga mampu menghidupkannya kembali.

Dia terbangun disebuah tenda darurat dengan langsung disambut kedua anaknya yang menghambur menangis dipelukannya. Menanyakan segala kejadian yang dia lewatkan, dan Naruto hanya mampu menangkap satu kesimpulan dari penjelasan Anaknya tersebut.

Kematian Uzumaki Hinata, istrinya tercinta.

Hatinya pecah berkeping-keping, dia merasa goyah karena kehilangan penerang jalannya itu. Namun karena keberadaan kedua Anaknya Naruto berhasil bertahan, dia menguatkan dirinya untuk menjalani sisa hidupnya sampai tiba waktu dimana dia bisa menjumpai istri tercintanya.

Kematian yang dia inginkan tak kunjung datang. Sampai ketika kedua Anaknya meninggal dunia, Naruto masih hidup dengan kondisi yang sama tanpa satu detikpun mengalami penuaan.

Keabadian menohoknya. Dia sangat mengutuk keistimewaan yang dia mil-

"Naruto-sama!"

Naruto terentak dari lamunannya, dia lekas menoleh kesamping dan menemukan Akitsu yang menatapnya hawatir.

Naruto tersenyum sendu, tanpa menunggu waktu lama dia menghambur kedalam pelukan Akitsu.

"Ah,, Narut-"

Dia menangis.

o

Line break-o

o

Disebuah ruangan tersembunyi Izumo-in, terlihat dua orang gadis berbeda warna rambut sedang melakukan pembicaraan yang sangat mencurigakan.

"Miya-tan, berhenti memojokanku seperti itu! Aku memang mengoleksi beberapa kamera tersembunyi ditempat ini, tapi itu bukan berarti aku mengintip pasangan suami sitri itu dikamarnya!"

(Suami-istri = Naruto dan Akitsu)

Seorang gadis berkacamata yang memiliki rambut merah berteriak menyilangkan kedua lengannya. Dia menyangkal setiap tuduhan dari si induk semang yang menyebutkan tentang kegiatan mengintip pasangan suami istri baru penghuni Izumo-in.

"Ayolah Matsu, aku hanya ingin tahu, apakah mereka semalam berhubungan seks?" Si induk semang yang memiliki nama Miya Asama itu masih tetap kukuh, matanya menyipit seolah memberikan sebuah intimidasi untuk gadis berambut merah itu menjawab keingintahuannya.

"Jika kau sangat keberatan dengan tindakan tercela itu, lantas kenapa kau membiarkan mereka satu kamar? Sangat konyol kalau kau mencaritahu urusan rumahtangga oranglain!" Gadis merah bernama Matsu itu berkata mengerucutkan bibirnya.

Mendengar Matsu yang menyinggungnya membuat suasana hati Miya semakin buruk. Matsu menyadari itu, wajahnya mulai pucat ketika aura ungu kehitaman menguar keluar dari tubuh Miya.

"B- baiklah, baiklah, a- aku akan memberitahumu!" Mendengar itu membuat Miya tersenyum, aura mengintimidasinya juga seketika langsung berhenti.

"Jelaskan!"

"M- mereka sama sekali tidak melakukan itu,,," Matsu berhenti sejenak untuk meneguk ludahnya. ",,,S- sejujurnya aku menantikan mereka melakukan hubungan seks, tapi sayangnya suami istri itu hanya tidur sambil berpelukan sepanjang malam."

"E- eh, k- kau apa?"

"Eum, suami itu adalah idola yang sangat kukagumi. Untuk itu aku begadang semalaman untuk melihat secara langsung sepak terjangnya diatas ranjang, t- tapi,,,"

"Tunggu dulu!" Miya menyela, dia merasakan perasaan yang sangat janggal dengan pernyataan Matsu sebelumnya. "Maksudmu dengan idola itu apa sih?"

Matsu membelakak, dia tersentak sadar jika mulutnya sudah tergelincir mengungkapkan rahasia tersembunyi yang selama ini dia tutupi rapat-rapat dari seluruh penghuni Izumo-in.

