BEAUTIFUL

...

Title : Beautiful

Pairing : Hwang Minhyun & Kim Jaehwan

Tag : Romance! Angst! Minhwan drabble! Alternative Universe! Just wanna make an angst Minhwan fanfic

Summary : Jaehwan just regret about everything

...

Beautiful

...

Chapter 2

...

Hari-hari Jaehwan dipenuhi dengan banyak kebahagiaan semenjak Minhyun memasuki kehidupannya. Minhyun tidak pernah malu atau ragu dalam menunjukan rasa sayangnya pada Jaehwan. Tidak peduli dimana pun, Pemuda tampan itu selalu menunjukan rasa cintanya pada Jaehwan. Entah itu menggenggam tangan Jaehwan, membelai rambut Jaehwan, mencium kepala Jaehwan, menatap Jaehwan lembut, memeluknya sebelum mereka berpisah saat Minhyun mengatarkan Jaehwan ke kampus atau pulang ke rumah, dan ciuman lembut yang selalu mereka bagikan saat keduanya ingin menunjukan betama keduanya saling mencintai dengan setulus hati mereka.

Hingga suatu hari, Jaehwan, Minhyun, Seongwoo, Daniel, dan Sungwoon sedang berpesta bersama. Kelima pemuda itu merayakan satu bulan hubungan Jaehwan dan Minhyun di rumah Minhyun. Pemuda tampan itu hanya tinggal sendiri di apartemennya sehingga dia bisa mengadakan pesta dan mengundang siapa pun untuk datang.

"Kalian tahu? Aku pikir kalian akan menjadi pasangan paling bodoh yang hanya memendam perasaan satu sama lain tanpa ada yang mau bertindak. Tidak disangka sekarang kalian sedang merayakan satu bulan kalian menjadi sepasang kekasih," kata Seongwoo memulai pembicaraan.

"Kami juga tidak menyangka itu. Aku pikir aku hanya akan terus menatapnya bekerja setiap hari," balas Minhyun sambil menatap Jaehwan dan menggenggam tangan kekasihnya itu. Sedangkan Jaehwan seperti biasa akan tersipu setiap kali Minhyun mengatakan hal-hal manis tentangnya. Dia benar-benar terkena sihir cinta Minhyun.

"Hyung, kau selalu saja menggodaku," seru Jaehwan yang sedikit kesal dengan Minhyun. kekasihnya itu memang memiliki kebiasaan menggoda Jaehwan dengan kata-kata manisnya atau perlakuan lembut yang akan membuat jantung Jaehwan berdegup kencang.

Pemuda manis itu kemudian beranjak. "Jaehwanie, kau marah?" tanya Minhyun dengan wajah yang dibuat sedih.

"Jangan pasang muka sedih seperti itu hyung. Aku tahu kau hanya ingin menggodaku lagi. aku hanya ingin menge-charge handphone ku saja," jawab Jaehwan. Pemuda manis itu benar. Dia hanya menge-charge handphone-nya dan mematikannya.

Pesta itu pun terus berlanjut hingga hampir petang. Semuanya harus segera diakhiri karena Jaehwan harus bekerja. Meskipun dia kini menjadi kekasih Minhyun yang merupakan anak orang kaya, tetapi Jaehwan tidak pernah ingin merepotkan Minhyun. Pemuda manis itu ingin tetap bekerja dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia tidak ingin rasa cintanya pada Minhyun bercampur dengan rasa hutang budi.

Minhyun pun tetap membiarkan Jaehwan bekerja paruh waktu. Dia sangat menghormati keputusan kekasihnya. Lagipula, dia juga ingin Jaehwan mencintainya karea ketulusan hatinya bukan karena rasa hutang budi.

"Kau akan langsung berangkat bekerja?" tanya Minhyun.

"Iya," jawab Jaehwan tanpa menyadari terdapan nada sedih dalam pertanyaan Minhyun.

