About Us.

Disclaimer Masashi Kishimoto

Naruto x Hinata

Warning!Typo(s), gaje, alur sinetron, dan warning – warning lainnya!

Romance and Drama

.About Us

Bab I, Perjumpaan.

Seperti kisah yang lainnya, kisah ini dimulai dari sebuah pagi yang cerah dengan burung – burung berkicau diatas pohon dengan indah. Orang – orang mulai berlalu lalang dijalanan untuk melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. Ini hari Senin dan kebetulan sekali ini tanggal 1, awal bulan. Tahu apa artinya? Tentu saja hari gajian! Mungkin itu salah satu sebabnya orang – orang berjalan dengan semangat menuju kantor mereka. Tunggu! Di sebuah apartemen kecil ini, ada seorang gadis yang bahkan dijam 10.00 belum bangun!! Astaga, apa dia tidak mau menerima gajinya? Ah, aku lupa memberitahu kalian! Dia ini mahasiswi, jadi…mari kita ganti kalimatnya. Astaga, apa dia tidak ada jadwal kuliah?

Lihatlah itu! Bahkan dia masih berbaring diatas kasur kecilnya itu dengan posisi kedua kakinya berada diatas bantalnya dan kepalanya berada di bawah kolong meja yang berada tepat dihadapan kasur kecilnya.Tiba – tiba terdengar suara handphone berbunyi dan mengusik tidur panjangnya itu.

"Halo.." Jawab gadis itu dengan suara yang khas akan orang yang baru bangun tidur.Tentu saja, dia bahkan menjawab telpon itu dengan mata yang terpejam!

'Hei! Dijam segini kau masih tidur?! Apa kau buta hah?! Kau tidak melihat jam ya?! Apa kau lupa bahwa pagi ini hari Senin!?!'Terdengar suara cempreng dari handphone itu yang langsung membuat gadis itu menjauhkan handphonenya dari telinganya. Takut jika nanti kesehatan telinganya terganggu.

"Mmmm~ Katakan saja bahwa aku sedang sakit, Ino." Ucapnya sambil menyamankan dirinya kembali dibawah selimut tipisnya itu.

'Apa kau bodoh! Ini sudah pukul 10 pagi dan kau masih belum bangun?!! CEPAT BANGUN DARI KASURMU, HINATA!! Kelas pertama hari ini adalah pelajaran Ibiki – sensei!! Kita juga harus mengumpulkan tugasnya, cepat bangun baka!! Kebetulan hari ini Ibiki – sensei belum datang, jadi cepatlah bersiap dan datang ke kampus!!Aku tunggu kedatanganmu di kelas, Jaa ne!!'Teriakan keras nan cempreng itu langsung membuat mata gadis itu langsung terjaga kembali. Baru saja dia akan bangun, terdengar suara..

BRUGH!!!

"Aishh, kenapa kepalaku bisa berada di kolong meja ini?! Ittai.." Gerutunya sambil mengusap dahinya dan mengeluarkan kepalanya yang bersarang(?) di bawah kolong meja itu. Sesegera mungkin, Ia langsung menuju kamar mandi. Beruntung dia bukan seperti mahasiswi lain yang memerlukan waktu 1 jam hanya untuk bersiap – siap, dia hanya butuh 10 menit. Tanpa banyak bersiap, Ia langsung menyambar laptop dan tasnya yang Ia gunakan untuk kuliah dan menggunakan sepatu N*ke nya dan lari keluar apartemen.

Sialnya, saat itu lift sedang banyak yang menunggu. Tak mau membuang banyak waktu, Ia langsung menuruni tangga darurat dari lantai 10 menuju ke lantai paling dasar. Setelah itu, dia celingak – celinguk mencari taxi tapi tak kunjung menemukannya. Langsung saja, Ia meneruskan kembali larinya. Didalam hati Ia merasa bersyukur karena pernah mengikuti lomba lari dan bela diri karena saat ini, dia sangat membutuhkan kekuatan larinya itu.

