WARNING! JANGAN DIBACA PAS SEDANG MENJALANKAN IBADAH PUASA. DOSA DITANGGUNG MASING-MASING. TERIMAKASIH ATAS PENGERTIANNYA!(ADA SEDIKIT SCENE ITU DI AKHIR)

Jimin sedikit memanjangkan kepalanya, mencari keberadaan pasangan Kaisoo di kantin.

"Yo! Biar kutebak. Kau mencariku?" Seru Kyungsoo dari belakang dan mengagetkan Jimin.

"Ya! Bisakah kau tak membuatku mati suri, Kyungie? Lebih tepatnya kau dan kekasih byuntaemu!"

Kai berdehem kencang. "Aku tersentuh, Chiminie. Kau merindukanku? Seperti aku merindukan Kyungsoo setiap waktu?" Ujarnya dengan wajah polos.

"Apakah ada plastik? Aku rasa aku hamil." Ucap Kyungsoo pura-pura. Sungguh. Jongin bahkan pernah membuat Kyungsoo muntah karena ucapannya yang terlalu cheesy. Ew.

"Apakah sodokanku akhirnya membuahkan hasil, jagi? Little Kai memang jjang!" Seru Jongin berbinar-binar.

Kyungsoo melibas punggung Jongin tanpa ampun. "Aku mual setiap kau bicara, Jongin bodoh!"

"A—aw! Ampun! Iya iya!"

Jimin tertawa lepas. Pasalnya, interaksi pasangan di depannya tampak tak ada kecanggungan sama sekali. Apa adanya. Begitulah Kyungsoo, begitulah Jongin. Blak-blakan tanpa ada yang ditutupi.

Berbeda dengan Jimin yang masih canggung saat bercerita dengan Taehyung.

"Mochi! Kaisoo-yah!" Seru Taehyung menghampiri tiga sekawan di depannya.

Taehyung merangkul mesra kekasih bantetnya. "Bagaimana keadaanmu, Jiminie? Is everything alright?" Tanya Taehyung lembut.

"Mhm, Tae." Jawab Jimin sama lembutnya. Mengabaikan pasangan di depan mereka yang jawdrop.

"Makan! Saatnya makan!" Interupsi Jongin disambung dengan Kyungsoo yang menarik Jimin, meninggalkan para seme di belakang mereka.

"Bilang saja kalian kalah mesra dengan kami." Ucap Taehyung jengah.

Pyromaniac

"Semuanya sudah disiapkan, Tuan Min."

Yoongi tertawa kesetanan. "Baiklah. Pantau terus perkembangan kekasihku. Apakah dia melakukan physical touch dengan si bahu lebar itu?"

"Mereka bersama dengan dua orang lainnya, seperti double date, Tuan. Park Jimin hanya mengelap sisa saus di bibir kekasihnya. Tunggu, Park Jimin memiliki dua kekasih, Tuan Min?"

Suasana hati Yoongi berubah buruk. Mendengar Jimin menyentuh bibir Taehyung saja sudah membuat Yoongi berang.

"Siapkan kamar di hotel terbaik kota ini, Bambam. Pastikan kekasihku pulang denganmu, terserah dia sadar atau pingsan. Dan jangan banyak tanya, dia hanya milikku! Si bahu lebar itu hanya ingin mendekati kekasihku. Aku akan membuat perhitungan dengannya."

Pip

Yoongi mendesah frustasi. Mengusap layar ponsel dan membuka salah satu filenya. Yoongi merasakan sesak di selangkangannya ketika melihat foto Jimin yang kacau tanpa busana. Kemudian Yoongi mencari video di file yang sama, dan ia merasakan celananya basah karena Jimin tampak begitu seksi saat mendesahkan namanya.

Sial. Sebelum Jimin kembali mendesah dalam kungkungannya, Yoongi harus menuntaskan bonernya sendirian di dalam kamar mandi.

Pyromaniac

Setiba di dekat gerbang sekolah, Taehyung bersikeras untuk mengantar Jimin kembali ke rumahnya.

Firasatnya buruk. Karena Taehyung sendiri merasakan seseorang mengikuti mereka sedari tadi.

"Tae, semuanya akan baik-baik saja." Jimin merengek dan menoel hidung Taehyung gemas.

"Yoongi tidak masuk sekolah hari ini, Mochi sayang. Kau tahu, aku bisa saja bunuh diri kalau dia kembali mengganggumu."

Jimin melingkarkan tangannya di leher Taehyung. "Percayalah. Aku akan melawannya Tae. Ilmu taekwondoku hiaaak tak akan kusia-siakan. Aku bukan anak kecil!"

