"I MISS YOU SO"

YAOI AREA

BXB

GENRE : ANGST , ROMANCE

PAIRING : CHANBAEK

CAST : BAEKHYUN , CHANYEOL , KYUNGSOO , YIFAN AND THE OTHERS

DESCLAIMER : INI ASLI HASIL KARYA SAYA DARI OTAK YANG TIDAK SEBERAPA INI , JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH , TEMPAT DAN KEJADIAN ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.

.

.

.

I MISS YOU SO...

.

Baekhyun duduk termenung diatas tempat tidurnya memandang keluar jendela dengan tatapan kosong.

Ia tak bergeming barang sedikitpun, bahkan ketika pintu kamarnya dibuka menampilkan Yifan dengan tatapan ibanya melihat sang adik. Satu tahun berlalu dan Baekhyun belum bisa menerima keadaan yang menimpa dirinya.

Bagi Baekhyun, Chanyeol adalah seluruh hidupnya, meski apa yang pria itu lakukan benar melukai hati dan perasaanya.

Baekhyun bagaikan raga tanpa nyawa setelah Chanyeol memutuskan untuk menyerah, meninggalkan Baekhyun dengan perasaan bersalah yang mendalam karena tak memberi Chanyeol kesempatan menjelaskan hingga membuat pria itu memilih pergi.

"Baby, ayo kita makan, kau belum makan dari pagi." Ajak Yifan, Baekhyun menggeleng pelan.

"Aku belum lapar." Jawabnya pelan. Yifan mendesah, selalu saja alasan yang sama.

"Apakah Chanyeol bahagia bersamanya?" Yifan berharap ia tuli atau bisu hingga ia tidak bisa mendengar ataupun menjawab pertanyaan Baekhyun yang sudah pasti jawabannya seperti apa.

Tentu saja Chanyeol bahagia karena jika tidak, Chanyeol tak mungkin meninggalkan Baekhyun, iya'kan?

"I MISS YOU SO... CHANYEOL.."

.

I MISS YOU SO

.

Baekhyun dioperasi segera, proses selama operasi berlansung lancar dan tidak ada kendala apapun. Jongin mengatakan jika Baekhyun akan segera sadar dan bebar saja. Baekhyun akhirnya sadar setelah tidur selama hampir 17jam lamanya.

"Baby, kau sudah bangun?" Yifan bertanya, dia lah yang pertama kali menyadari bahwa adiknya sudah sadar.

"Dimana ini?" Tanya Baekhyun, sepertinya belum sepenuhnya sadar untuk mengetahui keberadaannya.

"Kau sedang berada dirumah sakit, Baby. kau baru saja melakukan operasi untuk jantung mu." Soojung berucap seraya mengelus lembut kepalanya.

"Ada yang mendonorkan jantung untuk ku?" Tanyanya. Yifan memberinya anggukan.

"Siapa?" Yifan hendak menjawab sebelum Baekhyun teringat sesuatu yang menyentak kesadarannya.

"Jangan bilang kalau itu..." Baekhyun bahkan tak bisa melanjutkan kata-katanya, Yifan tentu tak bodoh untuk tahu siapa yang dimaksud oleh Baekhyun.

"Tidak Baby, itu Daehyun." Sanggahnya cepat agar si mungil tak stres karena fikirannya sendiri.

"Lalu dimana Chanyeol? Kenapa dia tak disini?" Sontak semua orang disana diam membisu, tak tahu harus memberi jawaban apa karena tidak mungkin mereka memberitahu kebenarannya.

Chanyeol mengalami koma, siapa sangka semenjak Baekhyun memutuskan hubungan mereka, Chanyeol tak memberi nutrisi yang baik kedalam tubuhnya hingga membuat pertahan tubuhnya melemah hingga keadaan pria itu pun memburuk. Baekhyun tak boleh mengetahui hal itu.

Baekhyun barusaja melakukan operasi, si mungil itu tak boleh terlalu stres selama proses penyembuhannya.

Menunggu cukup lama untuk sebuah jawaban membuat Baekhyun jengah sendiri.

"Oppa, kau mencoba untuk membohongi aku?" Si mungil itu menatap Yifan tajam membuat Yifan gelagapan.

"Ti..tidak Baby, aku tidak mungkin membohongi mu." Dalihnya tak benar membuat perasaan Baekhyun tenang.

"Kalau begitu, katakan dimana Chanyeol?" tuntutnya. Baekhyun sekali lagi ingin mengeluarkan suaranya sampai ia mendapat jawaban.

