Virtual World
Author: Rhynd-Kun
Disclaimer: Masasshi Kishimoto, Reki Kawahara
Genre: Action, Drama, Adventure
Rating: PG-13/K+
Main Cast: Kirito/Kirigaya Kazuto, Uzumaki Naruto
WARNING! Author Newbie! alur Canon! Crossover! Banyak Typo! Dan segala kekurangan! Don't Like, Don't Read!
[A N] Sebelumnya maaf jika masih terdapat typo, karena setelah di edit tidak saya baca lagi karena efek capek ehehe.
Chapter 3: Kuro Neko dan unik skill Naruto
.
.
.
.
.
Setelah mengalahkan Boss dilantai sebelumnya, Kirito dan juga Naruto melanjutkan perjalanan ke lantai atas dan sesekali singgah disebuah desa.
Hembusan dan dan heningnya hutan mengiringi langkah keduanya. "Jadi, kita berdua akan solo untuk menaikkan level?" "Untuk beberapa bulan ke depan?" Tanya Kirito
"Yups. Lagipula berpetualang sendiri sepertinya menyenangkan"
"Aku ingin mengasah kemampuanku sendiri. Jika bersamamu aku merasa dilindungi terus" Naruto terkekeh pelan. Kirito hanya menghela nafas. Sejujurnya sudah lama Naruto ingin bermain sendiri, alasannya ya kalau dia bersama Kirito terus, maka perkembangannya akan terlambat. Lagian Kirito selalu memperlakukan Naruto seperti seorang adik yang selalu dilindungi.
"Baiklah-baiklah. Jika ada masalah hubungi saja aku" ucap Kirito sambil melangkahkan kaki kearah kanan jalan.
"Tentu saja! Kau juga jangan lupa untuk menghubungi ku jika memiliki masalah" jawab Naruto sambil berjalan kearah kiri dengan melambaikan tangannya.
"Huh..
Anak itu" pikir Kirito sambil menggelengkan kepala "apa dia tidak tau bahayanya menjadi pemain solo? Bukan hanya monster dan Boss yang harus dihadapi, namun juga para pemain PK"
Kirito hanya mengangkat bahunya "ah sudahlah" pikir Kirito sambil melangkahkan kakinya.
...
Beberapa hari setelah Kirito dan Naruto berpisah. Kirito menolong beberapa player yang tergabung dalam sebuah grup kecil bernama Kuro Neko. Atas hal tersebut, pemimpin guild tersebut membawa Kirito kesebuah tempat makan sebagai tanda terimakasih.
"Kita adalah Kuro Neko! Bersulang!"
"Bersulang!"
Sebuah kelompok yang beranggotakan lima pemain sedang bersulang, merayakan keberhasilan mereka.
"Dan untuk pahlawan yang sudah menyelamatkan kita, bersulang!"
Mereka berlima melirik ke arah seseorang, seorang pemuda yang bukan anggota namun juga duduk di sana, Kirito.
"Be-bersulang.." Kirito salah tingkah.
"Terima kasih banyak, Kirito.."
"kau sudah menyelamatkan kami.." ucap orang-orang kelompok itu.
"Terima kasih.." tak henti-hentinya mereka mengucapkan terima kasih.
"Aku benar-benar berterima kasih padamu.."
"Ah, tidak perlu berterima kasih.." Kirito merendah.
"Tapi, tadi aku benar-benar takut... Lalu kau datang menyelamatkan kami, aku senang sekali.." ucap salah seorang anggota perempuan guild bernama Kuro Neko itu.
"Anu, Kirito-san..." Anggota lain dari kelompok itu bertanya bisik-bisik pada Kirito, "Aku tahu kurang sopan menanyakan hal seperti ini, tapi, level berapakah dirimu?"
Sejenak Kirito terdiam, kemudian menjawab dengan tatapan mata sayu, "Sekitar dua puluhan.." Padahal aslinya, Kirito berada di level 40.
"Wah, berarti tak beda jauh dengan kami ya.." ucap orang tadi, percaya begitu saja dengan kebohongan yang Kirito ucapkan. "Tapi, kau hebat sekali!" Lanjutnya.
