Semuanya berawal dari takdir dan berakhir pada pertemuan yang indah, setiap pertemuan akan berawal dari kebetulan dan berakhir pada keputusan.

Seorang anak laki-laki berusia tiga tahun sedang mengamati bayi yang tertidur di box yang terletak di kamar rumah sakit. Anak itu bahkan tidak berkedip saking kagumnya akan kecantikan bayi kecil itu. Semua orang tua yang berada disana hanya dapat tersenyum dan terkekeh ringan saat melihat kekagumannya.

"Apa kau ingin memiliki adik tae?" tanya seorang wanita yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

Anak itu hanya menggeleng untuk menjawabnya lalu tersenyum senang. "Nyonya Jeon, jika Kuki adalah seorang omega apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan tetap menyayanginya?" tanya anak itu polos.

Wanita yang ditanya pun tertawa dan menyenderkan punggungnya dikepala ranjang. "Tentu saja aku akan tetap menyayanginya. Pasti kuki akan menjadi omega yang manis nantinya"

"Nde, kuki akan jadi omega termanis yang pernah ada"

Seorang pria yang duduk tepat disebelah ranjang rumah sakit tertawa dan menatap anak itu lembut "apakah taetae ingin menjadi omega seperti eommamu makanya kau menanyakan itu?"

Ya, anak itu lahir dari rahim seorang omega laki-laki yang sangat manis. Semua orang tahu bahwa omega baik laki-laki maupun perempuan dapat mengandung dan melahirkan. Hanya saja cara melahirkannya yang berbeda.

Anak itu kembali menggelengkan kepalanya "Tidak tuan Jeon, taetae akan menjadi Alpha agar bisa melindungi kuki. Ah tidak agar taetae bisa bersama kuki, taetae harus menjadi Apha. Karena kuki Omeganya" ucap anak itu yakin

Semua orang dewasa disana mengeluarkan tawa dan menatap anak itu dengan tatapan gemas. Bagaimana bisa anak berusia tiga tahun sudah mengklaim bayi yang bahkan baru lahir tiga hari yang lalu.

"Kenapa kau bisa seyakin itu tae?" tanya satu satunya omega pria yang ada di ruangan itu.

"Karena taetae sayang kuki, eomma"

Married with Alpha

Destiny

Kim Taehyung

Jeon Jungkook

All BTS member

Chanyeol

Baekhyun

Warn : bxb, mpreg, ABO!AU

GS! Seokjin

"Kim Taehyung" teriak seorang pria manis dari luar kamar anak laki-lakinya. Pria itu sesekali mengetuk kamar anak sematawayangnya dengan gemas dan berharap anak itu cepag keluar. "jika kau tidak keluar dalam hitungan ketiga maka tidak ada jatah sarapan untukmu. 1...2..." lanjutnya. Sebelum sampai pada hitungan ketiga pintu itu dibuka dengan sedikit terburu.

"Aku bangun eomma aku bangun" ucap pemuda bernama Kim Taehyung itu sambil mengacak surai blondenya.

"Bagus, kau ingat kan kau ada kelas pagi ini dan ah satu lagi nanti malam ada yang ingin eomma dan appa katakan padamu"

"Nde eomma. Boleh aku mandi sekarang?" setelah mendapat anggukan dari orang yang telah nelahirkannya itu, Tehyung melangkahkan kaki memasuki kamarnya untuk mengambil bajunya dan bersiap untuk berangkat.

Pagi yang cukup cerah namun seorang pemuda manis masih tergelung dikasurnya bersama selimut kesayangannya. ini tahun pertamanya di universitas tapi entah kenapa hari ini ia malas beranjak dari kasurnya. Kasurnya terlalu nyaman untuk ditinggalkan dan untungnya kelas pemuda itu baru ada pukul sepuluh nanti.

"Andai saja ada eomma disini. Setidaknya aku akan mencium bau sarapan yang akan menyambut pagiku" pemuda itu bermonolog ria sembari mendudukan dirinya dikasur.

Jeon Jungkook -nama pemuda manis itu- menatap sekeliling dan menyadari situasi barunya. Ia baru pindah ke seoul seminggu lalu dan belum terbiasa dengan kamar serta apartemen barunya.

Suara bel pintu membuyarkan lamunannya. Dengan langkah yang masih gontai ia menghampiri pintu dan berusaha membenahi raut wajahnya.

"Annyeonghaseyo" Ucap seseorang dari luar interkom. "Jungkookie? Ini eomma sayang. Bisa kau bukakan pintunya?" saat kata itu terdengar ditelinganya, pemuda bergigi kelinci itu langsung membuka pintu apartemennya dan menghamburkan dirinya di pelukan sang eomma saat wanita itu melangkah masuk kerumahnya.

"Eoh? Anak eomma merindukan eomma? Apa kau tidak ada kelas hari ini sayang?"

"Ada tapi siang eomma. Aku merindukan eomma, rindu sekali" saat ia mengucapkan itu seorang pria masuk dengan menarik satu koper besarnya.

