Uchiha family has a secret ...
One of their own have a promises with rogue vampir.
Uchiha Sasuke adalah seorang Vampire-Hunter, dia bersumpah akan membunuh semua Vampie Rogue yang telah membantai semua keluarganya dan menyebabkan dia menjadi Vampire Half-Blood, Namun suatu hari pertemuanya dengan seorang gadis yang membuat tubuhnya hilang kendali dan menjeratnya dalam ciuman menggairahkan namun membuatnya berada di ambang keputusasaan, tetap menjadi Hunter dan gadis itu-Soulmatenya-akan dalam bahaya atau menjalani hidup seperti manusia normal dan melupakan balas dendamnya?
Once hunter always a hunter.
Liiga A. Chavali presents
THE RENEGADE HUNTER
a Naruto Vampire fanfiction
Warnings!
AU, OOC, Typo, M for Theme and Lime, DLDR!
Not for children!
Standar Disclaimer Applied!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter one
Sasuke masuk ke dalam hutan dan mendekat ke pohon kecil, bau rogue masih tertinggal disana, dia yakin rogue itu pergi sesaat sebelum dia kesini, rogue itu pintar tebak Sasuke. Kemungkinan itu membuatnya berbalik ke jalan yang dia lalui sebelum ini, tapi Sasuke benar-benar yakin dia tidak mungkin kehilangan rogue itu, pohon itu hanya berjarak 10 kaki dari tempatnya dan dia bergerak sangat pelan mendekati rogue itu, mata tajamnya mengawasi setiap gerakan rogue itu dan dalam sekejap rogue itu menghilang, tapi itu tidak merubah apapun, dia tetap kehilangan jejak rogue itu.
.
.
.
.
.
Sasuke merasakan getaran kecil disakunya dan melihat layarnya. Kedipan kecil dilayar itu adalah sinyal dari mobil SUV miliknya yang ia tinggalkan di tepi hutan ini. Sasuke kembali memasukan alat itu kedalam sakunya dan kembali ke mobil SUV, itu jalan terbaik untuk saat ini menurutnya.
.
.
.
.
.
.
.
Ini tidak mungkin, pikir Sasuke. Rogue itu ada disini, ini daerah para wisatawan biasa menginap, dia yakin penjagaan pintu masuk vila itu sangat ketat melebihi penjara bawah tanah sekalipun, dan disana juga ada stasiun untuk para polisi hunter. Sasuke benar-benar tidak percaya itu, Rogue itu berhasil menembus penjagaan para polisi hunter. Dia harus menghubungi Naruto sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Oi karin .." panggil Sakura
"What?" Karin menurunkan gelas wine-nya dan menatap Sakura.
"More arrivals .." Sakura menunjuk pintu masuk dimana tunangan sepupunya itu datang bersama temanya, Juugo.
"Oh sui! I missed you so much baby!" Karin mengalungkan tanganya ke leher Suigetsu, dia berniat menciumnya andai saja suara Sakura tidak mengganggunya, "Please stop it Karin! Aku tidak ingin menonton opera sabun saat ini!" Sakura memutar matanya bosan, Selalu seperti ini jika sepupunya bertemu dengan tunangan-nya dia tidak mengenal tempat untuk bermesraan, dan itu membuatnya mual.
"Karin tolong pegang ini sebentar .." Sakura menyerahkan gelas Wine-nya pada Karin, dia butuh toilet sekarang.
"Where are you going dear?" Karin menerima gelas sakura dan bertanya kemana dia akan pergi, "Toilet .." sahut Sakura
"Oh come on nikmati pesta ini dear, apakah kau tidak tertarik sama sekali dengan para pria di pesta ini? Atau mungkin kau lesbian?" Sakura memutar matanya jengah, dia bosan dengan pertanyaan yang diberikan karin, dia bukan lesbian hanya saja dia malas menjalin sebuah hubungan, baginya semua pria itu brengsek, terkecuali ayahnya. "Aku benar-benar membutuhkan toilet sekarang karin, wine itu membuat perutku mual dan satu lagi, aku bukan lesbian, ingat itu!" Sakura memutar tubuhnya meninggalkan aula pesta itu dengan kesal dan mendengar gelak tawa keluar dari mulut Karin.
.
.
.
.
.
.