"Single Player hanya menargetkan musuh yang terisolasi, dan itu sama sekali tak efisien.."
"Ah, jadi begitu ya... Baiklah Kirito, bagaimana kalau kau... Bergabung dengan guild kami?" Keita mengajak Kirito bergabung.
"Eh?"
"Kami hanya memiliki seorang penyerang di dalam tim yaitu Tetsuo, pengguna senjata gada dan.. dia ini namanya Sachi.." Keita memperkenalkan gadis tadi, "Aku ingin dia berlatih menggunakan pedang dan perisai, jadi dia juga bisa bertarung di garis depan...
Tapi dia bilang dia tak yakin untuk melakukannya...
Mungkin kita bisa mengajarinya teknik tali-menali.."
"Umm, kenapa kau berbicara seolah aku tak bisa apa-apa?" protes Sachi, gadis manis berambut biru itu, "Aku hanya tak bisa pergi sendiri dan bertarung di barisan depan, itu menakutkan.."
"Kalau begitu terus saja bersembunyi di balik perisaimu, haha.." ucap Anggota lainnya.
"Hah, kau ini selalu jadi kucing penakut ya.." mereka tertawa.
"Semua anggota di Guild kami adalah anggota PR di sekolah kami, jadi kami semua sudah akrab.." ucap Keita. "Tapi, kau tak perlu khawatir... Aku yakin Kirito pasti cepat beradaptasi.." Lanjutnya.
"Iya kan?"
"Ya!"
Sejenak Kirito berpikir 'ini tidak akan lama, setelah bertemu lagi dengan Naruto, aku akan mengeluarkan diri dari grup ini' "Baiklah.." Akhirnya Kirito setuju.
"Aku akan jadi teman setim kalian, mohon bantuannya.."
Dengan ini, Kirito resmi menjadi bagian dari guild Kuro Neko.
"Ayo lakukan yang terbaik!"
...
Trank.. Trank..
Dentingan senjata yang beradu menjadi sebuah irama yang begitu indah jika di dengar dengan cermat. Benturan yang keras dan cepat. Terkadang terlihat percikan api yang terjadi setelah logam-logam tersebut beradu.
Indahnya malam langit di Aincard seakan menjadi bahan bakar Naruto untuk memacu seluruh kemampuan nya demi meningkatkan levelnya yang sedikit tertinggal dari Kirito.
Dengan gerakan lembut Naruto menghindari dan menangkis serangan yang datang dari para monster Minitour yang menyerangnya dari berbagai sisi.
Melompat kebelakang, dengan cepat Naruto langsung melesat setelah seperkian detik kaki nya menapak tanah. Mengacungkan katana nya kedepan dan diikuti luapan sword skill yang menjala dalam kegelapan sukses menghancurkan beberapa dari monster tersebut hingga terurai menjadi pecahan data yang lebih menyerupai sebuah kaca pecah.
Menahan kapak dari Minatour dikanan nya, dengan sedikit dorongan ia berhasil menjatuhkan sang Minatour dan menusuk nya.
Serangan mendadak membuat Naruto terlempar cepat kearah sisi membentur sebuah batu. Sebuah serangan kuat dari seekor Minatour yang tersisa. Serangan yang membuat HP yang telah banyak terbuang menjadi sekitar 80 persen.
Didalam pandangan Naruto, Minatour tersebut sangatlah tidak lazim. Sangat besar dari biasanya, mungkin seper dua lebih besar.
Kembali berdiri tanpa memperdulikan debu yang menempel di bajunya, Naruto memandang tajam si Minatour terakhir yang berada tak jauh dari hadapan.
Naruto berlari sangat cepat kearah Minatour. Berbeda sekali dengan Minatour tersebut, ia berlari sangat lambat dikarenakan berat tubuhnya. Namun jangan salah, ada beberapa monster yang memiliki ukuran sangat besar dan diimbangi dengan gerakan yang sangat cepat.
