LOVE IS SIMPLE

Author : Jung Minwoo96

Nilai: ? (Dinilai sendiri saja ya... karena Author pun ndak tahu berapa yang harus dinilai untuk FF ini. hehehehehehe)

Cast:

Wonwoo

Mingyu

Jungkook

Taehyung

Seulgi

Soonyoung

Cast yang lain menyusul tergantung jalan cerita!

Disclaimer : Semua Cast hanya milik Tuhan YME dan orang tua mereka. saya hanya menggunakan nama mereka karena saya sangat menyukai mereka. Cerita murni dari saya pribadi, tapi Inspirasinya dari berbagai macam – macam Author favorit, ff favorit saya, manga jepang favorite, Drakor, Drama jepang dan lain - lain.

Genre: Romantis, Brothership, Friendship, Family

Warning : BL/YAOI, jika ada Typo's atau GJ mohon dimakhlumi karena Author hanya manusia biasa, hehehehehe.

Happy Reading!

HAPPY READING!

Wonwoo adalah namja manis yang terlihat angkuh dan mempunyai reputasi tidak baik di sekolahnya namun entah kenapa Mingyu sangat menyukai nya bahkan sangat mencintai Wonwoo. Bahkan sahabatnya sudah sering memberitahunya jika Wonwoo tidak baik untuknya. Apa alasan yang membuat Mingyu begitu mencintai Wonwoo?

SVT Hight School

"Tidak cukupkah kau menatap dia hari ini, Kim Mingyu?" tanya namja berwajah Bunny, Jeon Jungkook. Sahabat sekaligus teman sebangku Mingyu.

Jungkook melihat Mingyu sedang menatap jendela kelas mereka yang ada dilantai dua dan memperhatikan pemandangan di bawah kelas mereka. Ternyata Mingyu tengah memperhatikan salah satu kakak kelasnya yang sedang berolah raga di lapangan sekolah.

Mingyu hanya diam sambil terus menatap Wonwoo yang sedang berlari dilapangan karena memang gilirannya untuk berlari.

"Apa kau tidak bosan?" tanya Jungkook lagi

Tapi Mingyu sama sekali tidak menggubris ucapan sahabatnya itu. Membuat Jungkook menggerutu kesal.

"Kenapa kau yang bingung ketika aku hanya memperhatikan Wonwoo sunbae?" Mingyu bersuara setelah Wonwoo tidak ada di dalam penglihatannya lagi, karena dia telah selesai untuk pelajaran olah raga.

"Aku hanya bingung saja, apa yang kau lihat dari dia? ku dengar dia sangat angkuh dan juga tidak pernah bergaul dengan yang lain jika bukan karena terpaksa." Jungkook mencoba untuk memberitahu Mingyu apa yang dia dengar dari siswa siswi SVT Hight School.

Mingyu tersenyum mendengar ucapan Jungkook

"Jika aku membalikkan pertanyaan, kenapa kau sangat mencintai Tae hyung? Dia kan aneh, punya pribadi 4D dan tingkah nya seperti alien" goda Mingyu

Jungkook sedikit kesal dengan ucapan Mingyu hingga dia melayangkan pukulan super kencang kearah lengan Mingyu.

"Aww...Appo!" rintih Mingyu

"Rasakan!" geram Jungkook

"KIM MINGYU. JEON JUNGKOOK!"

Teriakan menggelagar dari depan kelas, membuat Mingyu dan Jungkook terdiam seketika. Satu kelas menatap kedua sahabat itu dengan tatapan –kalian menggangu pelajaran- , sedangkan Mingyu dan Jungkook hanya menundukkan kepalanya.

"KELUAR DARI KELAS DAN BERDIRI DI LUAR!" perintah Shim Songsengnim mutlak.

Bergegas Mingyu dan Jungkook berdiri keluar dari kelas, sebelum Shim Songsengnim mengamuk lagi.

"Hah!" Mingyu dan Jungkook membuang nafas secara bersamaan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku?" Mingyu memulai pembicaraan. Membuat Jungkook mengangkat kedua alisnya

"Pertanyaan?" ulang Jungkook

"Hm, pertanyaan tentang alasan kenapa kau sangat mencintai Tae hyung" Mingyu mengulangi lagi pertanyaannya.

Jungkook sedikit berfikir, lalu mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

"Aku juga tidak tahu. Hanya saja aku sangat mencintainya. Dan tidak ingin jauh dari nya" jawab Jungkook sambil menatap Mingyu.

Jawaban Jungkook membuat Mingyu tersenyum lembut

"Apa kau bosan jika bersama dengan dia?" tanya Mingyu lagi

Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Apa kau pernah bosan menatapnya?"

Sekali lagi Jungkook menggelengkan kepalanya.

Mingyu semakin tersenyum melihat jawaban yang diberikan oleh sahabatnya ini.

"Begitulah perasaanku pada Wonwoo sunbae. Aku tidak tahu apa yang membuat ku tertarik hingga aku jatuh cinta padanya. Yang pasti aku sangat mencintai dia. walaupun dia tidak tahu jika aku mencintainya. Aku tidak pernah bosan memperhatikan dan menatapnya. Perasaan yang sama seperti yang kau rasakan pada Tae hyung."

Jungkook terdiam mendengar jawaban yang diberikan Mingyu, hingga perhatian kedua orang itu teralihkan karena ada beberapa orang yang lewat di depan mereka dengan tawa cekikikan menertawakan mereka yang tengah dihukum di luar kelas, kecuali satu orang yang berjalan di belakang sambil mengeringkan rambut dan juga badannya yang berkeringat dengan handuk.

Mingyu terdiam memandang orang yang sedang sibuk dengan handuknya, berjalan dengan santai di belakang teman – temannya dan memandang tanpa minat pada kedua orang yang sedang dihukum di luar kelas. Tetap seperti biasa tatapan yang ditujukan adalah tatapan datar dan terlihat angkuh.

Mingyu yang mendapatkan tatapan seperti itu hanya tersenyum simpul

"Kau tetap manis. Wonwoo sunbae." Batin Mingyu saat melihat Wonwoo kembali sibuk dengan kegiatannya. Mengeringkan rambut dan tubuhnya yang berkeringat.

Sejak awal masuk sekolah, Mingyu sudah tertarik dengan Wonwoo. Entah apa yang dilihat Mingyu pada Wonwoo. Sebenarnya Wonwoo adalah namja tampan sekaligus manis banyak yeoja dan namja yang terpesona padanya, namun karena reputasi Wonwoo tidak baik maka mereka hanya mengagumi sosok itu dari jauh.

Tatapan mata yang datar dan angkuh membuat banyak orang enggan untuk berbicara dengannya, kecuali sahabat dan keluarganya.