Taehyung mengecup berulang bibir kekasihnya. "Tentu saja, Mochi. Aku percaya padamu. Tapi aku tak akan pernah percaya pada Min Yoongi itu." Ujarnya sendu.

Jimin menyatukan dahi mereka. "Itu berarti kau tak sepenuhnya percaya padaku, Tae. Aku mohon."

Taehyung memeluk Jimin dan menghirup rakus aroma khas kekasihnya. "Baiklah. Tapi hubungi aku kalau menurutmu terjadi apapun yang mencurigakan. Aku akan datang. Oke sayang?"

"Uhm, oke."

Taehyung menunggu Jimin yang sedang menunggu taksi. Setelah tampak sebuah taksi berhenti di depannya, Jimin pun masuk.

"Ingat, Jiminie. Hati-hati, oke?" Peringat Taehyung sekali lagi.

"Iya iya, Taetae bawel!"

Setelah cukup jauh dari sekolah, Jimin yang berada di belakang kursi supir pun mencekik pengemudi di depannya.

"Bambam, berhenti atau aku jamin kau pasti mati di dalam sini."

Bambam langsung rem mobilnya, tak percaya bahwa dia terciduk.

Pyromaniac

Mobil Bambam berhenti di pinggir jalan yang jauh dari keramaian.

Jimin keluar dari mobil, begitupun juga Bambam.

Jimin menelisik penampilan Bambam dari ujung rambut hingga kaki. Sungguh bukan gaya anak sekolahan.

Pasti bolos bersama Yoongi, pikirnya.

Jimin menggelengkan kepalanya prihatin karena Bambam yang menurut pada Yoongi layaknya pembantu pada majikannya.

"Yoongi yang menyuruhmu untuk membawaku, bukankah begitu?" Tanya Jimin hati-hati.

Bambam hanya menganggukkan kepalanya, sedikit gementaran.

"Kau butuh uang untuk orang tua dan sekolahmu makanya mau diperintah ini-itu oleh Yoongi, bukankah begitu?"

Bambam mulai menangis.

Jimin tak pernah bermaksud untuk membuat seseorang menangis karenanya. Panik dirasa, Jimin pun mengelus pundak Bambam walaupun sedikit enggan.

"Aku harap kau mengerti, Bambam. Berdekatan dengan Yoongi tak akan menjamin hidupmu kelak. Terimalah ini. Semoga bisa membiayaimu hingga kau mendapat pekerjaan." Hibur Jimin sembari mengeluarkan sebuah kartu dari saku sekolahnya.

Pastinya dengan nominal yang tidak sedikit.

Bambam menerima kartu itu dan kembali menangis.

"Maafkan aku, Jimin. Tak seharusnya aku menerima penawaran bodoh dari Yoongi. Dia akan datang, pergilah dengan mobil ini, Jimin."

"Aku akan menghadapi Yoongi. Kau saja. Aku takut kau akan tinggal nama setelah Yoongi mengetahui aku telah mempengaruhimu." Ujar Jimin sambil terkekeh.

"Kau gila, dia akan gila dan membunuhmu setelah ini, Jimin."

"Aku memang sudah gila dari dulu, Bambam." Kekeh Jimin dan mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya. Senyumnya melebar saat menyadari Bambam yang bergidik karena Jimin mengiris lipatan lengannya dengan rapi. Ada beberapa luka samar irisan lama disana. Namun entah kenapa, tak ada yang menyadarinya.

"Ah.. Chiminie lega." Bisik Jimin setelah darah mengucur hebat dari irisan itu. Seolah tindakan itu merupakan pusat kekuatannya, pupil Jimin mengelam dan ia mengarahkan pisau lipat itu pada Bambam.

"Aku.. Bisa kumat kapan saja, Bambam. Aku harap kau mengerti kenapa aku menyuruhmu pergi dari sini."

Bambam pun masuk ke dalam mobil walaupun masih berat hati untuk meninggalkan Jimin.

Jimin mulai tertawa mengerikan dan berjalan ke arah mobil Bambam.

"Aku bilang pergi dari sini atau kubunuh kau, Bambam!" Ucap Jimin setengah teriak dan menumbuk beberapa kali jendela mobil Bambam dengan cukup kencang. Bambam yang sudah ketakutan pun kocar-kacir. Menghidupkan mesin mobil kemudian langsung kabur.

Jimin tertawa hambar kemudian mengiris sekali lagi lipatan lengannya. Kenapa kemarin ia tak bawa saja pisau itu dan menancapkannya ke dada Yoongi sampai namja kurang ajar itu mati kehabisan darah.

Ah, walau dibawa pun tetap akan gagal. Jimin bahkan ditelanjangi dan digagahi tanpa ampun. Pisau itu akan ia sembunyikan dimana?

