[ WARNING! Lemon;smut;toys;daddykink inside ]

Summary : Baekhyun sangat menyukai mata pelajaran biologi. Dan baekhyun mendapatkan banyak pelajaran 'istimewa' dari seorang guru biologi baru di sekolahnya, Park chanyeol [ chanbaek and others; Maturecontent; 21 ]

Prev chapter

"Oke. Harap tenang— nama saya Park Chanyeol. Saya seorang guru biologi baru di sekolah ini dan kebetulan saya akan mengajar untuk siswa tingkat dua. Jadi, di beberapa waktu kalian akan bertemu lagi dengan saya sesuai dengan jadwal yang di tetaplan. Ada yang ingin bertanya?" Chanyeol mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kelas— siapa tau mendapati salah satu murid yang ingin bertanya.

—Dan chanyeol memicingkan matanya, bukan mencoba memfokuskan pandangannya pada murid yang ingin bertanya. Melainkan pada dua orang pria yang sedang tidur dengan sangat nyenyak diatas mejanya tanpa merasa terusik dengan suara gaduh yang memenuhi kelas

Menggemaskan.

CHANYEOLOGY

.

.

.

.

.

Dua orang pria nampak sedang tidur siang—dengan kepala diletakkan diatas meja dan kedua tangan dilipat sebagai bantalan. Sangat nyenyak dan nyaman.

Keduanya sepertinya tenggelam terlalu dalam di dunia mimpi. Hmm. Mungkin Baekhyun—salah satu dari dua pria yang sedang tertidur—sedang bermimpi menjadi seorang putri kerajaan yang hidup serba enak, lalu menikah dengan seorang pangeran tampan, dan hidup bahagia selamanya.

Astaga Byun Baekhyun—tidak sadarkah kau ada seseorang dengan perawakan bak pangeran sedang melangkah kearahmu?

Bangun, Baekhyun. Bangun.

Well, kenyataannya Baekhyun dan pria yang satunya—Jongin. Tetap saja tertidur tanpa tau kini seluruh pasang mata penghuni kelas menatap kearah mereka. Dan hal yang paling utama adalah—kini seorang Park Chanyeol sudah berjongkok untuk menyamakan tingginya dan memudahkannya untuk mencubit pipi kedua pria menggemaskan ini bergantian.

Pinch.

"Ah! Eng— siapa yang mencubitku?"

Pinch.

"Agh- sakit!"

—Sudah bisa ditebak bukan dua suara yang saling bersautan itu milik siapa? Rasa nyeri di pipi yang datang secara tiba-tiba membuat Baekhyun dan Jongin terpaksa membuka mata dan terbangun dari tidurnya. Baekhyun dan Jongin sama-sama meringis sembari mengusapi pipinya yang baru saja dicubit dan Chanyeol—sudah kembali pada posisinya, berdiri tegap bak model di depan kelas.

Chanyeol hanya tertawa dalam hati melihat tingkah dua pria—yang tidak dia ketahui namanya—dan baru saja menjadi korban keisengannya. Sebenarnya, bukan iseng. Hanya saja, Chanyeol tidak tega untuk memarahi keduanya dan mungkin sebuah refleks akan rasa gemasnya.

Baekhyun melirik kearah Jongin yang sepertinya juga baru saja merasakan hal yang sama dengannya. Oh. Tadinya, dia pikir Jongin yang mencubit pipinya. Secara, kawan hitamnya itu kan jahil sekali. Lantas kalau bukan Jongin, lalu siapa?

Sadar bahwa ada hal mengganjal yang terjadi di kelas ini. Baekhyun mengedarkan padangannya kearah seluruh kelas dan pandangannya terhenti pada seorang pria yang sedang berdiri di depan kelas. Tunggu, seorang pria?

—matanya yang sudah sipit semakin menyipit, mencoba memfokuskan pandangannya pada sosok misterius yang ada di depan kelasnya.

Goddamn.

Baekhyun membelalak, mata sipitnya mendadak melebar dan bibir mungilnya kini sedikit terbuka—respon atas rasa kagetnya.

"Tampan sekali—" sebuah pujian yang ditunjukkan pada pria yang kini sedang berdiri di depan kelasnya lolos begitu saja dari bibirnya.

Hening.

Seluruh pasang mata kini telak menatap Baekhyun dengan tatapan—

"Kau baru saja melakukan kesalahan besar, bung"

Hening.

"Mpfft—" sebuah suara seperti seseorang yang sedang menahan tawa tiba-tiba memenuhi seisi kelas 11-D, refleks seluruh siswa—tidak terkecuali Baekhyun dan Jongin—menoleh kearah sumber suara dan mendapati sang guru sedang menahan tawa hingga wajahnya memerah sampai ke telinga.

Apa yang lucu?

Seluruh siswa mulai mengernyitkan alisnya. Heran. Apa yang terjadi pada guru baru itu?