Banyak yang memperingatkan Mingyu bahwa mustahil bisa dekat dengan Wonwoo, apalagi berbicara dengannya. Banyak yang bilang bahwa keinginan Mingyu untuk dekat dengan Wonwoo adalah hal yang mustahil, dan menganggap Mingyu bagaikan menggapai langit yang tinggi. Tidak akan pernah tergapai walapun kau merenggangkan badanmu untuk menggapai langit. Hal yang mustahil.

Mingyu sebenarnya juga menyadari siapa dirinya dan juga Wonwoo. Wonwoo adalah anak orang kaya, anak dari salah satu pengusaha di Korea yang sukses. Sedangkan Mingyu hanya seorang anak yatim piatu yang sejak kecil tinggal di panti asuhan. Untuk masuk disekolah elit SVT saja, dia harus belajar dengan giat agar mendapatkan beasiswa.

Mingyu sangat tampan, Jungkook mengakui hal itu. Namun ketampanan itu, Mingyu sembunyikan di balik kacamatanya. Hingga dirinya tidak menjadi pusat perhatian dan tetap bisa konsentrasi belajar mempertahankan nilainya.

Mingyu tahu kisah cintanya tidak akan pernah sempurna karena Wonwoo tidak akan pernah tahu jika Mingyu mencintainya. Mingyu hanya mencintai Wonwoo dalam diam nya. Mingyu tidak pernah menunjukkan ketertarikannya pada Wonwoo dihadapan semua orang, hanya Jungkook dan beberapa orang yang mengetahui hal itu, karena memang Jungkook adalah sahabat sejak kecilnya.

Mingyu juga menyadari jika Wonwoo tidak mungkin tertarik pada namja seperti dirinya, dia menyadari jika dirinya bukan tipe kekasih idaman Wonwoo. Mingyu sangat menyadari hal itu. Dia cukup tahu diri, siapa dirinya dan siapa orang yang dia cintai itu.

Walaupun banyak yang mengatakan jika reputasi Wonwoo tidak baik, sering terlibat perkelahian antar geng tapi itu tidak membuat Mingyu berpaling pada Wonwoo. Bahkan Mingyu ikut klub Taekwondo untuk bisa bela diri agar dia juga bisa melindungi dirinya sendiri dan juga Wonwoo. Walaupun itu bagi Mingyu hanyalah Mimpi dan angan – angannya.

Tapi mencintai Wonwoo tidak ada larangan kan?

"Sampai kapan kau menatapnya seperti itu?" suara Jungkook membuat Mingyu tersadar dari lamunannya.

Mingyu hanya mendengkus karena Jungkook merusak kegiatannya menatap punggung Wonwoo yang menjauh.

"Kenapa kau tidak mengungkapkan saja rasa suka mu pada dia?" tanya Jungkook

Pertanyaan Jungkook membuat Mingyu tersenyum miris.

"Aku sadar siapa diriku, Kookie-ah" lirih Mingyu sambil menunduk

Dan di situlah Jungkook menyesal dengan ucapannya, karena dia tanpa sadar telah menyinggung perasaan Mingyu.

"Aku bukan Tae hyung yang bisa dengan gamblang menyampaikan perasaan di depan semua orang. Aku sadar siapa orang yang ku cintai. Aku juga sadar siapa diriku. Jadi mustahil aku bisa menggapainya didalam genggamanku."

"Mianhae, Mingyu-ah. Aku tidak bermaksud untuk seperti itu." Jungkook gelagapan mendengar ucapan Mingyu.

Jungkook sangat merasa bersalah, karena membuat Mingyu menjadi murung

"Sahabat macam apa kau ini Jeon Jungkook!" gerutu Jungkook di dalam hati.

"Gwenchana" Mingyu memberikan sebuah senyuman pada Jungkook yang membuat dirinya semakin merasa bersalah.

TEEETTTT

Bunyi bel Istirahat menggema di seantero sekolah, membuat semua siswa dan siswi SVT bersorak senang.

"Ayo kita makan siang. Kau membawa bekal yang tadi pagi ku buatkan kan?" Mingyu mencoba mengalihkan pembicaraan.

Jungkook mengangguk menjawab ucapan Mingyu.

RUANG KELAS WONWOO

"Kau mendapatkan bekal misterius lagi?" tanya Soonyoung, teman sekaligus sahabat Wonwoo.

Soonyoung melihat Wonwoo menatap bekal makanan yang ada dihadapannya.

"Hm" jawab Wonwoo singkat

"Kau tidak ingin mengetahuinya siapa yang mengirimkan bekal itu?" tanya Soonyoung penasaran

"Sangat ingin." Wonwoo menjawab seadanya.

Wonwoo masih diam menatap kotak bekal itu. Dia selalu mendapati kotak bekal di loker nya saat awal masuk di tingkat 2. Awalnya dia berniat membuangnya tapi Soonyoung memberitahu jika jangan selalu berfikiran negatif. Mencoba untuk menerima pemberian orang lain dengan fikiran positif.

Setelah Soonyoung memberitahunya, Wonwoo mencoba untuk berfikit positif jika bekal itu memang tidak ada niatan untuk meracuninya. Dan pilihan tepat Wonwoo untuk mengikuti saran Soonyoung. Dia memakannya dan menghabiskan nya, tidak terjadi apapun padanya.

Sejak saat itu, Wonwoo selalu mengembalikan kotak bekal itu kembali dilokernya dalam keadaan kosong. Dan pagi hari Wonwoo mendapati kotak bekal itu terisi penuh dengan makanan.

"Cepat lah makan. Sebentar lagi bel akan berbunyi dan kau tidak sempat untuk makan siang"

Soonyoung memperingatkan Wonwoo, karena dilihat Wonwoo hanya menatap kotak bekal dengan tatapan penasaran.

Wonwoo menghelai nafas nya kemudian mulai memakannya.

Di luar kelas Wonwoo, Mingyu mengintip apa yang dilakukan Wonwoo. Mingyu tersenyum melihat Wonwoo sudah mulai memakan bekal makan siang nya.

"Selamat makan, Wonwoo Sunbae. Semoga kau menyukai rasanya." Batin Mingyu sambil berlalu meninggalkan kelas Wonwoo.

*KEDIAMAN RUMAH JEON*

"Aku pulang!" seru Wonwoo saat memasuki rumah mewahnya.

"Selamat datang!" terikan sambutan menggema di rumah mewah itu.

Wonwoo melihat seorang gadis berlari kearahnya dengan tangan yang terlentang berniat memeluk tubuhnya.

HUP

Dengan sekali hentak, Tubuh Wonwoo diterjang dan dipeluk dengan erat oleh seorang gadis. Membuat tubuh itu hampir terjungkal ke belakang jika Wonwoo tidak memepertahankan keseimbangannya.

"Aku sangat merindukanmu!" ucapnya sambil menggoyangkan badan Wonwoo ke kanan dan kekiri dengan gemas.

"Seulgi Noona, kenapa kau sudah pulang?" tanya Wonwoo sambil membalas pelukan kakak nya.

