Main Cast : ChanBaek!

Other Cast : Exo, Jaejong

Disclaimer: Punya GLOOMY ROSEMARY

.

.

.

.

Previous Chapter

Tak ingin menjawabnya, baekhyun lebih memilih memeluk leher Chanyeol dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Pria itu

"Baek?"

"Bagaimana jika aku tak bisa melakukannya?"

Chanyeol mengernyit, menerka maksud namja kecil itu

"Aku takut perutku semakin membesar, bagaimana orang-orang melihatnya nanti? Aku takut kau lelah... aku takut kau tak bisa menerimanya. A-Aku tak ingin perutku membesar dan melahirkan—

BRAKKK

Baekhyun terlonjak hebat, begitu Chanyeol tiba-tiba saja menggebrak mejanya

"Y—Yeollie"

.

.

.

Chapter 12


Silent Regrets

YAOI

Rate M

Gloomy Rosemary

.

.

"..."

Tak ada ucapan apapun selain nafas terengah dan tangan terkepal, tanda..

Pria itu tengah mengendalikan emosinya.

"Y—Yeollie.."

Tanpa sadari, jika seorang namja kecil semakin ciut akan sikap tak terduga itu.

Mungkin ini akan kembali terulang, bagaimana Chanyeol menyentak marah padanya. Baekhyun tentu masih mengingatnya.

"Kau meragukanku?"

Hingga suara bass yang berat itu benar-benar di dengarnya.

Baekhyun mungkin menundukkan kepala, namun terlihat namja kecil itu mulai menggeleng cepat.

"Kupikir semua ini akan menjadi kejutan untukmu" Pria itu beralih menjauhi Baekhyun dan memijit pelipisnya pening.

"Kau tau apa yang kulakukan selama 3 bulan terakhir ini? Aku telah menyiapkan semuanya untukmu.. tapi sepertinya percuma jika perasaanmu selemah itu untukku"

"..." Baekhyun menggigit bibir bawahnya, merasa ciut dengan suasana semacam ini.

Chanyeol benar-benar marah padanya

Ia bisa merasakannya, tak hanya dari cara bicara itu.. tapi tatapan itu pun terasa berbeda untuknya.

"Berkemaslah... kita pergi esok hari" Ujar Chanyeol sebelum akhirnya melangkah pergi, meninggalkan Baekhyun yang masih tertunduk di atas meja itu.

Sejujurnya ingin banyak bertanya..

Tapi Ia merasa, satu ucapan sekalipun... sepertinya akan membuat Chanyeol semakin emosi.

.

.

Pertengahan hari..

Baekhyun tau di luar benar-benar terasa terik,

Membuatnya memilih bertahan di dalam rumah, sambil melahap ice cream berukuran cup besar.

Sedari tadi tak ada yang baekhyun lakukan selain mencari kesenangannya sendiri, meski nyatanya... Chanyeol memang berada di sisinya.

Tapi sekali lagi...

Pria itu mungkin masih marah padanya.

"Nmmm" Baekhyun berhenti mengambil suapannya, begitu merasa Chanyeol menatap lekat dirinya.

"Y—Yeollie.." Ia terlihat ragu, memandang Pria itu. Kedua tangannyapun terlihat terangkat, demi menyerahkan makanan dingin itu untuk Chanyeol.

"Ada apa?" Tanya Chanyeol kemudian.

Bocah itu meneguk ludah payah, kembali menarik ice cream itu lalu menggeleng pelan.

"Jangan terlalu banyak makan makanan manis seperti itu" Pria itu kembali bicara dingin padanya.

Baekhyun tak ingin bertanya mengapa?

Karena Baekhyun tau jawabannya di sini... dan Ia lebih memilih mengangguk patuh, lalu mengembalikan makanan dingin itu ke dalam kulkas.

Baekhyun kembali ingin mendekati ruang utama bersama Chanyeol, tapi langkahnya tersendat.

Ini mungkin akan terasa tak nyaman karena sikap Chanyeol, jadi Baekhyun pustuskan untuk melangkah mengendap, menuju kamarnya.

.

.

Ia hanya termenung memandangi jendela,

Sesekali pula Baekhyun melirik ke sudut kamar... dan di sanlah Ia melihat beberapa koper berukuran sangat besar tertata rapi.

Kemana sebenarnya Chanyeol akan membawanya?

Masih saja Ia tak tau apapun di sini

Ingin bertanya... tapi tentu tak mungkin jika sikap Pria itu masih seacuh ini padanya. Kerap kali pula, Ia melihat Chanyeol menatapnya tak suka

"hhh..." Namja kecil itu kembali menghela nafas berat

Apa yang harus dilakukan saat ini?

Haruskah meminta maaf?

Tapi Baekhyun sudah mengatakannya sebelumnya... dan lihat, semua tetap percuma.

Lalu Baekhyun lebih memilih melempar tubuh ke ranjang, memejamkan mata... hingga lambat laun pandangan itu semakin berat.

Dan Ia benar-benar tertidur siang itu.

.

.

.

.

.

"Baek.."

Ia membuka pintu, tapi lekas terdiam begitu melihat Baekhyun yang dicarinya kini meringkuk, dan sepertinya anak itu benar-benar tertidur.

Chanyeol terkekeh pelan, seraya berjalan mendekati sosok mungil itu.

Perlahan Ia mengangkat tubuh Baekhyun, lalu membaringkannya dengan posisi senyaman mungkin

Sejenak Ia melirik perut Baekhyun, terlihat lebih besar dari sebelumnya...

Janin itu rupanya benar-benar tumbuh baik di dalam sana, Chanyeol mencoba menyentuh perut itu... lalu merabanya pelan. Tak ingin percaya... tapi darahnya benar-benar berdesir saat melakukan ini.

"Kau mungkin masih menyimpulkan pemikiranmu sendiri saat ini" Bisiknya sambil membelai kepala Baekhyun.

.

.

"Kaupun harus melihat, aku yang banyak bertaruh untukmu" Lanjutnya lagi, kali ini dengan menekan dagu Baekhyun kebawah, lalu memberinya satu lumatan mesra.

.


Esoknya...

Tak seperti biasanya..

Ia yang kerap bangun lebih siang, kini dipaksa terjaga lebih awal.

Berulang kali Chanyeol memintanya untuk lekas bersiap diri, bahkan hingga seorang pelayan membimbingnya berjalan menuju kamar mandi, sampai menyisir rambut basahnya.

Walau Baekhyun mengenakan pakaian terbaik sekalipun, itu tetap terasa membingungkan untuknya, karena Baekhyun yang mengantuk pagi itu

"Baekhyun?" Chanyeol kembali memanggil, sambil menepuk pelan pipi Baekhyun, begitu anak itu terlihat memejamkan mata di atas meja makan.

"Bukankah aku sudah mengatakannnya? Kita pergi hari ini" Ujar Pria itu

"Uhm.." Baekhyun mengangguk cepat, tapi setelahnya... kedua mata itu tetap terpejam, dan pasrah tertidur begitu saja.

Membuat Pria kekar itu berdecak, tak ada opsi lain selain mengangkat bridal tubuh Baekhyun, di bawanya berlari menuju mobil hitamnya.

.

.

"Ngh~"

Baekhyun mulai menggeliat, menguap kecil sambil membentangkan kedua tangannya.

Sejenak membuka mata sipitnya untuk melihat ke sekitar, terlalu terang...

Dan ini bukan suasana rumah Chanyeol.

Dua jendela di sisi kanan... Ia mulai mengerjap

Tampak gumpalan putih seperti awan, ada di luar sana...

Ah! Bahkan Ia mulai melihat warna biru yang sangat cerah..