"Aku akan menunjuk'kan nya pada mu." Ujar Sehun setelah lama berperang dengan bathin nya Mengabaikan fakta bahwa Semua orang mengalihkan eksistensinya pada dirinya yang berada didepan pintu, mereka memberinya tatapan tak percaya.

Baekhyun dibawa menggunakan kursi roda menuju ruangan Chanyeol.

Dejavu, itulah yang Sehun rasakan, sebelumnya ia mengantar Daehyun menemui Baekhyun kini ia mengantar Baekhyun menemui Chanyeol. Tidak'kah takdir terlalu kejam padanya?

Sehun hanya mengantar Baekhyun sampai didepan pintu, memberi ruang bagi si mungil. Setidaknya ini lah yang bisa Sehun lakukan untuk penebusan kesalahan yang ia buat.

Ya, kesalahan akan menaruh hati pada si mungil dan melampiaskan amarah pada Chanyeol.

Baekhyun menatap nanar pada tubuh tak sadarkan diri yang ada dihadapannya. Airmatanya mengalir tanpa bisa dicegah, merasa dia adalah penyebab segala kekacauan ini.

Jika saja Baekhyun tidak keras hati dan mau memberi Chanyeol kesempatan, pria itu tak mungkin berada disini saat ini.

Dibawanya tangan Chanyeol dalam genggaman dan menumpahkan kekesalannya disana.

"Aku mohon bangunlah Chanyeol, untuk ku." pintanya dengan suara yang mulai sumbang karena tangisan.

"Jika kau bangun, aku janji aku akan memaafkan mu."

Baekhyun terus menangis dan memohon agar Chanyeol bangun dari komanya berharap Chanyeol dapat mendengar permohonan hatinya.

Entah Baekhyun tengah berhalusinasi atau memang jari-jemari Chanyeol bergerak untuk membalas genggamannya. Si mungil lantas mengangkat kepalanya untuk memastikan kebenarannya.

Itu benar, Baekhyun sedang tidak berhalusinasi atau apapun itu. Chanyeol memang tengah berusaha membalas genggamannya.

"Be..benarkah i..itu Baek?" Ditambah suara parau itu benar membuktikan bahwa Chanyeol telah tersadar. Baekhyun tersenyum senang dan bersiap untuk memanggil dokter melalui tombol interkom yang berada disamping brangkar Chanyeol, namun Chanyeol menghentikannya.

"Be..benarkah apa yang kau katakan tadi Baek?" Tanya Chanyeol lagi, pelan, sarat ketakutan. Baekhyun memberi anggukan karena biburnya rak dapat memberi jawaban.

Baekhyun tiba-tiba menangis semakin keras membuat Chanyeol dilanda kebingungan. Baekhyun menelungkupkan kedua telapak tangannya di wajah, mencoba menyembunyikan tangisnya yang terlanjur pecah. Chanyeol salah tingkah, mencoba bangkit dari tidurnya dengan kalut.

Chanyeol membawa Baekhyun kedalam pelukannya, berusaha untuk menenangkan si mungil.

"Maafkan aku.. Maaf.." Sesalnya disela pelukan mereka.

Membutuhkan waktu yang Cukup lama hingga Baekhyun menjadi sedikit lebih tenang dan melepaskan pelukan mereka berdua.

"Jangan nenangis, malaikat seperti mu tidak pantas menangis." Rayu Chanyeol.

Baekhyun mencoba menyeka air matanya yang tersisa, tapi Chanyeol menghalanginya. Ia menggantikan tangan Baekhyun, menyeka air mata dengan tangannya.

"Maaf kan aku, hm?"

"Aku janji tidak akan mengulanginya." Pinta Chanyeol sarat akan penyesalan. Baekhyun memberi anggukan mantap.

"Aku memaafkan mu Chanyeol, meski tanpa janji-janji yang kau ucapkan." Ujarnya dengan suara sumbang karena tangisan.

Tak masalah jika Chanyeol melukai hatinya berulang kali karena penderitaan yang paling mengerikan adalah saat ia tak lagi bisa melihat Chanyeol. Chanyeol nya belahan jiwa nya.

.

I MISS YOU SO

.

Chanyeol bermimpi.

"JANGAN!! KAU BODOH!!" Bersamaan dengan teriakan membahana itu Baekhyun terbangun dari tidurnya diikuti Chanyeol yang tidur disampingnya, terkejut akan teriakan nyaring dari calon suaminya itu.

Pria jangkung itu terduduk dan mendapati si mungil tengah mengusap wajahnya frustasi.

