Kise Ryouta selalu jadi anak baik-baik ketika itu berurusan dengan dua kakaknya. Dia sadar diri, sebagai anak paling bungsu di keluarga, dua wanita itu memilik andil sangat penting setelah perceraian kedua orang tuannya (yang kemudian disusul oleh meninggalnya sang ayah dalam kecelakaan fatal dan disusul ibunya yang overdosis obat tidur). Dua kakak perempuannya itu adalah kakak, orangtua, penyelamat dan panutan.

Oleh karena itu, ketika kakak tertuanya kembali dari Belgia dan meminta pertolongannya, Kise tanpa keraguaan mengangguk menurut. Dia selalu berusaha untuk memenuhi permintaan kakaknya sebagai bentuk balas budi, dan sejauh ini, ia tidak pernah gagal dan tidak akan pernah.

Sebelum kakaknya mengutarakan pertolongan yang diminta. Ia sudah mengantisipasi untuk menjawab iya seperti biasa.

"Menikahlah dengan putra tunggal keluarga Akashi."

Tapi kemudian, lidahnya mendadak kelu.

.

.

Akashi Seijuurou adalah kebanggaan keluarga Akashi, putra tunggal dan satu-satunya pewaris seluruh kekayaan dan aset yang ada tersebar seantero Jepang. Ia selalu menjunjung tinggi profesionalisme dalam pekerjaan dan menjaga harga-diri keluarga dengan segala kemampuannya (karena itu adalah janjinya pada sang ibu sebelum beliau meninggal karen penyakit yang tidak bisa disembuhkan). Ayahnya adalah panutan, pun kadang ia harus mematikan rasa sebagai manusia untuk memenuhi ekspektasi sang ayah.

"Untuk kepentingan bisnis."

Di ruang megah tempat ayahnya bekerja, Akashi berdiri di sebrang meja dengan raut wajah tidak terbaca. Ia baru saja mendengar penjelasan mendetail tentang sebuah prospek, proposal pernikahan yang telah disetujui oleh ayahnya dengan keluarga Kise.

Akashi menatap lurus pada ayahnya untuk beberapa saat. Sorot yang ia temukan dalam bola mata kelam di sana, Akashi tahu kalau ia tidak punya pilihan lain.

"Baik Ayah, aku mengerti."


Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

| AU | Arranged Marriage theme | Akashi Seijuuro | Kise Ryouta |

| Family | Friendship | Hurt/Comfort | Romance |

Warning: typos, AU, probably fast paced, slow update, a bit OOC


"Jadi, kalian akan menikah minggu depan. Dan sebelum pernikahan tersebut, kami mengharapkan kalian untuk tinggal dalam satu rumah untuk membangun ikatan dan mengenal satu sama lain."

Akashi Seijuuro dan Kise Ryouta duduk bersebrangan, saling berhadapan. Di restoran bintang lima tempat dua keluarga itu bertemu, mereka diam mendengarkan dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Ucapan dari Kise Reina ataupun Akashi Masaomi hanya samar-samar masuk ke dalam telinga. Pun semuanya mereka tanggapi dengan anggukan kecil dan gumaman setuju.

Berikutnya, mereka sudah berpindah di depan sebuah rumah. Untuk Akashi Seijuuro maupun Kise Ryouta, semuanya terlalu buram. Mereka saling diam, hanya bertukar pandang penuh keasingan pada entitas satu sama lain sesekali kemudian pada dua orang yang menjadi momok belokan keras dalam jalan hidup mereka.

"Kami akan meninggalkan kalian di sini." Akashi yang lebih tua menepuk pundak anaknya sembari menyodorkan sebuah kunci dan kartu platinum yang merupakan akses untuk masuk ke dalam rumah.

Kise yang lebih tua mengelus punggung adiknya lembut. "Ryouta-kun, baik-baik dengan Seijuuro-kun ya? Kalau ada apa-apa kau bisa menghubungi aku atau Ara."

Dua orang itu sekali lagi hanya mengangguk, seperti robot yang sudah di setting untuk selalu menurut. Tetapi sekali lagi, apalah daya? Mengecewakan orang yang paling ingin mereka banggakan bukanlah sebuah opsi.

Ketika akhirnya Akashi dan Kise ditinggal berdua di depan pintu itu, dan setelah si pirang selesai mendadahi kakanya yang menghilang di balik pintu elegan Ford kesukaanya, mereka bertukar pandang sekali lagi.

Kise menghela nafas pelan dan memberi senyuman kecil, dimaniknya terpancar sesuatu yang lebih nyata: kepasrahan.

"Kurasa…. Mohon bantuannya, Akashi-kun." Si pirang itu membungkukkan sedikit tubuhnya.

Akashi tidak menunjukan perubahan pada gesturenya. "Akan lebih baik apabila kita mulai menggunakan nama kecil ketika memanggil satu sama lain. Kecuali kau punya niatan mencari cara untuk membatalkan pernikahannya." Pria itu berbalik pada pintu yang masih terkunci. Ia menarik nafas pelan dan membuka pintu rumah itu, sebuah lembaran baru kehidupan yang harus ia pijak.

"Eh-?" Pernyataan Akashi membuatnya terpana. Kise sudah menyiapkan diri saat Akashi akan mengabaikannya begitu saja dan atau memperlakukannya dengan sangat dingin seperti di drama yang sering ditontonya. Ia sudah membayangkan kalimat seperti 'Jangan berharap pernikahan ini akan jadi kenyataan', juga pandangan jijik dari Akashi karena mereka sama-sama laki-laki.

Ia memandang penuh tanya pada punggung tegap Akashi dan pintu yang terbuka lebar di depannya. Rumah yang baru, sebuah kehidupan baru yang harus dijejakinya demi balas budi, dan bukti kesetian. Kise menarik nafas dalam-dalam dan menghembusnya perlahan.

"Baiklah. Mohon bantuannya, Seijuuro-kun."

Pintu kayu yang ukirannya dibuat khusus itu dibuka lebih lebar, Akashi membawa pandangnya ke arah si pirang yang ada beberapa langkah di belakang. Ia mengangguk kecil.

"Masuklah, Ryouta. Ada banyak hal yang perlu kita bicarakan."


Part 1 of 7 : Prolog


A/N: Akhirnya setelah sekian lama ku merencanakannya, fic ini bisa lahir hehe. Semoga para pembaca menikmati prolog-nya dan hahaha kalau mikirnya ini bakal berat dan penuh lika-liku gitu, percayalah ini fluff kok kan aku cinta fluff kayak Kei dan karena ku bukan angst master layaknya Voly dan Rhen ;; dan terimakasih untuk semua AkaKise authors dan readers yang sudah menginspirasi uhuh tanpa kalian hati ini mungkin mati /lebayahterusdibuangkelaut/

Thanks for reading, keep on tune for the next chapter!