"Haha... aku terbang?" Celoteh anak itu, merasa ia pasti tengah bermimpi

"anda sudah bangun?" Seorang wanita cantik tiba-tiba datang mendekat, membuatnya mengerjap menatap wanita itu dari atas kepala hingga ujung sepatu berhak sangat tinggi.

Apa ini yang dinamakan bidadari itu?

"Kami telah menyiapkan susu hangat untuk anda" Segelas susu terulur untuknya.

Baekhyun masih mengerjap. Bahkan bidadari itu memberinya segelas susu beraromakan vanilla seperti susu yang kerap diminumnya saat di rumah.

"Baekhyun—ssi?" Tanya Pramugari itu, begitu menyadari Baekhyun tampak memandang kosong.

"Bidadari tau namaku?" Baekhyun menunjuk dada, bertanya pada dirinya sendiri.

"Nde?" Pramugari itu sedikit merunduk, merasa Ia sepertinya salah mendengar.

"Apa Baekhyun-ssi mabuk udara?" Wanita itu mencoba memastikan, dari raut bingungnya... anak itu pasti sedang menahan mual.

"U—Udara?" Baekhyun membulatkan mata.

"Benar... saat ini kita berada di pesawat menuju veni—

"PESAWAT?!" Tiba-tiba Baekhyun menjerit memekakkan. Tak hanya itu...

Bocah itu terlihat menggila, bangkit dari duduknya... mendekati jendela untuk memastikannya sendri, dan begitu melihat keluar

"A—AAAHHHHHHH!" teriakan itu semakin melengking nyaring. Baekhyun mendadak gemetar ketakutan, kembali melompat menjauhi jendela dan menghambur ke arah sang pramugari.

"B—Baekhyun-ssi?"

"AAHHH! Aku Takut! Bagaimana jika pesawat ini jatuh?!" Racau Baekhyun, terlihat merosot lemas, namun kedua tangan itu semakin menggelayut erat di kaki pramugari.

"Baekhyun—ssi, tenanglah... semua baik-baik saja"

"Hks! Turun! Aku ingin turunn!" Bocah itu mulai menangis, sambil menggelengkan kepala

Tak peduli penumpang VVIP lainnya, saling menatapnya geli.

Lalu tak berselang setelahnya seorang Pria muncul dari arah pintu toilet.

"Baekhyun?"

Tapi betapa terkejutnya Ia , melihat Baekhyun merengek sambil menggelayut di kaki seorang pramugari.

Membuatnya bergegas cepat, sebelum anak itu semakin membuat rusuh.

"Baek.."

"A—Ah, maaf Tuan... sepertinya Baekhyun-ssi sangat ketakutan saat ini" Ujar pramugari itu, masih berusaha menenangkan Baekhyun.

Chanyeol berdecak pelan, Ia bersimpuh demi menangkup pipi Baekhyun.

"Hei.."

Detik itu pula, Baekhyun beralih haluan... merangkul erat leher Chanyeol. "T—Turun! Aku ingin turun... mengapa aku di sini Haaaaaa!"

"Ssshhh... Kau berada di pesawat, bukankah ini menyenangka—

"Mengerikan! Ini mengerikan!" Jerit Baekhyun, sambil menjejak kaki.

"Ini tak akan lama... sebentar lagi kita sampai"

Bocah itu hanya menggeleng kasar, tak ingin percaya karena Ia benar-benar ketakutan saat ini.

"Aku bersamamu... apa yang kau takutkan?"

"Aku ingin turun!" Masih saja terdengar rengekkan anak itu.

"Benar kita akan turun setelah sampai"

"Aku ingin turun sekarang! Bayi juga ingin turun sekarang!" Bocah itu semakin terdengar merengek yang tidak-tidak

"Dengarkan aku kali ini, kembalilah duduk dengan tenang.. karena tak ada apapun yang terjadi di sini"

"..." Baekhyun kembali menggeleng

"Kau mengerti?"

"..."

Chanyeol menghela nafas pelan, tak ada pilihan lain selain mengangkat bridal tubuh anak itu, untuk dibawanya kembali duduk di kursinya

Tapi yang terlihat

"Aku tidak mau duduk di sana!" Pekik Baekhyun sambil menunjuk kursinya sendiri

"Lalu apa yang—

"Pangkuanmu!" Sergah anak itu, tak ingin ditelak.

Kembali Pria itu menghela nafas, tak ingin memperumit suasana... ia benar-benar mengalah

Membiarkan Baekhyun merangkak naik ke atas pangkuannya, dan meringkuk nyaman di di sana.

"Kau tau... tempat dudukmu lebih luas dan nyaman untuk—

"Tck!" Anak itu berdecak keras sambil menatapnya tajam

Sempat membuatnya terkejut, tapi setelahnya. "Baiklah... baiklah, lebih baik kau tidur" Ia menekan kepala Baekhyun agar bersandar di dadanya... membelainya pelan, untuk membuat Baekhyun lekas terpejam.

"Ugh! Aku tak suka pesawat!"

"Tidurlah"

"Seharusnya kau membangunkanku! Lalu aku—

Chupp

"Tidurlah"

"..."


Beberapa Jam berselang...

Semua tak lagi sama seperti sebelumnya,

Tak ada pekikkan rusuh takut akan ketinggian, tak ada gerutu sebal... karena terjebak di dalam pesawat

Tapi kini..

"Ahahahahahahaaha!"

Terdengar tawa terpingkal milik Baekhyun

Begitu dirinya dibawa untuk memijakkan kaki di sebuah tempat luas... penuh dengan ribuan burung merpati.

.

.

"Yeollie... kemarilah! Cepat! Cepat!" Pekik Baekhyun seraya mengangkat kedua tangannya, membiarkan merpati-merpati itu mematuk makanan kecil di telapaknya

Chanyeol terkekeh pelan, percaya atau tidak Baekhyun benar-benar unik.

"Chanyeol!" Teriak Baekhyun lagi, sambil menendang kerikil karena kesal

"Ya.. ya aku datang" Pria itu mulai berjalan mendekat, sambil melesakkan kedua tangan di saku mantelnya. Mengedarkan pandangan merasa takjub dengan pemandangan di sekitar

Piazza San Marco… tempatnya berpijak saat ini, Banyak menara menjulang tinggi di sekitarnya dengan iringan musik klasik yang terdengar di berbagai penjuru, benar-benar membuat tempat itu semakin mempesona. Tak salah… Ia memilih kota ini

'FUSH'

"Y—ya! Baekhyun…" Seru Chanyeol terkejut , begitu Baekhyun melempar remahan biskuit kering ke arahnya. Membuat seluruh remahan itu melekat di mantelnya. Tak ayal semua burung itu terbang, menyerbu dirinya

.

.

"Tck! Singkirkan semua ini!"

Baekhyun tertawa keras... semakin Chanyeol mengusir jengkel semua burung itu semakin jenaka pula, Baekhyun melihatnya.

"Kau menyerah?" Pekik Baekhyun, sambil berjongkok... menyangga kepala demi memandang Chanyeol di depan sana.

"Baek!"

"Berjanjilah kau akan membeli sesuatu yang manis untukku setelah ini" Tawar Baekhyun, terlihat menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri

"YA! Jangan bermain-main seperti ini!" Racau Chanyeol masih terus mengibas kedua tangannya,berusaha keras menghalau merpati yang datang ke arahnya.

"Berjanjilah" Baekhyun tersenyum manis,sedikit menaikkan syal di lehernya. Lalu berlari kecil menghampiri Pria yang masih diselubungi ratusan merpati itu.

