Main Cast : ChanBaek *Chanyeol ( 34 Years Old) / *Baekhyun ( 16+ Years Old)

Other Cast : Yonghwa, Heechul, HunHan, Sooyoung (SNSD), Je Ni

Disclaimer : Cerita ini, HANYA milik Gloomy Rosemary

.

.

Previous Chapter

"Ahju—si jangan menikah lagi Hks! Ja—ngan tinggalkan Baek—Hyun" Lalu Ia hanya melihat Baekhyun yang lunglai nyaris tak sadarkan diri itu, menangis tergugu.

"SSHH! ARH!" Pria itu benar-benar mencapai klimaksnya, menyentak air mani miliknya bertubi-tubi dalam tubuh mungil itu, bahkan sebagian terlihat meleleh keluar.

Beberapa saat setelahnya, Ia terbelalak... kembali menyadari apa yang sempat di dengar olehnya.

"Baekhyun?"

.

.

.

.

.

.


Love Of Fallen Leaves (Season 2)

YAOI

CHANBAEK

FANFICTION

Gloomy Rosemary

Chapter 6

.

.

.


"Baekhyun..." Ia kembali memanggil,meraih cepat tubuh anak itu... meski Ia tau, tubuh keduanya masih bertaut intim.

Berulang kali menepuk pipi bocah yang kini terkulai di dadanya, namun tetap saja... hanya raga lemas yang Ia lihat. Tanpa isakkan ... tanpa pula rintihan seperti yang Ia lihat sebelumnya.

"Sayang... ?" Raja itu kembali berbisik, sedikit menaikkan dagu Baekhyun... hingga anak itu menengadah ke arahnya.

"..."

Tentu... tak ada raut apapun yang terlihat. Karena memang anak itu benar-benar pingsan kali ini

Tak memberinya pilihan lain, selain menarik penisnya keluar, menyisakan desis tertahan darinya... dan air mani yang mulai merembas keluar dari rektum anak itu.

Semula...

Chanyeol tak berharap, hal ini benar-benar terjadi...

Memaksa menyetubuhi anak itu, sementara Ia tau... Baekhyun dalam kondisi lemah, bahkan tak hanya tubuhnya... anak itupun terus menerus menutup diri tiap kali bersamanya.

Tapi isakkan yang sempat terdengar...

Mungkinkah permaisuri kecilnya tengah menyimpulkan pemikiran yang lain di sini?

Chanyeol menatap getir, menghela nafas berat kala membaringkan tubuh Baekhyun yang polos di atas ranjang.

"Menikah lagi?" Gumamnya, seraya meraih jemari kecil itu.

"Mengapa kau menyimpan pemikiran semacam itu?" Tatapan itu kian meredup, seiring dengan bagaimana Ia mencium lama punggung tangan Baekhyun.

.

.

.

.

.

'Bahkan tak sedikitpun terbesit niat... untuk menduakanmu'... Jika saja Ia bisa mengatakannya seperti itu... tapi terasa kelu, begitu Ia mengingat bagaimana Baekhyun menangis di hadapannya.

.

.

.


Rintik salju, perlahan terdengar menerpa sebagian dahan dan ranting kering di luar istana..

Namun tak sedikitpun menyurutkan, gemerlap lampion dan alunan petikkan nada klasik di setiap penjuru istana, karena memang malam itu... sebuah pesta tengah berlangsung.

Diperuntukkan untuk sang Ratu...

Hingga tak heran terdengar puja ... persembahan dari para Rakyat dan tamu undangan itu.. demi kebaikan permaisuri yang telah kembali

Meski sebenarnya tanpa Baekhyun di sana..

.

.

.

Terlihat pula... di sisi singgasana Sang Raja, Ibu Suri itu tengah tersenyum... menikmati pertunjukan yang tersaji di depannya.

"Aku ingin melihatnya ... malam ini" Bisik Heechul, sedikit mendekat pada sang Raja.

Tak ada jawaban dari Pria itu, Chanyeol sepenuhnya diam... tanpa raut apapun, selain menyesap isi cangkir gioknya dengan tatapan kosong.

"Chanyeol~ah.." Panggil Ibu Suri itu ... memastikan.

"..."

Tapi... sepertinya Chanyeol memang tak mendengarnya.

Meski raganya terlihat memandang pertunjukkan... tapi tidak untuk pikiran dan hatinya.

Membuat Ibu Suri itu beranjak, demi mendekati Putranya.

"Kau sedang memikirkan sesuatu... Putraku?" Ibu Suri itu meraih tangannya.

Mengulas senyum, untuk meraih tatapan resah Pria yang menjadi Raja di tanah Silla itu.

Kembali... hanya terdengar hela nafas darinya.

Semakin memberi isyarat... sesuatu benar-benar mengusik pikiran Sang Raja.

Tapi... tidakkah Baekhyun telah kembali, perhelatan ini pun diperuntukkan atas kembalinya sang permaisuri... lantas apa yang kini Chanyeol risaukan...

"Bicaralah pada Ibu ... di dalam" Pinta Heechul, mencoba membujuk Raja muda itu.

Lama... Chanyeol tetap terdiam dalam posisinya

Lalu setelahnya Ia terlihat memberi isyarat pada penasihat istana dan pengawal, dirinya yang ingin beranjak dari singgasana miliknya.

.

.

.

..


Dan di sanalah Ibu Suri itu... tertegun, melihat Baekhyun masih terpejam di ranjangnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ucapnya, sambil berjalan tergesa mendekati namja kecil itu...

Bukankah sebelumnya Baekhyun baik-baik saja, bahkan Ia melihat anak itu berjalan-jalan di sekitar istana.

Tapi mengapa mendadak menjadi seperti ini

Tabib mendekat, dan memberi penghormatan untuk Ibu Suri itu

"Tidak ada satupun yang perlu dicemaskan Yang Mulia.." jelas tabib itu, mencoba menenangkan Heechul. "Yang Mulia Baekhyun hanya kelelahan da—

"kelelahan? Bagaimana mungkin kalian membiarkannya kelelahan?!"

"Akulah yang membuatnya demikian..." Sergah Chanyeol.

Membuat Ibu Suri itu lekas terdiam

"Baekhyun tak pernah berhenti menghindariku.. aku selalu menemukannya menutup diri dariku... Ibu" Pria itu berujar lirih, membawa langkah gontai... lalu duduk di sisi Baekhyun.

"Hingga aku menyadarinya ... Baekhyun menyimpan pemikiran itu selama ini" Lanjutnya lagi, sambil memijit pelipis pening.

Ibu Suri itupun kembali menatapnya lekat. "Pemikiran? Mungkinkah Baekhyun masih merasa takut kau yang marah dan—

"Aku yang ingin menikah lagi.." Sela Chanyeol, tak pelak membuat Ibu Suri itu tersentak karenanya.

"Aku bahkan tak berpikir hingga sejauh itu..." Raja Silla itu sedikit menoleh ke belakang, tepat pada bocah yang masih memejamkan mata

Heechul tersenyum penuh arti... mengulurkan tangan mengusap bahu Chanyeol untuk sekedar membuatnya lebih tenang.

"Baekhyun terlalu muda untuk mengartikan segala sesuatu di antara kalian, luruskan semua ini... sebelum semakin larut dan membuat anak itu semakin terluka... Chanyeol~ah"

"..." Chanyeol terlihat luluh. Bahkan hanya diam, kembali bercermin akan sikapnya sebelum hal pelik ini terjadi.

"Kita tak pernah tau, bagaimana Baekhyun bertahan selama ini... Ibu tau kau yang menginginkannya terlihat pantas di hadapan Rakyatmu. Tapi ingatlah satu hal ... Putraku, kau menikahinya di usia yang sebenarnya terlalu belia untuk semua tanggung jawab ini, bimbinglah... Karena Baekhyun tak bisa melakukannya sendiri tanpa dirimu"

"..." Sikap diam itu, Heechul artikan sebagai... Chanyeol mungkin bersedia mendengarnya kali ini.

Terlepas dari sikap kerasnya tempo lalu... Ia hanya berharap, Raja Silla itu mampu meyakinkan Baekhyun dan memabawa anak itu kembali seperti sedia kala.

Hingga tak ada lagi prasangka buruk di antara Raja Silla dan permaisuri kecilnya, karna bagaimanapun Ia tau... hal ini akan berdampak pada pribadi Chanyeol.

.

.

"Tak ada salahnya untuk memulai kembali..." Heechul menatap teduh Putranya

"Ibu rasa... Silla merindukan tawa dan celoteh riangnya, berlarian ke sana kemari tanpa lelah.. dibandingkan melihatnya terbaring pasi seperti ini"

"..." Chanyeol memang mendengar setiap kalimat Ibunya, tapi hati itu tetaplah berdegup tak tenang, sebelum melihat Baekhyun membuka mata... dan bersedia bicara padanya.