"Tak bisakah kau tetap bersamaku malam ini?" tanya Minhyun lagi mencoba menghentikan kekasihnya. Pemuda tampan itu sendiri tidak mengerti kenapa dia ingin sekali menghentikan Jaehwan agar pemuda manis itu tetap bersamanya.

"Ada apa? Hyung tidak biasanya memintaku untuk tetap disini saat akau akan bekerja?" tanya Jaehwan tanpa menjawab pertanyaan Minhyun.

"Aku hanya ingin kau di sini. Itu saja," jawab Minhyun sambil meraih tubuh Jaehwan dan mendekapnya erat. Entah firasat apa yang membuat Minhyun ingin sekali memeluk Jaehwan. Mendekap kekasihnya itu dengan erat. Dia merasa jika bisa saja esok hari dia tidak akan bisa memeluk pemuda yang sangat dicintainya itu.

"Hyung, apa terjadi sesuatu?" tanya Jaehwan lembut masih dalam dekapan Minhyun. dia khawatir pada kekasihnya itu.

"Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi," kata Minhyun yang bukan jawaban dari pertanyaan Jaehwan.

"Tapi, aku hampir terlambat hyung," kata Jaehwan.

"Kau benar," kata Minhyun sambil melepaskan dekapannya. "Pergilah, kau tidak boleh terlambat bekerja," tambah Minhyun sambil membelai rambut Jaehwan lembut.

"Kau yakin kau tidak apa-apa hyung?" tanya Jaehwan memastikan. Minhyun mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Jaehwan. "Aku akan menghubungimu jika sudah sampai di kafe," tambah Jaehwan. Pemuda itu kemudian memberkan sebuah ciuman singkat di bibir Minhyun sebelum pergi.

...

Jaehwan yang terburu-buru lupa menyalakan handphone-nya. Hal itu adalah kesalahan fatal baginya. Dia tidak menyadari bahwa takdir sedang mempermainkannya. Dia tidak menyadari jika nasibnya bergantung pada handpone-nya.

Setelah sampai di kafe, Jaehwan baru menyalakan handphone-nya. Setelah itu suara dering notifikasi pun terus berbunyi. Jaehwan melihat terdapat beberapa pesan masuk dan panggilan tidak terjawan dari nomor yang tidak dikenal. Dia membuka pesan yang terkirim ke nomornya. Seketika itu, Jaehwan terkejut dan terduduk di lantai.

"Jaehwan-ah!" seru Daniel yang melihat temannya itu terduduk lemas di lantai. "Jaehwan-ah, ada apa?" tanya Daniel.

"A..aku.. aku harus menelponnya," kata Jaehwan tergagap menahan tangis. Pemuda itu kemudian menelpon nomor orang yang memberikan pesan padanya.

Namun, setelah menelpon justru keadaanya semakin memburuk. Jaehwan menangis tersedu-sedu. Pemuda manis itu tidak mmapu menahan penyesalannya lagi.

"Jaehwan-ah, katakan sesuatu. Ada apa? Kau bicara tentang audisi kan di telpon. Ada apa dengan audisinya?" tanya Seongwoo yang kini sudah ada di samping Jaehwan dan mencoba menenangkan pemuda manis itu dengan memeluknya.

Tidak mendapat jawaban dari Jaehwan yang masih menangis. Seongwoo meminta Daniel mengecek handphone Jaehwan yang tergeletak di lantai. Daniel pun terbelalak melihat apa yang tertulis di pesan yang ada di handphone Jaehwan.

Hari ini adalah audisi untuk penyanyi musikal. Anda kami tunggu di gedung G jam 10 pagi ini.

Jaehwan-shi? Jika Anda tidak hadir hingga waktu audisi selesai pukul 4 sore ini maka kami anggap Anda mengundurkan diri.