Dalam jarak 2 meter Katana dan kapak tersebut akan beradu. Tiba-tiba Naruto menghilang dan hanya menyisakan blur. Muncul secara acak dari berbagai arah untuk menyerang Minatour dan berakhir dalam waktu 3 detik. Menghancurkan si Minatour.
Naruto bertumpu pada tanah ketika merasakan energi nya terkuras habis "hah.. hah.." mengatur nafas dan juga detak jantung yang menggila.
"Unik skill yang hebat. Beruntung aku mendapatkan nya"
"Dan sangat merepotkan, menguras banyak energi ku".
...
Satu bulan telah berlalu semenjak Kirito bergabung dengan Kuro Neko. Dan kini, mereka telah sampai di lantai 20, tepatnya di hutan Sunlit, bertarung bersama melawan seekor belalang raksasa.
Belalang itu hendak menyerang, namun Sachi diam saja, ketakutan di balik perisainya. Untung saja, teman-teman Sachi cukup kuat untuk tetap melindunginya, terutama Kirito...
"Sachi! Mundurlah!" Kirito maju menebas tangan pisau si belalang ketika ia hendak menusuk tubuh Sachi.
Dengan pedangnya Kirito menebas serangan si belalang. kemudian ketika ada kesempatan, Kirito bertukar dengan Tetsuo, "Tetsuo, switch!"
"Baik!" Dengan gadanya, Tetsuo menghantam hancur si belalang.
Dengan ini, Tetsuo mendapat EXP dan naik level. Dari yang mulanya 22, menjadi 23.
"Yosh!" ucap senang Tetsuo, yang kemudian disambut oleh tawa teman-teman satu timnya.
Saat ini seluruh anggota guild Kuro Neko sedang beristirahat dipadang rumput. Bercanda dan tertawa seakan melupakan bahwa mereka masih didalam game mematikan ini.
"Hei Kirito, menurutmu bagaimana tentang guild lain yang sudah berhasil ke lantai atas?" Tanya Keita.
"Mungkin mereka memiliki cara menaikkan EXP dengan cepat" ucap Kirito.
"Haah, mungkin memang seperti itu..." Keita menaruh korannya, lalu meregangkan tangan di atas rumput hijau itu, "Tapi, aku rasa itu juga karena kekuatan tekad mereka yang tinggi" ucap Keita.
"Kekuatan tekad?" Kirito tak mengerti, kemudian Keita bangun, duduk menjelaskan sambil melihat ke arah langit, "Melindungi teman, tidak...
Mungkin bisa dibilang kekuatan untuk melindungi semuanya...
Ku rasa itulah yang melindungi kami selama ini...
Tapi, kadang aku juga berpikir kekuatan itu belum cukup kuat"
"Tentu saja, prioritas kami adalah keselamatan teman kami...
Tapi suatu hari nanti, kami ingin mewujudkannya dengan naik bersama-sama"
Ternyata tak hanya berdua, keempat anggota lainnya juga ada disana.
"Begitu ya, kau benar..." ucap Kirito.
"Heh, mungkin sih" Keita mengelus-elus kepala.
"Hei pemimpin, kau keren juga ya!" Anggota berambut kuning mencengkeram leher Keita.
"hei hei..."
"Lalu, bagaimana? Jadi naik ke tempat lantai tertinggi sekarang?" Tetsuo bertanya.
"Apa kau bilang? kita belum cukup kuat untuk mengambil target sebesar itu" ucap Keita, pimpinan dari Kuro Neko, "Setidaknya kita harus sudah berada di level 30"
"Ah, itu mustahil..."
Kirito terdiam, melihat dengan senyum kecil ke arah rekan-rekannya yang tampak berbahagia itu, "Jika kelompok Kuro Neko ini bisa tumbuh dan terus maju ke garis depan, tujuan kita akan bisa merubah atmosfer permainan di atas sana" Pikir Kirito.
"..." Tatapan kirito berubah sayu saat melihat bar levelnya. Tampaknya Kirito masih menyembunyikan ini dari mereka, kenyataan kalau sebenarnya ia telah berada di level 48.
...