"Ada apa? Kau mimpi buruk lagi?" Tanyanya khawatir, namun Baekhyun tak juga memberi jawaban. Chanyeol berusaha menyentuh pundaknya berniat untuk menenangkan, tapi sebelum tangan itu sampai Baekhyun telah lebih dulu menghentikannya.

"Jangan sentuh aku!" Serunya sedikit meninggi. Chanyeol mendesah pasrah, selalu saja begini. Sudah satu bulan terlewati dengan Baekhyun yang selalu menatap jijik padanya.

"Baiklah, katakan pada ku jika kau membutuhkan sesuatu." Ujarnya berusaha untuk tetap tenang. Chanyeol kemudian pergi kekamar mandi, ia perlu bersiap untuk pergi ke kantornya.

"Hari ini aku akan pulang sedikit terlambat, ada rapat penting dengan client China." Ujar Chanyeol lalu mengecup kening Baekhyun. Si mungil itu hanya memperhatikan gerak-gerik Chanyeol dalam diam.

Segera setelah Chanyeol menghilang dari pandangannya, si mungil itu dengan cepat membersihkan diri dan bersiap pula. Semenjak Chanyeol mengkhianatinya dihari lalu, Baekhyun tak lagi dapat memberikan kepercayaannya pada Tunangannya itu.

Maka itu disetiap harinya Baekhyun akan bertransformasi menjadi detektif dan membuntuti kemanapun Chanyeol pergi, tentu saja tanpa sepengetahuan pria itu.

Disinilah Baekhyun berakhir, disudut cafe memperhatikan prianya tengah bersenda gurau dengan seorang wanita berpakaian minim. Gelas ditangan ia genggam kuat guna meluapkan emosi didalam dada, dengusan kesal ia layangkan

Chanyeol memang benar-benar tak bisa diberi kesempatan!

Cukup sudah! Baekhyun muak! Sudah beberapa hari ini Baekhyun melihat Chanyeol bersama wanita itu dan sialnya mereka terlihat.. Bahagia. Terlihat jelas di wajah Chanyeol, bahkan pria itu tak pernah berhenti tersenyum sedari tadi.

Baekhyun tak lagi bisa menahan emosi dalam jiwa, berfikir jika Chanyeol sekali lagi mempermainkan dirinya. Betapa bodohnya ia.

Dengan emosi meletup Baekhyun menghampiri keduanya, "Rapat penting, huh?" Sarkas Baekhyun dengan senyum miring seperti biasa. Chanyeol jelas terkejut akan Keberadaan Baekhyun disana.

Pria itu dengan sigap berdiri hendak memperkenalkan wanita itu pada Baekhyun, namun belum sempat bibir terucap tangan Baekhyun telah lebih dulu menyapa pipinya meninggalkan jejak panas dan perih.

"Baek.."

"Aku fikir kau sudah berubah, ternyata kau masih sama saja brengseknya, Chanyeol!" Sentaknya dalam amarah.

Chanyeol berubah gelagapan, ia berusaha menjelaskan agar Baekhyun tak salah faham, "Kau salah faham, Baby. Dia ini.."

"Aku tak lagi membutuhkan penjelasan mu, Chanyeol. Kau memang bajingan brengsek, aku menyesal telah memberi mu kesempatan lagi, kita selesai!" Serunya lalu dengan cepat berlalu mengabaikan Chanyeol yang tengah mengejarnya.

"Baek dengarkan dulu penjelasan ku, kau salah faham! Dia adalah wedding planner kita, Baek!!" Penjelasan percuma Chanyeol lakukan karena Baekhyun tidak mengindahinya dan tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Chanyeol.

"Kau salah faham Baek." Monolognya sendu.

Chanyeol terbangun dengan nafas yang terengah-engah, mengundang tanya Jongin yang kala itu kebetulan masuk ke dalam ruangan Chanyeol untuk mengecek keadaan pria itu.

"Ada masalah?" Tanya pria tan itu kemudian, Chanyeol hanya menggeleng lemah diantara deru nafasnya.

.

I MISS YOU SO

.

Mimpi yang Chanyeol alami beberapa hari lalu benar-benar seperti kenyataan. Chanyeol mulai berfikir bahwa mungkin saja mimpi itu apa yang akan ia alami dimasa depan.

Mungkin saja pengkhianatan yang ia lakukan akan menjadi penghambat hubungan mereka berdua kedepannya. Chanyeol tak bisa membiarkan Baekhyun hidup menderita seperti itu selama sisa hidupnya bersama Chanyeol.