Sakura berjalan mengitari vila milik Suigetsu, dia tidak ingin kembali ke dalam, pesta itu membuat kepalanya pusing, jadilah dia disini sekarang. Dia sama sekali tidak khawatir dengan binatang atau seseorang yang akan menyerangnya disini, dia bukan gadis penakut dan dia sama sekali tidak percaya dengan hal mistis apalagi Vampire, baginya itu hanya omong kosong.
Helaan panjang lolos dari mulutnya saat dia berjalan keluar villa tanpa ketahuan oleh siapapun. Sakura membuka pintu disampingnya dan melihat sekitar, dia dan karin datang kesini sore tadi lebih cepat beberapa jam saat matahari belum tenggelam. Halaman belakang villa ini sangat luas dan menenangkan, pemandangan sangat indah dengan pepohonan yang melambai lembut tertiup angin.
Tapi semua terasa menyeramkan sekarang, Sakura mulai khawatir. Pemandangan pedesaan saat siang berubah menjadi mencekam saat malam, dan itu semua cukup untuk membuat semua orang ketakutan dan memilih untuk kembali ke dalam villa, tapi Sakura tidak.
Sakura menghirup nafas dalam dan mulai melangkah keluar. Dia ingin berjalan sebentar dan mencari udara segar sebelum kembali ke dalam dan berhadapan dengan para pria aneh dipesta ini. Sakura lebih suka lari dari tempat ini dan kembali ke apartemennya untuk bermalas-malasan, tapi disinilah dia bersama karin, memaksanya untuk menemaninya dipesta malam ini. Sekarang Sakura menyesal dia tidak membawa mobil sendiri. Jika dia kembali lebih cepat, Sasori pasti akan menanyai banyak hal padanya, bertanya apa yang salah dan kenapa dia tidak berada dipesta lebih lama. Sakura tidak ingin menyakiti karin dengan mengatakan itu adalah pesta yang sangat membosankan yang pernah dia datangi.
Sial, bekerja di bar saat malam lebih menarik daripada berada dipesta ini, Sakura berguman. Orang yang berbicara padanya dan karin hanyalah Juugo dan Suigetsu, selebihnya hanyalah orang aneh yang mencoba menarik perhatiannya dengan cara klasik. Beberapa udara segar dan keheningan yang dia butuhkan saat ini, dan jika dia keluar sekarang, ini adalah tempat terbaik untuk melakukannya. Menyeramkan atau tidak, dengan semua para penjaga, dia benar-benar merasa aman disini daripada didalam, Sakura melangkah keluar menyebrangi halaman rumput.
Dia baru saja mengambil beberapa langkah saat melihat Gaara sedang bertugas digerbang malam ini. Gaara bilang dia akan menjadi sukarelawan untuk tugas itu saat mendengar dia dan karin akan datang dipesta ini.
Mungkin jika dia berjalan mendekat gerbang dimana Gaara bertugas dan melihatnya bosan atau menginginkan sesuatu fikirnya. Sakura mendekat ke arah gaara. Dia menyukai pria itu, bukan dalam type kiss-me-youfool. Sakura akui gara sangat tampan, tapi sungguh dia sama sekali tidak tertarik menjalin hubungan dengan gaara. Gaara terlihat seperti kakak baginya, Sakura selalu merasa aman jika didekat gaara, tapi tidak untuk pacaran. Sial, bahkan dia tidak punya pacar satupun. Bekerja fullday dibar dan mengambil kuliah doktor di Universitas Konoha cukup menyita waktunya, tidak ada waktu untuk berpacaran.
Mungkin Gaara akan menceramahinya untuk mencoba berkenalan dengan beberapa pria didalam, tapi Sakura tidak punya waktu untuk itu.
Sakura berjalan pelan mendekati gerbang melewati halaman belakang saat dia melihat sesuatu disana. Dia berbalik, dan jeritan kecil lolos dari bibirnya saat dia melihat pria berambut perak dikegelapan, tapi semua itu berubah menjadi rasa sakit saat pria itu menghantam tubuhnya, punggungnya jatuh menghantam tanah, kepalanya terbentur tembok cukup keras.
Pria itu mengatakan sesuatu. Sakura dapat mendengar suaranya, dan mencium nafas busuknya, tapi kata-katanya tidak dapat dicerna oleh otak Sakura, dan kemudian pria itu menghilang.