"Dan bawalah bintang yang terang satu, dua atau tiga lagi... untuk Rakyat Silla dan Deokjun"Bisiknya... sebelum akhirnya beranjak, meninggalkan kamar megah itu... diikuti para dayang pendamping di belakangnya

Beberapa tabib terlihat tersenyum tersipu mendengar tutur kata Ibu Suri itu...

Tentu menyiratkan suatu yang baik, meski terdengar intim

"..."

.

.

.


Di antara lalu lalang ... terlihat seseorang bertudung, berjalan perlahan. Membawa satu keranjang buah persik dan rangkaian bunga soba di tangannya. Di sela buah itupun tersemat, sulaman indah... berpola bunga Soba

Sosok itu terlihat tertunduk...

Namun tetap melangkah pelan mendekati Luhan, yang kala itu mendampingi Sehun mengawasi tamu undangan di tengah pesta

Dan begitu tau, Luhan menjauh dari sosok Panglima itu untuk mengambil minuman... Ia lekas mempercepat langkahnya demi mendekat. Meski sesekali terlihat was-was... tak ingin Sehun menyadari keberadaanya.

"Maaf" Lirihnya, begitu berdiri di sisi Luhan.

Membuat pemuda berparas manis itu terhenyak, sedikit memutar tubuh demi melihat sosok yang Ia tau dari suaranya... Dia seorang wanita.

"Ya? Ada yang—

"Kudengar Dia sakit.." Sergah wanita itu, lekas membuat Luhan mengernyit. Ia seperti mengenal... cara bicara wanita itu.

Namun begitu Luhan merunduk demi melihat wajahnya, wanita itu berpaling... tak ingin wajahnya terlihat.

"Dia? Siapa yang kau maksud sebenarnya?" Luhan memilih menyambut pembicaraan itu, dan mengabaikan rasa penasaran akan wajah wanita itu.

"Y-Yang Mulia Baekhyun.." Lirihnya terdengar seperti bisikan.

Luhan mendelik curiga, ini mungkin bisa menjadi ancaman untuk Baekhyun... barang kali wanita itu berniat mencelakai Baekhyun atau mungkin hal buruk lainnya.

Sejenak melirik Sehun, tapi Pria itu terlalu jauh. Luhan putuskan untuk mengatasi hal ini seorang diri... ah! Dia hanya seorang wanita bukan... tentu Ia menang banyak hal darinya.

"Apa yang kau inginkan dari Baekhyun?" Ujar Luhan terdengar penuh selidik

Lalu... Ia terkejut begitu melihat wanita itu, menyerahkan beberapa benda di tangannya.

"Be-berikan ini untuknya.."Ujar wanita itu, masih dengan menundukkan kepala

"Apa?" Luhan terlihat enggan menerima bunga soba dan buah-buah persik itu.

"Anak itu sangat menyukainya... berikan ini untuknya. Maka Dia akan mengingatku" Ujarnya lagi memaksa menyerahkan semua benda itu pada Luhan, lalu beranjak pergi dengan tergesa.

"Y—YAA!" teriak Luhan, berusaha mengejar... namun percuma, wanita itu terlalu cepat.. dan pakaian yang ia kenakan tersamar di antara lalu lalang pesta.

.

.

.

"Apa maksudnya ini?" Gumam Luhan, memandang bingung pada bunga dan buah di tangannya.

Sehun yang menyadari seseorang berpenampilan tak biasa mendekati Luhan, lekas beranjak menghampiri namja cantik itu meski... sosok itu terlanjur pergi.

"Ada apa? Siapa orang berjubah itu?" Tanyanya seraya menyentuh wajah Luhan

"Entahlah... Seorang wanita asing memberikan semua ini.." Gumam Luhan, masih memandangi buah-buah persik di keranjang itu, bahkan sesekali mencium bunga Soba di tangannya. Ia tau... buah dan bunga itu masih sangat segar.

"Persik dan soba?"

"Uhm... untuk Baekhyun" Luhan mengangguk cepat. "Dia memberikannya untuk Baekhyun.." Ucapnya lagi memperjelas.

Cepat-cepat, Sehun meraih keranjang berisi persik itu... untuk ditelisiknya satu persatu. "Ini mungkin jebakan.." Ujarnya, begitu mengamati buah itu.

"J—Jebakan?"

"Aku harus memastikannya.." Desis Panglima kerajaan itu, seraya beranjak meninggalkan hiruk pikuk pesta. Tentu dengan sekeranjang persik dan soba yang baru diterima oleh kekasihnya itu.

.

.

.

.

"Apa kau menemukan sesuatu?" Sehun menatap lekat Pria paruh baya itu.

Sejenak menghela nafas, lalu Pria itu kembali memasukkan satu per satu persik itu ke dalam keranjangnya. "Tuan... kami tak menemukan zat beracun dalam buah – buah ini" Lugasnya seraya mengulas senyum

"Kau yakin?"

"Kami bisa pastikan semua buah ini aman, dan bunga soba ini... bunga segar yang baru dipetik. Kami tak menemukan unsur berbahaya yang dibubuhkan di antara buah dan bunga ini... Tuan" Ahli kimia itu kembali membungkuk penuh hormat.

Sehun masih mendelik curiga,

Memang tak masalah dengan apa yang wanita itu beri, tapi gerak gerik wanita itu... tetap saja terasa mencurigakan untuknya. Dan siapa Dia sebenarnya...? jikapun Rakyat Silla... tentu tak perlu menutup diri seperti itu bukan?

"Tak ada yang peru di khawatirkan bukan?" Luhan mendekat, kembali mengambil alih semua buah dan bunga itu.

"Tapi ini tak biasa..."

Luhan tersenyum, lalu mengusap bahu kekar Sehun "Mungkin wanita itu, hanya malu menunjukkkan wajahnya, Dia tak memiliki niat buruk ... dan hanya ingin memberi semua hasil kebun ini untuk Yang Mulia Baekhyun"

"..." Tak ada jawaban dari Pria itu selain hela nafas darinya.

"Aku akan membawanya ke istana.." Gumam namja cantik itu.

Sehun memberi isyarat setuju, dengan mengelus belakang kepalanya... membuat Luhan tersenyum sembari berjalan riang meninggalkan Sehun.

.

.


.

"Letakkan bunga itu di sudut kamar.." Titahnya pada beberapa pelayan yang membawa dua vas besar berisikan mawar dan lili kerajaan.

Sengaja Ia memerintahkan semua pelayan menata ruangannya, tentunya kamar itu harus terasa senyaman mungkin untuk permaisuri kecilnya

Sementara Ia membiarkan, dayang membasuh satu persatu jemari Baekhyun yang kini masih terpejam di ranjangnya.

"Kau menggunakan air hangat?" Tanya Chanyeol seraya berjalan mendekati para dayang itu.

"B-Benar Yang Mulia... kamipun menambahkan sari bunga lotus di dalamnya.." Dayang itu membungkuk santun, sebelum akhirnya kembali menjalankan tugasnya.

Hingga tiba-tiba saja...

"Nnh~.."

"Ah! Y-Yang Mulia Baekhyun..." Pekik dayang itu terkejut, mendapati namja kecil itu mulai siuman.

Raja Silla itu pun mendekat, menarik sebuah kursi dan duduk di sisi bocah itu. Menunggu dengan antusias... Baekhyun lekas membuka kedua matanya.

.

.

"Baekhyun.." Panggilnya lirih, seraya meraih jemari Baekhyun untuk digenggamnya

Semula Ia hanya melihat anak itu tampak mengernyit tak nyaman, mungkinkah posisi tidur Baekhyun yang membuatnya demikian.

"Apa merasa sakit?" Bisiknya, mendekati telinga Baekhyun.

Baekhyun yang masih memejamkan mata itu, hanya merespon dengan kepala mengangguk lemah.

"Panggilkan tabib... cepat!" Titah Chanyeol pada beberapa dayang itu.

Tapi mendadak membuat Baekhyun terbelalak, lalu menggeleng kasar. "NN!"

Bahkan berulang kali menatap panik ke sekitar, mencari-cari seorang dayang yang selalu menemaninya.

Lekas membuat Chanyeol kembali mendekat untuk menangkup wajah anak itu. Ia tau benar... Baekhyun memang selalu takut dengan tabib, dan mungkin kali ini Baekhyun tengah mencari dayang goryeo itu.

"Aku di sini.." Bisiknya, berusaha mengalihkan perhatian Baekhyun.

"S—Sooyoung!" Panggil Baekhyun, menepis tangan Chanyeol... berusaha mencari-cari sosok wanita itu.

"Aku di sini... Baekhyun" Yakin Raja Silla itu lagi, memaksa Baekhyun menatapnya dan berhenti mencari Sooyoung.