Satu gerakan cepat, jemari mungilnya menarik tengkuk Chanyeol hingga merunduk. berjinjit lalu…

'Chupp'

Kecupan lembut itu mendarat manis di bibir merahnya. Chanyeol sempat terbelalak lebar karna ciuman mendadak itu. Tapi setelahnya ia mengulas senyum tipis dan menyusupkan kedua tangan di pinggang Baekhyun. Mencoba memperdalam ciuman keduanya di tengah kepakan sayap merpati-merpati kelabu itu

"Mh~mh.. Chan—"

.

.


Di tempat yang sama

Terlihat beberapa sosok tengah mengawasi gerak-gerik Chanyeol dan Baekhyun dari sebuah taman. Tapi sebenarnya merka cukup menikmati suasana di sekitarnya, tak banyak hiruk pikuk….hanya melodi indah yang terlantun di sepanjang jalan. Dan kepakan merpati yang berbaur dengan burung gereja, terlihat memukau untuk dinikmati

Mereka memang tiba lebih awal di kota itu, tentu semua demi persiapan pernikahan Presdir Park. Sejauh ini memang rencana berjalan tanpa hambatan, setiap kejutan masih tersimpan apik, bahkan Baekhyun tak menyadari kehadiran mereka dan Ibunya di tempat itu.

"Unn..."

"Ada apa hm?" gumam Luhan begitu Bocah di atas pangkuannya menarik-narik kerahnya.

"Yeollie Hyung menggigit Baekkie Hyung lagi" Celoteh Taehyung sambil menunjuk ke depan, tepat pada siluet Chanyeol dan Baekhyun yang masih berciuman.

"Yya! jangan melihatnya! Mereka bukan menggigit... kemarilah lebih baik kau bermain bersamaku" Ujar Luhan, sambil menyerahkan lolipop besar untuk Taehyung.

"Yeollie Hyung Boom! Boom! Baekkie Hyung di lumah" Masih saja anak itu berceloteh

"Boom? Boom?" Luhan mengernyit heran

"Uhh! Ah! Uh" Taehyung menirukan apapun yang didengar

"Astaga Taehyung"

.

.

Sementara itu… Jaejong yang tengah duduk di sebuah kursi taman, hanya mengulas senyum lembut saat melihat jauh ke depan.

Jaejong menatap langit, berbisik lirih... sadari betapa sesak dirinya kali ini, tak ada Yunho di sisinya... untuk menyaksikan hari bahagia Baekhyun kelak.

Meski demikian, dengan hanya melihat senyum dan tawa Baekhyun saat ini. Lebih dari cukup mengukir rasa harunya. Dan yakin… Yunho melihat kebahagiaan putra kecilnya dari sana.

"Putra kita benar-benar menemukan kebahagiaannya Yunnie. Aku tau kau melihatnya" Lirih Jaejong, mencoba menegarkan dirinya

Namun tiba-tiba saja wanita cantik itu berjengit, begitu sehelai syal dililitkan di lehernya. Jaejong melirik ke atas, detik itu pula Ia tersenyum lembut

"Luhan" Panggilnya kemudian.

"Udara di sini sangat dingin Bibi Jae, Sebaiknya lekas kembali ke hotel" Ujar Luhan seraya membimbing Jaejong untuk bangkit. "Kau tentu harus terlihat cantik... saat hari pernikhan mereka, jangan sampai sakit"

Wanita itu hanya mengacak surai hitam Luhan "Kau benar Luhan"

.

.

.


"Ahahaha!" Tawa Baekhyun, memandang takjub peda temaram cahaya di sepanjang Canal itu. Saat keduanya menaiki semacam perahu klasik di venice. Bahkan semakin terpingkal begitu melihat pria yang mendayung perahu kecilnya

"Kau menyukainya?" Bisik Chanyeol seraya merengkuh pinggang Baekhyun, mengantisipasi bocah itu tak terlalu mendekati air.

"Dia lucu sekali! Lihat rambut keritingnya.. ahhaha!" baekhyun menunjuk-nujuk kebelakang, sementara pendayung itu tetap bernyanyi seriosa... mengartikan tawa Baekhyun sebagai bentuk rasa kagum untuknya, meski sebenarnya anak itu tengah mencibir padanya

"Berhenti menertawakannya"

"Tapi dia aneh sekali!" Baekhyun masih terkikik

"Tck! Duduklah dengan benar..."

.

.

Rialto Bridge

Siapapun di kota itu percaya, berciuman di bawah jembatan itu... akan membuat cinta mereka abadi.

Benar atau tidak, Chanyeol hanya ingin mencobanya.

Tak lama lagi pula, perahu kecil itu akan sampai di bawahnya.

"Aku ingin mendayung..."

Tapi tiba-tiba saja Baekhyun merengek, sambil menarik-narik lengan Chanyeol

"Apa?"

"Paman itu lama sekali mendayungnya" gerutu Baekhyun, menunjuk pendayung di belakang.

"Yya! Duduklah dengan benar... kau cukup menikmati pemandangan dan—

Chanyeol terbelalak lebar, begitu Baekhyun merangkak ke belakang

"Yack! Baekhyun!" Ia hanya bisa berteriak, tentu tak bisa mengejar Baekhyun, jika tak ingin perahu kecil itu terbalik.

.

.

.

"Paman berikan sampanmu..." Pinta Baekhyun sambil menyodorkan tangannya

Pendayung itupun tersenyum, sedikit membungkuk menyambut Baekyun lalu kembali bernyanyi seriosa lebih lantang, masih beranggapan bocah itu terpukau dengannya.

"Yya! Berikan sampanmu...!"

Baekhyun menghentak kaki kesal, membuat perahu itu sedikit oleng

"Yes?"

"Aku ingin mendayung sendiri! Kau duduk saja di sana!" Baekhyun menunjuk ke depan, lalu berusaha merebut sampan itu.

"A-Aeyyy! Watch out! Watch out!"

Tak peduli apa yang Pria Italy itu katakan, Baekhyun tetap memaksa merampas sampannya. Dan mendorong Pria itu agar duduk di depan bersama Chanyeol.

"Pria itu pun mengendikkan bahu, lalu merangkak pasrah ke depan dan duduk di sisi Chanyeol seperti yang anak itu harapkan... mungkin

"Ahahahahahaaha!" Tawa Baekhyun terlihat sangat senang.

Sementara Chanyeol hanya menepuk jidatnya, sambil memejamkan mata

Perahunya melintais Rialto Bridge..

Rencana di awal, tentu saja merengkuh Baekhyun dan menciumnya intens..

Tapi lihat saat ini...

Di sisinya seorang Pria Italy paruh baya,

Lalu bocah itu masih menggila kegirangan dengan sampan dan perahunya...

.

.

.

"Kau puas sekarang?" Chanyeol melirik Baekhyun, begitu keduanya berada di daratan.

"Aku ingin lagi! Aku ingin lagi!" Baekhyun kembali menarik tangan Chanyeol, bermaksud mencari-cari perahu yang lain.

"Cukup Baek... ini sudah malam"

"Tidak apa... masih terang" Paksa Baekhyun, tak sabar ingin menaiki perahu dan mendayungnya lagi.

"Tidak... sebaiknya kembali ke hotel" tegas Chanyeol.

"Ah Waeeeee?!" Baekhyun menghentak kaki, masih merengek Chanyeol harus memenuhi inginnya.

"Tck! Kau tau aku sedang kesal saat ini"

"..." Baekhyun mengerjap, sedikit ciut melihat tatapan tajam pria itu.

"Kemarilah.." hingga tiba-tiba saja, Chanyeol menarik tangannya... memaksanya berjalan untuk mengikuti langkahnya. Tak peduli Baekhyun menggigit bibir ... sempat merasa takut.