Chanyeol kelepasan, sungguh. Melihat ekspresi kagum dari sang murid saat memujinya membuat tawanya ingin meledak. Lucu dan menggemaskan sekali—Chanyeol jadi ingin menggigit pipi tembamnya. Bagaimana bisa kau berfikiran seperti itu, Chanyeol?

Well, sepertinya semua orang akan berfikiran seperti itu jika di hadapkan dengan Baekhyun.

"Ekhm!" Chanyeol berdehem. Mencoba mendapatkan kembali Image-nya. Seluruh penghuni kelas kini kembali memperhatikannya. Menunggu penjelasan.

Sadar akan makna tatapan yang ditunjukkan untuknya—Chanyeol tersenyum tipis.

"Tingkah kalian sangat menggemaskan, saya tidak dapat menahannya. Kalian benar-benar kelihatan innocent"—alibi.

Padahal, hanya satu orang murid saja yang membuatnya gemas.

Serentak seisi kelas tertawa mendengar penuturan sang guru. Oh, jadi seperti itu. Dan kini mulai banyak para para murid—khusunya para siswi yang mencoba mendapatkan perhatian Chanyeol setelah merasa bahwa—dirinya menggemaskan dimata Chanyeol.

"Saem, berapa umurmu?"

"Chanyeol saem, apa sudah menikah?"

"Chanyeol saem, bisakah aku mendapatkan nomor telfonmu?"

Dasar genit.

Sedangkan Baekhyun dan Jongin hanya mendelik geli dengan tingkah para siswi. Dasar wanita, untung saja mereka semua cantik.

Beberapa menit berlalu dan acara fanmeet dengan Chanyeol saem akhirnya berakhir. Meninggalkan Chanyeol yang kini wajahnya tampak risih, berbanding terbalik dengan para siswi yang berhasil mendapatkan informasi tentang sang guru tampan.

"Oke, semuanya— sepertinya sudah cukup lama saya menemani kalian untuk mengisi jam pertama. Well, kelas pertama kalian dengan saya ada pada hari rabu. Jadi, sampai jumpa pada hari rabu. Senang bertemu dengan kalian"

—sesaat setelah Chanyeol keluar kelas, suara pekikan dari para wanita maupun para pria yang berstatus sebagai uke kini memenuhi kelas. Fans baru Chanyeol saem.

"Jongin?" Baekhyun menoleh pada Jongin yang sepertinya hampir terlelap lagi. Dasar tukang tidur.

Tidak ada respon.

"Jongin!" Akhirnya Baekhyun memukul bahu Jongin dengan kuat. Membuat Jongin kembali ke alam sadarnya. Dan berhasil.

"Huh?" Jongin hanya menjawab seadanya saja. Dia masih mengantuk.

"Mau pipis—"

Hening.

"Jongin, aku mau pipis. Aku sudah tidak tahan. Ayo pipis, temani aku. Jongin, ayo!" Baekhyun menarik-narik lengan kanan Jongin agar terbangun dari duduknya. Kenapa Jongin berat sekali?

"Oke—aku akan menemanimu. Tapi, dengan satu syarat"

"Apa? Jongin, cepatlah. Bagaimana kalau aku mengompol?" Baekhyun mulai resah karena sepertinya dia bisa mengompol kapan saja kalau Jongin terus mengulur waktu begini.

"Cium pipiku"

"Jong, kau bercanda—"

"Yasudah, tidak jadi kutemani" Jongin menggedikan bahunya cuek, baru saja ia ingin kembali duduk—

Cup!

"Sudah, ayo pipis!" Baekhyun mencubit lengan jongin sembari mendengus kesal sebelum berlari kecil keluar kelas menuju kamar mandi. Sedangkan Jongin—baru saja bangkit dari posisi duduknya sembari mengusap pipi kanannya yang baru saja dikecup oleh kawannya. Lumayan, pikir Jongin.

—Jongin mendengus kesal, si bawel Byun itu belum juga keluar dari kamar mandi sejak 15 menit yang lalu. Apa yang sedang dilakukan pria mungil itu di dalam kamar mandi? Menonton serial drama, huh?

Jongin bukanlah tipe orang yang sabar, jadi menunggu 15 menit saja baginya sudah cukup menyiksa jiwa—Berlebihan .Dan Jongin tidak tahan kalau hanya harus berdiri tegak sembari menunggu si Byun itu. Akhirnya, Jongin memutuskan untuk keluar dari kamar mandi khusus pria. Dan menunggu Baekhyun di luar saja.

Jadilah disini Jongin sekarang. Duduk di lantai koridor sekolah—dekat dengan kamar mandi. Lalu, membuka ponselnya dan mulai tenggelam dalam permainan rpg di ponselnya. Seperti gelandangan. Jongin seakan-akan lupa pada Baekhyun yang sampai sekarang belum juga keluar dari kamar mandi. Ini salah satu dampak buruk dari bermain game, kawan.