Dengan kecepatan cahaya, dia berhasil masuk ke universitasnya tercinta. Dari kejauhan, Ia bisa melihat sahabatnya, Kiba sedang berbincang dengan Ibiki – sensei yang sebenarnya hanya pembicaraan untuk mengecoh guru galak itu agar tidak masuk ke dalam kelas sebelum Hinata masuk.

"Jadi, bisakah kau menerangkan materi ini sekali lagi Ibiki – sensei? Aku benar – benar tidak mengerti tentang materi ini.." Pinta Kiba yang membuat Ibiki menghela nafas sekali lagi. Dia sudah menerangkannya pada Kiba berulang kali. Kiba yang juga melihat Hinata dari kejauhan langsung menggerakkan matanya kearah lain yang nantinya akan menuju kelas mereka. Hinata yang sepertinya menangkap kode dari Kiba langsung mengangguk dan sebelum Ia melanjutkan larinya dia membuat symbol cinta dari kedua tangannya sebagai ucapan terima kasih. Kiba pun tersenyum dan membentuk symbol cinta juga tanpa menyadari bahwa Ibiki – sensei menatapnya aneh.

"Apa yang kau lakukan, Kiba?" tanyanya. Kiba langsung gelagapan dan kembali menatap guru yang paling Ia sayangi ( baca : benci ) tersebut."Ah, tidak ada apa – apa sensei. Oh, jadi intinya kita harus menjaga kesehatan kita agar tidak terkena penyakit Kanker ini kan? Baiklah, Arigatou sensei. Saya permisi dulu!" Sejurus kemudian, Ibiki hanya menatap kearah larinya Kiba tadi dan menggeleng – gelengkan kepalanya.

Sesampainya di kelas, Kiba langsung duduk disamping Hinata yang sedang beristirahat setelah lari marathon(?) tadi. "Ehem! Jadi, kurasa kau punya hutang pada kami Hinata – chan." Sindirnya. Hinata hanya mendengus sebal mendengar hal itu dan mulailah sesi cerita itu sampai akhirnya Ibiki – sensei datang ke kelas.

Selesai berkutat dengan kelas yang penuh dengan udara beracun itu, Hinata akhirnya bisa menghirup udara segar dengan bebas. Tanpa memberitahu Ino dan Kiba, dia meluncur sendirian menuju ke kantin kampus tanpa menghiraukan mereka berdua yang kini sibuk celingak – celinguk mencarinya. Sebelumnya, Hinata menikmati ramen cup nya dengan khidmat ditemani jus jeruk disampingnya sebelum kedua makhluk (?) ini datang dan mengusik ketenangannya.

"Hoho, kau berusaha melarikan diri dari kami." Sindir Ino. Kiba menyetujui hal tersebut dengan mengangguk. Tiba – tiba datanglah sahabat mereka yang rambutnya penuh uban. Siapa lagi kalau bukan Otsutsuki Toneri. Ia langsung duduk dihadapannya dengan wajah yang tidak bisa dibilang gembira ataupun bahagia. "Lho, mukamu kenapa Toneri – chan? Seperti pakaian yang tidak disetrika saja.."Tanya Ino. Jangan bertanya kenapa Ino memanggilnya dengan suffiks "chan"!! Itu bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan #plak*oke abaikan*.

Mendengar pertanyaan yang sepertinya sedikit mengejek itu semakin membuat wajah Toneri semakin merengut. Kali ini, Hinata yang bertanya ,"Kau kenapa Toneri – kun?". Tentu saja jika Hinata yang bertanya Toneri akan langsung menjawab, "Kalian tahu, fansgirlku lama – lama semakin menyebalkan!! Kali ini, mereka bahkan nyaris membuatku buta karena blitz kamera mereka!! Mungkin seharusnya aku memang mengambil kelas yang sama saja dengan kalian agar tidak ada yang menggangguku lagi!!"

Seketika , mereka bertiga dengan kompak memutar matanya membentuk pola melingkar, bosan. Hampir setiap hari, Toneri bercerita tentang kelakuan mengerikan fansgirlsnya. Jangan heran, Toneri juga salah satu lelaki yang sangat diinginkan oleh para wanita dikampusnya. Bahkan, tanpa menoleh pun, Kiba tahu bahwa begitu banyak pasang mata yang tengah mengawasi gerak – gerik mereka. Terkadang, mereka merasa jika mereka adalah sekelompok penjahat atau pencuri yang patut diawasi. Sungguh, miris sekali..