Cukup sudah Chanyeol merusak hidup Baekhyun selama ini, tidak lagi. Akhirnya dengan otak dangkalnya Chanyeol menemukan cara agar Baekhyun tak perlu menderita lagi hanya karena Chanyeol.

"Jongin." panggilnya pada dokter muda itu, Jongin berdehem lalu mengalihkan eksistensinya pada Chanyeol.

"Aku butuh bantuan mu." ujarnya menatap sejurus pada Jongin.

Jongin dengan fokus mendengar apa yang Chanyeol ucapkan, Jongin benar-benar hilang akal kala Chanyeol memintanya membuat drama seolah Chanyeol terkena sakit parah dan memalsukan kematiannya.

"Apa yang baru saja kau katakan, bangsat?" Itu Sehun yang tak sengaja mencuri dengar segala permintaan Chanyeol.

Chanyeol terkejut mendapati Sehun namun ia tak memberi respon apapun.

"Bagaimana dengan Baekhyun? Tidak'kah kau memikirkannya?" Jongin berusaha untuk tak ikut tersulut emosi pula, ia tak ingin memperkeruh keadaan.

"Justru aku melakukan ini untuk Baekhyun, dia berhak mendapatkan yang lebih baik dari ku." Jelas Chanyeol pelan.

Hati Sehun mencelos tak percaya. Bagaimana bisa Chanyeol memiliki pemikiran sebodoh itu?

"Lalu kau fikir siapa yang pantas bersanding dengan Baekhyun, hah!" Seru Sehun dengan amarahnya.

Chanyeol tersenyum tipis, "Kau."

.

I MISS YOU SO

.

Satu tahun berlalu, Sehun berubah menjadi seorang yang tempramental, pria itu memiliki amarah yang besar didalam dirinya. Tapi amarahnya tersulut hanya karena satu hal.

Sehun membanting pintu dengan amarah yang luar biasa.

"Kau puas dengan keputusan mu!! Kau brengsek sialan! Tudingnya dengan wajah penuh kemurkaan, pria albino itu baru saja dari rumah Baekhyun dan mendapati si mungil masih dalam kesedihannya. Yang dituding hanya memberinya senyuman tipis, berusaha maklum akan amarah Sehun.

"Kau membuatnya menderita Chanyeol, kau tahu!!" Bentaknya lagi, orang itu atau lebih tepatnya, Chanyeol hanya bisa mendesah pelan.

"Aku tahu, tapi jika ia bersama ku maka ia akan lebih menderita, Sehun. Aku tidak pantas bersama dirinya setelah apa yang aku lakukan." Jelas Chanyeol sendu, Sehun mengerang frustasi seraya menjambak rambutnya sendiri sebagai pelampiasan.

"Bahagiakan dia Sehun, aku tahu kau bisa melakukan itu."

"AKU TIDAK!!" Teriak Sehun kalap.

"Satu tahun aku mencoba dan gagal. Bagaimana mungkin aku bisa membahagiakannya sementara bahagia nya hanya dirimu!" Sentak Sehun dalam amarahnya.

"Maka ubahlah itu, buat dirimu menjadi bahagianya." balas Chanyeol enteng seolah apa yang ia katakan adalah hal yang biasa.

"Kau gila, Park! Kau gila!" Hardiknya.

Sehun menghela nafas kasar guna menenangkan dirinya, "Kau akan menyesal dengan apa yang kau lakukan!" Seru Sehun sebelum berlalu meninggalkan Chanyeol seorang diri.

"Aku tidak pernah tidak menyesal dalam setahun ini, Sehun. Inilah balasan akan pengkhianatan yang telah aku lakukan." Sendinya, tanpa sadar air mata telah membasahi pipinya yang kini berubah tirus karena kehilangan banyak berat badan.

Chanyeol memalsukan kematiannya dengan bantuan Sehun dan Jongin. Yang dikubur didalam tanah itu bukanlah badannya melainkan badan orang lain, Chanyeol melakukan ini agar Baekhyun bisa bahagia.

Itu adalah fikiran dangkal Chanyeol, ia tak pernah benar-benar tahu bahwa Baekhyun bisa bahagia hanya karena dirinya dan begitu pula sebaliknya. Ia melakukan keputusan bodoh hanya karena fikirannya yang dangkal.

"Maafkan aku..." Ujarnya seraya mengelus figura photo yang menampilkan wajah Baekhyun digenggaman tangannya.

"I MISS YOU SO... BAEKHYUN..."

.

I MISS YOU SO

.

Sehun mengerang frustasi dan menumpahkan kekesalannya pada stir mobilnya. Sehun merasa sangat menyesal telah memberi Chanyeol bantuan saat itu, namun ia pun tak memiliki pilihan lain selain menyutujui membantu Chanyeol.