Seulgi melepaskan pelukannya dan memicingkan matanya menatap Wonwoo.

"Kau tidak suka aku pulang?" selidik Seulgi

"Ani. Hanya saja, biasanya kau pulang enam bulan sekali. Sekarang kan masih empat bulan. Memangnya kau tidak kuliah?"

Wonwoo mempunyai kakak perempuan yang sangat cantik dan mempunyai otak yang cerdas. Karena kecerdasannya itu, kakak perempuannya lebih memilih melanjutkan kuliahnya ke luar negeri dari pada kuliah di negaranya sendiri. Setiap enam bulan sekali dia selalu pulang untuk menemui Wonwoo. Karena Seulgi sangat menyayangi dan merindukan Wonwoo.

"Aku sudah menyelesaikan tugas akhir ku untuk semester ini. jadi aku bisa cepat pulang." Jawab Seulgi sambil menggandeng Wonwoo untuk masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana kabarmu?" Seulgi bertanya saat Wonwoo duduk di sofa ruang tengah,

Wonwoo hanya diam saja tanpa berminat menjawab pertanyaan kakaknya

"Apa kau membuat masalah lagi? Kau berkelahi? Apa reputasi mu itu masih jelek?" rentetan pertanyaan Seulgi di lemparkan pada dongsaengnya yang sedang bersandar pada sofa.

Wonwoo hanya memutar bola matanya malas.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Tidak ada" singkat Wonwoo

"Jangan berbohong! Aku Noona mu, Wonie. Jadi aku tahu kau seperti apa? Apa yang sedang membebani pikiranmu?"

Wonwoo hanya memutar bola matanya malas mendengarkan pertanyaan memberondong dari kakaknya. Dengan malas, Wonwoo beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dalam kamar.

Seulgi mengikuti Wonwoo sampai ke kamarnya dan melihat dongsaengnya itu melemparkan diri nya ke tempat tidur.

"Sampai kapan kau seperti ini terus, Wonie?" ucap Seulgi sambil duduk disamping Wonwoo dan membelai rambut hitam Wonwoo.

Wonwoo hanya diam menikmati belaian dari kakaknya yang sudah lama tidak dia rasakan.

"Aku tahu kau melakukan semua itu untuk menghilangkan rasa kesepianmu."

Seulgi merebahkan dirinya disamping Wonwoo sambil terus mengusap rambut dan juga pipi Wonwoo dengan lembut. Wonwoo kembali diam, dia hanya menikmati apa yang kakaknya lakukan.

"Apa keberadaan Appa, Eomma, aku dan Soonyoung tidak membuatmu menyadari jika kami sangat menyayangimu? Lalu untuk apa kau melakukan semua masalah itu hingga reputasi mu jelek dimata semua orang?" Seulgi kembali bertanya dengan nada penasaran.

"Appa dan Eomma selalu sibuk." Wonwoo menjawab pertanyaan kakaknya

"Noona tidak selalu berada di rumah, kau selalu pulang enam bulan sekali. Sedangkan Soonyoung tidak selalu bisa menemaniku, dia juga mempunyai kehidupannya dan menjalani aktifitasnya." Jawab Wonwoo getir. Wonwoo meletakkan lengannya di depan matanya untuk menutupi air matanya yang akan mengalir jika tidak ditahan.

"Tapi Appa dan Eomma selalu menyempatkan untuk bisa bersamamu, mereka selalu ada jika pagi hari kan. Seharusnya kau juga mengerti posisi mereka yang sedang bekerja, kau sudah dewasa. Tidak bisakah kau memahami itu, tanggung jawab Appa dan Eomma sangat besar."

"Apa itu sangat penting? Mereka bahkan melewatkan masa pertumbuhanku. Bahkan mereka tidak peduli aku membuat ke onaran disekolah maupun diluar" Wonwoo bersikeras dengan pemikirannya

"Tapi Appa dan Eomma mempunyai tanggung jawa besar terhadap perusahaan yang Aboeji berikan pada mereka. Mereka juga harus mempertanggung jawabkan. Bahkan mereka harus rela tidak bisa melihat pertembuhan kita karena Aboeji memang menuntut mereka. Kau harus memahami itu, Wonu-ya."

Wonwoo kesal dengan apa yang diutaran seulgi, dia membalikkan badannya, memunggungi seulgi.

"Tapi kau juga harus tahu bahwa kami sangat menyayangimu. Soonyoung, sahabatmu itu juga sangat menyanyangimu. Jika dia tidak menyayangimu tidak mungkin dia bisa menerima tingkah lakumu yang seperti itu." Seulgi mencoba memberikan pengertian pada Wonwoo.

Seulgi menghelai nafasnya melihat tidak ada respon dari Wonwoo, bahkan Seulgi melihat Wonwoo memejamkan matanya berusaha untuk tidur.

"Jika kau ingin diperhatikan lebih, kau harus mempunyai orang yang sangat mencintaimu apa adanya."

Ucapan Seulgi membuat Wonwoo perlahan membuka matanya

"Kau harus mempunyai orang yang mencintaimu apa adanya. Menerima kekurangan dan juga kelebihanmu."

"Apakah ada yang mencintaiku apa adanya? Dengan reputasi yang ku punya, siapapun jadi enggan untuk dekat denganku kecuali Soonyoung." Jawab Wonwoo dengan nada sendu

Seulgi tersenyum mendengar ucapan Wonwoo

"Jika dia mencintaimu, maka apapun yang ada di dalam dirimu pasti dia akan menerimanya. Karena cinta itu sederhana. Cinta tidak akan memandang reputasi orang yang dia cintai tapi dia akan menerima kekuarangan maupun kelebihanmu. Jika dia benar – benar mencintaimu."

Wonwoo terdiam mendengar ucapan Seulgi, karena sekarang dia mengingat kotak bekal yang setiap hari selalu ada didalam lokernya, kotak bekal yang selalu dia terima tanpa pernah absen dari lokernya setiap hari.

Terkadang bersama dengan kotak bekal itu ada kotak kecil yang berisikan obat – obatan. Obat – obatan yang selalu ada jika dia selesai berkelahi, entah bagaimana orang itu tahu jika dirinya habis berkelahi. Tapi yang pasti perhatian misterius itu selalu dia dapatkan setiap hari.

"Kau sedang memikirkan apa?" suara Seulgi membuyarkan lamunan Wonwoo tentang orang misterius yang selalu memberikan nya kotak bekal.

"Tidak. Tidak ada." Jawab Wonwoo seadanya

"Kau sudah makan?"

Wonwoo menggeleng

"Bagaimana jika kita membeli makanan? Aku sedang malas makan dirumah." Ajak Seulgi sambil beranjak dari tempat tidur.

"Hm, aku akan ganti baju dulu"

Wonwoo beranjak menuju lemari pakaiannya.