Namun yang terlihat, Baekhyun tetap berikeras meraba-raba ranjang demi beringsut turun. Ia tak tau dengan situasi semacam ini.

Haruskah diam saja mengikuti kehendak Chanyeol dan ketakutan saat tabib datang,

Ataukah berlari mencari Sooyoung lalu Chanyeol akan kembali marah padanya.

Tapi Ia benar-benar takut dengan semua tabib itu...

"S—Soyoooung!" Panggil anak itu lagi lebih keras.

Membuat Raja Silla itu menatap getir, dan melepas genggamannya di tangan Baekhyun.

Membiarkan anak itu tertatih turun dari ranjangnya, lalu—

BRUGH

Bocah itu benar-benar terjatuh... karena usahanya sendiri.

Chanyeol berdecak, melangkah cepat demi merengkuh anak itu... dan memaksa menyandarkan kepalanya di dada bidangnya.

Beberapa Dayang dan pelayan itu terlihat tersentak melihatnya, namun tak memililki hak mendekat jika Sang Raja telah merengkuhnya seperti itu.

"Sssh..." Desisnya begitu Ia tau, Baekhyun ingin berontak.

"Aku tak akan memanggil tabib.." Tenangnya, memaksa Baekhyun menatap padanya... meski ia tau, pandangan bocah itu sepenuhnya pias.

"So—Soyoou—

"Mengapa memanggilnya sementara kau memiliki diriku di sini... " Lirih Raja Silla itu

"..."

Baekhyun hanya diam, jangankan menjawab ... sekedar menatapnya pun, anak itu tak bernyali.

Baekhyun pikir, setelah ini Chanyeol mungkin akan membentak... karena tau, Ia yang tak patuh.

Sikapnya kala itu, kembali membuat sang Raja menghela nafas sesak.

Sepertinya... apapun yang kelak terucap darinya, hanya akan membuat Baekhyun menyudutkan dirinya sendiri.

Meski sebenarnya, Ia tak bermaksud membuat Baekhyun merasa demikian.

.

.

Raja Silla itu putuskan, mengangkat tubuh Baekhyun... dan kembali merebahkannya di atas Ranjang.

"Tinggalkan aku sendiri bersamanya.." Gumam Chanyeol setelahnya,

Membuat para dayang itu lekas memohon diri demi titahnya.

.

.

.

Hingga... suasana benar-benar hening di antara dirinya dan permaisuri kecil itu..

Chanyeol tak tau... bagaimana untuk memulainya, dan Ia merasa tak pernah sesulit ini sebelumnya merangkai kata untuk seseorang.

Hanya anak itu...

Hanya Baekhyun yang membuatnya mendadak kelu untuk bicara...

.

.

Hingga Baekhyun yang sedikit bergerak memalingkan tubuh darinya, membuatnya tersadar...

Jika membiarkan semua ini terus berlarut... tentu akan semakin melukai anak itu.

"Aku mungkin tau... apa yang kau pikirkan tentangku" Ujar Chanyeol ... memandang redup punggung sempit anak itu.

"..."

"Aku tak seperti itu. Mengertilah... aku tak mungkin melakukannya " Ia tercekat, memilah kata terbaik... yang bisa membuat Baekhyun mengerti akan tuturnya

Baekhyun hanya meringkuk, membelakanginya... meski tak bicara, tapi dari bahasa tubuh itu... Ia tau namja kecilnya, masih tersudut dengan pemikirannya sendiri

Lalu Chanyeol putuskan, beringsut naik... meraih kedua tangan Baekhyun. Memenjarakannya di bawah kungkungannya... tak peduli anak itu mulai menatap panik dan ketakutan.

"Tatap mataku.." Bisiknya, memandang lekat sorot mata yang terlihat tak tenang.

"..." dan benar saja, Baekhyun memandangnya... walau terlihat bibir itu mulai bergetar. Dan mata yang kembali memerah menahan tangis.

"Apa ini menyakitkan?" Chanyeol semakin mendekat demi menyatukan kening keduanya.

"Mengapa kau menahannya?"

"..." Baekhyun menggigit bibir bawahnya, Ia mungkin ingin menangis dan berteriak tak terima, tapi Ia terlalu takut semua itu tak sampai dan berakhir dengan Chanyeol yang meninggalkannya

Chanyeol masih memandangnya lekat...

Kembali mengigat apa yang sempat di dengarnya dari racauan Baekhyun sebelum anak itu tak sadarkan diri.

.

.

.

"Aku mencintaimu..."

"..." Baekhyun terhenyak, dengan mata pias itu Ia benar-benar menatap Chanyeol

"Apa kau mengerti makna dari kalimat itu?" Bisiknya, sambil menyeka air mata yang diam –diam berlinang dari sudut mata Baekhyun

"Tak seorangpun bisa menggantikanmu" Bisik Pria itu lagi, berharap ini bisa menghapus prasangka Baekhyun

.

.

.

Ini sudah terlalu lama... Ia bahkan tak mendengar Baekhyun bicara padanya, semenjak anak itu kembali.

"Kumohon bicaralah..." Lirih Chanyeol

Semakin frustasi, begitu melihat anak itu tetap diam... haruskah memaksanya seperti sebelumnya, tapi tentu tak sampai hati untuk Ia lakukan, sementara kondisi tubuh Baekhyun kian menurun.

Tak tau lagi untuk mengartikan hatinya...

Chanyeol tetap merasa sesak melihat Baekhyun diam... hingga Chanyeol memilih menyandarkan kepala di ceruk leher namja kecil itu.

"Aku mencintaimu... berapa kali aku harus mengatakannya?" Bisiknya lagi, terdengar pasrah

.

.

Dan terakhir... Ia hanya mendengar Baekhyun menangis

"Baekhyun..."

"Nnh! Hks..."

Mungkin benar ini menyakitkan dengan hanya melihatnya menangis seperti ini, tapi Chanyeol rasa ini lebih baik dibanding melihat Baekhyun menahannya seorang diri.

Raja Silla itu memilih mendekap tubuh ringkih itu, membiarkan Baekhyun tetap menangis meski membuat pakaian depannya basah, hingga anak itu benar-benar jatuh tertidur karena lelah menangis.

.

.

.

.

.

.

"—Jjussi"

Samar terdengar bisikkan lirih,

"Ah—jjussi.."

Raja Silla itu terbangun, dan membuka cepat kedua matanya.

Nyaris tak percaya, tapi Ia benar-benar mengangkat kepala demi memastikannya. Bahkan Ia tak peduli jika sebenarnya ini masih pukul dua pagi.

"Ah—jjussi.." Terdengar serak, namun anak itu benar-benar memanggil dengan tatapan sembabnya

Cepat-cepat, Chanyeol meremas jemari kecil itu, menyangga tubuh dengan siku tak ingin menindih tubuh Baekhyun. Lalu mencium lama punggung tangan anak itu.

"Kau terbangun.."

Baekhyun mengerjap, sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat tangan untuk menyentuh wajah Chanyeol.

"Ahjjussi.." Panggilnya lagi

"Aku merindukan panggilan ini..." Chanyeol menatap teduh wajah pucat itu. "Aku merindukanmu..." Lirihnya lagi, sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher Baekhyun.

.

.

.


.

Mungkin fajar tak lama lagi tersambut di ufuk timur... samar terasa semilir angin menyusup masuk...

Membuat tirai bertapis sutera itu turut terkibas... memperlihatkan seorang Pria yang terduduk di

sisi Ranjang,menggenggam tangan permaisuri kecilnya yang masih bersandar lemah di depannya.

"Kembalilah tidur... tak baik untukmu terjaga—

Chanyeol lekas menghentikan ucapannya, begitu melihat Baekhyun menggeleng pelan.

"Masih sakit..?" Pria itu memandang teduh wajah Baekhyun.

"..." Baekhyun mengangguk pelan, sesekali memejamkan mata lalu mencari posisi paling nyaman untuk berbaring.

"Di mana yang sakit hn?" Chanyeol sedikit merunduk, dan mengusap kepala Baekhyun. Terlihat cemas... jika ini mungkin buruk untuk Baekhyun

Lekas membuat anak itu membuka mata dan menatap dirinya. Tanpa berucap apapun... Baekhyun membawa tangan Chanyeol untuk meraba perutnya.

"Sebaiknya Tabib—

"..." Baekhyun kembali menggeleng,

Raja Silla itu menghela nafas pelan. Tak ingin memaksa... Karena Baekhyun baru saja kembali padanya, meski masih minim bicara

"Baiklah... aku akan menemanimu di sini" Bisik Pria itu, tak pernah berhenti mengusap perut Baekhyun.

Membuat anak itu kembali memejamkan matanya..

.

.

.