"Hyung," seru Daniel sambil menunjukan pesan tersebut. Seongwoo pun semakin mendekap erat Jaehwan. Dia tahu pemuda manis itu pasti sangat menyesal dan kecewa karena tidak bisa menghadiri audisi itu. Padahal Jaehwan sangat ingin lolos audisi agar dia bisa menjadi penyanyi musikal.

"Jaehwan-ah. Kuatkan hatimu. Mungkin Tuhan memang tidak ingin kau menjadi penyanyi musikal. Bukankah kau masih harus menyelesaikan kuliahmu. Bukankah kau ingin menjadi guru seni musik? Jaehwan-ah, berhentilah menangis," kata Seongwoo mencoba menenangkan Jaehwan.

Daniel yang melihat keadaan Jaehwan lalu menelpon Minhyun. Teman Jaehwan itu menceritakan semuanya pada Minhyun dan memintanya untuk secepatnya menuju kafe tempat Jaehwan kini menangis.

Tidak lama kemudian, Minhyun sampai di kafe. Dia berlari memasuki kafe dan mencari sosok kekasihnya. Namuan, dia tidak juga menemukannya.

"Minhyun hyung," seru Daniel yang melihat Minhyun. "Jaehwan ada di ruang ganti karyawan. Pergilah kesana dan tenangkan dia," tambahnya.

Tanpa menjawab. Minhyun langsung menuju tempat yang ditunjukan oleh Daniel. Pemandangan yang ada di sana sangat menyakitkan bagi Minhyun. Di sana Jaehwan menunduk dan menyembunyikan kepalanya dilututnya. Terlihat Jaehwan yang masih menangis terisak.

"Jaehwan-ah," panggil Minhyun lembut. Jaehwan medongakan jawahnya mendengar suara Minhyun menyebut namanya.

Minhyun langsung berlutut di depan Jaehwan dan memeluk pemuda manis itu erat. Dia tidak kuasa melihat kekasihnya itu menangis. Wajah Jaehwan telihat berantakan. Matanya sembab dan air matanya terus saja mengalir.

"Jaehwan-ah," hanya nama Jaehwan yang mampu diucapkan Minhyun. dia tidak tahu ahrus bagaimana. Hatinya begitu sakit melihat kekasihnya dalam keadaan ini.

"Semuanya sudah berakhir, hyung. Aku tidak punya kesempatan lagi. aku tidak bisa menjadi kebanggan siapa pun. Berakhir sudah, hyung," rancau Jaehwan dalam tangisnya.

"Jaehwan-ah. Audisi ini bukan satu-satunya di kota ini. Kau masih bisa mengikuti audisi lagi. Kau adalah penyanyi berbakat. Aku yakin kau akan lolos di audisi yang lain," kata Minhyun mencoba menenangkan kekasihnya.

"Jika saja aku mematikan handphone-ku, hyung. Jika kita tidak berpesta hari ini. Jika saja aku lebih memperhatikan dirimu sendiri. Jika saja..." Jaehwan tidak mampu melanjutkan ucapannya. Dia kembali menangis dalam pelukan Minhyun.

Setelah beberapa saat Jaehwan mulai tenang. Minhyun pun tidak mampu mengatakan apapun. Keduanya hanya duduk dalam diam. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

"Hyung. Pulanglah. Ini sudah larut," kata Jaehwan tanpa ekspresi memecah keheningan keduanya.

"Aku akan mengantarmu pulang," balas Minhyun masih dengan nada lembut.

"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri, hyung. Kau pulanglah,"

"Tapi,.."

"Aku mohon hyung. Aku butuh waktu untuk sendiri,"

Mendengar setiap kata Jaehwan yang terkesan dingin dan wajahnya yang tanpa ekspresi membuat Minhyun mengalah. Dia mengiyakan perkataan Jaehwan meskipun dalam hatinya dia tidak ingin meninggalkan Jaehwan dalam keadaan seperti itu.