Kirito selalu dan selalu ingin anggota party maupun guildnya nanti tidak ada yang mati. Namun kenyataannya sekarang begitu menohok Kirito.
Berawal dari guild Kuro Neko yang berhasil melewati lantai 27 hingga mereka menemukan sebuah pintu rahasia. Yang didalamnya terdapat sebuah peti. Kirito yang awal nya curiga ingin menghentikan mereka terlambat. Ketika mereka membuka peti itu tiba-tiba ruangannya berubah menjadi merah dan akses jalan keluar tertutup. Bahkan crystal teleport tidak berfungsi didalamnya.
Para monster dengan jumlah yang sangat banyak mulai menyerang mereka. Satu persatu anggota meninggal. Sekarang hanya tersisa Sachi dan Kirito.
"Ukhh" Sachi menahan serangan salah satu monster dengan tongkatnya.
"Sachi!" Kirito hendak menolong. Namun, ia juga disibukkan oleh monster-monster yang jumlahnya banyak itu.
"Kirito!"
"Sachi!"
Terlambat. Salah seorang monster menyerang gadis itu dari belakang.
Sama seperti yang lainnya. Tubuh Sachi juga menghilang. lenyap, berhamburan menjadi berkas cahaya, mati.
Pada akhirnya, hanya Kirito yang mampu keluar secara hidup-hidup dari sana.
...
Beberapa bulan setelah game dimainkan, setidaknya sudah lebih dari 2000 player yang meninggal didunia virtual ini. Baik itu mati karena melawan monster dan Boss, melawan para pemain dari grup PK, maupun para player yang bunuh diri karena tidak sanggup lagi bertahan didunia tersebut.
Cara paling aman jika kau ingin bertahan adalah dengan berdiam diri dipusat kota. Namun bagi Kirito dan Naruto yang ingin menyelesaikan game ini, nyawa adalah taruhannya disetiap pertarungan.
Sebuah cakaran tajam menyabet lengan Naruto "cih, aku melamun" garis tipis disisi atas penglihatan Naruto berkurang sedikit.
Garis biru yang bernama Bar HP adalah sebuah penanda visual dari sisa hidup seorang player. Di sana, di Bar HP Naruto masih tersisa sekitar 92 persen.
Naruto segera melompat ke belakang sebelum segerombolan serigala dilantai 28 tersebut mulai bergerak menyerang.
"Haaa..."
Naruto menarik nafas pelan untuk berkonsentrasi. Lalu mencondongkan tubuh dan berlari dengan gaya ninja untuk menerobos para monster serigala yang siap untuk membunuhnya.
Mungkin dipenghlihatan seseorang hanya sekedar Virtual Reality 3 dimensi, dan garis HP Naruto yang sedang berkurang hanyalah sekumpulan angka yang menunjukan sisa HP nya, kenyataannya adalah saat ini ia sedang bertarung mempertaruhkan nyawa. Tidak lebih tidak kurang. Begitupun dengan player lain, baik party maupun solo.
Memutuskan menjadi solo player berarti mengambil resiko 2 kali lebih besar menuju kematian. Namun keuntungan EXP mu dapat bertambah dengan cepat dan item hasil berburu mu tidak akan disebar secara acak.
Dengan lincah Naruto menyabet Kusanagi nya tanpa pola yang tak menentu. Teknik berpedang yang acak-acakan, namun mematikan. Pertarungan yang sangat tidak adil, Naruto seorang diri melawan kawanan serigala yang masih tersisa belasan ekor.
Membunuh mereka sebetulnya adalah hal yang percuma, mereka hanyalah sekumpulan data digital yang akan terus muncul berapa kali pun dibunuh. Namun dengan cara seperti ini seorang player dapat meningkatkan EXP nya lebih cepat.
Menyabet, menahan, melompat dan berlari seakan menjadi langkah tarian yang Naruto mainkan. Pertarungan yang cukup lama hingga memakan HP Naruto sampai ketitik 70 persen.