"Ah—jjussi"

Hingga tiba-tiba saja, Ia sedikit terhenyak... begitu Baekhyun memanggilnya

"Kau menginginkan sesuatu? Atau kau merasa ada bagian yang lain yang sakit? Kataka—

"Ahjjussi tak akan menikah lagi?" Sergah anak itu lirih, meski masih dengan memejamkan matanya.

Chanyeol memalingkan wajah Baekhyun ke arahnya. "Tidak..." Bisiknya sambil mengelus pipi Baekhyun. "Tentu saja tidak..."

"Benarkah?" Baekhyun membuka mata, dan menatapnya lekat

"Tentu saja.." Yakin Pria itu

"Ahjjussi... berjanjji?" Mata itu mulai menatap tak tentu

Chanyeol lekas, balas menatapnya lebih lekat. Sementara sebelah tangannya... masih membelai wajah Baekhyun dengan ibu jarinya

"Aku hanya memiliki satu hati, dan kau yang telah memililkinya"

"..." Baekhyun mengerjap

"Baekhyun memiliki hati Ahjjussi?"

"Hn... Hanya kau seorang. Tentu aku tak ingin menikah lagi... aku hanya mencintai pemilik hatiku"

"Ahjjusi tidak mengatakan namanya.." Mulai Ia dengar .. perlahan Baekhyun telah kembali

Ini mungkin terlalu pagi untuk mengulas senyumnya, tapi Baekhyun terlalu membuatnya senang kali iniu.

"Baekhyun... " Bisik Chanyeol . "Pemilik hatiku Baekhyun... dan aku hanya mencintai Baekhyun" Jelas Pria itu lagi, sambil mengecup puncak hidung Baekhyun

"..." Baekhyun hanya diam, membiarkan bagaimana kedua obsidian itu mengunci pandangannya. Dan bisa Baekhyun lihat, pantulan dirinya dari mata tegas itu.

"itu sumpahku... kau percaya sekarang?"

"..." Lama Baekhyun membiarkanya menunggu.

Hingga—

"Cium Baekhyun... Ahjjussi.."

Celoteh itu Membuat Chanyeol berdecak sambil tersenyum... lalu benar-benar mendekatkan wajahnya, untuk meraih bibir pucat itu..

Berapa lama Ia tak menyentuhnya penuh perasaan seperti ini?

Baekhyun yang menginginkannya, begitu pula dirinya yang teramat menginginkan anak itu.

Hingga setiap pergerakan bibir darinya terasa nikmat dan memabukkan...

"Mnh~"

Chanyeol menginginkan lebih, tapi Ia sadari kondisi tubuh Baekhyun saat ini. Tak masalah dengan hanya lumatan ringan dan kecupan-kecupan kecil..

Karena Ia benar-benar merasa, tak ada yang lebih baik... selain mendekap Baekhyun seperti ini.

"Ngh... nmhfth—"

.

.

.


Matahari benar-benar bersinar cerah pagi itu...

Berulang kali terdengar kicau burung di luar, bersama rintik air dari salju yang meleh karena panas mentari

"Tcha! Unn!"

Dan Deokjun kecil... mulai terlihat aktif, merangkak di ranjang sang Raja... demi mendekati sosok cantik yang masih tertidur pulas di atasnya.

"Bwaa! Bwaahhh!" Pekik Deokjun, duduk sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri.

Sementara Chanyeol hanya bersidekap, mengamati bagaimana Putranya terlihat antusias mengusik tidur Baekhyun pagi ini.

"Tcha! Bwaaa!" Pekik Deokjun lagi, kali ini sambil menarik – narik pakaian Baekhyun... hingga membuat dada Baekhyun terlihat.

"Ssshh.." Chanyeol, mengangkatnya cepat... dan menatap bayi itu sambil menggeleng pelan.

"Jangan membangunkannya seperti itu"

"Wawawa!"

Chanyeol mengernyit... tak tau artinya, tapi itu pastilah sebuah protes.

"Tetap saja kau tak bisa seperti itu.." Ujarnya, meski tak tau apa yang sebenarnya ada dalam pikiran bayi kecil itu.

'Chupp'

Chanyeol mengecup pipi Deokjun. " Kau bisa menciumnya seperti ini... untuk membangunkannya"

Terlihat Deokjun menjejak kaki geringan, sambil terkikik kecil ... membuat Raja Silla itu turut tersenyum. "Apa hn? Kau menyukainya?"

Deokjun terpingkal melihat raut Ayahnya.

Raja Silla itupun hanya berdecak, sambil mengecupi pipinya bertubi-tubi.

.

.

.

"Ahjjussi..."

Tiba-tiba Baekhyun memanggil..

Membuat Chanyeol dan Deokjun, menoleh bersamaan untuk menatapnya.

"Kau terbangun?" Pria itu beralih mendekat, dan duduk di sisi Baekhyun... tentunya dengan Deokjun di atas pangkuannya. "Apa kami mengusikmu?"

Baekhyun menggeleng, beringsut mendekat untuk memeluk perut Chanyeol dari belakang.

"Apa ini hn?" Chanyeol tak bisa mengelak ingin tersenyum, kala melihat kedua lengan ramping itu melingkar di perutnya.

"Kau juga ingin kugendong seperti Deokjun?" Candanya.

"Ahjjussi tidak marah jika Baekhyun seperti itu?"

Pria itu tertegun, kembali mengingat bagaimana dirinya berlaku keras dengan sikapnya. Lalu berakhir dengan penyesalan pahit untuknya...

Tentu Ia tak ingin semua itu kembali terulang

Raja Silla itu mendudukkan Deokjun di ranjangnya, lalu mengusap lengan yang masih memeluknya dari belakang.

"Aku tak akan melarangmu... sama sekali tak akan melarangnya sayang"

"..."

"Baekhyun?" Ia terhenyak mendapati Baekhyun mendadak diam, diikuti kedua tangan yang memeluknya pun tampak terkulai

Barulah Ia sadari, anak itu kembali jatuh tertidur

"Tsk..." Decaknya, sambil mengusap kepala Baekhyun... dan membenarkan posisi tidurnya

.

.

.

"Bermainlah diluar.." Chanyeol kembali mengangkat tubuh putranya.

"Biarkan Dia tidur dengan cukup" Lanjutnya lagi seraya membawa pergi Deokjun dari kamar megah miliknya

.

.

.


Esoknya

"Baekhyun ... lihat apa yang ku bawa" Seorang namja cantik terlihat berjalan tergesa, begitu pintu kamar itu terbuka, memperlihatkan Baekhyun yang duduk di meja rias, sementara beberapa dayang tengah menyisir rambut panjangnya.

Tak pelak kedatangannya membuat Baekhyun tersenyum riang,

Dan makin mengerjap antusias begitu melihat apa yang dibawa namja bernama Luhan itu.

"Dua hari yang lalu... seseorang memberikan ini. Tapi maaf... aku baru bisa datang kemari, karna kudengar kau belum sepenuhnya pulih"

Baekhyun menggaguk cepat. Tersenyum manis sebagai ucapan terima kasih untuknya. Suara yang serak nyaris tak terdengar... membuat anak itu, sedikit bicara

"Sebenarnya... Dia juga memberi rangkaian bunga soba, tapi bunga itu tak bertahan lama" Ujar Luhan lagi, mengambil alih posisi dayang untuk menyisir rambut Baekhyun.

"Kau sudah makan? Wajahmu terlihat pucat.."

"..." Tapi Sepertinya perhatian Ratu kecil itu lebih tersita pada sehelai kain yang menutupi buah persik di dalam keranjangnya.

Lekas Baekhyun mengambilnya... dan tertegun begitu menyadari pola sulaman itu

"ada yang salah dengan sapu tangan itu?" Sooyoung, berjalan mendekat... dan tersenyum melihat anak itu tak jemu memandangi bentuk yang tersulam di kain itu.

"Noonna.." Gumam Baekhyun lirih

Membuat Luhan dan Dayang Goryeo itu mengernyit heran.

"Seulgi Noonna.." Gumam Baekhyun lagi, begitu menyadari itu sulaman Seulgi.

Baekhyun tau benar.,.. wanita itu sangat lihai menyulam, bahkan saat Ia selalu mengunjungi wanita itu di dalam jeruji, Baekhyun selalu menemukan Seulgi tengah menyulam.

"S—Seulgi? Apa maksudmu?" Gagap Sooyoung, memaksa menatap wajah anak itu.

Baekhyun memandang Sooyoung sambil tersenyum manis. "Seulgi Noonna.. mungkin ingin melihatku"

Sooyoung terbelalak lebar. "Buang buah itu! Cepat!" pekiknya pada beberapa pelayan di sekitar

Membuat Baekhyun terperanjat. Lalu menedekap erat keranjang buahnya. "J-Jangan membuangnya... ini pemberian Seulgi Noonna"

"Baekhyun... bagaimana jika buah itu beracun?" Sooyoung tak bisa membiarkannya begitu saja, Baekhyun terlalu lugu untuk menyadari setiap bahaya yang ada.