"AKU TIDAK AKAN MEMBERITAHUMU!" Matsu berteriak, dia hendak beranjak pergi, namun perasaan intimidasi yang seketika datang mendera tubuhnya mengurungkan itu. "M- Miya-tan, j- jangan memerasku seperti ini lagi!" Dia terduduk kembali, bahunya lemas tak berdaya dengan kepalanya menunduk menatap pahanya sendiri.

"Arararara, Matsu sangat nakal, dan sepertinya dia memiliki satu rahasia yang dia sembunyikan dariku!" Miya berseru dengan senyum sadis menghias wajahnya. "Apakah itu rahasia memalukan lainnya yang belum aku ketahui?"

Matsu menyerah, dia tidak kuasa bertahan dari segala pemerasan yang dilakukan Miya terhadapnya. Tidak ada gunanya ditutup-tutupi lagi, rahasia itu cepat atau lambat akan diketahui olehnya.

"L- lihat!" Matsu menarik sebuah kardus yang berada tak jauh dari perangkat PCnya, dia membukanya dan menunjukan beberapa buku berwarna terang dengan cover yang menurut Miya sangat mencurigakan. "D- disini adalah beberapa buku koleksi favoritku."

Miya mengambil buku, dia membuka salah-satu halaman dan segera membacanya.

*Pussss

Wajahnya langsung bersemu merah.

"A- apa-apaan buku ini?" Miya membanting buku itu keatas meja. "T- tidak bermoral! Binatang! Mesum!"

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Matsu mendorong Miya dari tempatnya. "AKU AKAN MELAPORKANMU KEPOLISI KARENA TELAH MENGANIYAYA ANAKKU!" Setelah itu Matsu langsung mengambil kembali buku yang sebelumnya Miya banting.

'E- eh, apa yang terjadi?' Miya cukup terkejut dengan serangan tiba-tiba itu.

"Tenang sayang, Mama ada disini! Mama tidak akan membiarkan satu orangpun menyakitimu!" Matsu memeluk bukunya penuh kasih sayang, sesekali dia menggosok-gosokan buku itu diatas puting payudaranya yang membuatnya sedikit mendesah dan terengah-engah.

Miya berkedip beberapa kali, dia sama sekali tidak mengerti tentang alasan kegilaan salah-satu rekan seperjuangannya itu.

Terlebih lagi,,,

Apa-apaan itu? Apakah seorang Sekirei bisa melahirkan sebuah buku berjudul ICHA-ICHA SERIES?

Berselang beberapa detik kemudian.

"Eh? Diluar ada suami-istri baru!" Tidak sengaja melihat monitor PCnya Matsu berseru.

"Ara?" Miya menyerbu dan bergabung melihat monitor PC.

Diluar sana, didepan pintu Izumo-in, Miya dan Matsu bisa melihat dua orang berbeda gender sedang berdiri sesekali mengetukan jarinya pada pintu Izumo-in.

o

Line break-o

o

"Achooo!"

"Ah,, Apakah kau baik-baik saja, Naruto-sama?" Hari ini entah berapa kali Akitsu dibuat panik oleh Naruto. Mulai dari kegemaran Ashikabinya yang merenung, menangis dan sekarang malah bersin-bersin.

"Aku baik-baik saja." Kata Naruto sambil mengusap puncak hidungnya. "Mungkin in- Achooo!"

"Ah,, Naruto-sama!" Akitsu langsung menyerbu Naruto lagi. "Apakah kau masuk Angin? Setibanya dirumah Naruto-sama harus mandi Air hangat, dan aku bisa menggosok punggung Naruto-sama!"

"Aku pikir seseorang sedang membicarakanku!" Keluh Naruto sekaligus menyangkal tentang dirinya yang sedang masuk Angin.

"Ah,, Apakah begitu? Bukankah itu tidak masuk akal?" Akitsu berkerut bingung. Alasan bersin tidak mungkin dikaitkan dengan itu, pikirnya.

'Apakah bersin bagian dari gejala masuk Angin? Itu lebih tidak masuk akal!' Pikir Naruto sweatdrop.