"Kau marah?" Samar terdengar cicitan lirih bocah itu

Tapi Chanyeol hanya berdehem, tak menjawab dan tetap menarik Baekhyun ke sebuah tempat yang lebih tinggi.

.

.

.

Lalu tiba-tiba Chanyeol berhenti..

Di sebuah tempat semacam jembatan, di bawah keduanya terbentang air jernih yang luas... tampak beberapa perahu membawa pasangan dan saling berciuman di atas perahunya.

"Mengapa kita di sini?" Baekhyun mengerjapkan mata, sambil mengedarkan pandangan dan melihat-lihat ke bawah

"Baek.."

Panggilan Chanyeol lekas membuatnya terhenyak, untuk memutar tubuh.

"Kau mencintaiku?" Tanya Chanyeol tiba-tiba

Baekhyun mengernyit, tapi setelahnya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

"Lompatlah... untuk membuktikannya"

DEG

Baekhyun tergagap. "L—Lompat?"

"Ya... buktikan jika kau benar dengan perasaanmu" Tegas Chanyeol terdengar dingin.

"Tapi ini sangat tinggi"

"Tak masalah" sergah Chanyeol.

Baekhyun mulai meremas jemarinya sendiri, merasa takut... namun Ia tetap mendekati pembatas jembatan.

Tangan dan kakinya terlihat gemetar, sesekali melirik Chanyeol... tapi tatapan tajam itu sepertinya bukan untuk main-main atau bercanda. Chanyeol serius dengan ucapannya

"K-Kau benar-benar menginginkanku melompat dari sini?" Gugup baekhyun, menelan ludah payah begitu angin malam menerpa kencang

"Hn.. cepat lakukan.."

Baekhyun tertunduk, mengapa semua mendadak menjadi seperti ini?

Bukankah sebelumnya baik-baik saja? Tapi mengapa Chanyeol merubah perangai?

Ataukah memang benar... Chanyeol menginginkannya mati di sini

Baekhyun mulai memanjat pembatas jembatan, sedikit oleng... begitu angin yang menerpa semakin kencang.

"Lama sekali.." Terdengar Chanyeol kembali menyentaknya dari belakang.

Baekhyun mengangguk, mengangkat seblah kaki...

'HUPP'

Tiba-tiba saja tubuhnya, tertarik ke belakang, menjauhi pembatas jembatan.

"Aku hanya bercanda.." Bisik Chanyeol, semakin mendekap Baekhyun dari belakang.

"ugh!.." Baekhyun menutup wajah dengan kesepuluh jarinya.

"Sshh... " Chanyeol terkekeh pelan, mencoba memutar tubuh Baekhyun untuk menghadapnya, tapi namja kecil itu mengelak dan lebih memilih berjongkok di sisi pembatas jembatan nyaris menangis.

"K-Kau memintaku untuk ma—ti" Sambil terisak, bocah itu menyembunyikan wajahnya di balik lipatan lengan dan lututnya.

Chanyeol kembali tertawa pelan, Ia memaksa menarik tangan Baekhyun... berulang kali pula Baekhyun mengerang tak ingin di sentuh.

Tapi Pria itu tetap memaksa, sesaat memainkan jemari mungil itu... sebelum akhirnya menyematkan sesuatu yang dingin di jari manisnya.

"Nnn.." Baekhyun yang menyadarinya, perlahan mengangkat kepala.

Berulang kali mengerjap, ingin melihat tangannya... namun kilau sebuah benda lekas membuatnya membulatkan mata lebar

"AHHH!" pekiknya sambil mengangkat tangan, mengamati dengan lekat benda yang melingkar di jarinya

"Hn?"

"C—Cincin? M-Milikk—Ku? Cincin ... Nghh!" Bocah itu meracau, sebelum akhirnya menutup bibirnya sendiri, untuk menatap Chanyeol tak percaya.

Chanyeol mengulas senyum tipis,meraih kepala anak itu .. dibawanya untuk bersandar di dadanya

"Will You marry me?" Bisiknya kemudian, kembali memainkan jemari Baekhyun lalu menciumnya lama.

Tapi yang terlihat, Baekhyun semakin kacau menangis.

Mengusap air mata dengan punggung tangannya, sesekali pula Ia menggunakan mantel Chanyeol untuk menyeka ingusnya.

"HAAAAAAA" Semakin memekakkan dan rusuh

Pria itu tertawa pelan. "Aku menginginkan jawaban bukan tangisan seperti ini"

Anak itu mengangguk cepat, bahkan mulai berjinjit untuk merangkul leher Chanyeol

Begitu erat...

Tak peduli jika pria itu tercekik karenanya.

"Baek—Uhuk!"

.

.

.

.

.

.

.


Tiga hari berselang...

Baekhyun mengerjap silau begitu bias mentari perlahan menelusup masuk dari tirai jendela yang sudah tersingkap itu

Ia berguling ke kanan, mencoba mencari siluet Chanyeol. Namun tiba-tiba saja kedua matanya membulat lebar, begitu sadar Ia tak melihat Chanyeol di manapun.

Cepat-cepat anak itu bangkit terduduk, dan tertegun melihat piyama yang membalut tubuhnya saat ini. Baekhyun yakin… Chanyeol pasti yang mengganti pakaiannya semalam. Tapi kemana perginya pria itu

"Yeollie!" panggilnya seraya beranjak dari ranjang, dan berlari kecil... mencari Pria itu

.

.

'Ding! Dong!'

"Yeollie?"

Baekhyun mendadak menghentikan langkahnya, begitu mendengar seseorang menekan bel. Mungkin saja itu Chanyeol.

Bocah itu beralih haluan mendekati pintu,dan membukanya dengan antusias.

"Yeol—

"Hei bocah... kau sudah bangun?" Seorang wanita menyembulkan kepala ke dalam

"AHHH! KAU!" Tak pelak membuat Baekhyun menjerit sambil menunjuk-nunjuk wajahnya

"Yya! Berhenti berteriak... kau itu sangat berisik" Lissa menyeret koper besarnya, lalu melenggang santai masuk ke dalam kamar hotel itu.

"Mengapa kau di sini?!" Masih saja, Baekhyun merasa terusik dengannya

"Tak ada waktu untuk bertanya, sekarang cepat mandi" Lissa melilitkan handuk di leher Baekhyun lalu memaksa mendorong namja mungil itu masuk ke dalam kamar mandinya.

"Keluarkan aku! Yack! Untuk apa kau di sini?!" Teriak Baekhyun dari dalam.

"Aishh bocah gila! Cepat Mandi!dan buat tubuhmu sebersih mungkin!"

"APAAA?!"

"Argh! Baekhyun! Bisakah berhenti berteriak?! Aku hanya memintamu untuk mandi!"

"..."

Tak ada sahutan apapun selain gemricik air shower, sepertinya anak itu benar-benar mandi kali ini.

Wanita muda itu menyandarkan tubuh di dinding dengan kaki menyilang. Sesekali ia bersenandung lirih sambil memainkan kuku-kuku lentiknya demi mengurangi rasa jenuh saat menunggu Baekhyun.

.

.

.

Hingga beberapa saat setelahnya

'CKLEK'

"Kau masih di sini?" Baekhyun meliriknya sinis

"Kau benar-benar mandi?" Lissa menghela nafas jengah, sambil melirik arlojinya

"Tentu saja!"

"Kau yakin tidak tidur di dalam?" omel Lissa sembari berjalan mendekat, dan menarik lengan Baekhyun untuk mengikutinya.