"Jika ada apa-apa hubungi aku. Aku mencintaimu," kata Minhyun lembut. Pemuda tampan itu mencium kepala Jaehwan dengan penuh rasa sayang sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan Jaehwan. Sedangkan Jaehwan masih terdiam tidak memberikan reaksi apapun.

...

Beberapa hari sudah berlalu sejak peristiwa Jaehwan yang gagal audisi. Namun, tidak ada satu pun kabar dari Jaehwan. Pemuda manis itu seolah hilang begitu saja. Entah dimana pemuda manis itu sekarang.

Hal itu membuat Minhyun seperti hilang akal. Pemuda tampan itu seperti hilang kewarasan karena bingung dan khawatir dengan keadaan Jaehwan. Dia mencoba ke rumahnya, tetapi rumahnya kosong. Dia mencari di kampus pun tidak menemukannya. Di tempat kerja Jaehwan juga tidak ada.

"Aku mohon. Katakan padaku dimana Jaehwan sekarang," pinta Minhyun memohon pada Daniel dan Seongwoo. Pemuda tampan itu kini sedang berada di kafe tempat Jaehwan bekerja. Dia sedang berlutut memohon pada kedua teman Jaehwan untuk mengatakan apapaun informasi tentang kekasihnya itu.

"Maafkan kami, Minhyun-ah. Kami tidak bisa membantumu. Kami juga tidak tahu dimana Jaehwan sekarang. Sehari setelah peristiwa itu dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Kami juga sudah berusaha menghubunginya. Tapi, tidak bisa," ucap Seongwoo mencoba memberikan penjelasan pada Minhyun. Dia juga tidak tega melihat keadaan Minhyun yang berantakan karena kepergian Jaehwan.

"Cobalah menemui Sungwoon hyung. Dia lebih dekat dengan Jaehwan daripada kami. Dia tahu banyak hal tentang Jaehwan," saran Daniel. Minhyun mengangguk menyetujui saran Daniel.

...

"Maafkan aku Minhyun-ah. Aku tidak bisa memberitahumu," kata Sungwoon.

Kini Minhyun sedang berada di hadapan Sungwoon untuk meminta bantuan pemuda mungil itu agar dia bisa menghubungi kekasihnya. Minhyun memberikan pertanyaan yang sama pada Sungwoon. Dimana Jaehwan? Bagaimana keadaannya? Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia pergi? Hal semacam itu yang ditanyakan oleh Minhyun.

"Hyung. Aku mohon padamu. Tolong katakan sesuatu tentang Jaehwan. Kau pasti tahu dimana dan apa yang terjadi padanya," pinta Minhyun memohon.

"Aku tidak bisa mengatakan padamu dimana Jaehwan. Tapi, aku bisa menceritakan padamu tentangnya," kata Sungwoon akhirnya.

...

Sungwoon mengajak Minhyun duduk di sebuah bangku di taman kampus. "Minumlah," kata Sungwoon sambil memberikan sebotol minuman pada Minhyun. Kekasih Jaehwan itu meraih botol itu dengan lemah. Wajahnya masih tertunduk. Kesedihan masih sangat melingkupi pemuda tampan itu.

"Jaehwan adalah anak tunggal dari keluarganya," kata Sungwoon mengawali ceritanya. "Entah kau tahu atau tidak tapi keluarga Jaehwan mengalami kesulitan dalam keuangan. Karena itu, Jaehwan bertekad untuk melanjutkan kuliahnya dan bekerja keras untuk bisa membiayai kehidupannya di sini dan membayar studinya," lanjut Sungwoon sambil sesekali melihat ke arah Minhyun untuk mengetahui reaksi pemuda tampan itu. "Saat dia memutuskan untuk mengikuti audisi ini sbenarnya dia sedikit berharap dia bisa lolos karena dia ingin segera mendapatkan pekerjaan yang layak untuknya. Dia ingin bisa membantu keuangan keluarganya. Namun, kau tahu apa yang terjadi kan? Dia lalai dan akhirnya tidak lolos audisi," kata Sungwoon mengakhiri cerita singkatnya.