"Noonna tidak akan melakukan hal semacam itu"

"Tapi Baek—

"Ada apa?"

Tiba-tiba saja Chanyeol memasuki kamarnya, membuat Sooyoung dan Luhan lekas membungkuk demi memberi hormat padanya.

Chanyeol tersenyum begitu memandang Baekhyun terlihat mempesona di pagi ini... meski wajah anak itu masih terlihat pucat.

Tapi sehelai kain di tangan Baekhyun, menyita perhatiannya

"Kalian membuat ini untuk istriku.." Ujarnya, tersenyum kala mengamati pola bunga yang sangat disukai Baekhyun.

"..." Tapi baik Sooyoung maupun Luhan hanya terdiam dengan kepala tertunduk. Bagaimana jika Chanyeol mengetahui Seulgi yang membuat sulaman itu? Raja itu tentu murka... karena membiarkan Baekhyun menerima benda dari sosok yang telah diasingkan oleh kerajaan

Chanyeol mengernyit heran melihat raut keduanya. "Ataukah seorang rakyatku yang membuatnya?"

"B—Benar... Seorang wanita Silla memberikannya untuk Yang Mulia Baekhyun" Jawab Sooyoung, sebelum Chanyeol curiga atau bahkan menemukan jika wanita itu adalah Seulgi.

Sementara Baekhyun hanya menatap Sooyoung bingung, mengapa terlihat gugup seperti itu.

"Ahjjussi... Seul—

"AH! Hahah! Yang Mulia Baekhyun... sarapan anda telah siap" Sergah Sooyoung, sebelum Bekhyun mengatakan nama terlarang itu.

.

.

.

"Kumohon... kumohooon sekali, jangan mengatakannya" Bisik Dayang itu sangat lirih

Baekhyun mengerjap. "Waeyeo?"

"ini baik untukmu... jika tidak mengatakannya, percayalah padaku sayang"

"..." Baekhyun tampak menimang ucapan itu, tapi setelahnya mengangguk setuju.

.

.

.

Dayang itu kembali tersenyum, begitu membawa hidangan untuk Baekhyun... dan makin tersenyum lebar melihat Chanyeol telah berada di sisi anak itu.

Berharap... anak itu benar-benar mendengarkan ucapannya. Karena sungguh Ia tak ingin hanya karena hal ini kembali menyulut emosi Raja Silla itu.

.

.

"Kau lihat... seorang rakyatku menunjukkan rasa cintanya untukmu. Dia bahkan mengetahui kau sangat menyukai bunga soba" Ujar Chanyeol sambil menatap Baekhyun teduh.

Namja kecil itu hanya tersenyum.

"Ahjjussi..."

"Hn..."

Baekhyun terlihat ragu untuk bertanya, tapi Chanyeol telah berjanji bukan? Pria itu tak akan marah atas apapun yang Ia lakukan dan Ia tanyakan.

"Ahjussi pernah berjanji pada Baekhyun.." Gumam anak itu, sambil memainkan potongan buah di piringnya

"Ada janji yang belum kutepati?" Pria itu sedikit mendekat untuk memperhatikan permaisuri kecilnya

"Uhm.." Bocah itu mengangguk cepat, sementara Sooyoung terlihat tak tenang... mengantisipasi ucapan Baekhyun.

"Katakan... padaku"

Baekhyun mengerjap, menatap langit-langit ruangan sebelum akhirnya menatap wajah teduh Pria itu.

"Seulgi Noonna..."

"Uhukk!" Sooyoung terbatuk, kala menuangkan minuman hangat untuk Baekhyun. Dan menatap anak itu... memberi isyarat untuk tak menyinggung apapun tentang wanita itu.

Hal yang samapun Ia lihat dari Chanyeol. bisa Baekhyun rasakkan perubahn raut Raja Silla itu tampak mengeras.

Membuat Baekhyun lekas tertunduk, urung untuk melanjutkan kalimatnya

"M—Maaf Ahjjussi.." Lirih Baekhyun

Tapi tangan yang menyentuh wajahnya, membuat Baekhyun terhenyak.

"Mengapa berhenti? Kau belum mengusaikan kalimatmu"

Baekhyun tersenyum manis. "Ahjussi akan membebaskan Seulgi Noona... ne?"

Semula Chanyeol memang merasa terusik mendengar satu nama itu,

Tapi setelahnya tersenyum, karena namja kecilnya yang bertanya.
"Hn.. sudah kulakukan.. beberapa bulan yang lalu" Jawab Chanyeol, bukan dalam artian yang sebenarnya

Baekhyun tampak mengerjap dan bibir membulat tanda terkejut.

"Mengapa Ahjjusi tak mengatakannya pada Baekhyun?"

"Setidaknya kau tau, aku sudah menepati janjiku... aku tak ingin kau memikirkan hal semacam ini" tegas Chanyeol sambil meraih secangkir minuman herbal dari nampan seorang dayang.

"Aku akan menunggumu makan... lalu minum herbal ini, mengerti?" Chanyeol membelai wajah Baekhyun, berusaha membuat anak itu luruh dan tak lagi bicara tentang Seulgi.

Memang benar Ia telah membebaskan wanita itu dari kurungan...

Semenjak Ia tau, Baekhyun selalu datang mengunjunginya di sana...

Meski berkoar telah berubah dan menyesali perbuatannya, perangai manusia tak akan bisa diterka...

Seulgi mungkin saja bisa kembali dengan rencana buruk untuk Baekhyun yang telah memberinya simpati,

Tapi sebenarnya wanita itu telah ia asingkan di tempat terpencil... sejauh mungkin dari Baekhyun.

Semua Ia lakukan ... tentunya demi kebaikan Baekhyun dan juga putranya.

.

.

.

Hingga tiba-tiba saja, Baekhyun berhenti melahap makannanya...

"Ugh!" dan merunduk, sambil membekap perutnya sendiri. Membuat Chanyeol dan beberapa sosok di sekitarnya, mendadak berjengit melihatnya

"Sayang?" cepat-cepat Chanyeol meletakkan minuman herbal itu, demi memegangi tubuh Baekhyun.

"Ada apa?"

"Nn! S—Sakit..." Pekik anak itu nyaris menangis.

Chanyeol beralih cepat membopong tubuh mungil itu, lalu memberi titah untuk memanggil tabib. Tak peduli jika Baekhyun mungkin akan menolak keras.

"Panggilkan Shin!"

"T-Tidak mau!" Pekik Baekhyun tak suka

"Dua hari yang lalu kau pun merintih sakit"

"Jangan memanggil tabib!"

"Sayang..."

"Jangan memanggil tabib! U—Ugh.."

.

.

.

"MNN!"

Dan di sanalah, Baekhyun terbaring sambil memeluk perut Chanyeol

Meski berulang kali memekik tak ingin semua Tabib itu datang, nyatanya... Chanyeol tetap mengizinkan semua Tabib itu masuk dan melakukan semua hal ini padanya.

Membuka pakaiannya, lalu menekan beberapa titik di perutnya.

.

.

"Aaaa!" Baekhyun lekas berteriak nyeri, begitu tabib Shin menekan bawah perutnya. Membuat anak itu semakin mengeratkan rangkulannya.

"Sshh..." tenang Chanyeol, sambil membelai kepala namja kecil itu.

"Sakit! Jangan menekannya seperti itu!" Pekik Baekhyun sambil menjejak kaki

"Kau tau ini untuk kebaikanmu.." Bisik Chanyeol, masih menenangkannya

"Tapi ini sakit! Perutku sakit!"

Chanyeol hanya mengangguk mengiyakan, sembari mengecupi kepala anak itu bertubi-tubi.

.

.

.

"A—Ahh..." Hingga tiba-tiba Baekhyun semakin meringkuk kesakitan, dan tabib Shin lekas menutup tubuh bawah Baekhyun dengan selimut.

"Apa yang terjadi?" Chanyeol menuntut jawab, begitu tau... Tabib Shin sepertinya telah usai melakukan tugasnya. "Dua hari yang lalu... Baekhyun mengeluh perutnya sakit"

Sang tabib hanya tersenyum. Lalu mendekati Chanyeol untuk berbisik lirih.

"Yang Mulia Baekhyun... tengah mendapatkan masanya" Bisik Tabib Shin

Membuat Chanyeol meneguk ludah, begitu paham akan artinya.

"Ini waktunya?"

"Benar Yang Mulia Raja..."

.

.

.

Sepertinya terlalu lama Ia tak menyentuhnya, hingga kondisi tubuh Baekhyun yang seharusnya setiap bulan Ia ketahui itu, nyaris terlupa olehnya.