"Y—ya! Ini hampir lepas!" Gerutu Baekhyun, sambil mencengkeram erat handuknya.

"Akan lebih baik kau melepasnya saja,jika kain itu membuatmu lamban"

"AH!" pekik Baekhyun tak terima.

.

.

.

.

"Na—ah! Kau harus terlihat sempurna di hari ini Baekhyun. Lihat! Tidakkah kau merasa ini sangat sesuai untukmu?"

Baekhyun mengerjapkan mata cepat,begitu Lissa menunjukkan satu stel pakaian untuknya.

"ini pakaian waktu itu?" Tanya Baekhyun, kembali mengingat tuxedo yang sempat di sentuhnya saat Lissa berkunjung di rumah Chanyeol kala itu. "Kau bilang ini untuk bisnis?" Protes anak itu lagi

Lissa terpingkal...

"ini memang untukmu, tapi kau terlalu polos.. dan percaya apapun yang kukatakan" Lissa terlihat sigap membimbing namja mungil itu mengenakan tuxedo putih itu dan mengancingkan satu persatu kancingnya.

"Aku tidak polos!"

"Tidak polos tapi sangat polos"

.

.

.

"Jangan sentuh rambutku!" teriak Baekhyun tiba-tiba, begitu seorang wanita yang lain ingin menyentuh kepalanya

"Bagaimana Dia menatanya jika tak menyentuh rambutmu?" Lissa balas berteriak.

"Lihat ini harus dirapikan, belum lagi bagian ini dan ini... stylist-ku harus sedikit memotongnya"

"Aku tidak suka orang lain menyentuh rambutku!"

"Cepat lakukan tugasmu! Potong bagian itu!" Lissa tak peduli dan tetap memberi titah pada anak buahnya untuk bekerja.

"AHHH! MENGAPA KAU MEMOTONGNYA?!" Jerit Baekhyun

"Hanya sedikit dirapihkan tuan..." lirih stylist itu

.

.

"Apa ini?!" Baekhyun membulatkan mata lebar melihat kuas berbulu mendekati wajahnya.

"wajahmu akan terlihat lebih merona dan manis" Lissa menyeringai, memaksa menahan pipi Baekhyun hingga terpout. "Sedikit pemerah bibir"

"TIDAKK!"

"Ayolah sedikit saja..."

"ARGH! LISSA!"

"AHAHAHAHAHAHAHAHAAH!" Lissa tertawa puas, bak seorang penyihir

.

.

.

.


Kedua mata coklat itu kian berbinar begitu Ia memijakkan kaki … tepat di pintu utama gereja megah itu.

Dentang lonceng, dengan alunan instrumen klasik , seolah menjadi pengiring tunggal untuknya berdiri pasti di hari yang cerah itu

Sejenak Ia menghirup nafas panjang, hingga tiba-tiba saja seorang pria membimbing tangannya untuk melingkar di lengan kokoh pria tampan itu,

Baekhyun menatap lekat pria itu. Dan siluet Yunho mulai terbayang pada sosok pria itu. Baekhyun sedikit tersedak, hingga kedua mata itu mendadak berkaca-kaca

nyatakah ini? yunho di sisinya? Benar-benar… berharap Ia tak sedang bermimpi saat ini.

"Kau siap Baekhyun?"

Tapi bukan…..

Itu bukan Yunho… bukan sang Ayah yang berdiri di sisinya. Baekhyun tertunduk, mencoba tidak terlihat terpukul kali ini.

Baekhyun menghela nafas lebih dalam, lalu menatap Sehun dengan senyum termanis

"Uhm" Jawabnya pasti.

.

.

.

Denting melodi indah semakin lekat terdengar di setiap penjuru gereja…. menyambut langkah ringannya kala pintu besar itu mulai terbuka lebar

Baekhyun berjalan perlahan memasuki gereja. selangkah demi selangkah, begitu pasti menyusuri karpet merah dengan taburan kelopak mawar di atasnya, dan pilar-pilar tinggi dengan hiasan lily calla di setiap sudutnya.

Tak pelak, semua mata tertuju pada dirinya. Semua berdecak kagum…..dan begitu terpana dengan penampilan Baekhyun saat ini. Bahkan banyak dari tamu undangan itu tak yakin Baekhyun seorang namja.

"M-Mereka melihatku" Lirih Baekhyun, terlihat gugup bahkan takut melihat tatapan semua pasang mata dalam gereja itu.

Sehun meliriknya sambil tersenyum "Kau sangat mempesona hari ini" Tenang Sehun, masih membimbing namja kecil itu mendekati altar.

.

.

Paras cantik itu kian merona, begitu menatap ke atas altar. Dan di sanalah seorang pria berdiri tegap dengan senyum menawan miliknya

Baekhyun menunduk tersipu… terlebih jika mengingat semua yang di lakukan Chanyeol hanya untuknya. Ia tau, Chanyeol tak pernah bermain-main dengan ucapannya

.

.

DEG

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, begitu jemari panjang Chanyeol meraihnya dan menggenggamnya erat. Wajahnya mungkin memanas, hingga membuat kedua pipi itu terlihat kemerahan.

Sementara Pria tinggi di sisinya hanya terkekeh pelan, melihat namja kecil itu tersipu tanpa bernyali mengangkat wajahnya.

Ini menggemaskan untuknya...

"Beautiful.." Bisik Chanyeol tepat di telinga namja cantik itu.

"Ugh!" Baekhyun semakin salah... menyembunyikan senyum tersipunya

.

.

.

"Park Chanyeol, Since it is your intention to marry, join your right hands and declare your consent. Do you take Byun Baekhyun to be your lawful wedded wife to have and behold from this day on, for better or for worse, for richer or for poorer, in sickness and in health, as long as you both shall live?"

"I Do…" Jawab Chanyeol tegas. Kemudian tersenyum saat menatap namja mungil di sisinya.

Pastor paruh baya itu tersenyum mendengarnya, dan beralih memutar tubuh menghadap Baekhyun.

"Do you take Park Chanyeol to be your lawful wedded husband, to have and behold from this day on, for better or for worse, for richer or for poorer, in sickness and in health, as long as you both shall live?"

Baekhyun masih menahan gugup, namun genggaman hangat tangan Chanyeol rupanya membuatnya tenang.

"I- I do.." Jawab Baekhyun, tersenyum sangat manis... memperlihatkan deretan gigi kecil yang menggemaskan

"The wedding ring symbolizes unity, a circle unbroken, without beginning or end. And today Byun Baekhyun and Park Chanyeol exchange these rings as confirmation of their vows to join their lives, to work at all times to create a life that is complete and unbroken and to love each other unconditionally. May the Lord bless these rings which you give to each other as the symbol of your love and fidelity" Ujar Pastor itu lantang, hingga menggema di setiap sudut gereja.

Ia beralih menghadap Chanyeol. "Take this ring and place it on your bride's finger, and state your pledge to him, repeating after me" Lanjut sang Pastor.

Chanyeol mengikuti ucapan ikrar dari sang pastor. menatap jauh ke dalam caramel eyes itu sebelum akhirnya, meraih tangan Baekhyun dan menyematkan cincin permata di jari manisnya dengan hati-hati.

Pastor Pierro kembali tersenyum begitu menatap Baekhyun. "Take this ring and place it on your groom's finger, and state your pledge to him, repeating after me"

Pastor paruh baya itu membimbing Baekhyun mengikuti ucapan ikrarnya. Dan mengangguk penuh arti melihat Baekhyun menyematkan cincin permata itu di jari Chanyeol.