" Kenapa kalian hanya diam saja? Beri aku sebuah saran!" gerutu Toneri. Hanya Kiba yang melotot saat mendengar kalimat itu, " Hei!! Apa kau pikir kami psikiater apa?! Kami bertiga selalu mendengar ocehanmu itu, aku bahkan sampai heran kenapa para gadis dikampus tergila – gila padamu?! ".

" Hei, kita kan mengambil jurusan kedokteran. Mungkin saja kan kalian di masa depan menjadi psikiater? Lagipula, aku tahu kenapa kau berkata seperti itu. Kau pasti iri dengan ketampanan ku kan?" Ucapnya narsis dengan pose kedua jari nya yang berada dibawah dagunya dengan matanya yang Ia sipitkan. Dalam dua detik, wajah Kiba langsung pucat bahkan membiru, Ino menutup mulutnya yang seperti akan mengeluarkan cairannya dan Hinata yang tiba – tiba berdiri dan membawa ramen cupnya.

"Hei, hei! Hinata – chan, kau mau kemana?! " teriaknya pada Hinata yang mulai menjauh dari pandangannya.

Oke, abaikan peristiwa gaje diatas -_-

Hinata kini berada didepan sebuah pintu yang bertuliskan, "DILARANG MASUK!!!". Namun, tanpa menghiraukan tulisan yang terpampang JELAS di pintu itu, Hinata langsung membukanya. Jadi, apa yang ada dibalik pintu itu hingga membuat Hyuuga Hinata melanggar tulisan itu? Gudang? Tempat rahasia?

Sayangnya, bukan kedua itu. Oh, ayolah !! Jangan banyak melakukan teka – teki garing Author!!#plak.Hahaha, itu hanya sebuah taman kecil rahasia yang berada dibelakang perpustakaan kampus. Lalu, jika itu hanya sebuah taman, kenapa harus ada tulisan "DILARANG MASUK"?. Itu hanyalah sebuah pajangan, Hinata tahu itu. Tapi yang menjadi pertanyaannya ialah…

..siapa yang berani duduk di bangku taman favoritnya?!

Hinata memberanikan dirinya untuk mendekati sosok itu. Sosok yang kini tengah berbaring dengan indah diatas bangku taman favoritnya. Garis bawahi, "FAVORITNYA". Favorit berarti KESAYANGAN dan Kesayangan berarti KESUKAANNYA. Dengan gugup – gugup takut, Hinata mencolek bahu sosok itu yang sepertinya seorang laki – laki.

"A – ano, bisakah kau m-menyingkir dari b-bangku ini? I-ini tempatku.." cicitnya pelan. Namun, sepertinya sosok itu mempunyai indera pendengaran yang sangat amat tajam hingga dia kini langsung membuka matanya saat mendengar kalimat itu. Matanya melirik sekilas kearah Hinata, sedetik kemudian dia membangunkan badannya dan berkata,

"Tempatmu? Apa kau pikir kau yang membeli bangku ini?"

" T-tidak. Hanya saja, j-jika setiap kemari a-aku selalu duduk disini.." Pelan – pelan Hinata menaikkan suaranya yang kecilnya mungkin setara dengan suara semut. Loh, semut punya suara kah?#plak*abaikan*. " Dan karena sekarang bukan hanya kau yang suka berada disini, ini juga bangkuku, " mendengar kalimat itu, Hinata mulai merasa kesal.

' Siapa sih dia ini? Kok 'sok' banget' batinnya.

" Jika kau bertanya – tanya siapa diriku.." Ia berdiri dihadapan Hinata yang tingginya hanya sebatas dada bidangnya. " ..Perkenalkan, namaku adalah Naruto Na- " suara Naruto terpotong oleh suara bel yang menyatakan bahwa kelas sudah dimulai. Naruto pun mulai berjalan meninggalkan Hinata, " Oh ya, siapa namamu?" tanyanya. Hinata pun menjawab "H-Hyuuga Hinata."