Meanwhile Baekhyun.

"Tisu, dimana tisu?" Baekhyun sudah berada di dalam kamar mandi selama kurang lebih 20 menit. Dan—hal yang ia lalukan hanya mencari tisu toilet. Baekhyun baru saja membuang air kecil, dan Baekhyun akan terus merasa risih jika tidak menggunakan tisu untuk—ah sudahlah, kalian pasti mengerti.

—tch, seperti wanita.

Well, Baekhyun memang seperti itu. Sangat menjaga kebersihan. Tapi, pada beberapa waktu dia bisa menjadi orang yang sangat jorok. Dasar aneh. Baekhyun terbiasa mengelap weewee-nya sesudah membuang air kecil, sejak dulu. Eommanya bilang, nanti kalau dia tidak mengelap weewee-nya maka bakteri jahat akan masuk dan, dan—oke, itu hanyalah hasutan seorang ibu agar bayi kecilnya terbiasa hidup bersih.

Baekhyun sudah mencari dari satu bilik ke bilik yang lain untuk mendapatkan tisu toilet. Namun, nihil. Tidak ada sedikitpun bahkan selembar, sialan. Baekhyun akan memprotes kepada pengurus toilet setelah ini, Memangnya dia pikir anak laki-laki tidak butuh tisu?

Sebenarnya, dia bisa saja meminta kepada Jongin untuk membelikannya tisu. Tapi, rasanya malu sekali mengatakkannya—sudah seperti anak gadis yang datang bulan secara mendadak lalu meminta kekasihnya untuk membelikannya pembalut, mpfh.

Jadilah disini Baekhyun sekarang, pasrah. Baekhyun sedang berdiri di depan cermin kamar mandi untuk membuat sugesti dalam otaknya bahwa weewee-nya tidak akan terserang bakteri apabila ia tidak menggunakan tisu. Mama Byun, sepertinya nasihatmu terus diingat oleh putra sulungmu ini.

"Baiklah, aku tidak apa-apa tanpa tisu" Baekhyun menahan nafasnya, mencoba memantapkan keputusannya untuk tidak menggunakan tisu untuk mengelap penisnya kali ini. Ya, hanya kali ini.

CKLEK!

—Baru saja baekhyun ingin melangkah kearah pintu, sudah ada seseorang yang lebih dulu membuka pintu dan itu membuatnya terkejut.

"Oh? Baekhyun?" Seorang pria tinggi dengan mata tajamnya yang kini menyorot kearah Baekhyun baru saja muncul.

"Eh? Se—hun?"

'Kupikir siapa" gumam Baekhyun.

"Sedang apa? Merias wajahmu?" Sehun tersenyum mengejek pada Baekhyun. Yah, dia memang seperti itu. For your information, dia kawannya Jongin. Jadi, wajar saja sikap menyebalkannya sama dengan kawan hitamnya.

"Memangnya kau pikir aku sedang apa jika berada di toilet?" Baekhyun mendelik kearah Sehun.

"Ehm. Beronani?" Sehun tersenyum aneh—menyeringai—kearah Baekhyun.

"Menjijikan! Aku tidak pernah beronan—"

CKLEK!

—Baekhyun dan Sehun menoleh bersamaan.

Deg.

Dan Baekhyun benar-benar dibuat kaget kali ini. Guru tampan yang tadi baru saja masuk ke kelasnya kini berdiri di hadapannya dan Sehun. Mata lebarnya kini menatap dirinya dan Sehun dengan tatapan heran.

"Aku baru saja tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Apa salah satu dari kalian baru saja beronani?"

Baru saja Baekhyun ingin bersuara, tapi—

"Baekhyun baru saja beronani, saem" Sehun menunjuk Baekhyun dengan wajah yang sengaja dibuat jijik agar kebohongannya nampak nyata dimata sang guru.

Shit. Terkutuklah kau Oh Sehun dan mulutmu itu.

Kemudian sang guru—Chanyeol—menatap Baekhyun dengan alis bertaut lalu tersenyum penuh makna.

"Pukul dua belas siang nanti, datanglah ke ruanganku. Kau perlu memberikan pertanggung jawaban atas apa yang telah kau lakukan, Baekhyun—"

Dan Chanyeol baru saja mengusap puncak kepala Baekhyun. Sekali lagi, mengusap puncak kepalanya.

Goddamn. Mimpi buruk apa sebenarnya ini?

--

TO BE CONTINUED

Pojok author,

hayolohh baekhyun mau diapain itu sama chanyeol? sehun kejam banget ya ngefitnah baekhyun yang polos gitu yang enggak enggak(?) btw itu tbc nya minta di smackdown ya? wkwk. Oke, salam cinta dari author buat yang udah review sama follow ff amatiran ini. luv luv