"Park Chanyeol and Byun Baekhyun you have given and pledged your promises to each other, and have declared your everlasting love by exchanging the rings. Your vows may have been spoken in minutes, but your promises to each other will last until your last breath. As they have pledged themselves to meet sorrow and happiness as one family before God and this community of friends—

Pastor mengedarkan pandangan ke seluruh pasang mata dalam gereja itu.

"I now pronounce them husband and wife" Lanjutnya sebagai pungkas dari ikrarnya

Layaknya rapalan mantra….. Pastor Pierro begitu pasti mengucapkan kalimat-kalimat panjang penuh makna itu. Ia menyentuh bahu Chanyeol dan Baekhyun bersamaan, membuat keduanya saling mendekatkan diri.

"You may kiss your wife" Ucapnya lagi pada Chanyeol.

Baekhyun kembali mengerjapkan matanya,begitu melihat Chanyeol semakin merunduk mendekat, demi mengikis sekat bibir keduanya.

Tak tau sebabnya..

Tapi Baekhyun reflek, meremas jemarinya sendiri... sadari jantung itu berdebar gila, kala nafas Chanyeol berhembus hangat di sekitar pipi dan bibirnya. Ini memang bukan kali pertama dirinya berciuman dengan Chanyeol. Bahkan sering dan lebih dari sekedar memagut bibir. Tapi ciuman ini berbeda…..

Karna Ciuman ini lebih sebagai bentuk cendera mata dari ikrar yang telah terucap di hadapan Tuhan dan semua mata yang menyaksikannya. Tentu terasa hebat... dan terlalu membuatnya gugup.

"Rileks Dear" Bisik Chanyeol tepat di bibir Baekhyun.

Baekhyun menganggukkan kepala dan mulai memejamkan matanya secera perlahan, begitu Chanyeol makin mengikis jarak. Membuat bibir keduanya saling bertaut basah. Pasrah… Pria itu mengklaim belahan bibir ranumnya.

"Mmh~"

Memang hanya lumatan ringan, namun cukup berkesan dan menggetarkan hati siapapun yang melihatnya. Tak pelak… riuh tepuk dan seru bahagia dari rekan tamu undangan menjadi pengiring istimewa bagi pagutan bibir itu.

...

.

.


Sementara itu di baris pertama kursi tamu undangan. Seorang Pria berwajah garang tampak menekuk wajah kusut dengan tangan meremas-remas kesepuluh jarinya dengan gemas sekaligus kesal. Ada bagian dalam dadanya yang memanas saat melihat prosesi ciuman itu. Bahkan Ia sempat merutuk Chanyeol dan kesialannya sendiri. Seharusnya Ia yang menjadi suami Baekhyun, seperti impiannya dulu.

"Aissh! Jangan lakukan itu Baekhyun~ah!" Lirih Kai harap-harap cemas.

"Bicara apa kau?! Kau cemburu?" Sentak seorang namja kecil di sisinya. Kedua matanya tampak menatap tajam….. tak suka dengan ekspresi memelas Kai saat ini.

"T—Tidak, hanya saja aku sedikit—Mpfthh"

Polisi muda itu terbelalak lebar, begitu Kyungsoo bangkit berdiri dan mencium bibirnya tanpa tanda. Kai tak bisa berbuat apapun jika namja kecil itu sudah seperti ini, Ia tau Kyungsoo lebih cemburu darinya. Kai hanya menghela nafas pasrah dan membiarkan namja cilik itu melumat bibirnya sesuka hatinya. Membuat beberapa wanita paruh baya di sisinya tampak berjengit hebat melihatnya. Apa yang sedang dilakukan anak kecil dan pemuda kekar itu? Mungkinkah mereka terlalu larut dalam suasana, hingga turut melakuan ciuman seperti ini? Pikir mereka bertanya-tanya.

"Jangan mengharapkan Baekhyun lagi! Karna aku yang akan menjadi istrimu nanti, Ingat itu" Cerca Kyungsoo usai melepas pagutannya

"Baiklah... Baiklah" Ucap Kai seraya mengacak surai hitam namja kecil itu.

Namun tiba-tiba saja Ia mengernyit, begitu Taeyeong memanggil-manggilnya seraya mengguncang lengannya dari belakang.

"H—Hyung"

"Wae...?" Jawab Kai seraya menoleh adik kecilnya itu

"Antarkan aku, ppali-ppali"

"Antarkan kemana?Aishh jangan membuat ulah di tempat umum seperti ini Taeyeong!"

Taeyeong menggeleng kasar. Dan makin erat membekap sesuatu di tengah selangkangannya. "T—tidak! Tidak Hyung…aku ingin—

Taeyeong urung melanjutkan kalimatnya begitu melirik ke samping, rupanya banyak gadis di sisi kanan dan kirinya. Akan sangat memalukan jika Ia berkata jujur jika Ia ingin buang air kecil.

"Cepat Hyung… antarkan aku!" Rengek Taeyeong panik, dengan sebelah tangan mengguncang lengan Kai sementara tangan lainnya masih membekap erat sesuatu di tengah selangkahnya

"Tck! Antar kemana? Katakan saja di sini" Dengus Kai gusar, menyesal Ia membawa adik kecilnya kemari. Jika bukan karena permintaan Jaejong, tentu urung ia lakukan.

Taeyeong menghentak kaki gusar, Polisi itu bodoh atau memang tak peka dengan kondisi limitnya saat ini?

Dengan kalut ia mengedarkan pandangan gusar, berusaha menemukan toilet dalam gereja itu. Tapi Taeyeong buta bahasa italy, dan itu tak akan membantu apapun.

Merasa percuma, Taeyeong beralih haluan mencari seseorang yang mungkin bisa membantu.

Sehun!

Dia kakak dari kekasih Kai bukan? Sebelumnya pula, Pria itu yang mendampingi Baekhyun di altar

Tapi sial! Sehun berada di baris bersebrangan jauh dari posisinya. Dan untuk mencapai tempat Sehun … Ia harus melewati tamu undangan yang jumlahnya lebih dari 30 orang , tentu itu akan membuang banyak waktu.

Oh Shit! Ia benar-benar dalam kondisi limit saat ini.

"SEHUN HYUUUUNG!" Teriaknya lantang…. tak peduli semua mata di sisi nya memandang terkejut padanya. Tapi Sehun sepertinya tak mendengar, dan lebih menikmati bercengkerama dengan kekasihnya.

Taeyeong makin menggila,begitu merasakan air seninya sedikit keluar di ujung genitalnya. Tak ada pilihan lain! Namja manis itu berdiri….dan melompati setiap kursi di hadapannya, merangsak siapapun yang menghalangi langkah brutalnya. Bahkan tak sedikit dari tamu undangan itu yang jatuh tersungkur karenannya.

"SEHUN HYUUUUNG!" Jeritnya lagi, masih terus membekap genitalnya. Taeyeong begitu berusaha keras berjuang seorang diri

Berbagai teriakan kesal dan geram ia terima karena ulah tak sopannya itu, tapi Taeyeong tetap tak peduli. Bahkan semakin bersemangat…..menjejak kepala siapapun yang di laluinya begitu hampir berhasil mendekati Sehun

.

.

"Ini benar-benar mengesankan Hunnie" Gumam Luhan, masih dengan menatap dua mempelai di atas altar.

"Ya….dan aku berharap pernikahan kita kelak akan seperti—

"H-hyung"

Sehun tersentak hebat begitu melihat namja kecil tiba-tiba saja muncul di hadapannya dengan penampilan tak lazim.

Rambut acak-acakan, mata sembab dan… kedua tangan membekap sesuatu di tengah selangkangnya. Ada apa dengan anak itu?

"Adik kecil? Ada yang bisa kubantu untumu" Sehun yang cemas, sontak bangkit berdiri dan mendekati bocah yang belum Ia ketahui namanya.