Naruto memandang seekor yang masih tersisa. Serigala tersebut berlari kearah nya dan melompat, dengan mudah nya Naruto menghindar dan menebas monster tersebut hingga berubah menjadi beberapa EXP.
mendudukkan dirinya ketanah, Naruto memandang langit bertaburan bintang di Aincard "kenapa disini bintangnya tak pernah jatuh?" Ia bertanya didalam hatinya.
"Sampai kapan ini berakhir?"
...
Masih di malam yang sama, Kirito telah berada di kamarnya.
Duduk termenung, kembali menyesali semuanya.
Hidup dengan rasa bersalah yang kuat...
"!" Sebuah pesan tiba-tiba masuk kepadanya. Namun, bukan pesannya yang membuat Kirito kaget, melainkan tulisan yang menyatakan kalau pengirim pesan itu adalah Sachi...
"Sachi!?" Kirito membukanya dan ternyata, isinya sebuah kotak rekaman.
"Selamat hari natal Kirito" Terdengar suara Sachi dari kotak rekaman yang bercahaya itu.
"Saat kau mendengar ini,
Aku rasa aku pasti sudah mati.
Bagaimana mengatakannya ya...
Mengatakan yang sebenarnya,
Aku tak pernah ingin meninggalkan kota Awal mula...
Tapi jika aku terus seperti itu,
Tetap saja aku akan mati suatu hari nanti...
Dan itu bukanlah salah siapa pun...
Itu adalah masalahku sendiri..."
"Sejak malam itu, kau terus mengatakannya padaku...
Tiap malam, kau selalu meyakinkan kalau aku tak akan mati...
Jadi jika aku mati, mungkin kau akan menyalahkan dirimu sendiri...
Makanya, kurasa aku harus merekam ini semua...
Dan aku tahu seberapa kuat Kirito itu...
Secara tak sengaja, aku melihatnya..."
"Mungkin memang sulit bagi Kirito untuk menyembunyikan level dan bergabung dengan kami, tapi aku tak pernah berpikir buruk tentangmu...
Setelah tahu bagaimana kuatnya dirimu,
Aku malah menjadi lebih tenang dari sebelumnya...
Jadi, jika memang aku harus mati,
Kirito, tetaplah kau hidup...
Teruslah hidup dan lihat akhir dari Dunia ini...
Lalu melihat kenapa Dunia ini ada...
Alasan kenapa gadis lemah sepertiku berakhir disini...
Alasan kenapa kau dan aku dipertemukan...
Itulah yang aku ingin kau tahu"
"Masih banyak waktu rekaman yang tersisa...
Karena ini hari Natal, biarkan aku menyanyi untukmu..."
Setelahnya, terdengar rekaman suara Sachi bernyanyi...
Kirito yang sedari tadi terus mendengarkan rekaman itu mneteskan air mata.
Jika ia lebih jujur dari awal tentu saja kejadian seperti ini tidak terjadi.
Jika saja ia tidak menyembunyikan levelnya..
Jika saja ia lebih cepat menjegal mereka masuk ke ruangan yang ternyata adalah jebakan..
Dan jika saja ia tidak masuk ke guild Kuro Neko, pasti semua tidak akan terjadi seperti ini.
.
.
.
.
TBC...
Yoo reader sekalian! Jumpa lagi! Semoga chap 3 tidak mengecewakan. Ada beberapa hal yang akan saya jelaskan:
1. Pemeran utama dalam fic ini adalah Kirito dan Naruto.
2. Skill Naruto adalah skill yang saya buat sendiri, kalian pasti tau skill apaan itu kan? Skill itu akan bekerja jika jarak dengan target sekitar 2 meter, dan lama skill tersebut bertahan juga agak sedikit, sekitar 3 detik. Perlu diingat! Skill ini hanya mempercepat gerakan Naruto seperti kilat saja, tidak menambah damage serangan.
Lalu jadwal up nya ngga nentu. Tapi saya targetin 1 Minggu sekali.
Oh ya satu hal lagi, saya ngga tau nama dan bentuk Monster dibeberapa lantai, jadi maklumlah jika kalian menemukan monster yang tidak ada di Canon malah ada disini, itu udah pasti perbuatanku ehehe..
Jadi.. sampai jumpa di Chap 4