** LOVE IS SIMPLE**

"Mingyu, bersihkan meja nomor 17!" teriak Bos Mingyu – Eunhyuk- saat melihat pelanggannya sudah pergi dari cafe.

"Ne" Mingyu bergegas menuju tempat meja yang diberitahu oleh Bos nya.

CLING!

Bunyi pintu cafe terbuka, menandakan jika ada pelanggan yang masuk.

"Selamat datang" sapa Jungkook ramah pada pelanggan yang baru masuk.

Jungkook membelalakkan matanya terkejut ketika melihat pelanggan yang baru masuk, mereka adalah Wonwoo dan Seulgi. Mata Jungkook terpaku pada dua sosok yang menurutnya sangat terlihat berkelas dan elegan. Padahal pakaian yang mereka kenakan biasa saja, tapi mereka terlihat sangat berkarisma.

"Annyeong haseyo, Eunhyuk Samchon!" sapa Seulgi sambil tersenyum kearah Eunhyuk

"Seulgi? Kapan kau pulang?" tanya Eunhyuk sambil menghampiri Seulgi dan Wonwoo yang ada didepan pantry.

"Tadi pagi."

"Pantas aja, biasanya Yunho dan Jaejoong akan menyempatkan menjemputmu jika kau pulang ke Korea"

"Appa dan Eomma sedang sangat sibuk. Aku tidak ingin merepotkannya. Jadi pulang pun aku tidak memberitahu mereka. Wonwoo pun tidak tahu jika hari ini aku pulang ke korea"

"Benarkah? Bahkan dongsaeng nya saja tidak tahu." Eunhyuk memasang wajah terkejut yang dibuat – buat.

Eunhyuk tersenyum, Seulgi benar – benar memahami pekerjaan orang tuanya. Anak perempuan dari keluarga Jeon ini sangat mengerti keadaan kedua orang tuanya dan tidak menuntut yang aneh – aneh.

"Aku lapar" kalimat pendek Wonwoo membuat Seulgi dan Eunhyuk menghentikan obrolannya.

"Sudah lama tidak bertemu, Wonwoo. Kau sudah lama tidak main kerumah ku" Eunhyuk mengalihkan perhatiannya pada namja yang dari tadi diabaikan olehnya dan Seulgi.

Wonwoo hanya membungkukkan badannya kearah Eunhyuk, Eunhyuk hanya tersenyum melihat bagaimana ekspresi wajah Wonwoo. Tidak berubah, masih tetap dingin dan datar.

"Tersenyumlah sedikit, Wonwoo. Kau sangat manis jika tersenyum" ujar Eunhyuk sambil mengacak – acak rambut Wonwoo

Wonwoo hanya tersenyum tipis kearah Eunhyuk

"Kau sama sekali tidak berubah. Terkadang aku sangat iri dengan Soonyoung dan Seulgi, karena hanya mereka yang dapat melihat bagaimana senyum dan tawa mu" canda Eunhyuk, tapi Wonwoo hanya tersenyum tipis sebagai jawaban atas candaan Eunhyuk.

Eunhyuk hanya menggelengkan kepalanya melihat respon Wonwoo. Orang lain akan melihat jika sikap Wonwoo pada Eunhyuk tidak sopan, tapi bagi Eunhyuk itu biasa saja. Karena Eunhyuk sudah mengenal Wonwoo sejak kecil. Jadi Eunhyuk tidak keberatan sama sekali dengan sikap dingin Wonwoo.

"Duduklah dimana pun kalian mau. Aku akan kembali mengontrol pegawaiku"

"Ne, kamsahamida. Eunhyuk Samchon" Seulgi tersenyum sambil membungkukkan badannya, begitu pula dengan Wonwoo yang membungkuk dan mengikuti Noona nya. Jungkook masih diam memperhatikan kedua orang itu dengan pandangan takjub.

"Ya, Jungkook. Apa yang kau lakukan? Cepat catat pesanan pelanggan yang baru masuk itu?" suara Eunhyuk membuat Jungkook sadar dari lamunannya dan cepat – cepat mengambil daftar menu dan bergegas menuju tempat Wonwoo dan Seulgi duduk.

"Selamat datang, Anda ingin pesan apa?" Jungkook dengan nada yang ramah memberikan daftar menu pada Wonwoo dan Seulgi.

Jungkook melihat Mingyu sedang menatap Wonwoo dengan pandangan berbinar karena tanpa sengaja bisa bertemu dengan Wonwoo selain disekolah.

Saat Jungkook selesai mencatat pesanan Wonwoo dan berniat kembali ke pantry cafe, tiba – tiba sebuah suara mengagetkannya.

"Jungkook, jam berapa kau akan selesai bekerja?" tanya seseorang sambil duduk didepan pantry

"Hyung, sedang apa disini?" Jungkook balik bertanya pada namja yang ada didepannya, Taehyung.

"Menjemputmu, aku ingin kencan denganmu. Jadi jam berapa shif mu selesai?" Taehyung mengulangi pertanyaannya lagi.

"30 menit lagi, hyung. Tapi aku tidak bisa pergi denganmu."

Jungkook memberikan kertas pesanan Wonwoo dan Seulgi untuk diserahkan dibagian dapur.

"Waeyo?" Taehyung mengerutkan keningnya tidak suka.

"Aku harus pulang cepat, Hyung. Aku harus mengurus beberapa keperluan dipanti asuhan dengan Mingyu sebelum kami pindah dari sana." Jungkook menjelaskan alasan kenapa dia tidak bisa pergi dengan Taehyung.

"Kalian benar – benar akan pergi dari panti asuhan dan hidup berdua?"

"Tidak pergi selamanya, Tae hyung." Mingyu ikut menimpali pembicaraan sepasang kekasih itu.

"Kami hanya tidak ingin menjadi beban di sana lagi. Kami sudah bisa mencari uang sendiri. Nanti setiap bulan atau jika tidak sibuk sekolah kami pasti menyempatkan untuk pergi kesana, menengok Kim Eomma dan anak - anak disana." Jelas Mingyu

"Lalu kalian akan tinggal dimana?"

"Kami masih mencari tempat tinggal yang baru" jawab Jungkook

"Jadi kalian belum menemukan tempat tinggal? Lalu kalian sudah mengurus pemberkasan di panti asuhan. Jika kalian belum menemukannya, apa kalian akan tinggal dijalanan?" Taehyung sedikit tidak suka dengan rencana kedua orang yang ada dihadapannya.

"Mingyu, tolong antar pesanan ini!" perintah Eunhyuk sambil menyerahkan nampan berisi pesanan. Pesanan Wonwoo dan Seulgi.

Mingyu dengan senang hati menuju meja tempat Wonwoo dan Seulgi duduk.

"Silahkan dinikmati makanannya" Mingyu ramah sambil menundukkan wajahnya. Walaupun matanya tidak lepas dari sosok Wonwoo yang sedang sibuk membaca buku.