"Jadi, dia membenciku karena aku yang membuatnya lalai,..." lirih Minhyun masih tertunduk.

"Tidak. Dia masih sangat mencintaimu. Itu yang aku tahu pasti," ucap Sungwoon menenangkan Minhyun. namun, apa yang diucapkan Sungwoon pun bukanlah hanya kata-kata untuk menenangkan pemuda tampan itu. Itu adalah kebenaran.

"Dia tidak akan meninggalkanku seperti ini jika dia masih mencintaiku," ucap Minhyun.

"Justru karena dia mencintaimu, dia meninggalkanmu. Dia merasa dirinya kurang pantas untukmu. Dia sedang berusaha berdamai dengan dirinya sendiri sekarang. Selama dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri, dia akan terus merasa dirinya tidak pantas untukmu," kata Sungwoon memberikan penjelasan.

"Tapi aku tidak peduli seperti apa dia. Aku mencintainya apapaun dia, hyung. Aku sangat mencintai Jaehwan dengan seluruh hatiku,"

"Sayangnya, Jaehwan tidak berpikir demikian Minhyun-ah. Rasa cintanya padamu membuat rasa penyesalannya semakin menyakitkan baginya,"

"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk membawanya kembali, hyung?" Minhyun yang sudah tidak mampu menahan rasa sakitnya akhirnya menangis. Dia sudah tidak mampu menahan rasa sakit di hatinya lagi. Kehilangan Jaehwan membuatnya kehilangan seluruh kebahagiaannya.

"Beri dia waktu untuk memaafkan dirinya sendiri dulu. Beri dia kesempatan untuk berpikir tentang dirinya dan kebahagiaannya. Jika kalian memang ditakdirkan bersama, dia pasti akan kembali padamu," kata Sungwoon sambil menepuk pundak Minhyun.

"Jaehwan akan pergi besok. Namun, sebelumnya dia akan ke kafe untuk berpamitan dengan Seongwoo dan Daniel. Pergilah ke sana jika kau ingin melihatnya, tapi jangan menemuinya. Itu yang terbaik," tambah Sungwoon sebelum meninggalkan Minhyun sendiri di taman kampus.

...

Malam hari di sebuah kafe Minhyun berdiri di sebuah tempat duduk yang terletak sedikit pojok sehingga tidak banyak yang menyadari keberadaannya. Sudah 2 jam dia menunggu kehadiran seseorang yang sangat dia rindukan. Dia terus mengecek pintu masuk kafe untuk melihat apakah kekasihnya itu benar datang ke tempat itu atau tidak. Lalu, matanya terbuka lebar saat melihat sosok pemuda chubby yang sangat dicintainya sedang memasuki kafe. Minhyun ingin sekali berlari dari tempatnya dan memeluk kekasihnya itu dengan erat. Minhyun ingin berlari dan menciumnya mengatakan betapa dia sangat merindukan dan mencintai , Minhyun tidak bisa melakukannya. Dia tidak ingin membuat Jaehwan lari darinya. Hanya melihat Jaehwan dari jauh seperti sekarang sudah sedikit membuatnya lega. Setidaknya sekarang dia tahu bagaimana keadaan kekasihnya itu.

Setelah memastikan dari jauh bahwa Jaehwan memiliki waktu bersama Daniel dan Seongwoo, Minhyun beranjak dari tempat duduknya. Bukan. Bukan untuk menghampiri Jaehwan. Pemuda itu berjalan ke arah panggung yang ada di kafe itu. dia mengatakan pada pemain musik yang ada di kafe itu jika dia ingin bernyanyi untuk kekasihnya. Para pemusik di kafe itu kemudian memberikan kesempatan pada Minhyun.

babogachi ashwium maneun noraega
haneure dakireul
nunmul soge bamsaeun nae gidoga
maeume dakireul