Lalu setelah itu, tanpa Hinata sadari, Naruto terus berjalan dengan senyum sejuta dollarnya yang terus terpatri dibibir seksinya. Tak lama kemudian, Hinata pun menyusul langkah Naruto (tanpa Ia sadari tentunya) dan masuk kedalam kelasnya. Didalam kelas itu, Ino dan Kiba sudah menunggunya manis didepan sana. Uh Oh, Hinata merasa bahwa dia akan diserbu oleh ribuan paparazzi.

" Jadi, selama istirahat tadi, kau kemana saja Hinata – chan?" Tanya Ino begitu dia duduk disampingnya. Hinata pun hanya menghela nafas lelah, Ia tahu bahwa akan seperti ini jadinya jika Ia meninggalkan duo- eh trio sahabatnya itu. Ia akan diserbu oleh ribuan pertanyaan yang membuatnya merasa seperti dia adalah seorang tahanan yang sedang diinterogasi untuk mengakui segala kejahatannya.

" Tidak, aku tidak kemana – mana. Aku hanya, yah pergi ke toilet sebentar." Jawabnya yang beruntungnya, Ino tidak lagi menanyainya. Sebenarnya Ino pun tahu, bahwa Hinata kini sedang tidak ingin diganggu. Tak lama kemudian, datanglah Senjuu Tsunade yang merupakan pemilik dari Universitas ini dengan seorang pemuda berambut pirang disebelahnya. Sayangnya, Hinata saat itu tengah menyenderkan kepalanya diatas meja dan memejamkan matanya sebentar.

"Hei, lihat pemuda itu! Dia tampan ya!"

" Iya, kau lihat itu? Dia memiliki kulit tan yang membuatnya nampak seksi!"

" Benar benar! Astaga, jika saja dia menjadi kekasihku…"

Bisik – bisik yang berisik membuat kelas menjadi gaduh untuk beberapa saat hingga Tsunade menggebrak meja untuk menenangkan seisi kelas. " Diam!!! Dasar berisik kalian semua !!" bentaknya. Seisi kelas langsung hening, Tsunade pun memulai pembicaraannya.

" Dihari ini, kalian mendapatkan teman baru. Dia adalah cucuku, jadi jangan ada yang berani melukainya sedikit pun! Jika ada , maka dia akan berurusan denganku !!. Cucuku ini baru saja pulang dari Amerika, sebenarnya dia bisa saja melanjutkan pendidikannya disana. Sayangnya, dia memilih untuk ikut kedua orang tuanya yang kini juga berada di Jepang. Naruto, kini perkenalkan dirimu kepada seluruh teman – temanmu."

'Naruto?' batin Hinata seperti mengatakan bahwa Ia pernah mendengar nama itu. Tapi.. dimana ya??

" Perkenalkan, nama saya Naruto Namikaze. Saya baru pulang dari Amerika dan baru saja tiba di Jepang. Kuharap kita semua bisa menjadi teman, mohon bantuannya minna – san!!" Ujarnya dengan semangat.

' Suara ini..Ini kan yang ditaman tadi?!' inner Hinata langsung berteriak saat mengingatnya, Hinata langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Naruto terkejut. Naruto yang dari kejauhan itu ternyata langsung melihat Hinata saat Ia mendongakkan kepalanya.

" Hai, Hyuuga Hinata." Ucapnya dengan senyum yang manis.

" K-kau!!" teriak Hinata dengan menunjuk Naruto dengan jari telunjuknya tanda terkejut yang membuat semua orang menatapnya termasuk Tsunade.

"Hohoho, jadi kau kenal dengan Hinata – chan. Naruto? " goda Tsunade. Naruto pun mengangguk mantap tanpa mengalihkan pandangannya dari Hinata. Wajah Hinata pun langsung memerah mendengar ucapan Tsunade.

" K-Kenapa kau b-bisa ada disini?!" Pekik Hinata yang nampaknya masih menunjukkan keterkejutannya. Naruto pun semakin melebarkan senyumannya, " Aku adalah cucu dari pemilik Universitas ini. Jdai, sudah seharusnya aku berada disini, kan?"