"Terimakasih" sahut Seulgi, Mingyu tersenyum lebar.

Ketika Mingyu pergi meninggalkan meja, Seulgi terus mengamati gerak – gerik Mingyu karena Seulgi melihat tatapan mata Mingyu pada dongsaeng manisnya yang tengah duduk tenang sambil membaca buku nya.

Seulgi tersenyum melihatnya, karena dia tahu arti tatapan mata Mingyu.

"Wonwoo-ya" panggil Seulgi

"Hm" gumam Wonwoo masih sibuk dengan buku yang ada ditangannya.

"Kau mengenal pelayan yang baru saja mengantarkan makanan?"

Pertanyaan Seulgi mengalihkan perhatian Wonwoo pada bukunya lalu menatap Seulgi dengan kening berkerut.

"Pelayan?" ulang Wonwoo

"Hm, Pelayan. Itu yang pakai kacamata." Tunjuk Seulgi kearah Mingyu yang sibuk membersihkan meja yang tidak jauh dari tempat pantry cafe.

Wonwoo mengamati Mingyu yang sedang sibuk bekerja, lalu dengan acuh dia kembali mambaca buku nya.

"Kau mengenalnya atau tidak?" tanya Seulgi kesal, karena dongsaengnya ini begitu acuh dengan sekitarnya.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya. Hanya pernah melihat dia ada disekolah." Jawab Wonwoo seadanya

"Jadi dia satu sekolah denganmu?"

"Mungkin" singkat Wonwoo

Seulgi hanya bisa mengelus dadanya sabar mendengar jawaban singkat dari dongsaeng nya ini.

"Ayo kita makan!" ucap Seulgi sambil merebut buku yang tengah dibaca oleh Wonwoo.

"Ya. Noona" pekik Wonwoo tidak terima.

"Makan!" Seulgi memasang wajah horor dihadapan Wonwoo, membuat Wonwoo hanya menatap datar Noona-nya

"Aku tidak mau!" pekik Jungkook ketika Taehyung menarik tangannya untuk keluar dari cafe, diikuti oleh Mingyu. Membuat semua pengunjung kafe menatap kepergian mereka dengan tatapan penasaran termasuk Wonwoo dan Seulgi.

Wonwoo dapat melihat ketiga orang itu sedang berdebat didepan kafe, karena dinding cafe sebagian terbuat dari kaca. Jadi setiap pelanggan bisa leluasa melihat pemandangan hilir mudik kendaraan yang lewat jalan. Secara otomatis Wonwoo pun dapat melihat ketiga orang yang sedang sibuk berargumen.

Tanpa sengaja tatapan Wonwoo dan Mingyu bertemu tapi itu hanya beberapa detik saja karena Wonwoo melihat Mingyu langsung memutuskan kontak mata diantara mereka dan hal itu membuat Wonwoo mengerutkan keningnya bingung. Malu, eoh!

PLAK!

Sebuah tamparan keras membuat Mingyu membelalakkan matanya terkejut, melihat bagaimana kerasnya Jungkook mendarat kan tangannya di pipi Taehyung.

"Jungkook-ah, apa yang kau lakukan?" Mingyu panik saat melihat tatapan terluka Taehyung pada Jungkook.

"Bisa biarkan aku berdua dengan Tae hyung. Aku ingin berbicara berdua denganya." Ucapan dingin Jungkook membuat Mingyu sadar akan kehadirannya diantara mereka.

"Baiklah. Aku akan menunggumu."

"Tidak perlu. Kau pulang saja dulu. Urusi semua keperluan yang belum selesai. Aku akan menyelesaikan masalahku dengan Tae hyung"

Mingyu hanya menelan ludahnya paksa mendengar kalimat dingin dari Jungkook.

"Aku duluan. Dan bicaralah baik – baik pada Tae Hyung dengan kepala dingin." Mingyu menepuk pundak Jungkook sebelum pergi meninggalkan sepasang kekasih yang sedang bertengkar itu.

Setelah kepergian Mingyu, Jungkook menarik tangan Taehyung untuk masuk kembali ke dalam cafe dan duduk disalah satu meja kosong.

"Mianhae, hyung. Jika aku tidak menamparmu tadi, kau tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku sampai akhir." Jungkook membuka pembicaraan sambil menatap Taehyung dengan tatapan bersalah. Yang ditatap hanya menatap datar kearah Jungkook.

"Aku punya alasan kenapa aku tidak ingin tinggal dengan mu jika aku sudah meninggalkan panti asuhan."

Diam. Hanya itu yang dilakukan oleh Taehyung.

"Mingyu adalah alasan utamaku untuk tidak bisa tinggal denganmu."

Taehyung semakin menatap datar kearah Jungkook, dia begitu marah mendengar alasan kekasihnya itu. Tapi dia memilih diam untuk mendengarkan sampai habis penjelasan namja kelinci yang ada dihadapannya.

"Kau tahu kan Hyung, jika aku anak yatim piatu yang dibesarkan dipanti asuhan. Aku dibesarkan bersama Mingyu. Bermain, belajar dan berbagi suka maupun duka ku dengan Mingyu. Aku tidak bisa jauh dari Mingyu."

"Tapi aku kekasihmu Jeon Jungkook" Taehyung menekan setiap kata yang diucapkan, ada rasa cemburu terselip pada nada bicara Taehyung.

Jungkook menghelai nafas dan menatap Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan

"Tapi Mingyu adalah sahabat sekaligus keluargaku, hyung. Seharusnya kau paham jika aku tinggal denganmu maka Mingyu tinggal sendiri. Dia akan menjadi sebatang kara. Dia akan merasa sendiri didunia ini. Hanya aku yang dia punya saat ini. Kami juga tidak mungkin selamanya tinggal di panti asuhan. "

Jungkook mengambil nafas untuk melanjutkan kalimatnya

"Aku masih beruntung dari pada Mingyu. Aku sudah punya Kau sebagai kekasihku yang akan memperhatikan dan menjagaku jika dia tidak ada. Tapi jika aku tidak ada, siapa yang akan memperhatikan dan menjaganya? Tidak akan ada orang yang akan berbagi suka maupun duka bersama dengan dia saat ini, berbeda dengan ku yang sudah punya kau. Sekarang hanya aku satu – satunya orang yang dia percaya saat ini, hyung."

Penjelasan Jungkook membuat amarah Taehyung reda. Bahu nya yang semula tegang berubah menjadi rileks. Taehyung merasa bersalah dengan pemikiran egoisnya tadi, yang menyuruh Jungkook untuk tinggal bersama denganya tanpa memikirkan Mingyu.

"Sekarang hanya Mingyu dan kau yang ku punya. Jadi jangan menyuruhku untuk meninggalkan Mingyu, karena Mingyu adalah keluargaku dan kau adalah orang yang ku cintai. Aku tidak bisa memilih diantara kalian" Jungkook menundukkan kepalanya sambil meremas – remas tangannya dengan gugup.