This foolishly regret-filled song
I hope it reaches the sky
My prayer that spent all night in tears
I hope it reaches your heart

Jaehwan menoleh arah panggung. Suara lembut yang sangat dia kenal itu terngiang di telingannya. Dia terkejut melihat bahwa orang yang berdiri di sana adalah Minhyun, kekasihnya. Orang yang berusaha ia hindari beberapa hari ini.

eoryeosseo naega ireol jureun mollasseo
dangyeonhan geora geuttaen saenggakhaesseosseo
naege namgyeojun misoga
ajikdo i gaseumsoge namaisseo

I was young, I didn't know I'd be like this
I thought it was a given back then
The smile you left behind
Still remains in my heart

soljikhi na ajigeun batneun sarangi piryohan gabwa
hollo nameun shigani
gireojilsurok duryeopgo geurae
geuttaega geuripgo neomu bogo shipgo geurae yeah

Honestly, I think I still need to receive love
The longer I'm left alone
The more afraid I get
I miss those days, I miss you so much, yeah

Perlahan air mata Jaehwan mengalir mendengar lagu yang dinyanyikan Minhyun saat ini. Dia teringat bagaimana ia begitu mudahnya jatuh cinta pada pemuda tampan itu. Senyum manis yang selalu Minhyun berikan padanya saat memesan minuman. Tatapan mata lembut Minhyun padanya setiap kali mereka saling menatap.

Hal yang sama dirasakan Minhyun. dia memilih lagu itu karena lagu itu menggambarkan bagaimana isi hatinya saat ini. Dia merindukan Jaehwan yang selalu bertingkah lucu di depannya. Tawa cerianya yang selalu mampu menghangatkan hati Minhyun. Wajahnya yang tersipu setiap kali Minhyun menggodanya. Minhyun merindukan semua itu.

I miss you so much
ijeseoya neukkyeo uri gonggan
I miss you so much
ireoke nunmuri naneunde wae nan
mollasseulkka

miss you so much
Now I finally feel our space
I miss you so much
Tears are falling like this
But why didn't I know?

Seperti lirik lagu itu, kini air mata Jaehwan semakin deras mengalir dari mata indahnya. Hal yang sama pun terjadi pada Minhyun. Air mata pemuda tampan itu mengalir dari sudut-sudut matanya.

So beautiful beautiful
geu nugu boda areumdaul neonikka
apeuji ma ulji ma
neol hyanghan noraega
deullindamyeon dashi dorawa

So beautiful beautiful
You're more beautiful than anyone else
So don't be sick, don't cry
If you can hear this song for you
Come back to me

Oh geuriwo geuriwo
geoul soge honja seoitneun moseubi
nasseoreo duryeowo nega piryohae
ijeya neukkineun naega neomu shireo
dashi dorawa

Oh I miss you, I miss you
Seeing myself standing alone in the mirror
It's strange and I'm afraid, I need you
I hate myself for realizing this now
Come back to me

Jaehwan terisak mendengar lirik lagu itu. Dia ingin sekali berlari memeluk Minhyun saat iru juga. Dia ingin berlari dan merasakan kehangatan dekapan Minhyun lagi. dia ingin kembali pada pemuda tampan itu. namun, sesuatu membuatnya hanya terpadu di tempatnya melihat kekasihnya yang bernyanyi.

Di lain sisi, Minhyun ingin agar Jaehwan mengetahui isi hatinya dari lagu yang dinyanyikannya. Dia ingin agar kekasihnya itu tahu bahwa dia merindukannya. Dia ingin Jaehwan kembali dalam pelukannya.

gieogeun badacheoreom neolbeun changgorago
geu aneseo haru jongil hemaedo
honja neukkineun i oeroummajeo
yuilhan neoye heunjeogirago
eokjiro nun gameun chae gyeondigo isseo oneuldo

Memories are like a big garage like the ocean
I am lost in them all day
Even this loneliness that I'm feeling
Are traces of you
So I force my eyes shut and am enduring through this day

Jaehwan dan Minhyun saling mengingat kenangan-kenangan indah mereka selama ini. Kenangan tentang bagaimana mereka saling curi pandang selama ini. Kenangan tentang ciuman pertama mereka yang lembut dan penuh ketulusan. Kenangan tentang hal-hal indah lainnya yang mereka lakukan bersama.