"Pee—pee Hyung!" Isak Taeyeong seraya menghentak kaki.

Sehun membulatkan mata. "Kau ingin buang air kecil?"

Taeyeong mengangguk cepat, dan makin panik menarik tangan Sehun untuk segera mengantarnya menuju toilet. Demi menuntaskan hasratnya.

"Ppaliiii Hyu~ Aaa—AHH!" Taeyeong mendadak stagnan dalam posisinya, begitu air misterius merembas deras dari selangkangannya, hingga menggenang di lantai gereja.

Bersamaan dengannya, Kai yang memang sedari tadi mengejarnya... tampak shock sambli meremas kepalanya sendiri

"YACK! Bagaimana bisa anak sebesar dirimu. Mengompol di celana Taeyeong!" Sentak Kai kesal, seraya menyeret lengan Taeyeong untuk pergi dari ruangan tersebut, tentu Ia malu bukan main, dengan tatapan semua tamu undangan.

"Hic.."

.

.


Beberapa jam berselang, usai pernikahan itu...

Baekhyun terlihat mengerjap beberapa kali saat mematut diri di depan cermin besar dalam kamar mandi itu. Hingga tiba-tiba Ia terkikik sambli memukul-mukul dinding, begitu mengingat betapa merah wajahnya saat Chanyeol menyematkan cincin permata di jarinya. Bahkan masih terasa, bagaimana lembutnya Chanyeol kala memagut bibirnya di hadapan Ibunya, dan semua pasang mata di gereja itu.

GREB

Baekhyun reflek mengangkat wajah begitu tiba-tiba saja seseorang memeluknya dari belakang. Terlihat dari pantulan cermin itu seorang Pria tengah mengendus tengkuknya.

"Kau mandi sangat lama"

Baekhyun tersenyum sambil menggigit bibirnya sendiri. Kembali tak tau sebabnya, Ia mendadak merasa sangat malu jika bersama dengan Chanyeol.

Baekhyun beralih memutar tubuhnya menghadap Chanyeol, dan menatap Pria itu dengan malu-malu

"Why?" Tanya Chanyeol seraya menyentuh dagu Baekhyun.

Jantungnya berdebar gila...

Ia tak bernyali mengangkat kepala, tertunduk dengan senyum tertahan... berulang kali Chanyeol mencoba menaikkan dagunya, tapi ini benar-benar memalukan untuknya.

Chanyeol tertawa pelan, sedikit mendorong tubuh mungil itu hingga terhimpit di dinding... lalu membuatnya menengadah... dengan wajah bersemu merah.

"Kau semakin manis " Bisik Chanyeol kemudian.

Semakin parah…

Sedikit pujian yang terdengar, Ia rasa mampu membuat darah itu berdesir terlalu cepat

"Um..." Dengung Baekhyun seraya memainkan simpul bathrobenya.

Sebenarnya, Chanyeol memang sedikit heran dengan sikap Baekhyun yang berubah menjadi pemalu seperti ini, ini lebih terasa... dirinya yang ingin merenggut keperawanan bocah itu

"Lekas ganti bathrobemu , aku tak ingin kau jatuh sakit karna udara malam ini" Tukas Chanyeol sembari mengeringkan rambut Baekhyun dengan sebuah handuk kecil

Baekhyun mengangguk, dan begitu patuh saat Chanyeol membimbingnya…kembali ke dalam kamar keduanya.

.

.

.

"T-Terima kasih" Lirih Baekhyun tiba-tiba, membuat Pria itu mengernyit mendengarnya.

"Untuk?"

"Semua yang telah kau l-lakukan—"

Chanyeol tersenyum lembut. "Apapun untukmu Dear"

Baekhyun kembali tertunduk, berusaha menahan senyum. Ia benar-benar menyukai kalimat itu

Hingga mendadak, anak itu beralih menangkup pipi Chanyeol yang tengah duduk di ranjang . Dan…

'Chuupp'

Sebuah kecupan kecil mendarat di bibir tebalnya

Baekhyun menggigit bibirnya sendiri. "Aku akan mengganti pakaianku." Ucapnya kemudian, lalu berlari kecil mendekati almari dengan semburat merah di kedua pipinya.

Membuat Chanyeol mengerjapkan mata heran, tapi setelahnya ia terkekeh pelan. Mungkinkah… Baekhyun semakin salah tingkah dengannya?

Menggemaskan sekali... pikirnya

.

.

.

.

"Yeollie ~…..aku tak menemukan piyamaku di sini" Seru Baekhyun, masih dengan menelisik isi lemari besar itu.

Chanyeol menghentikan kegiatan membacanya, mencoba mengingat-ingat di mana Ia meletakkan piyama Baekhyun yang lain.

Seingatnya…. dirinya membawa lebih dari satu piyama namja kecil itu

"Sepertinya masih di dalam koper yang dibawa Sehun. Biar aku yang mengambilnya"

"A-Aku bisa mengambilnya sendiri" Sergah Baekhyun seraya melesat cepat ke sisi pintu, demi meraih koper miliknya.

Baekhyun terlihat antusias membuka cepat kotak besar itu, bahkan berbinar kala melihat piyama-piyama kesayangannya terlipat rapi di dalamnya.

Namun tiba-tiba saja, keningnya bertaut heran, begitu melihat beberapa benda aneh yang terselip di antara piyamanya.

"Piyamamu ada di dalamnya... bukan?"Tanya Chanyeol, seraya berjalan mendekat.

"Y—Yeollie… benda-benda apa ini?"

Chanyeol terbelalak lebar, menyadari semua benda di tangan Baekhyun. Bagaimana bisa benda-benda itu di tempat ini, dan lagi… hingga Baekhyun melihatnya.

"Kau mendapatkannya dari mana?"

Baekhyun mengerjap polos,sembari menunjuk ke dalam kopernya.

"Oh Shit!" Umpat Chanyeol lirih, tak perlu dilugaskanpun, Ia tau… Sehun yang memasukkan semua benda-benda itu ke dalam koper Baekhyun. Jika seperti ini, Ia tak yakin, bisa menahan nafsunya untuk tak menyerang Baekhyun dengan benda-benda itu. Karena sejujurnya dirinya yang maniac di sini.

Baekhyun mengernyit tak mengerti dengan perubahan raut Chanyeol. Merasa penasaran, Baekhyun beralih mengamati lekat-lekat benda di tangannya itu.

"Sex—toys" Gumam Baekhyun begitu mengeja rentetan huruf kecil yang tertera pada benda yang menurutnya sangat aneh

Baekhyun mengerjap berkali-kali, mencoba mencerna apa yang baru saja di bacanya. Hingga detik berikutnya… Ia terbelalak lebar, dan membuang cepat semua benda itu ke dalam kopernya.

Baekhyun lekas bangkit berdiri, namun detik itu pula….. tubuhnya meremang hebat, begitu menyadari tatapan tak biasa dari suaminya. Bisa Ia rasakan, firasat buruk dari tatapan tajam itu.

"A—aku akan mandi saja"

GREB

Tubuhnya tersentak, begitu sebelah tangan Chanyeol terangkat, menahan tubuhnya di dinding hotel itu.

"Kau sudah mandi" Bisik Chanyeol, seraya menaikkan sebelah tangan yang lain. Hingga benar-benar memenjarakan tubuh mungil itu di dindingnya.

"Y—Yeollie" Gagap Baekhyun, seraya menahan dada Chanyeol yang kini menghimpitnya tanpa sekat.