Jujur saja Jungkook sebenarnya takut berbicara hal ini pada Taehyung. Karena dia adalah kekasih Taehyung sejak SMP maka untuk jujur pun sebenarnya Jungkook takut.

Selama ini Taehyung lah membuat Jungkook bisa bersekolah di sekolah elit SVT, jika bukan karena Taehyung mungkin Jungkook tidak bisa meneruskan sekolahnya karena tidak ada biaya, sebenarnya Jungkook adalah murid yang sangat cerdas namun standar tinggi SVT Hight School membuatnya tidak percaya diri untuk masuk ke sana. Sedangkan Mingyu memang berencana untuk masuk ke sekolah elit itu dengan mengandalkan bea siswa.

Ketika mulai memasuki SMA, Jungkook dan Mingyu sudah berencana untuk keluar dari panti asuhan dan hidup mandiri. Karena bagaimana pun juga mereka tidak ingin membebankan biaya hidup pada panti asuhan yang sudah membesarkan mereka.

Awalnya Taehyung tidak setuju dengan keluarnya Jungkook dan Mingyu dari panti asuhan karena mereka belum memiliki pekerjaan dan tempat tinggal, hingga Taehyung sangat menentangnya. Tapi akhirnya Jungkook dan Mingyu melakukannya diam – diam tanpa sepengetahuan Taehyung. Jungkook yang takut memberitahu Taehyung dan Mingyu yang sangat menghormati Taehyung karena dia adalah kekasih sahabat baiknya serta orang yang membuat Jungkook bisa melanjutkan pendidikannya.

Taehyung beranjak dari duduknya dan menghampiri Jungkook untuk duduk disampingnya, dengan perlahan Taehyung menggenggam tangan Jungkook yang sedang berkeringat dingin.

"Mianhae. Aku sudah bersikap egois padamu dan Mingyu. Karena aku begitu ingin selalu bersamamu. Aku tidak memahami jika kalian akan saling bergantung karena sejak kecil selalu bersama."

"Karena tidak memiliki orang tua sejak lahir lah yang membuat kami begitu ingin saling menjaga satu sama lain sampai nanti kami beranjak dewasa dan menikah."

"Sekali lagi maaf kan aku" Taehyung mencium tangan Jungkook yang ada didalam genggamannya.

Wonwoo terdiam mendengar semua percakapan Jungkook dan Taehyung, yang mana memang meja mereka tepat berada dibelakang tempat Wonwoo duduk, jadi secara tidak sengaja semua percapakan dari awal sampai akhir, Wonwoo mendengarnya.

"Orang yang bernama Mingyu sangat beruntung bisa memiliki orang yang bisa memahaminya dengan baik. Aku jadi penasaran kebaikan apa yang dia miliki sehingga bisa memiliki orang seperti itu." Batin Wonwoo

***LOVE IS SIMPLE***

Mingyu sekarang berada diatap sekolah, berdiri sambil bersadar pada pagar pembatas. Dia terpenung dan memikirkan ucapan Jungkook tadi malam.

Mingyu memejamkan matanya mengingat ucapan Jungkook tadi malam.

"Aku akan tetap tinggal denganmu, Mingyu-ah"

"Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri, walaupun sekarang aku sudah punya Tae Hyung. Kita keluarga kan? Jadi ayo kita berbagi suka duka bersama."

"Besok setelah jam pelajaran tambahan, kita akan mencari tempat tinggal. Tapi jika Tae hyung sudah menemukan tempat tinggak untuk kita, kita akan melihatnya bersama. Apakah tempat tinggal itu cocok untuk kantong kita atau tidak." Jungkook memberikan senyuman cerianya pada Mingyu

"Aku sudah bicara baik – baik dengan Tae hyung dan dia sudah mengerti. Jadi kau tenang saja. Tidak perlu khawatir."

"Terimakasih, Kookie. Kau tidak meninggalkanku sendiri."gumam Mingyu sambil memandang langit yang berawan

"Apakah kau butuh bantuan untuk melompat ke bawah?"

Suara bass yang lembut membuat Mingyu membuka matanya dan melihat siapa yang datang diatap sekolah saat masih pagi.

Mingyu membelakakkan matanya melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini, orang yang selalu dia perhatikan, orang yang selalu dia jaga dari jauh, orang yang dia cintai dalam diam.

Jeon Wonwoo

"Pagi – pagi,kenapa aku harus melihat orang yang akan bunuh diri." Ucap Wonwoo datar

Mingyu hanya diam ketika Wonwoo dengan santainya berdiri disampingnya, sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya.

Ketika Wonwoo akan mengambil satu batang rokok, Mingyu merebut bungkus rokok itu dengan kasar. Tentu saja hal itu membuat Wonwoo terkejut.

Baru kali ini ada orang yang berani mengusik ketenangannya. Biasanya jika melihat Wonwoo, sunbae maupun Hoobae akan pergi meninggalkan tempat itu saat itu juga. Tapi Mingyu berbeda, dia memang terlihat gugup saat melihat Wonwo tadi tapi sekarang air mukanya berubah keras seolah tidak suka dengan apa yang Wonwoo lakukan.

"Dan ini masih pagi untuk merokok, sunbae" Mingyu berucap dengan nada dingin

Mingyu meremat dengan keras bungkus rokok itu hingga hancur dan membuangnya jauh, hal itu membuat Wonwoo sangat terkejut. Tapi berubah datar kemudian.

"Aku tidak suka bau rokok. Maaf, sudah membuangnya." Ucap Mingyu santai. Mingyu hanya ingin melindungi dan menjaga orang yang dia cintai dari hal – hal yang tidak baik.

Wonwoo mengeluarkan Smirk nya

"Menarik" batin Wonwoo, karena baru bertama kali ini ada orang yang mau menentangnya selain Soonyoung.

Tindakan Mingyu barusan akan dilakukan juga oleh Soonyoung, jika tahu sahabat nya itu merokok. Sebenarnya Soonyoung juga tahu tentang kebiasaan Wonwoo yang satu ini, tapi Wonwoo tidak peduli. Wonwoo melakukan itu jika Soonyoung tidak bersama dengannya.

"Sedang apa Sunbae, pagi – pagi sudah diatap sekolah? Biasanya sunbae akan datang terlambat dan melompati pagar belakang sekolah."

Wonwoo mengerutkan keningnya mendengar ucapan Mingyu.