Tidak ada yang bisa Sehun maupun Jongin lakukan selain menuruti permintaan Chanyeol. Karena kalaupun ia menolak untuk membantu Chanyeol, pria itu mengancam akan bunuh diri. Jongin tak bisa membiarkan hal itu terjadi, dia adalah seorang dokter yang menyelamatkan nyawa banyak orang ditiap harinya.

Jongin tak bisa membiarkan Chanyeol membuang-buang kehidupannya sementara orang lain berjuang untuk kehidupan.

Jongin mulai mengarang segala tentang kesehatan Chanyeol, membuat cerita bahwa Chanyeol juga lumpuh karena penyakit yang ia alami.

Baekhyun benar-benar terpukul saat itu, si mungil itu menangis tiada hentinya, Sehun ingin menyerah dan mengatakan segala kebenarannya namun melihat bagaimana Chanyeol juga ikut menderita dalam setiap tangis yang Baekhyun tumpahkan membuatnya urung dan lebih memilih berdiam diri.

Tidak ada yang tahu masalah ini kecuali mereka bertiga, bahkan Yifan pun tak tahu mengenai kebenaran itu.

Deringan ponselnya memaksa Sehun kembali dari kenangan pahit itu, Baekhyun adalah nama yang tertera di layar benda pipih itu.

"Ada apa, Baby?" Tanya Sehun lembut.

"Temani aku ke makam Chanyeol." Pinta si mungil diujung sana. Sehun mendesah pelan, ia tak memiliki pilihan lain selain menuruti itu'kan?

Mobilnya ia bawa kerumah Baekhyun, si mungil itu telah menunggunya didepan rumah dengan pakaian serba hitam, seperti biasa.

Setelah memasangkan sabuk pengaman pada Baekhyun, Sehun kembali membawa mobilnya menuju sebuah pemakaman.

"Telah terbaring dengan damai, yang terkasih ParkChanyeol" Sehun selalu mendengus setiap kali membaca kalimat penuh dusta itu.

Baekhyun tak pernah tak menangis setiap kali ia mendatangi makam Chanyeol, tak lupa dengan raungannya yang meminta Chanyeol kembali, tapi pria itu tak bisa. Ia tak bisa kembali bersama Baekhyun untuk merajut cinta mereka kembali.

Terlalu mahal harga yang harus mereka bayar untuk kesalahan kecil yang mereka lakukan, Chanyeol hanya meluangkan waktunya sedikit untuk prang lain dan Baekhyun hanya melakukan hal yang terbilang wajar untuk apa yang dilakukan Chanyeol, tapi hukum alam memang adil. Akan ada balasan untuk apapun yang kau lakukan, baik itu buruk atau baik sekalipun.

Sehun mengalihkan eksistensinya kala ada orang lain yang mendekat kearah mereka dengan tatapan penuh luka.

"Maafkan aku Baek." Itu Kyungsoo, ia pun tak kalah menyesal akan apa yang terjadi diantara mereka. Menghindarpun tidak ada gunanya karena mau bagaimanapun ia lah yang paling salah diantara mereka.

Mendengar itu, Baekhyun mengangkat kepalanya dari batu nisan pemakaman Chanyeol. Baekhyun tak menganggap Kyungsoo melakukan kesalahan karena Pada dasarnya, jikapun Kyungsoo bukanlah penyebab keretakan hubungan mereka pasti ada orang lain yang akan menggantikan posisi Kyungsoo.

Satu tahun berlalu, namun nyatanya hati Baekhyun tetap tak bisa menerima itu, "Hidupkan Chanyeol kembali maka aku akan memaafkan mu."

Mustahil! Tidak pernah sejarahnya orang yang sudah mati akan hidup lagi, maka memaafkan Kyungsoo adalah hal yang mustahil untuk Baekhyun lakukan.

Baekhyun lantas segera beranjak, tak lagi ingin mendengar suara Kyungsoo. Sehun menatapnya prihatin, pria albino itu memberikan tepukan dipunggung sebelum melangkahkan kaki mengikuti Baekhyun.

.

I MISS YOU SO

.

Mood Baekhyun semakin buruk karena kedatangan Kyungsoo. Sehun menghela nafas berat, benar-benar bingung harus melakukan apa.

Kenapa banyak sekali yang menderita hanya karena keputusan bodoh Chanyeol. Ya, bukan hanya Baekhyun dan Chanyeol yang menderita, namun mereka pun mengalami hal yang sama.