"T- tapi…" Hinata tergagap – gagap. Naruto pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekati Hinata yang kini berdiri dengan wajah merah padam. Tanpa banyak bicara, Naruto langsung merangkul pundak gadis itu yang semakin membuat Hinata dan mahasiswa lainnya terkaget – kaget. Terutama para mahasiswi yang beberapa detik yang lalu beralih menjadi fansgirls- nya Naruto.

" Aku perkenalkan, gadis ini.. adalah kekasihku." Ucapnya tenang tanpa menghiraukan hiruk pikuk yang lainnya karena terkejut. Hinata langsung melotot tak percaya seraya menolehkan kepalanya kearah Naruto.

" A – apa?!" Hinata menjerit, belum selesai dengan keterkejutannya dengan bertemunya Naruto lagi, dan kini Naruto malah menyatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih?! Kurang ajar kau Naruto, baru saja berkenalan dan kini sudah menjadikan anak orang sebagai kekasihnya.

" Yup! Mulai detik ini, aku, Namikaze Naruto menyatakan bahwa aku adalah kekasih dari gadis ini, Hyuuga Hinata." Celakanya, ucapan Naruto tadi membawa sebuah aura menyeramkan dari sekumpulan gadis yang berada dibagian depan kelas. Hinata tiba – tiba saja melamun, oh tidak! Dia mulai berpikiran negative, dia membayangkan hidup tenangnya di kampus berubah 180 derajat setelah ini. Ugh, membayangkannya saja sudah membuatnya mual.

BRUGH!!!

Beruntung Naruto punya reflek yang bangun, jika tidak, mungkin Hinata akan terbaring dilantai kelas yang dingin. Seisi kelas langsung heboh termasuk Tsunade dan kedua sahabat Hinata. Jadi.. apa yang terjadi pada Hinata? Yup, dia pingsan!!

Naruto langsung menggoyang – goyangkan tubuh gadis yang baru saja menjabat sebagai kekasihnya panik. " Hinata!!" teriaknya. Begitu pula dengan Ino dan Kiba yang terus meneriakkan namanya. Tanpa ba bi bu lagi, Naruto langsung menggendong kekasih(paksaan)nya ala bridal style menuju ke ruang kesehatan.

Menunggu untuk suatu hal adalah hal yang paling dibenci oleh Naruto. Sejak kecil, ia sangat benci jika disuruh untuk menunggu. Bukannya apa-apa, dia pernah mengalami hal buruk karena menunggu. Oh, jangan lupakan hal itu. Pernah suatu kali, dia disuruh menunggu jemputan dan itu agak lama. Saat menunggu, datanglah seorang ibu-ibu yang wajahnya seperti terlihat seperti masih remaja menggodanya. Beruntung saat itu, dia sudah dijemput saat ibu itu mau memegang tangannya. Sejak saat itu pula, dia membenci seluruh wanita kecuali Kushina.

Dan kini, Ia malah menunggu Hinata agar kembali sadar di ruang kesehatan?! Demi Dewa yang disembah Hidan, apa Naruto baru saja terkena sebuah pukulan? Lihatlah pose kerennya itu! Dengan pose menyandar tembok, dia terus menatap Hinata yang masih setia menyembunyikan mutiaranya yang Indah.

Lalu, seberapa lama Naruto akan menunggu?

To Be Continued..

Hai!! Setelah sekian lama diriku hiatus dari dunia fanfiction. net, aku kembali lagi kesini!_

Oh ya, ada yg pernah baca ffn Love At First Meet karya Daracan6823? Itu sebenarnya akunku, tapi story disana belum aku hapus karna lupa kata sandi dll.

Dan rencanaku, aku mau publish ulang LAFM disini dan fanfic About Us ini. Oh ya, bagi yang punya akun wattpad, follow akun Daracan_Cahyadewi ya, itu akunku di wattpad dan baca juga ffku yg disana.

Jika banyak kesalahan kata dalam fanfic, aku minta maaf ya..

Mind to RnR?