"Hamba telah menyiapkan ramuan... untuk meredakan rasa sakitnya" Tabib Shin meletakkan beberapa racikkan herbalnya di atas meja.

Sementara Baekhyun lebih memilih, memejamkan mata... menyandarkan kepala di paha Chanyeol.

.

.

.

"Kau seharusnya mengatakannya, jika ini memang masamu" Ujar Chanyeol, sambil menyimpul pakaian Baekhyun, begitu tabib itu meninggalkan kamarnya

"Baekhyun sudah katakan pada Ahjjussi untuk tak memanggil tabib!" Anak itu memilih meringkuk mebelakanginya

"Karena aku mencemaskanmu, aku tak tau jika kau sedang mendapatkannya"

"..." Baekhyun lebih memiih menarik selimut, hingga sebatas lehernya.

.

.

.

"Ahjjussi.." Panggil Baekhyun sambil membuka mata, begitu menyadari langkah Chanyeol ingin keluar dari kamarnya.

"Hn... Kau menginginkan sesuatu?"

"Temani Baekhyun di sini" sergah Baekhyun. Membuat Pria itu tak memiliki pilihan lain selain mengikuti inginnya.

"Usap perut Baekhyun.." Pinta namja kecil itu lagi, dan Chanyeol terllihat senang hati menyusupkan tangannya ke dalam selimut untuk membelai perutnya.

.

.


Tiga hari berselang...

Semestinya, Baekhyun tetap berada di dalam kamarnya... untuk memulihkan kaki yang belum sepenuhnya pulih, akibat paparan salju

Tapi... Ratu kecil itu, lebih memilih berkeliling di sekitar istana... sekedar melihat bunga lotus yang mulai bermekaran di kolam besar itu.

"Yang Mulia.. kenakan pakaian hangat ini" Ujar seorang dayang yang kala itu memang mendampinginya.

.

.

"Tidak bisa... kau sudah sepakat dengan harga yang kutawarkan sebelumnya" Terdengar seorang Pria bicara dengan nada keras,

Sementara seorang wanita tua di hadapannya terlihat memohon dengan wajah letihnya

"Tapi Tuan memberi harga saat pohon kami belum berbuah... saya mohon Tuan, jangan lakukan ini pada kami"

"Tapi kau sudah setuju dengan kesepakatan di awal. Jangan merubah—

"Hanya karena sedikit keuntungan... kau membiarkan dirimu menjadi seorang yang licik"

Pria itu terdiam begitu mendengar suara seorang bocah, membuatnya mengumpat dan memutar tubuh ke belakang.

Namun betapa terkejutnya Ia begitu melihat, Permaisuri Raja benar-benar berdiri di depannya dan bicara padanya.

"Y—Yang Mulia.." Pria itu tampak tergopoh, membungkuk di hadapannya.

Begitu pula dengan wanita renta... yang berselisih dengan Pria itu.

"Membeli dengan harga sebelum pohon berbuah? Bagaimana kau menghitungnya?" Baekhyun menatap Pria itu penuh selidik.

"Kau tau... berapa hasil panen dari masing-masing pohon?"

"..." Pria itu diam seribu bahasa, dengan keringat dingin merembas dari pelipisnya

"Kau tak menjawabku?"

"..." Masih saja Pria itu diam, dalam hati mengumpat... untuk apa Ratu yang masih bocah itu berkeliaran di sini.

"Tidakkah ini sama halnya dengan menipu?" Baekhyun mengambil langkah mendekat, dan tersenyum manis

"Kurasa Raja tak pernah mengizinkan semua ini berlaku di Silla"

"A—Ampuni hamba Yang Muliaaaaa" Barulah terdengar racauan dari Pria itu, berulangkali bersujud di hadapannya

"Berdirilah.." Titah Baekhyun

"Ampuni Hamba... Hamba Mohon Yang Muliaaa.."

"Belilah dengan harga yang sesuai untuk wanita terhormat itu" Baekhyun menyingkirkan sehelai daun yang menempel di pakaian Pria itu

"B-Baik... Baik Yang Mulia, H-Hamba akan membayar sesuai dengan hasil panennya"

"Dan pastikan kau tak mengulangi perbuatanmu ini lagi..."

"H-Hamba berjanji Yang Mulia... sungguh Hamba Berjanji"

Namja kecil itu lantas kembali melanjutkan langkahnya...

"Terima kasih Yang Muliaaaa..."

Dan tersenyum, pada wanita Tua yang berulang kali mengucap syukur itu.

.

.

.

.

.

"Whoaaaa... Y-Yang Muliaa.." seorang dayang mengejar langkahnya.

"Yang mulia benar-benar seperti pahlawan.." Takjubnya, masih mengekor langkah namja kecil itu.

"Benarkah?"

"Ndeeeee..." Sahut dua dayang itu bersamaan

"Kalau begitu... gendong aku" Ujar Baekhyun tiba-tiba, membuat dua wanita itu saling bertukar pandang.

"Kakiku sakit..." Baekhyun memilih bersandar di pohon.

"Gendong aku sampai istana.." Lanjutnya lagi, sambil mengayun sebelah kaki yang sakit.

"T-Tapi Yang Mulia.."

"Kalian mengatakannya aku seperti pahlawan, jadi kalian membiarkan seorang pahlawan kelelahan?"

"Tidak Yang Muliaaa..."

"Hm... gendong aku" Baekhyun membentangkan kedua tangannya ke depan.

Tak memberi pilihan untuk dayang itu membungkuk, memberi punggungnya..

Tak pelak membuat Baekhyun terkikik senang melihatnya, bahkan bersiap melompat ke atas punggung wanita itu.

GREBB

Tapi tertahan, begitu seseorang menariknya dari belakang.

"Aa—

"Seorang permaisuri... hanya meminta hal semacam ini pada suaminya" Bisik Pria itu

Membuat Baekhyun terbelalak, dan menoleh cepat ke belakang.

"Ahjjussi..." Panggil Baekhyun terkejut

Chanyeol tersenyum, lalu beralih memberikan punggungnya untuk namja mungil itu.

"Naiklah..."

Baekhyun tampak meremas-remas pakaian depannya sendiri, merasa malu... menyadari dua dayang itu melihatnya

Tapi tetap melangkah mendekat, dan membiarkan Raja Silla itu membawa tubuhnya...

"Berpeganglah..." Ucap Chanyeol , kemudian begitu di rasa Baekhyun nyaman di atas punggungnya

"Waeyo?"

"Karena aku akan membawamu berlari..." Ujarnya sebelum akhirnya benar-benar membawa tubuh anak itu berlari menyusuri jalan setapak di sisi danau menuju istana

"A—AAHHH! Ahjussiiiiii!" Pekik Baekhyun, sambil merangkul kuat leher Chanyeol... tak ingin terjatuh

"Hahahahaa..."

.

.

.

.

.

"Sikapmu membuatku takjub.." Gumam Chanyeol begitu keduanya berjalan menuju gerbang istana

"Hm?" Baekhyun mengerjap, sedikit mencondongkan kepala kedepan untuk mendengar Pria itu. "Apa maksud Ahjjussi?"

Pria itu hanya tersenyum... tak menjawab, selain mengguncang tubuh mungil di atas punggungnya.

Baekhyun mungkin tak menyadarinya, Dirinya yang memang mengawasi Baekhyun sejak melangkah keluar dari istana... bahkan bagaimana anak itu menghadapi Pria tengkulak itu, tentu Ia melihatnya.

Sikap dewasa dan bijak yang Ia lihat dari anak itu... sebenarnya membuatnya tercekat penuh takjub. Ia benar-benar tak menduga... Baekhyun memiliki sisi seperti itu.

Meski... jika dengannya, Baekhyun tetaplah seorang bocah yang kerap merengek manja padanya.

Ia menyukainya... benar-benar menyukai permaisuri kecilnya yang seperti ini.

"Ahjjussi?" panggil Baekhyun lagi... sadari Chanyeol tak mendengarnya

"Hn.."

"Apa maksud Ahjjussi?" ulang bocah itu lagi

Terdengar, Chanyeol mengambil nafas dalam-dalam. "Maksudku... bisakah aku menyentuhmu malam ini?"

Baekhyun mendelik. "Yack! Baekhyun tau bukan itu maksudnya!"

"Memang itu maksudku.."

"Ahjjussi!"

"Hn..."

"Ahjussiiiii!"

"Sst..."

.

.

.


Petang mulai menjelang..

Tapi tak biasanya... terdengar Deokjun menangis keras malam itu.

Membuat Baekhyun dan raja Silla... tampak cemas melihat Putranya tak kunjung berhenti menjerit.

"D—Deokjun~ah" Panggil Baekhyun, semakin panik menenangkan Putra kecilnya dalam rengkuhan Chanyeol.