"Baby, kau tak berniat untuk tersenyum?" Sehun bertanya, memecah keheningan diantara mereka.

"Sehun." Yang lebih mungil malah memberinya peringatan ringan.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa. Aku akan menunjuk'kan sesuatu agar senyum mu kembali dengan sendirinya." Ujar Sehun dengan nada menggodanya yang mana itu sama sekali tak menarik perhatian Baekhyun.

Sehun rasa cukup sudah untuk mereka tinggal didalam penderitaan, sekarang sudah saatnya keluar dari lingkaran hitam ini. Pria albino itu membawa Baekhyun ke salah satu gedung apartemen dipinggir kota.

"Dimana ini?" Baekhyun bertanya seraya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sehun tak memberinya jawaban, pria itu malah makin menarik Baekhyun dan membawanya kelantai 6, tempat dimana Chanyeol tinggal.

"Ada yang ingin aku katakan." Ujar Sehun serius. Itu adalah bagaimana Baekhyun menganga dalam keterkejutan kala Sehun mengatakan fakta tentang kebenaran kematian Chanyeol.

Setelah memasuk'kan sandi, Baekhyun masih dalam mode terkejutnya kala Sehun menggiring Baekhyun masuk kedalam apartemen itu.

"Keluar kau bajingan sialan!" Teriaknya menginvasi ke seluruh ruangan membuat Chanyeol mau tak mau harus keluar dari dalam kamarnya.

"Sehun, aku sedang tidak ingin berdebat..." Chanyeol terdiam membeku kala mendapati Sehun tidaklah seorang diri, melainkan ada Baekhyun pula disampingnya.

Meski keduanya sama-sama terkejut akan tetapi hati mereka bergejolak senang akan rasa rindu yang paling tidak sedikit terobati dengan memandang wajah masing-masing.

Chanyeol menatap Sehun meminta penjelasan.

"Well, Kau meminta ku untuk membahagiakan Baekhyun'kan? Nah, inilah cara ku membahagiakan nya." Ujar Sehun enteng tanpa beban sedikitpun.

Chanyeol menutup matanya menahan amarah sementara Sehun berjalan mendekatinya, pria albino itu meremas pelan bahunya.

"Sudah ku katakan bahwa jangan sampai menyesal dengan apa yang kau katakan pada ku, tidak'kah kau mengerti?" Sehun memberikan senyuman tipis kala Chanyeol memandangnya. "Hadapilah Chanyeol. Jika kau memang mencintainya jangan lagi menghindari sesuatu yang tak seharusnya kau hindari." Lalu dengan itu Sehun berlalu, ia menatap sekilas pada Baekhyun yang sedari tadi hanya menatap kosong kepada Chanyeol.

Beruntung apartemen itu memiliki kunci dua sisi, jadi sebelum Sehun keluar dari apartemen itu. Ia sempat mengganti sandi apartemen Chanyeol tanpa sepengetahuan keduanya yang tengah beradu pandang.

"Baerbahagialah, Baekhyun." Bisik Sehun pada daun pintu yang telah tertutup kemudian melangkah menjauhi apartemen Chanyeol.

"Kau masih hidup, Chanyeol?" Chanyeol tanpa sadar menelan ludahnya gugup kala mendapat pertanyaan itu.

"Ternyata kau membohongi aku selama ini?" Baekhyun mencelos tak percaya, ia menangisi Chanyeol setiap hari dan ternyata pria itu masih hidup.

Baekhyun bahkan hampir mati karena Chanyeol, tapi ternyata Chanyeol hanya mempermainkan dirinya. Baekhyun benar berharap jika Chanyeol akan merengek meminta maaf dan menjelaskan alasan mengapa ia melakukan hal konyol seperti itu.

Sayang, itu adalah harapan belaka. Alih-alih memberi penjelasan ataupun meminta maaf, pria jangkung itu malah mengusirnya membuat lagi-lagi Baekhyun mencelos tak percaya.

"Tidak, aku sudah mati. Kau tidak seharusnya ada disini, pulanglah Baekhyun." Ujar Chanyeol pelan.

Baekhyun terperangah, pun dengan airmata yang perlahan mulai membasahi pipinya.

"Ada apa dengan mu Chanyeol? Kenapa kau melakukan ini pada ku?" Tanya Baekhyun disela tangisnya, Chanyeol berusaha sekuat mungkin untuk tak menaruh peduli akan itu.

Pria itu tak sedikitpun memberi jawaban, tungkainya ia bawa menuju pintu hendak membuka pintu dan menyuruh Baekhyun segera keluar dari apartemennya, tapi pintu itu tak bisa dibuka. Sandi yang ia masukkan salah.