"Dari mana kau tahu jika aku selalu datang terlambat dan melompat pagar belakang sekolah?" tanya Wonwoo penuh selidik

Mingyu hanya tersenyum meremehkan

"Siapa yang tidak kenal Jeon Wonwoo, siswa SVT Hight School yang selalu berbuat onar, datang terlambat, mengerjai guru kedisiplinan, merusak fasilitas sekolah, pernah mengecat rambutnya, berpakaian tidak rapi, pernah hampir membakar aula sekolah, menekan tanda bahaya disekolah hingga membuat panik guru dan siswa siswi disekolah ini, berkelahi dengan sunbae, merokok, membully dan masih banyak lagi. Jika ku sebutkan semuanya tidak akan selesai dalam satu hari" ujar Mingyu santai.

"Wow, apa kau mengecek buku catatan kedisplinanku? Hingga kau hafal apa yang selalu ku lakukan?" tanya Wonwoo dengan pandangan yang meremehkan.

Mingyu hanya tersenyum menanggapinya

"Karena aku selalu memperhatikanmu" batin Mingyu sambil menatap namja manis yang ada disampingnya.

Mingyu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan beberapa Coklat.

"Tanda maaf ku, karena telah membuang rokokmu" Mingyu menyodorkan beberapa coklat dihadapan Wonwoo. Membuat Wonwoo menatapnya tanpa minat.

"Aku tahu jika coklat ini tidak sebanding dengan harga rokok yang ku buang, tapi yang ku tahu coklat akan lebih bagus meredakan mood yang sedang tidak baik dari pada rokok."

"Tidak terimakasih" Wonwoo menyingkirkan tangan Mingyu yang ada dihadapannya.

Mingyu hanya berdecak, lalu memberikan coklat itu secara paksa di genggaman tangan Wonwoo.

"Aku tahu kau tidak suka. Setidaknya kau simpan saja."

Wonwoo menatap datar kearah Mingyu, baru kali ini ada orang yang mau mengajak bicara kecuali Soonyoung tentunya.

"Sunbae, belum menjawab pertanyaanku. Kenapa pagi hari kau sudah ada diatap sekolah?"

Wonwoo hanya menaikkan alirnya, menatap Mingyu dengan tatapan mengejek

"Bukan urusanmu!" ketus Wonwoo

Mingyu hanya diam mendapatkan jawaban yang sangat menyakitkan baginya. Tapi Mingyu paham akan sifat Wonwoo yang satu itu, jadi dia juga harus memakhluminya.

Tiba – tiba pintu atap sekolah terbuka dan menampilkan namja bermata sipit, yang membuat Wonwoo dan Mingyu menatapnya.

"Wonie, ternyata kau disini. Aku mencari dari tadi. Kau menghilang ketika setelah dari ruang loker" Soonyoung menghampiri Wonwoo.

Mendengar kata Loker membuat Mingyu tegang seketika. Dia takut jika Wonwoo mengetahui bahwa selama ini dia lah yang memberikan makanan di loker Wonwoo.

"Mingyu" ucap Soonyoung saat melihat namja yang ada disamping Wonwoo.

"Annyeong haseyo, Soonyoung hyung." Mingyu menundukkan kepalanya sekilas kearah Soonyoung sambil membenahi kacamatanya.

"Sedang apa kau dan Wonwoo disini?" Soonyoung memasang wajah penuh selidik.

"Hanya kebetulan saja, hyung." Mingyu tersenyum kearah Soonyoung

"Kau kenal?" tanya Wonwoo

"Dia kan salah satu pegawai di cafe Eomma. Jadi aku mengenalnya. Tadi malam Eomma bercerita bahwa kau dan Seulgi Noona ke cafe. Kenapa tidak menghubungiku? "

Soonyoung ikut bersandar di pagar atap, mengikuti Wonwoo dan Mingyu.

"Walaupun kau kuberitahu, kau pasti sedang sibuk dengan kekasih kuda mu itu." Wonwoo menatap datar kearah Soonyoung.

Mendengar ucapan Wonwoo, Soonyoung hanya menunjukkan cengirannya.

"Kau ini, jangan memanggilnya seperti itu. Dia punya nama. Seokmin. Lee Seokmin." Soonyoung dengan gemas mencubit pipi Wonwoo, hingga menimbulkan erangan protes dari Wonwoo.

Mingyu hanya tersenyum melihat interaksi kedua sahabat itu.

"Kenapa kau tersenyum?" sentak Wonwoo ketika melihat Mingyu tersenyum kearahnya.

Mingyu semakin terkekeh geli melihat ekpresi Wonwoo. Soonyoung yang melihat itu menatap Takjub kearah Mingyu, karena baru pertama kali ini ada orang yang dengan santainya menertawakan Wonwoo.

"Apa yang lucu?" sentak Wonwoo lagi.

"Ani, Sunbae. Hanya saja ketika melihat kalian berdua mengingatkanku pada hubungan ku dengan Jungkook. Tidak ada sekat sama sekali. Saling bercanda tanpa canggung. Itulah namanya sahabat. ketika semua orang memandangmu sebelah mata tapi di depan sahabatmu kau diterima apa adanya."

Ucapan Mingyu membuat Wonwoo tertegun, terdiam mencerna perkataan Mingyu.

"Aku tidak bermaksud menggurui, aku hanya melihat sepertinya kau kesepian hingga harus membuat banyak sekali ke onaran di sekolah. Ketika kau merasa kesepian seharusnya kau mengingat bahwa masih ada orang yang mengisi kekosongan hatimu. Yaitu sahabatmu. Benarkan Soonyoung hyung?"

Soonyoung yang mendapatkan pertanyaan mendadak itu hanya mampu menganggukkan kepalanya.

Tapi perkataan Mingyu hanya dihadiahi senyuman sinis oleh Wonwoo

"Jangan berkata seolah – olah kau memahami hidupku. Kau tidak tahu apa – apa jadi jangan berbicara seolah – olah kau mengetahui segalanya." Wonwoo berucap sangat dingin pada Mingyu.

Hingga membuat Soonyoung merasa iba pada Mingyu. Soonyoung melihat tatapan Mingyu berubah menjadi sendu dan yang pasti tersakiti.

"Setidaknya kau masih beruntung dari ku Sunbae, kau punya segalanya. Keluarga dan kehidupanmu terpenuhi. Apa kau tidak pernah berfikir, bahwa masih ada anak – anak diluar sana yang kehilangan orang tuanya, mereka harus menjalani kerasnya kehidupan tanpa ada orang – orang yang bisa dipercaya."

Wonwoo hanya tertawa sinis dan menatap mengejek kearah Mingyu.

"Bagiku orang tua ku sudah mati." Datar, dingin dan tegas.

"Wonwoo!" sentak Soonyoung. Soonyoung sama sekali tidak terima dengan apa yang diucapkan sahabatnya ini.

"Jangan pernah berbicara seperti itu lagi, jika Yunho samchon dan Jaejoong Imo mendengarnya, mereka akan sedih. Kau harusnya menjaga ucapanmu." Tegur Soonyoung.

