My Cute Boy

Chapter 1

.


Summary :

"Menjauh dariku, bodoh!" -Chanyeol.

"Bagaimana aku bisa menjauh kalau Chanyeol saja selalu memanggil namaku dengan mendesah sexy." -Baekhyun.

.


Happy Reading

.

.

.

.

Harusnya Chanyeol tahu bahwa apapun yang berhubungan dengan Baekhyun adalah kesialan.

Harusnya Chanyeol menyadari kalau semua yang ada pada diri Baekhyun adalah mimpi buruk.

Termasuk saat berada di dekat anak itu, hidupnya tak akan pernah aman.

Harusnya Chanyeol tahu.

Tapi, sekali lagi, Chanyeol melupakan itu.

Dan lihat apa yang terjadi pada dirinya.

"AKH... Sakit! Eomma! Lepasshhh..."

Nyonya Park dengan emosi level akut menjewer telinga lebar milik Chanyeol kuat. Anaknya itu benar-benar. Sudah berulang kali Nyonya Park menasehati anak lelakinya itu untuk tak mengajari Baekhyun hal-hal yang berbau porno, tapi tetap tak dihiraukan. Sudah berulang kali juga Nyonya Park memarahi anaknya, memotong uang jajannya, serta memukulnya, tapi itu semua tak berlaku.

"Eomma, Lepas. Kumohon?!"

Nyonya Park menghela nafas, masih dengan wajah kesal wanita paruh baya itu melepaskan jewerannya pada telinga Chanyeol. Membuat anaknya meringis sakit, seraya mengusap telinganya yang memerah.

"Kau, apa lagi yang akan-"

"Itu bukan salahku. Bocah keparat itu yang tiba-tiba menduduki dan melucuti celanaku." Potongnya cepat. Wajahnya memelas.

"Kau yang bocah keparat, Chanyeol." Geram Nyonya Park. Wanita tua itu menarik nafas dalam lalu menatap anaknya lekat. "Kali ini Eomma dengan sangat memintamu untuk menjaga Baekhyun. Byun Soyou dan Byun Jinki harus berangkat ke Paris selama seminggu ke depan. Jadi, selama kedua orang tuanya pergi kau harus menjaga Baekhyun, apapun yang terjadi. Baekhyun akan menginap bersamamu. Ingat! Eomma mengawasimu, Park Kecil."

"APA?"

.

.

Sejak menginjakkan kaki di rumahnya beberapa menit yang lalu, Baekhyun dibuat bingung oleh Nyonya Byun. Wanita itu sedari tadi berjalan mondar mandir ke sana kemari, sibuk memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam dua koper besar. Juga beberapa alat make up dan sepasang berlian.

"Eomma, untuk apa semua pakaian itu?"

Nyonya Byun yang baru selesai berkemas, menghampiri anaknya yang duduk di ranjang. Tangannya membelai surai blonde anak kesayangannya seraya menatapnya sendu.

"Maafkan Eomma, Baek?! Eomma harus berangkat ke Paris bersama Appa. Appa-mu dan Eomma harus menghadiri pesta pembukaan cabang baru perusahaan teman Appa yang nanti akan menjadi rekan bisnis Appa-mu. Dan itu tak bisa ditinggalkan, sayang."

Baekhyun menatap Nyonya Byun tersenyum. "Aku tak apa, Eomma. Kalian bisa pergi. Aku akan baik-baik saja."

"Eomma sudah menitipkanmu pada Nyonya Park, sayang. Kau akan tinggal bersama mereka selama Eomma dan Appa pergi. Kau jangan nakal, dan jangan mengerjai Chanyeol lagi. mengerti?"

"Aku janji."

Nyonya Byun memeluk anaknya erat yang dibalas Baekhyun tak kalah erat. Ini adalah pertama kalinya Nyonya Byun akan meninggalkan anaknya dalam waktu yang lama. Tapi mengingat anaknya yang akan tinggal bersama keluarga Park, sedikit banyaknya membuat wanita itu lega.

.

.

Langit sudah menggelap sejak dua jam yang lalu. Matahari telah digantikan dengan sang rembulan. Keluarga Park baru saja selesai makan malam.

Seperti sebuah kebiasaan yang dijunjung tinggi, baik Baekhyun maupun Chanyeol sudah kembali ke kamar mereka –tepatnya kamar Chanyeol. Kedua anak adam itu sedang bergelut dengan buku di tangan masing-masing. Chanyeol sedang menghafal beberapa materi untuk ujian biologi besok, sedangkan Baekhyun asik dengan komiknya.