Chanyeol tentu tak bodoh untuk menyadari jika Sehun adalah dalang dibalik itu semua. Ponsel ia raih lalu dengan cepat menelfon Sehun, lagi-lagi Chanyeol hanya bisa menahan kesal mengetahui fakta bahwa Sehun sengaja mengabaikan panggilannya.

"Sehun mengubah kata sandinya dan aku tak bisa menghubungi tukang reverasi dihari minggu, kau bisa menempati kamar itu." Ujar Chanyeol seraya menunjuk sebuah kamar disamping area dapur.

Baekhyun tak mengindahi, tatapan terluka tak perlu repot-repot ia sembunyikan berharap paling tidak Chanyeol menaruh setidaknya sedikit iba pada dirinya.

Tapi Chanyeol tidak, pria itu tak perduli.

"Apa salah ku sampai kau melakukan ini pada ku, Chanyeol?" Chanyeol yang saat itu menarik langkah menuju kamarnya berhenti ditempat.

"Istirahatlah, kau pasti lelah." Ujar pria itu kemudian tanpa memandang Baekhyun sedikitpun.

Namun didetik berikutnya, Chanyeol berbalik penuh kala ia mendengar benda pecah. Chanyeol berlari ke dapur, terbelalak mendapati Baekhyun dengan pecahan kaca ditangan bersiap untuk menyayat tangan lainnya.

"Baek jangan bodoh!" Seru Chanyeol was-was.

"Lebih baik aku mati dari pada kau memperlakukan aku begini!" Ucap Baekhyun meninggi, nadi Baekhyun bisa saja putus jika Chanyeol tak tepat waktu segera menyingkirkan pecahan kaca itu dari tangan Baekhyun lalu tanpa kata segera membawa tubuh ringkih Baekhyun dalam pelukan.

"Kenapa kau bisa setega ini pada ku, Chanyeol?" Tanya Baekhyun disela pelukan mereka.

Chanyeol memejamkan matanya kala mendengar penuturan Baekhyun, "Sehun sudah mengatakan semuanya pada ku. Chanyeol, aku sudah memaafkan mu dan aku tidak akan menjadi seperti apa yang kau mimpi kan, aku mencintai mu Chanyeol. Ku mohon berhenti bersikap seperti ini!" Raung Baekhyun yang mana membuat Chanyeol semakin didera perasaan bersalah.

Pelukan semakin erat dirasakan, "Maafkan aku, aku menyesal telah mengecewakan mu, maaf sudah membuat mu menderita Baekhyunie." Chanyeol pun turut menangis dalam duka.

Bohong jika Chanyeol tak merasa terpukul melihat Baekhyun begini, Chanyeol pun sama terlukannya. Chanyeol tak memiliki pilihan lain selain menjauhi Baekhyun dan membiarkan si mungil itu mencari kebahagiaannya yang lain, tapi Chanyeol luput menyadari jika kebahagiaan Baekhyun adalah dirinya.

.

I MISS YOU SO

.

Setelah puas dengan adegan mengharukan ddidapur tadi, kini keduanya telah duduk berhadapan diatas sofa Chanyeol.

"Kau terlihat kurus, maaf telah membuat mu menderita." Sesal Chanyeol seraya mengelus pelan pipi Baekhyun.

Baekhyun tersenyum membawa tangannya diatas tangan Chanyeol, "Aku sudah melupakannya, mari kita hentikan pembicaraan ini disini." Ujar Baekhyun pelan. Chanyeol tak pula lupa Balas tersenyum.

"I MISS YOU SO... BAEKHYUN~" Bisik Chanyeol seraya mengikis jarak keduanya.

" I MISS YOU SO... CHANYEOL ~"

Chanyeol tak lagi menahan hasrat, tebal miliknya menyapa tipis Baekhyun yang sudah satu tahun ini tak ia cecapi, menyalurkan rasa rindu yang bukan main mereka rasakan.

Ciuman mereka semakin memanas kala perang lidah tak dapat dihindari, Chanyeol benar tak memberi Baekhyun untuk bernafas, terlalu rindu adalah apa yang menjadi alasan pria itu.

Chanyeol menggiring Baekhyun masuk kedalam kamarnya tanpa melepaskan ciuman mereka, pria itu pun kemudian membaringkan tubuh Baekhyun dan tubuhnya tanpa menindih Baekhyun.