Jimin membersihkan pisau lipat itu dengan lengan seragamnya, kemudian disimpan kembali dalam saku celananya.

Jimin terkesiap dan tersenyum mengejek ketika suara deruman mesin mobil menyapa gendang telinganya.

Tentu saja, Yoongi kemari dan sedikit tertegun ketika noda berwarna merah pada tubuh dan seragam Jimin mengganggu penglihatannya.

"Jimin? Bambam melakukan sesuatu padamu?"

Jimin memekik kegirangan ketika Yoongi keceplosan.

"Kau memang brengsek, Tuan Min." Seru Jimin dan bertepuk tangan dengan hebohnya.

"Kau menyuruhnya untuk membuntutiku, untuk apa? Untuk membuatku kembali mengangkang di bawahmu atau membiarkanmu menyetubuhiku sampai pingsan? Tidak, Yoongi. Kata terakhir?" Ujar Jimin santai dan mengeluarkan pisau lipatnya.

"Ji—Jim.. Lepaskanlah benda itu! Kau telah menyakiti dirimu!" Yoongi mendekat dan Jimin mengacungkan pisau itu hampir bersentuhan dengan mata kanan Yoongi.

"Mendekat lagi dan kau akan kehilangan penglihatan, pendengaran, perasa, kemudian denyut nadimu, Tuan Min." Ancam Jimin tak main-main.

Yoongi memeluk Jimin erat dengan mengabaikan rasa sakit pada punggungnya. Jimin mengiris berulang punggung Yoongi dan memberontak kasar dalam pelukan Yoongi.

Jimin bahkan menendang selangkangan kemudian menghajar tulang selangka Yoongi dengan sikutnya.

Yoongi tersungkur. Dengan sisa kekuatannya Yoongi dapat menghindar dari mata pisau Jimin yang barusan akan menusuk matanya, walaupun pipi Yoongi menjadi korbannya.

Plak

Yoongi menampar Jimin dan membuang kasar pisau lipat Jimin.

"Kau itu kenapa, Park? Kau sadar dengan yang kau lakukan?" Teriak Yoongi sembari mengguncang pundak Jimin.

Wajah Jimin hampir mencium aspal jika Yoongi tak menahan tubuhnya dan memeluk erat dirinya.

"Ada aku, Jimin. Aku milikmu. Kau bebas melakukan apapun padaku, Jimin. Asalkan kau lega." Bisik Yoongi dan ia merasakan tubuh sang terkasih di depannya bergetar.

Yoongi menuntun Jimin masuk ke dalam mobil. Setelah dirasa Jimin nyaman pada posisi duduknya, Yoongi melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Pyromaniac

Kamar yang disewa Yoongi tampak berantakan dengan aktivitas Yoongi dan Jimin di dalamnya. Entah pakaian mereka yang dilempar asal hingga seprai terlepas dari tempatnya. Di mata Jimin, Yoongi tampak maskulin dengan irisan pada wajahnya namun begitu lihai menumbuk titik nikmatnya. Di mata Yoongi, kali ini Jimin tampak begitu liar dan menggairahkan dengan menunggangi kebanggaannya dan kembali mendesahkan namanya. Bibir itu terbuka, dan kedua tangan Jimin dengan lihai memilin tonjolan kecil pada dadanya sendiri.

Yoongi semakin bersemangat untuk memuaskan hasratnya dan tentu saja.. Kepuasan sang terkasih.

Jimin merengek dan menggelinjang hebat saat tiba untuk kesekian kalinya. Yoongi secepat kilat membalikkan posisi mereka dan terus menghujam titik nikmat Jimin sampai-sampai Jimin membolakan mata dan menggigit gemas bahu Yoongi.

"Milikku.." Geram Yoongi tepat di telinga Jimin.

Jimin menggelinjang lagi.

Pyromaniac

"Eommonim, tolong beritahu aku kalau Jimo sudah sampai di rumah dengan selamat."

Tbc

Annyeong *deepbow*

Ada apa dengan jiminie? Ada kelainan kah? Entahlah. Ehe.

Disarankan jangan dibaca pas sedang menjalankan puasa guys, hehe. Lebih baik pas buka iya kan xD

Ini short ncnya bukan dibuat" loh bener deh, sampai kuskip tuh ehe. Karena ini emang tentang yoongi dan keposesifannya pada jimin ehe.

Kalau mau hot, baca di dekat kompor aja gengs ehe xD

Makasih buat yang setia pd ff acu sampai dipm, walaupun hanya sedikit doang yg minat ffku *hiks* *deepbow again*

SILENT READERS I SEE YOU!*senyum psikopat ala jiminie*

-Bunch of thx for y'all.