"Apa kau tidak merundukan appa?" setelah mengucapkan itu pria tersebut cukup menyesal. Pasalnya sang anak sematawayang langsung menerjangnya dengan pelukan erat.

"Kookie merindukan appa juga. Kookie rindu appa dan eomma" pemuda manis itu melepaskan pelukannya dan menatap kedua orang tuanya.

"Eomma dan appa ada apa kemari? Apa hanya karena merindukanku?" kedua orangtuanya tidak langsung menjawab dan malah mengahamburkan tawa mereka.

"Kau cepatlah bersiap sayang. Kau bilang siang ini ada kelas bukan? Nanti malam ada yang ingin kami bicarakan jadi sekarang lebih baik kau Sekarang bersiap" ucap wanita itu lembut.

"Baik eomma"

"Ah Jungkookie, apa kau pernah bertemu dengan Taehyung? Kau mengingatnya bukan? Semenjak kau masuk ke University of Seoul apa kau pernah bertemu dengannya?" Ucapan Tuan Jeon menghentikan Jungkook saat ingin bersiap.

"Kim Taehyung? Anak Paman Chanyeol dan bibi Baekhyun? Tidak appa. Aku terakhir bertemu dengannya sepuluh tahun lalu saat mereka berlibur ke busan. Aku bahkan sudah lupa wajahnya"

"Ah baiklah jika begitu. Kau cepatlah bersiap"

Takdir akan membawamu kepada sesuatu yang harus kamu dapatkan. Takdir juga yang akan membuatmu menjadi seseorang untuk melengkapi orang lain. Kim Taehyung sadar takdir tidak sedang bermain dengannya. Takdir malah sangat bersahabat dengan hidupnya selama ini.

Saat ini pemuda itu sedang tersenyum sembari mengamati seorang pemuda manis yang sedang mengurusi administrasi kelasnya. Apa yang dilakukannya? Entahlah Taehyung akan mencari tahunya nanti. Yang jelas pemuda manis itu adalah takdirnya. Matenya. Sang pemilik separuh hidupnya. Belahan jiwanya. Berlebihan? Mungkin tapi Taehyung tidak peduli.

Ia pertama kali mengetahui bahwa pemuda itu adalah takdirnya saat ia sedang duduk manis di bawah pohon saat ospek universitas minggu lalu. Saat pemuda itu terjatuh dihadapannya karena berlari dan tidak melihat batu yang cukup besar di depannya.

Taehyung yang melihat seseorang jatuh didepannya reflek langsung membantu pemuda itu dan menuntunnya untuk duduk di bangku yang sebelumnya ia duduki.

"Kau baik baik saja?" tanya Taehyung.

Pemuda itu menganggukan kepalanya dan memasang senyum yang sedikit dipaksakan sambil sesekali meringis "Aku baik Sunbae. Ah sepertinya aku akan telat dan akan dihukum jika telat. Terimakasih atas bantuan sunbae. aku permisi dulu" dan setelah itu sang pemuda bersurai coklat muda itu berjalan tertatih menjauhi Taehyung.

Saat pemuda itu didekatnya Taehyung dapat mencium bau manis yang cukup tajam dihidungnya. Menyengat memang tapi sangat menyenangkan. Terutama di lutut tempat luka dan darah itu ada. Seluruh DNA Ditubuhnya berteriak bahwa pemuda itulah matenya. Ditambah debaran dan detak jantung yang dirasakannya. Oh, dia bisa gila dibutnya.

Memang harus Taehyung akui bahwa menjadi Alpha bukanlah hal yang mudah karena menjadi alpha membuatnya harus menjadi orang pertama yang mengetahu matenya sebelum matenya itu menyadarinya. Dan omega? Akan mengetahui matenya saat pertemuan kedua atau mungkin ketiga tergantung situasinya.

Dan lamunan Taehyung Sukses terbuyarkan oleh suara ponselnya.

Sesaat setelah ia mengangkatnya ia sedikit menyesal karena omelan di sebrang ponselnya jauh lebih memekakan telinga.

"Kim Taehyung. Pulang sekarang atau kau tidak akan dapat uang jajan selama sebulan" gotcha. Benarkan. Eommanya adalah orang yang paling sering mengancam yang pernah ditemuinya.

"ini masih sore eomma. Bisakah aku pulang sebentar lagi?" ucap Taehyung.

"Kita akan makan malam dengan keluarga Jeon tae"

"Kata eomma, eomma dan appa hanya akan membicarakan sesuatu denganku"

"Lebih cepat lebih baik sayang, dan cepat pulang atau akan ku potong uang jajanmu" ucap Baekhyun final. Dan Taehyung tau. Membantah sang eomma hanya akan membawanya kemasalah baru. Ngambeknya sang eomma.

Dering di ponsel Jungkook membuat sang pemilik sedikit terlonjak karenanya dan buru-buru mengangkat ponselnya. Dahinya berkerut karena heran mendapati nomor tak dikenal menghubunginya.