"Hah... Membosankan." Ujar yang lebih muda lirih. Komiknya dilempar begitu saja, lalu berjalan mendekati Chanyeol yang duduk di atas ranjang king size miliknya.

"Chanyeol." Panggilnya sambil bergelayut manja. "Aku bosan, ayo kita main game." Ajaknya dengan mata yang berkedip lucu.

"Main saja sendiri."

Merasa diacuhkan Baekhyun tak menyerah. Ia berbaring lalu meletakkan kepalanya di antara kedua kaki Chanyeol yang duduk bersila. Membuat wajah keduanya langsung berhadapan.

Chanyeol yang sedang membaca buku terpaksa mengalihkan atensinya pada bocah tengik yang menatapnya sambil tersenyum manis itu. Membuatnya mendesah pelan.

"Minggir." Perintahnya. Bukannya takut mendengar perkataan Chanyeol yang dingin, Baekhyun malah menggeleng, lalu mengusak hidungnya pada paha Chanyeol yang sedikit terekspos. Rasa geli seketika menjalari tubuh bongsornya.

"Aku bosan." Keukeuh-nya.

"Aku tak peduli."

"Ish, Chanyeol jahat."

Baekhyun tiba-tiba duduk, membuat Chanyeol yang terkejut langsung tersandar pada kepala ranjang, dan buku yang semula berada di tangan kanan, kini terlempar dekat meja belajar. Tak sampai di situ, Chanyeol semakin terkejut saat dengan cepat Baekhyun duduk di pangkuannya dengan bersidekap dada. Baekhyun merajuk dengan bibir dipoutkan lucu.

Membuat bocah cantik itu terlihat menggemaskan.

Chanyeol?

Jangan ditanya. Lelaki itu mendesah pasrah sebelum akhirnya mendorong Baekhyun menjauh dari pangkuannya. Menghasilkan pekikan lucu dari bibir tipis yang lebih muda.

Baekhyun turun dari ranjang, meraih buku biologi Chanyeol kemudian menyimpannya dalam kaos kebesarannya. Setelahnya Baekhyun berlalu ke tempat di mana ia akan mengarungi mimpi. Membawa serta buku biologi Chanyeol.

Sementara Chanyeol yang melihat Baekhyun mengambil bukunya, menarik selimut kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang, setelah mengumpati bocah iblis itu.

.

.

Baekhyun kembali ke tenda, di mana ranjangnya berada. Mendudukkan dirinya kasar. Kentara sekali kalau dirinya tengah kesal.

Baekhyun meraih ponsel pintarnya yang terletak di kepala ranjang, membuka galery foto dengan folder yang diberi nama Bee. Matanya menelitik satu persatu foto yang menurutnya sexy. Dan pilihannya jatuh pada foto dirinya yang hanya menggunakan kemeja biru dengan corak garis putih sedang duduk dengan kaki yang dilipat, mempertontonkan pahanya yang mulus. Tak lupa tangannya yang digunakan untuk menutupi selangkangannya.

Baekhyun tersenyum begitu licik sebelum mengirim foto itu pada seseorang. Lengkap dengan caption yang bertuliskan 'Fuck me, Daddy.'

"Rasakan bodoh."

.

.

"Shhh... aahhh..."

Chanyeol tak tahu sudah berapa kali ia klimaks sejak permainan mereka di mulai dua jam yang lalu di atas sofa singel yang berada di kamarnya. Kejantanannya kembali menggembung saat lelaki mungil yang berada di atasnya dengan sengaja mengetatkan lubangnya. Menjepit kejantanannya dengan rasa nikmat yang memuaskan bagi Chanyeol. Hingga setelah beberapa tusukan terakhir, kejantanannya menyemburkan cairan hangatnya di dalam lubang ketat itu.

Masih dengan mengatur nafas yang menderu cepat, Chanyeol membalik tubuh lelaki mungil itu yang semula menghadap padanya menjadi membelakangi dirinya. Menyandarkan kepala si mungil di dada bidangnya, dengan tangan kiri mengelus mesra dada lelaki mungil dan tangan kanan yang mulai mengurut kejantanan si mungil. Bibirnya sudah lebih dulu bermain dengan telinga si mungil, mengulum serta menjilat sensual leher jenjang nan mulus itu.

Chanyeol tahu kalau lelaki itu juga akan segera menjemput klimaksnya. Jadi, dengan sengaja Chanyeol menaikkan tempo kocokannya.