"Mhh~" pun desahan tak juga dapat Baekhyun hindari saat tangan-tangan Chanyeol menyelinap masuk kedalam kaosnya dan menjemput puting Baekhyun dalam usapan main-main.

Chanyeol melepaskan ciuman mereka demi membuka baju Baekhyun, kaos malang itu ia buang ke sembarang arah lalu lidahnya ia bawa untuk menjilati setiap inci tubuh Baekhyun tanpa lupa memberi tanda cintanya pula disana.

Chanyeol menanggalkan segala pakaian yang melekat ditubuh Baekhyun, kini si mungil itu telah naked total. Chanyeol pun turut menanggalkan pakaiannya hingga penis yang sudah tegak sempurna itu menyembul keluar dengan gagahnya.

Malu tiba-tiba menyelimuti Baekhyun, tangannya ia bawa untuk menutup wajahnya menyembunyikan semburat merah yang tiba-tiba datang.

Chanyeol terkekeh pelan, "Jangan tutupi wajah mu." Ujarnya Seraya menyingkirkan tangan Baekhyun agar tak menutupi wajah cantiknya.

Baekhyun merengek, Chanyeol tanpa kata segera memagut bibir Baekhyun kembali sementara jari-jarinya sibuk menyiapkan lubang Baekhyun.

Setelah merasa cukup, Chanyeol segera menempatkan kejantanannya didepan manhole Baekhyun.

Perlahan tapi pasti, penis besar itu meringsek masuk kedalam lubang ketat milik Baekhyun.

"Aakhh.." Dimasuki setiap hari saja punya Baekhyun tak pernah melonggar apalagi ini sudah satu tahun lamanya lubang Baekhyun tak dimasuki tentu sakit Baekhyun rasakan.

"Ngghh mhh~~" Tangannya mengcengkram kuat bisep Chanyeol saat pria itu berhasil memasukkan seluruh batang penisnya dan menyentak prostat Baekhyun secara bersamaan.

Pinggul Chanyeol gerak'kan perlahan lalu lama-kelamaan menjadi cepat dan keras, desahan Baekhyun terus mengiringi setiap kali Chanyeol berhasil menyentuh prostatnya.

"Ouh.. Channhh.. Ahhh.." Lalu tak lama setelahnya Baekhyun menjemput orgasme nya. Chanyeol mengumpat kala dinding rektum Baekhyun menjepit kuat miliknya yang mana itu membuat nya semangat untuk mengejar orgasmenya pula.

Cukup beberapa tusukan keras Chanyeol akhirnya menumpahkan spermanya didalam Baekhyun.

Deru nafas saling bersahutan antara keduanya, Chanyeol mengecup kening Baekhyun sebelum melepaskan diri dan menepatkan dirinya disamping Baekhyun lalu membawa Baekhyun dalam belitan tangannya.

"Aku janji aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi yang bisa membuat kita menderita." Ujar Chanyeol mantap, Baekhyun tersenyum.

"Aku tau."

Akhirnya setelah sekian lama, senyuman bahagia terpatri di wajah keduanya.

.

.

.

.

.

.

FIN:))

Cangkem :

Well, jadi py akhirnya memutuskan untuk memperbaiki ending nya sesuai sama saran kalian ;*

Makasih banyak loh kalian masih mau ngasih saran dan support walaupun py udah ngecewain kalian dengan ending itu, sekali lagi py minta maaf yaa:'((

Sumpah tanpa kalian py emang bukan apa-apa:))

Dukungan dari kalian bener-bener sangat membantu pulihin mood py, py tau kok lebih banyak yang support dibanding yang julid, tapi py tetep butuh waktu buat mikir :))

So, setelah berfikir, py gak mau berenti nulis cuma karna satu orang, py mau tetep nulis sampe emang waktunya udah untuk berenti tapi untuk sekarang ini gak mungkin.. Py aja baru mulai masa udah disuruh berenti.. Wkwkwk...

Jadi, py harap kalian masih mau baca karya py yang tidak seberapa ini, dan py tetep butuh saran dari kalian:))

Saran apapun pasti py terima kok kecuali kalo yang menjurus ke pembunuhan karakter Wkwkwkwk:))

Enjoy!!

NB :

Big thanks to fav, fol and riviewnya sayang-sayang nya py ;*

.

.

MAKASIH UDAH MAU BACA FF TIDAK SEBERAPA INI (Muach)

SARANGHAE CHINGUDEUL (muach)

MAAF UNTUK KESALAHAN DAN TYPO

JANGAN SUNGKAN UNTUK NGASIH SARAN

#chanbaekmenujuhalal

#chanbaekismorethanreal