"Kau tak ingin melewatkan malam pertama kita bukan?" Ucap Chanyeol seraya membawa telunjuk panjangnya, menyusuri hidung mancung Baekhyun dan berakhir di bibir tipisnya.

Baekhyun makin gugup di buatnya. Baginya….. raut stoic itu benar-benar terlihat mengerikan.

Tak sekedar rasa gugup, tapi Ia benar-benar takut. tatapan itu kembali mengingatkannya, pada sosok Chanyeol kala itu

"A—aku ingin t-tidur" Paniknya lagi, mencoba mencari celah untuk melarikan diri.

"Hn….sayangnya, aku tak menginginkannya Dear"

Hanya dengan satu gerakan, Pria itu mengangkat bridal tubuh Baekhyun….. dan menghempasnya pelan ke ranjang berukuran king

.

.

Baekhyun menggeleng panik,begitu kedua tangan kokoh itu mulai membuka simpul bathrobenya secara perlahan, tubuhnya pun makin gemetar…. saat jemari panjang itu tanpa sengaja menyentuh kulitnya

Chanyeol menyipitkan mata melihat ekspresi itu, Ia menghentikan gerakan tangannya, dan beralih mencium lama kening Baekhyun.

"Mengapa kau menjadi setakut ini hn?" Tanya Chanyeol sambil mengulas senyum

"K—kau tak akan melakukannya dengan kasar bukan?"

Chanyeol terkekeh, dan membelai surai hitam Baekhyun dengan pelan. "Tentu saja tidak.." bisiknya sembari menjilat seduktif nipple Baekhyun yang mulai tersingkap.

"Nnh~" Rintih Baekhyun sambil memalingkan wajah ke kanan.

Masih dengan merangsang nipple kanan itu, Chanyeol kembali melanjutkan gerakannya… .membuka ikatan bathrobe Baekhyun, dan menyingkapnya hingga seluruh tubuh polos itu terekspose sempurna.

.

.

"Ahnn~ Ah!" Baekhyun membusungkan dada, meminta Chanyeol menghisap lebih dalam lapisan penuh titik syaraf miliknya.

"Nikmat hn?" Bisik Chanyeol di tengah-tengah jilatannya, membuat Baekhyun makin menggigil karna hembusan nafas panas itu

"Eunghh! mmh…ahnn~"

Chanyeol menyeringai tipis...

Sementara Baekhyun melenguh nikmat. Tangan kanannya perlahan menyusup ke bawah, dan membentangkan kedua kaki namja mungil itu, demi memudahkannya menjamah rektum sempitnya

Chanyeol beralih menggesek rektum itu dengan sebuah benda, sedikit menekan-nekannya. Hingga Baekhyun memekik nyeri karenanya. Ia beralih cepat memagut bibir cherry itu, dan memberinya lumatan-lumatan basah, berusaha mengalihkan konsentrasi Baekhyun

"Mmh~ Yeolliempfhh—

Pria itu kembali mengulas smirk, sadari Baekhyun benar-benar lemas karenannya. Masih dengan mencumbu bibir manis itu, Chanyeol melesakkan benda di tangannya secara perlahan… masuk ke dalam rektum panas itu. Hingga sepenuhnya terbenam jauh.

"URRMMH~ Mmh!" Baekhyun memekik tertahan, begitu merasakan sesuatu seperti dipaksa masuk ke dalam tubuhnya. Memang terasa tak terlalu besar mungkin hanya seukuran jari, tapi itu cukup menyisakan rasa perih dan tak nyaman.

"Ugh—hks.. apa yang kau masukkan? Ngh!" Tanya Baekhyun sembari memaksa bangkit, ingin melihat ke bawah. Namun Pria yang masih berpakaian lengkap itu menggeleng dan memaksanya tetap berbaring.

"K—kau tak menggunakan benda-benda itu bukan?" Baekhyun mulai membulatkan mata, panik jika dugaannya benar.

"Menurutmu apa yang kumasukkan hn?" Chanyeol sedikit menyeringai, dan menatap mata cokelat itu lebih lekat.

Baekhyun mengerjap, berusaha menerka apa yang menusuk rektumnya. Benda itu tak terlalu besar…. sudah pasti itu bukan sex toys yang beberapa saat lalu di pegangnya

"J—jarimu?"

Chanyeol terkekeh. "Benarkah jariku?...bagaimana jika seperti ini?"

Kedua mata bulatnya kembali mengerjap cepat, begitu Chanyeol menunjukkan sebuah remote kecil berkabel di tangannya. Menunggu dengan takut.. benda dingin yang sedari tadi menyentuh ujung genital dan rektumnya

"Itu ap—

Hingga...

'KLIK'

"AH! A—AHHHHTTTT! Henti—kannn!"

.

.

.

.

.

.

.

ToBeCont...

.

.

.

.

Next Chapt

"Bagaimana bisa kau belum terpuaskan dengan semua ini? Like a slutty Baekkie"

.

.

.

Ia berhenti berjalan, dan berpegang pada dinding

"Y—Yeollie hks! Arght!" erang Baekhyun seraya memeluk perut bawahnya

Pria itu terhenyak, mendengar Baekhyun tiba-tiba merintih kesakitan... dan begitu menoleh ke belakan, Ia benar-benar terperanjat bukan main... melihat air mengalir deras dari sela-sela paha Baekhyun

"Baekhyun.."

.

.

.


Yohoooooo gua apdet hahahahahaha

Chanyeol Baekhyun uda nikah.. sesuai permintaan

Sekarang giliran kasih review...

Kang Ketik juga butuh asupan

.

.

.

Jikalau Chapter ini tembus 150 Review

Gua langsung update Chapter selanjutnya

.

.

Jangan lupa Follow IG

gloomy_rosemary

.

.

.

List FF:

- Take Care Of My Boyfriend (Chapter terbaru sudah update)

- Love of Fallen Leaves Season 2

- Blood on A White Rose

- Love Sick

- Heart Attack!

- Silent Regrets

Satu dari FF ini akan segera tamat

...

Ditunggu Reviewnya ok!

To:

neniFanadicky, chanbaek92, buny puppy, byunnami, Marshsamallow614 , khakikira , ctbisreal, RurohFujoCbHs, hulas99, fintowikson, Lussia Archery , kimkad , YaharS , Aisyah1, LyWoo, Byun soo byung, Yana Sehunn, baekkachu09 , Poppy20 , baekxylem , selepy , byunnami , Lusianabaconcy0461, bbhunyue, chanbaekis , mawar biru, love Elan , thevEXO, WinterJun09, tkxcxmrhmh , mii-chan07 , vryeol , Dodio347, baekby aeri04 , ChanBaekGAY , EyiLy , metroxylon, Fiyaa04, baby baek , Deliscius, Wahidah Putri Utami , chalienBee04, xiluhan74 , cbforever00, Yeolliebee , PinkuBlue614 , rimaa , kimi2266, YaharS , baekchann18, Avisyell756 , AuliyaRchy , byunlovely, ruukochan137, veraparkhyun , park chan2 , baeeki6104, chanbaek1597, byunlovely , bbhunyue, kkaiii, Hyo luv ChanBaek, Siapa Hayo, myliveyou, LightPhoenix614, Chanbaeknaena, Asandra735 , tyas 614, AnggunBBH06, AmyGAHF, Merina, dwi yuliantipcy , Shengmin137, kitukie, shereen park, yiamff , jempolnya pcy , Hyera832, Riinnchan, Ricon65 , BambiLuhan , Byunexo, SMLming , babyyh , chayeonlee , Sitachaan, Ziiwandha, hananachan, bbyLyi , hosh10 , hunhanshin, Loey761,dan all Guest (Sorry tdk semua)

Thankyou!

And Love u All!