Alunan desahan si mungil menggema begitu sexy di telinga Chanyeol, yang justru membuatnya semakin semangat hingga tak lama si mungil mengerang keras seraya mengeluarkan cairan hangatnya.

"Ahahhh..."

Dengan sayang Chanyeol mengubah posisi mereka. Kini si mungil telah berada dalam dekapannya dengan tangan kiri dijadikan sebagai bantal. Sementara kaki lelaki itu diayunkan di sisi kanan Chanyeol, menjuntai indah di pinggiran sofa.

Chanyeol memandang penuh puja pada wajah cantik di depannya yang masih mengatur nafas, kemudian mengecup lama kening si mungil. "Tidurlah." Tangannya terangkat, menuntun si mungil untuk memeluk dirinya.

"Aku cinta Chanyeol." Ujar si mungil sambil mencium lembut nipel kiri Chanyeol sebelum memejamkan matanya.

.

.

"Uhmm..."

Chanyeol bergerak gelisah dalam tidurnya. Kedua matanya tertutup tapi bibirnya bersuara lirih. Terdengar seperti menggeram. Ia merasakan tubuh bagian depannya di sentuh dengan sensual oleh jemari lentik seseorang. Begitu nikmat hingga kemudian-

"Morning, Chanyeol." Sapa Baekhyun sambil tersenyum cantik, berbaring telungkup di samping kanan Chanyeol dengan kedua tangan di bawah dagu. Sedangkan kakinya digoyangkan ke kiri dan ke kanan.

-Matanya melotot begitu tau yang menyentuhnya adalah si bocah iblis.

"Apa-apaan kau?" Pekiknya tak terima. "Menjauh dariku, bodoh." Umpatnya seraya menatap tajam Baekhyun.

"Bagaimana aku bisa menjauh kalau Chanyeol selalu memanggil namaku dengan mendesah sexy." Ujarnya polos. Matanya berkedip lucu menatap Chanyeol yang cengo.

Jadi, barusan Chanyeol bermimpi tentang Baekhyun serta memanggil nama bocah itu dengan mendesah sexy? Parahnya lagi, bocah iblis itu mendengar semuanya?

Sial.

Chanyeol mengusap kasar wajahnya. Ia bangkit hendak mendorong Baekhyun menjauh. Tapi pergerakannya terhenti begitu melihat bocah iblis itu.

Bagaimana tidak?

Entah sadar atau tidak, Baekhyun yang berada di sampingnya tengah berbaring telungkup dengan tangan berada dibawah dagu. Kedua kakinya digoyangkan ke depan dan belakang. Dan yang membuat Chanyeol menegang adalah kemeja biru dengan garis putih yang dipakai Baekhyun tanpa sehelai benang menutup area bawahnya. Hingga mempertontonkan dengan jelas di mata Chanyeol bagaimana bokong sintal Baekhyun yang sangat putih dan mulus bergerak seperti baru saja di tampar.

Chanyeol menelan ludah susah payah.

Seketika tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya. Pikirannya telah melayang jauh. Memikirkan bagaimana rasanya jika bokong sintal Baekhyun disentuh olehnya. Untuk beberapa detik, Chanyeol hanyut dalam khayalannya.

"Chanyeol?" Panggil Baekhyun lembut.

Tersadar, Chanyeol menurunkan tatapannya. Sekali lagi Chanyeol menelan ludah susah payah.

Mata bulatnyanya tak berkedip melihat Baekhyun yang tengah menatapnya dengan begitu menggemaskan. Poninya yang panjang sedikit menutupi mata sipitnya, hidung bangirnya kembang kempis –kesal dengan Chanyeol yang tiba-tiba diam, dan bibir yang mengerucut.

Ya Tuhan, Chanyeol dilema dengan tingkah menggemaskan Baekhyun.

'Ughh... Dasar bocah iblis sialan' –makinya membatin.

Saat tersadar sepenuhnya, Chanyeol bangkit, menyibak selimutnya kasar lalu berjalan dengan kaki yang dihentak kuat menuju kamar mandi -dengan celana yang sudah menggembung. Meninggalkan Baekhyun yang terkikik geli. Ikut gemas melihat kesayangannya.

.

.

.

.

.

"To Be Continue-"

Cuma berharap semoga qelyan suka sama Sequelnya (¬‿¬)

Makasih banget buat kalian yang dengan semangat meminta ff Milky Lover untuk dilanjut.

Follow ig : chanyoungg _ _

Sarangeeeekkkk

Review ?