Yeah ireoke neocheoreom yeppeun kkocheul ango
ne ape dashi seogo shipeo
Yeah geu shijeolboda deo meotjin moseubeul hago
ne ape natanago shipeo yeah

want to hold flowers that are pretty like you
And stand in front of you again
Yeah, I wanna look better than those times
And appear in front of you, yeah

Jaehwan menyentuh dadanya yang terasa sesak. Dia tidak sanggup merasakan kesedihan ini lagi. Hatinya terasa sangat sakit melihat Minhyun yang bernyanyi sambil menitikan air mata di hadapannya. Dia masih mencintai pemuda tampan itu. dia sangat mencintainya. Dia ingin sekali mengatakan hal itu. Namun, tidak dia lakukan.

iksukhaetteon shigandeureul sonkkeuteuro geuryeo
dolji anneun shigyecheoreom jejariseo ureo
banjjakideon neol cheonsa gateun neol
areumdaun neol mamkkeot anabogo shipeo
kkok dashi bogo shipeo

I'm drawing out the familiar times with my hands
Crying in the same place like a broken clock
The dazzling you, the angelic you
The beautiful you, I wanna hold you
I wanna see you again

Jaehwan lari. Dia berlari keluar dari kafe. Dia tidak sanggup lagi. dia tidak mampu melihat Minhyun lebih lama lagi. dia tidak bisa melihat orang yang sangat dicintainya menangis untuknya. Dia tidak bisa melihat Minhyun yang lemah karena dirinya. Tidak bisa.

Dia terduduk di kursi halte bus dekat dengan kafe. Dia menangis keras. Dia meluapkan semua kesedihan dan rasa sakitnya lewat tangisannya. Dadanya sakit dan sesak. Dia tidak sanggup meninggalkan Minhyun. Dia sangat mencintai Minhyun. Tapi, dia pun tak mampu bertahan di samping Minhyun. Pemuda tampan itu berhak mendapatkan orang yang lebih baik darinya. Orang yang akan mencintainya lebih daripada cinta Jaehwan padanya.

Minhyun yang melihat Jaehwan berlari keluar langsung mengejarnya. Pemuda tampan itu tidak akan membiarkan Jaehwan hilang dari pandangannya lagi. Dia berlari mencoba mengejar kekasihnya. Namun, dia pun tak mampu mendekati Jaehwan saat pemuda chubby itu terduduk dan menangis di halte bus. Dia hanya bisa berdiri mematung melihat kekasihnya yang menangis keras. Dia ingin memeluk kekasihnya itu, tetapi tidak bisa. Dia tidak bisa mendekati Jaehwan sekarang. Dia tidak bisa melihat Jaehwan semakin menjauhinya.

Tidak masalah baginya jika Jaehwan memang ingin menjauhinya. Asalkan dia masih bisa melihat kekasihnya itu, apapun keinginan Jaehwan akan dia lakukan. Jika Jaehwan memang tidak ingin menemuinya, maka dia tidak akan menemuinya. Minhyun hanya kan melihat pemuda manis itu dari jauh. Seperti sekarang. Dia hanya akan melihat Jaehwan dari jarak tertentu. Asalkan dia masih bisa melihatnya tidak apa-apa.

Dia hanya akan mendekat jika Jaehwan sendiri yang mulai mendekatinya. Dia akan mendekap erat Jaehwan jika pemuda manis itu yang memintanya untuk memeluknya. Dia akan menunggu Jaehwan hingga kekasihnya itu datang kembali ke dalam dekapannya.

...

Chapter 2 End