"Bagiku mereka sudah mati, Soonyoung-ah. Mereka tidak pernah memperhatikan ku dan melewatkan masa pertumbuhanku karena mereka sibuk bekerja. Bahkan mereka mengabaikanku ketika aku membuat keonaran di sekolah maupun di luar. Mereka hanya mengutus sekretaris mereka untuk mengurus kekacauan yang ku buat. Jika bukan karena Seulgi Noona, aku pasti sudah pergi dari rumah."

"Seharusnya kau tetap bersyukur apa yang ada, karena diluar sana masih banyak anak – anak yang mengemis untuk mencari makan, sedangkan orang tua mu bekerja untuk sekolah dan makan mu sehari –hari, sunbae. Jika mereka tidak bekerja, kau tidak akan bisa makan enak, memakai barang – barang mahal, memahami mobil mewah dan bersekolah di sekolah elit ini. jika bukan karena kerja keras orang tuamu, apa mereka bisa menghasilkan uang? Apa kau fikir uang akan turun dari langit dengan sendirinya."

Mingyu mengucapkan dengan nada yang meremehkan Wonwoo, membuat Wonwoo tersulut emosi dan membuat Soonyoung benar – benar cego. Baru pertama kali ini ada orang yang benar – benar berani melawan dan berargumen dengan Wonwoo kecuali Seulgi dan dirinya.

Wonwoo mengeratkan kepalan tangannya bersiap membogem wajah Mingyu, tapi dengan sigap Mingyu menahan tinju itu diudara dengan satu tangannya.

"Jangan kau fikir, semua kemewahan yang kau terima itu hasil kerja kerasmu, sunbae. Hingga kau menyumpahi orang tua mu seperti itu. Apa kau tidak tahu bagaimana mereka bekerja keras untuk anak – anak mereka? Bahkan mereka rela melewatkan masa pertumbuhanmu agar kau bisa hidup nyaman dan meraih masa depan yang baik. Kau seharusnya berfikir ulang sebelum berfikir seperti itu tentang orang tuamu." Mingyu mengambil jeda dan menurunkan tinjuan Wonwoo perlahan, menggenggam tangan Wonwoo dengan lembut.

Mingyu menatap sendu kearah bola mata Wonwoo

"Karena kau belum pernah merasakan bagaimana rasanya melihat orang tua kita menemui ajalnya di depan mata dengan sangat tragis"

Wonwoo dan Soonyoung hanya diam mendengar semua ucapan Mingyu. Dan cukup terkejut dengan ucapan Mingyu.

"Jangan sampai kau merasakan itu, Sunbae. Atau kau akan benar – benar menyesal telah menyaksikan kematian kedua orang tuamu."

Mingyu meninggalkan Soonyoung dan Wonwoo termenung di atap sekolah.

"Wonwoo" Soonyoung menyetuh pundak Wonwoo, karena Wonwoo hanya menatap punggung Mingyu yang sudah menghilang di balik pintu atap.

Mendengar panggilan itu, Wonwoo hanya menatap Soonyoung. Diam tidak menjawab.

"Renungkan apa yang Mingyu bilang. Kita masih beruntung dari orang lain diluar sana." Soonyoung tersenyum kearah Wonwoo dan bergerak memeluk sahabatnya itu dari samping.

"Bagaimanapun kau marah, jangan sampai kau berkata seperi itu tentang orang tuamu. Mereka, Seulgi Noona dan aku, sangat menyayangimu. Kau harus ingat itu."

Wonwoo hanya diam mendengar ucapan lembut Soonyoung.

"Oh ya, ngomong – ngomong ada apa dengan mu hari ini? kenapa kau tumben sekali berangkat pagi? Apa tadi malam kau bermimpi sesuatu hingga membuatmu berangkat pagi?"

Soonyoung melepaskan pelukannya dan memberika pertanyaan yang memberondong ke arah Wonwoo. Soonyoung hanya berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Wonwoo hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Soonyoung.

"Aku benar – benar salut pada Seokmin bisa menghadapi tingkah hyperaktif mu, Soonyoung-ah" batin Wonwoo sambil menatap Soonyoung dari atas sampai bawah.

"Ya. Jawab pertanyaanku?" rengek Soonyoung sambil mengayun – ayunkan tangan Wonwoo dengan hentakan.

Wonwoo hanya mencibir tingkah Soonyoung

"Aku hanya menasaran saja siapa yang memberikan kotak bekal di loker ku setiap hari. Ketika aku sampai disekolah tadi, kotak bekal itu sudah ada di lokerku. Masih hangat. Berarti dia datang lebih pagi. Aku jadi tidak tahu siapa yang memberikannya." Wonwoo menunduk lesu. Dia benar – benar penasaran siapa yang memberinya kotak bekal setiap hari.

"Jangan menyerah. Masih ada hari berikutnya. Kau tinggal berangkat lebih pagi lagi. Jika kau berangkat lebih pagi lagi, mungkin kau bisa menemui nya dan bertanya kenapa dia melakukan itu padamu "Soonyoung memberi kan semangat pada Wonwoo.

"Hm, kau benar." Wonwoo hanya tersenyum manis kearah Soonyoung.

"Ah!" pekik Soonyoung ketika mengingat sesuatu,

"Ada apa?" Wonwoo menatap heran kearah Soonyoung.

"Apa kau akan melakukan sesuatu pada Mingyu? Kau tahu sendiri kan bagaimana dia tadi melawan mu?" tanya Soonyoung sedikit was was

Wonwoo mengeluarkan Smirk nya, yang membuat Soonyoung sedikit takut.

"Entah lah. Tapi sepertinya menarik jika aku bermain bersama dengannya. Aku mendapatkan mainan baru." Wonwoo semakin mengelurkan aura hitamnya

Ucapan Wonwoo membuat Soonyoung menggelengkan kepalanya.

"Dan tolong cari tahu apapun tentang dia. Dia membuatku penasaran." Ucap Wonwoo menakutkan.

TBC?

Apakah Wonwoo akan berhasil menguak siapa pelaku yang selalu memberinya kotak bekal?

Apakah Wonwoo benar – benar akan berbuat sesuatu pada Mingyu?

PPYONG!

Author kembali lagiiiiii...#lambai2tangan# Dengan cerita yang baru... semoga suka ya.

Aku ingin memiliki cerita selingan selain Si kembar SoonWoo. Semoga cerita ini juga membuat kalian tertarik ya... aku membuatnya dengan segenap jiwa ragaku. Hehehehehehhe semoga kalian suka.

Mohon para pembaca tercinta tolong tinggalkan review nya ya untuk penyemangat ku melanjutkan Cerita ini. atau cerita ini mau berakhir di sini saja?

Sekali lagi terimakasih buat reader yang mau review. Makasih banyak. Gomawo. Kamsahamida. Arigato. Thank You.

Terimakasih yang sudah baca cerita saya dan meluangkan waktunya untuk membaca! #Tebar kiss bye#

PPYONG!