Tanpa tubuhnya bersandar pada tembok, Sakura terjatuh ketanah, menjerit saat lututnya menghantam sesuatu dengan sangat keras yang menghantarkan rasa sakit lebih dahsyat pada tubuhnya. Butuh beberapa saat untuk peduli dimana pria yang menyerangnya tadi menghilang, sesaat kemudian rasa sakit itu perlahan mereda dan Sakura mulai khawatir saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Memaksa matanya untuk terbuka, Sakura mengangkat kepalanya dan melihat pria penyerangnya bersama seorang lagi berdiri beberapa kaki dari tempatnya.
Sakura tidak mengenali mereka, mereka bukan bagian dari pesta ini dan sangat yakin mereka belum pernah bertemu dengannya. Pria berambut perak yang menyerangnya mempunyai wajah yang cukup kuno, dan rambutnya sangat panjang dan berantakan. Pakaian mereka sangat gelap, dengan beberapa pisau yang dapat mengoyak tubuh manusia. Pria satunya lagi berambut pirang tapi tidak sepanjang pria berambut perak.
Dua pria itu berputar mengelilingi Sakura, saling berargumen memperebutkannya. Mereka seperti sedang Playing-for-keeps, Sakura menyadari pria berambut perak tadi memegang lehernya dan mencoba menggigitnya. Sesaat kemudian, pria itu terpelanting ketanah dan berguling.
Sakura memutuskan untuk membantu penyelamatnya dan mencoba berdiri, tapi lututnya kembali menghantam bebatuan tempatnya terbaring tadi, meloloskan beberapa rintihan dari mulutnya dan memejamkan matanya. Menarik nafasnya, Sakura mencoba kembali berdiri dengan memegang erat batu itu, dia bersandar pada tembok disebelahnya.
Saat dia berhasil kembali berdiri, Sakura menemukan dirinya terkejut dan halaman belakang yang gelap itu memberikan alarm baginya untuk kembali kedalam. Sakura berfikir bahwa kembali kedalam untuk mencari bantuan bukanlah ide bagus, sang penyelamat mungkin saja kalah dalam pertarungan ini fikirnya. Menarik nafas panjang, dia melepaskan pegangannya pada tembok dan berjalan mendekati sang penyelamatnya. Dalam beberapa saat dia berdiri Sakura kembali kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh jika saja sang penyelamat tidak membantunya berdiri dengan benar, dan dua pria penyerangnya tadi mengerang kesakitan ditanah.
Sakura berdiri, mengedipkan matanya dan menggelengkan kepalanya. Kecepatan pria yang menyelamatkan tadi sangatlah cepat. Seperti menonton movie dengan beberapa potongan; satu menit pria itu berada ditanah, dan kemudian berdiri, dan menyebrang beberapa kaki dan kemudian membanting si pria berambut perak. Sakura berfikir mungkin kepalanya terbentur sangat keras tadi, Sakura terkejut saat melihat pria berambut pirang tadi berbalik kearahnya. Sakura menggengam batu dikedua tangannya, mengangkat kepalanya, dan memperingatkan si pirang untuk mundur, Sakura sangat ketakutan saat pria itu mendekat. Ada kemungkinan dia mendapat beberapa luka fatal, dan kemungkinan terburuknya adalah kematian, tapi kemudian sakura menyadari bahwa itu bukan masalah sama sekali. Semua yang dia lakukan hanyalah menarik perhatian si pirang dan membuatnya sedikit marah, si pirang itu memutar kepalanya dan menggeram seperti anjing dan mempunyai taring yang sama sekali tidak mirip anjing.
Sakura terkesiap saat melihat mata si pirang tadi berubah menjadi emas dan sangat tajam menatapnya. Sakura melangkah mundur, tapi sebelum si pirang dapat menyerangnya, pria berambut hitam memukulnya. Sakura melihat bahu sang penyelamat didepannya. Apapun yang dia lakukan adalah untuk membuat si pirang menjauh dari sakura. Dia kembali menyerang si pirang tersebut dan mengakhirinya dengan sebuah tusukan tepat dijantung si pirang.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued...
.
.
.
.
.
.
Any review ? Comment ?
Please, saya membutuhkan kritik kalian untuk mengasah kemampuan menulis saya
Dan jangan lupa follow akun wattpad saya @Ailati_gail untuk fanfic lainnya.
And finally big thanks and see you next chapter!
Sending your love
.
.
.
.
Liiga A. Chavali