"Dia mungkin lapar... " Chanyeol memberi isyarat pada seorang dayang mengambil susu untuk Deokjun.

Tapi—

"UWAAAAAAAAHHH!"

Bayi itu masih saja menangis memekakkan, berapapun dayang yang datang mencoba menenangkan...
Deokjun tetap saja menjerit tanpa henti.

Hingga Baekhyun memilih mendekati Chanyeol... dan meminta untuk menimang Deokjun.

"B-Bisakah Baekhyun menimangnya.."

Chanyeol terhenyak, memang pertama kali untuknya.. melihat Baekhyun sendiri yang ingin menimang putranya. Dengan artian ingin menenangkannya

Tentu dengan senang hati Pria itu, membimbing Baekhyun merengkuh putranya sendiri.

Meski... Deokjun masih enggan berhenti menangis.

"Jika ini berat untukmu sebaik—

Chanyeol membulatkan mata lebar, nyaris tak percaya... tapi itu benar-benar Baekhyun lakukan.

Membuka sebelah bajunya.. sedikit merunduk mendekati Deokjun, demi memberi puting susunya untuk pangeran mahkota itu.

"B-Baekhyun.." Gagapnya, sama sekali tak berkedip

Melihat Putranya berhenti menangis... dan melihat Baekhyun melakukan sesuatu di luar dugaanya

Sejak kapan... putingnya mengeluarkan susu?

Ah! Saat menyetubuhi Baekhyun beberapa hari lalu... Ia pun sempat mencecap rasa manis dari dada anak itu.

Jadi itu benar-benar air susunya?

Gumam Chanyeol berkelut dengan isi hatinya sendiri

"Nnn—" Semula Baekhyun memejamkan mata sambil merintih, begitu Deokjun benar-benar menghisap puting susunya

Sesekali pula Ia meremas tepian ranjangnya, untuk bertahan dengan rasa perih itu.

Membuat Chanyeol bersimpuh... membantunya, menahan tubuh Deokjun yang masih menyusu.

Sesakit itukah? Hingga Baekhyun merintih bahkkan terlihat ingin menangis.

Tapi jika di lihat dari kondisinya, mungkin ini tak seperti milik seorang wanita...

Baekhyun mungkin akan merasa lebih kesakitan untuk melakukannya.

.

.

.

Beberapa menit terlewat...

Chanyeol sadari, Deokjun telah jatuh terlelap... sembari menghisap puting susu Baekhyun.

Ia beralih mengangkatnya dengan perlahan... membuat Baekhyun nyaris memekik, karena Deokjun yang masih menggigit di sana.

"Perlahan Yang Mulia..."

Terlihat seorang Dayang membantu Chanyeol menjauhkan Putranya, tanpa berniat membuat tangis..

Dan berhasil... Deokjun masih terlelap meski sesekali bayi itu menyesap-sesap bibirnya sendiri.

"Baringkan di tempat tidurnya, lalu kalian bisa tinggalkan kamar ini" Titah Chanyeol pada dayang itu.

Sementara dirinya, merengkuh bahu Baekhyun yang masih menggigit bibir bawahnya sendiri... akibat nyeri yang masih tertinggal.

.

.

.

"Kau baik-baik saja?" Chanyeol membantu merebahkan tubuh Baekhyun di ranjangnya, meski dengan sesekali mencuri pandang pada dada sedikit berisi milik permaisuri kecilnya.

"Uhm.." Gumam Baekhyun, sembari membuka dadanya... pakaian yang menggesek putingnya, semakin membuatnya terasa perih. Pikir Baekhyun

.

.

.

"Mnn~ sshh" Masih saja... Baekhyun menggeliat tak nyaman di atas ranjangnya.

Sebenarnya membuat libido itu tersulut dalam dirinya, bahkan Chanyeol sadari... miliknya yang tegang hanya karena mendengar rintihan Baekhyun. Tapi... riskan untuknya jika menyentuh anak itu

"A—Ahjjussii.." Baekhyun merengek, sambil menarik-narik ujung pakaian Chanyeol

Raja Silla itu lekas mendekat, dan membelai wajahnya yang mulai berkeringat.

"Panas.. sshh " Baekhyun kembali mendesis

"Tiup Ahjjussi.." Rengek anak itu lagi, memaksa Chanyeol mendekati putingnya.

"Panas?" Chanyeol mulai berdebar tak tenang

"D-Deokjun menggigitnya... ini membuatnya terasa panas" Rintih Baekhyun sambil membusungkan dadanya

"Nnn—" Baekhyun mulai memijit sekitar putingnya sendiri

Chanyeol tak bisa menahannya lagi... ini terlalu menggoda... melihat wajah anak itu ,,, mendengar lenguh dan rintihannya, bahkan melihat bagaimana Baekhyun meraba tubuhnya sendiri, meski Ia tau bukan untuk menggodanya.

Tapi Ia pun hanya seorang Pria.. yang memiliki nafsu

Hingga—

"A—AH!" Baekhyun terbelalak lebar, begitu sadari Chanyeol menyingkap semua pakaiannya... lalu melingkarkan tangan di bawah punggungnya, hingga membuat dadanya terlalu membusung ke depan

"Ahjjussi?" Panggilnya, sambil menyentuh wajah Chanyeol.

"Mengapa Ahjus—Aaahhh!"

Belum usai dengan ucapannya, Baekhyun telah lebih dulu dibuat menggigil begitu lidah Raja Silla itu menjilat sebelah dada, bekas hisapan Deokjun.

"Hn..?" Nafas Pria itu terdengar memburu, namun tetap mendekati wajahnya dan mengecup bibir Baekhyun.

"Masamu belum berakhir?" Tanyanya, sambil menahan nafsu. Bahkan berulang kali mencuri kesempatan untuk mengecup puting Baekhyun.

"Ackh!...hh—ahh! A-Ahjussi tidak bisa"

"Aku ingin menyentuhmu.." Pria itu kembali berbicara di depan bibir Baekhyun, meraup bibir kecil itu... dan melumatnya pelan.

"Mpfth...mmh! Ahjus—mpfth" Baekhyun berusaha mendorong dada Baekhyun, tapi semakin Ia menahannya semakin kasar Chanyeol menyesap bibirnya

Hingga terdengar bunyi khas dari bibir yang dilumat olehnya

"Bisakah?" raja Silla itu, semakin dimabuk nafsu... dengan hanya mencium bibir Baekhyun

"Nnh~... Mftaahh! Ahh" Baekhyun menggeleng cepat

"Ayolah.. sayangh" Pria itu, menarik tangan Baekhyun ke atas... lalu mengecupi ketiak Baekhyun,

Tak peduli anak itu memekik dengan tubuh menggelinjang hebat

"Ah!.. aaahhh! Ahnnn!" Tubuhnya menggigil... begitu kecupan dan jilatan itu merambat ke dada Baekhyun.

Menjilati sekitar putingnya, sebelum akhirnya—

"ACKHH!" Baekhyun membulatkan mata lebar dengan kepala menengadah begitu Raja Silla itu menghisap salah satu putingnya, menyedotnya

Hingga perlahan... Chanyeol rasakan cairan hangat namun manis mulai tercecap di lidahnya

"A—AAANGHHH! Ah—Jusssiiiii!" Baekhyun mendekap erat kepala Chanyeol, sementara kedua kakinya terlihat merangkul punggung Pria itu.

Ini hebat untuknya... perih dan nikmat menyatu, tiap kali Chanyeol memainkan lidah dan menghisapnya tanpa jeda.

"Kau benar-benar memilikinya..." Chanyeol menilat sensual bibirnya sendiri, tak ingin menyisakan air susu yang tertinggal di sudut bibirnya

Lalu kembali menghisap sebelah puting yang lain

"AAHH! Ssshh... J—Jangan! AACKH!"

Tak peduli namja kecil itu semakin menggigil payah di bawah kungkungannya.

Jilatan dan kecupan itupun terus berlanjut hingga mencapai perut Baekhyun,

"Ahjjussii!"

Tapi begitu mencapai pusarnya, bocah itu terduduk dan memeluk kepala Baekhyun berusaha menahannya.

Membuat Chanyeol kembali mendekati bibir anak itu, dan menciumnya mesra

"Ada apa hn?"

"C—Cukup sampai Mfth— Mmm! Di sini"

"Aku hanya ingin menyentuhmu.." Ia mulai memainkan lidahnya untuk menggoda bibir Baekhyun.

Tapi anak itu kembali menggeleng.

"Kenapa hn?" Tak jemu untuknya mengecupi bibir semanis cherry itu... terus membujuknya, hingga Baekhyun luruh dengannya.

"Ah—Ahjuusii tidak bisa melakukannya" Lirih Baekhyun, meski dengan menggigit bibir bawahnya kala membiarkan Chanyeol menjilati leher dan rahangnya.