"Ketika seseorang bersin tanpa sebab yang jelas, beberapa keyakinan muncul dan salah-satunya itu tentang seseorang yang sedang membicarakanmu." Naruto mencoba memberi penjelasan.

"Ah,, Aku mengerti sekarang!" Akitsu berseru sambil tersenyum, dia memberikan Naruto tatapan terpesona. "Kau begitu pintar, Naruto-sama!"

"Er, terimakasih!" Naruto menanggapinya sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

Naruto masih sedikit malu jika dia mendapatkan sebuah pujian dari seseorang.

*Kwak! Kwak! Kwak!

Naruto mendengar suara Gagak bernyanyi. Mendongkakan kepalanya, dia melihat langit sudah berubah berwarna oranye.

"Aku tahu ini saatnya kita pulang!" Kata Naruto perlahan berdiri dari duduknya, dia membantu Akitsu untuk berdiri dan kemudian mereka segera melangkahkan kaki untuk pergi meninggalkan taman.

*Gedebug!

"Kyaaaaaaaaaaaa~!"

Tepat didepan gerbang taman kota, dan tepat beberapa meter didepan mereka berdua, seorang wanita terjatuh dengan posisi pantat menungging keatas memperlihatkan kepada dunia kemegahan celana dalamnya yang berwarna ungu.

*Gelinding! Gelinding! Tuk!

Dia terlihat sedang mabuk, itu dibuktikan dengan botol sakenya yang menggelinding meninggalkan sipemilik dan berakhir membentur sepatu yang dikenakan oleh Naruto.

"Ah,, Apa kau tidak apa-apa?" Akitsu melepaskan pelukannya dilengan Naruto dan berlari kedepan untuk membantu wanita itu.

Sementara Akitsu sedang membantunya, Naruto mengerutkan kening memperhatikan wanita tersebut. Wanita itu memakai gaun china ketat dan terbuka berwarna ungu, dia jugga memiliki rambut berwarna hitam panjang bergaya seperti seseorang yang baru saja bangun tidur.

'Meskipun dia sudah menekannya, tapi aku masih mampu merasakannya!' Yang membuat Naruto heran, dia merasakan samar aktifitas Chakra yang cukup kuat dari wanita tersebut.

"Teri- (Hik) termakasih!" Wanita teler itu berusaha mengucapkan kata terimakasih dengan normal.

"Ah,, Lain kali hati-hati!" Akitsu menepuk bokong montoknya dan setelah itu dia kembali kepada Naruto untuk menjerat lengannya kembali diantara kedua payudaranya.

Wanita itu berbalik dan berjalan pergi dengan langkah yang terhuyung-huyung.

"Dia sengaja!" Naruto bergumam dengan nada yang berbisik.

"Ah,, Apa maksudmu, Naruto-sama?" Tanua Akitsu yang mendengar gumaman tersebut.

"Dia pura-pura terjatuh tepat didepan kita, dia Sekirei dan aku yakin tujuannya itu untuk menarik perhatian kita!" Kata Naruto menjelaskan.

"Ah,, Dia Sekirei?" Akitsu tersentak. "Aku sangat ceroboh!" Akitsu memukul keningnya sendiri merutuki kecerobohannya. Seharusnya Akitsu waspada, siapa tahu Sekirei itu sedang mengintai dan mencari kelemahan mereka.

"Sudahlah, itu tidak penting, dan sebaiknya kita cepat pergi sebelum sesuatu yang tidak diinginkan menimpa kita!"

"Ah,, T- tapi dia,,,"

Akitsu berpikir untuk mengejar Sekirei tersebut, namun Ashikabinya menarik tangannya untuk membawanya cepat pergi dan pulang ke kediaman mereka di Izumo-in.

TO BE CONTINUED!

oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Koneksi yang dibutuhkan Matsu sudah terjawab, jadi hanya tinggal menunggu waktu untuknya mendapatkan Naruto sebagai Ashikabinya. Dan, siapa yang tahu suami-istri baru yang datang ke Izumo-in?