"Mengapa aku tak bisa melakukannya? Aku suamimu.."

"A—Ackh!" Baekhyun kembali menengadah, begitu Chanyeol mengulum telinganya... seementara kedua tangan Pria itu meremas-remas putingnya dengan gerakaan memelintir

"Baekhyu—unnh belum m-mandi"

"Tak masalah.." puas dengan telinganya, Pria itu kembali memagut bibir Baekhyun... mengecupnya bertubi-tubi, hingga membuat anak itu tau... dirinya benar-benar menginginkannya

"B—Baekhyun belum membersihkan tempat itu"

Sejenak membuat Chanyeol berhenti, mencumbu perpotongan lehernya

Menatapnya lekat, sebelum akhirnya mengecup lama bibir tipis yang terengah itu

"Tak masalah... aku akan membersihkan tubuhmu setelah ini" Bujuk Chanyeol lagi.

"T—Tapi Ahjuss—

"Aku sangat menyukai aroma tubuhmu yang kuat" Sergah, Chanyeol sebelum akhirnya... mendorong tubuh Baekhyun hingga rebah di ranjang.

.

,

Tak butuh waktu lama untuk membuat Baekhyun benar-benar telanjang di bawahnya.

Dengan nafsu yang semakin memburu itu, Ia benar-benar mencumbu setiap jengkal tubuh mungil itu tanpa terkecuali, hingga banyak terlihat tanda merah matang di sekujur tubuh Baekhyun, yang mungki n tak akan hilang hingga tiga hari ke depan

"A—Ahh! Ahjjussii... ngghh"

"Tahan posisimu" Titah Chanyeol, sedikit menarik pinggul Baekhyun ... membuat bocah itu semakin menungging ke arahnya.

"Hks..." Baekhyun menggeleng tak tahan, begitu rasakan lidah Chanyeol menyusuri paha dalamnya... naik ke atas hingga menyentuh genital kecil di tengah selangkangnya.

"Hn.." Gumam Chanyeol, masih memainkan lidahnya di sana

"Nngh!" Tubuh Baekhyun kembali melengkukng, begitu Chanyeol beralih posisi dengan membawa lidahnya menyusri garis punggung Baekhyun.

Menjilatnya perlahan... turun ke bawah dan berhenti dipantat Namja kecil itu.

Sepersekian detik Pria itu tak melakukan apapun, membuat Baekhyun menghela nafas lega... namun

"Aaaaaaa..." Baekhyun mendesah panjang, begitu Chanyeol meremas-remas pantatnya bahkan menarik nya berlawanan arah.

"J—Jangan Ahjjussii.." Baekhyun terlihat panik, menggapai-gapai ke belakang... berusaha menutupi rektumnya.

Ia tau apa yang ingin Chanyeol lakukan setelah ini

"Hn.."

"Jangan... men—menjilatnya"

Pria itu menyeringai, tangan Baekhyun mungkin akan mengganggu jika seperti ini ... lalu Chanyeol putuskan memainkan genital Baekhyun, membuat anak itu reflek menggapai-gapai genital yang dimainkan itu.

"Aahh... ahh! Ah—Jussiii"

Kesempatan itu, Ia gunakan untuk menjulurkan lidahnya ke depan... dan menjilat penuh lubang sempit yang masih terlihat ketat itu.

Tak peduli pekikkan Baekhyun semakin melengking memenuhi kamarnya

.

.

.

.

"AHH! AAAAA—" Baekhyun menggeleng tak tahan, kala Pria itu menusukkan lidahnya keluar masuk di sana.

"Ahjjus! Ahjussiiii..." Pekik Baekhyun, mencakar ranjangnya sendiri.

Semakin menyulut birahi miliknya, Baekhyun yang berusaha melarikan diri itu... membujuknya untuk melakukan sesuatu yang lebih pada tubuh mungilnya.

Hingga penis yang kian menengang keras itu, tak memberinya pilihan untuk lekas menjamah tubuh Baekhyun.

Ia beralih memutar tubuh Baekhyun hingga telentang... mengunci gerakan permaisuri kecil itu... dengan kaki mengangkang mengapit tubuh kekarnya.

"Aku ingin memasukkimu.." Bisiknya, kembali mendekati bibir Baekhyun

Memberi lumatan mesra... sebelum akhirnya menggesekkan ujung penisnya di bibir rektum itu.

"Mnh... Mhh" baekhyun tak menjawab, selain pasrah menutup wajah dengan sebelah tangannya

Membiarkan Pria kekar itu, mencoba melumasi penisnya dengan salivanya... lalu perlahan menekan ujung kepalanya untuk membelah lubang sempit itu

Baekhyun terlihat panik, begitu rasakan rektumnya mulai terasa perih "Ash—AH! Ahjus—

"UWWAAAAAHHHHHH! UWAHHHHHHHHHHH!"

Hingga Chanyeol mendadak membeku... begitu mendengar tangisan Deokjun, menggema

Bahkan mungkin terdengar sampai keluar kamar.

Tapi hanya tinggal sedikit lagi... Ia bisa melepaskan hasrat itu...

"Deokjun.. " Gumam Baekhyun, mencemaskan Putra kecilnya

"S—sayang.." Chanyeol terlihat frustasi

"Ahjjussi! Deokjun terbangun.."

"..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.


Next Chap

"Langit telah menggariskannya... Silla harus memiliki dua pangeran kembar"

"A—Apa?!" Heechul terbelalak lebar.

.

.

"Tak mungkin untuk Yang Mulia Baekhyun memilikinya, terlebih Putra kembar"

.

.

"Dengar! Aku tak akan terima hanya karena ramalan itu... kalian menduakan Putraku! Kalian telah bersumpah untuk menjaganya!" Yong Hwa tampak murka.

"Dan kau telah bersumpah untuk kesetiaanmu padanya! Jangan biarkan Putraku mendengar semua hal ini! Camkan itu!" Pria itu kembali menunjuk tepat wajah Chanyeol.

.

.

"Seulgi?"

.

.

"Kau percaya padaku?"

"T-Tapi Ahjjussi..." Baekhyun menciut takut.

"Sakitnya hanya sebentar..."

Baekhyun berdebar hebat, terlalu takut melihat Chanyeol menekan bawah perutnya

"A-Ahjjussi!"

"Ssshh..."


YOOOO APDET

Butuh perjuangan.. untuk nulis Mpreg... asliiii! butuh perjuangan buat gua hahahaha

Yang sayang Gua, review

kalau kaga... Gloomy kaga mau update FF ini

.

.

LyWoo , ParkBaek267, kykykykykyk, JY01 , restikadena90 , IpahPyromaniac , byun minyoung , korocbhs6104, Chanyeolliee , Innocent Vee , Sparkbyunb, MeAsCBHS, veraparkhyun , Tiara696 , Yana Sehun, lee da rii , dytdyt , Riinnchan, yuanitadian , Poppy20, byunlovely, ByunSoo614 , channiebaek, socloverqua, dwi yuliantipcy , Hunnieh , Flowerinyou, Shengmin137, byun minyoung, derpwhiteboy , bejigurl , Retyass, Anuchanyeoltegan, Chanchan , Aisyah6104, TanClouds, Yeolliebee , bbhyn92 , Dsianz610494, AdisKMH, Byunsilb, ChaNeul , blankyoss , zahrazhafira335, Ray Umyeong , gajah cantik, LightPhoenix614 , baekachu, Jusniati EXO-L, dayahbyun, PureLight26, Incandescence7 , EvieBeeL , selepy, Loey761, YvkariKim, Markeu Noona , dianarositadewi4 , daebaektaeluv , luv110412, Sparkbyunb , khakikira, vryeol , minami Kz, BananaOhbanana, TobenMongryong , Park RinHyun-Uchiha, AlexandraLexa, istiqomahpark01, RatedMLovers614 , Nimas736 , sehunluhan0905, pongpongi , YuRhachan, baekbygirl, 270492 , Keiko Yummina , ChanBaekGAY , bblossom614 , elisabethlaurenti12399 , babymaghfiroh, Elputry , jeyjong , meliarisky7, B , stirhma, Whitetan, bbysmurf , Marshamallow614 , MadeDyahD, jakun nya baek , urib61, yousee, SMLming, vhyo3107 , eito8, sintaexolsinta1, daeri2124, phikhachu, alietha doll, chanbaek , PRISNA CHO, BaekHill , isnadhia, fitri azaly , aeriaa, korocbhs6104 , inchan88 ,Sobyeoool , Hyo luv ChanBaek , metroxylon, yellowfishh14, yun minyoung, Marsmallow , ,hulas99, Baby Loey, Nurul Qamariahsyarif, handahunkai, ChanBaek3769, dan All Guest (sorry kaga semua)

Thx A Lot...

review okay