"Yeoboseyo" ucap Jungkook sopan.

"Jungkookie?" ucap suara di seberang sambungan. Jungkook merasa mengenal suara itu tapi entahlah ia lupa.

"Maaf ini siapa?" tanya Jungkook.

"Ah mungkin kau lupa suaraku. Ini bibi Baekhyun sayang. Kau masih ingat kan?"

"Ah maaf bibi Kookie lupa suara bibi" Jungkook meruntuki dirinya. Mana mungkin ia lupa pada sahabat kedua orang tuanya yang sudah ia anggap bibi kesayangannya itu.

"Tidak apa apa sayang. malam ini kau ada waktu kan? Apa kedua orangtuamu sudah memberi tahu bahwa malam ini ada acara makan malam di rumah bibi?"

Jungkook refleks menggelengkan kepalanya walau dia sadar hal itu tidak akan diketahui oleh orang diseberang sana. "Belum bi. Eomma belum bilang tapi eomma bilang ada yang ingin disampaikan padaku malam ini. Apa itu berhubungan?"

"Tentu saja sayang. Aku akan menunggumu dan keluargamu datang. hati hati dijalan" setelah mengucapkan itu sambungan terputus. Oh apa dia harus segera pulang?

Tanpa berpikir dua kali jungkook langsung merapikan seluruh bawaannya dan bergegas pulang. Ia tidak ingin terlambat dan mengecewakan Baekhyun yang menunggunya.

"Eomma apa aku harus mengenakan baju ini?" tanya jungkook Sesaat setelah keluar dari kamarnya. pemuda bergigi kelinci itu mengenakan stelan yang cukup formal. Sebuah kemeja berwarna pink pucat dengan celana bahan hitam. Oh ayolah hanya ibunya yang terobsesi dengan pink, ia Tidak.

"oh kau sangat manis sayang. Iya kau harus mengenakan itu" Seokjin -ibu Jungkook- menghampiri anak sematawayangnya dan merapihkan kerah pemuda itu. Jungkook bersumpah ia sangat tidak menyukai warna bajunya. Tapi ia bisa apa? Hanya dapat menuruti ibunya.

Sepanjang perjalanan. Jungkook berfikir apa yang akan dilakukan kedua orangtuanya? Apa hanya makan malam biasa atau...? Ah ia bahkan tidak berani memikirkannya. Lamunannya terbuyarkan saat ia sampai di rumah keluarga Kim. Oh ayolah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat. Apa ia sakit jantung? Sepertinya tidak.

"Kookie" pekikan langsung menyambutnya saat ia memasuki rumah keluarga Kim. Pemuda manis itu langsung berhambur kepelukan pria bersurai almond itu dengan suka cita. Ia sangat merindukan bibi kesayangannya ini.

"Bibi~ apa bibi merindukanku? Kookie rindu bibi dan masakan paman. Bibi kenapa tidak pernah ke busan lagi? Bibi marah ya karena appa mengajak kookie dan eomma pindah kebusan?" ucap Jungkook panjang lebar.

Yang dipeluk hanya membalas dengan tawanya dan mengelus punggung pemuda kelinci itu sambil bergumam maaf karena tidak pernah menyempatkan diri berkunjung.

Setelah selesai 'temu kangen' dengan bibi kesayangannya. Jungkook diajak untuk makan malam. samapai di meja makan yang Jungkook lihat hanya pamannya yang sedang berbincang dengan ayahnya-ayah Jungkook langsung masuk saat pemuda itu sedang berpelukan dengan bibinya- tanpa melihat anak sematawayang bibinya disana.

"Baekhyunie kemana Taehyung? Aku juga merindukannya seperti Kookie merindukanmu" ucap Seokjin sambil mendudukaan dirinya di tengah tengah suaminya dan Baekhyun. Sedangkan Jungkook duduk di hadapannya. Tinggal satu kursi tersisa di tengah tengah Jungkook dan Chanyeol.

"Tenanglah Jinie, Taehyung sedang bersiap. Ah itu dia" Baekhyun menunjuk anaknya sebelum akhirnya tersenyum.

"Selamat malam paman Namjoon sudah lama tidak bertemu. Ah bibi Seokjin selamat malam" ucap Taehyung sopan sebelum akhirnya duduk di kursi yang tersisa. "Dan selamat malam..." ucapan Taehyung terputus kala ia melihat wajah disebelahnya.

"Sunbae" bisik Jungkook pelan.

Oh bahkan takdir teramat mencintai Taehyung hari ini. Ia makan malam dengan pemuda manisnya. Sang adik tingkat yang waktu utu terjatuh di hadapannya. Adik tingkat yang selama ini ia amati dari jauh. adik tingkat yang ternyata adalah JEON JUNGKOOK. orang yang bahkan sudah ia kagumi dari sejak pemuda manis itu baru beberapa hari membuka mata di dunia. Pantas saja ia merasakan getaran aneh saat bertemu dengan pemuda itu minggu lalu. Dan sepuluh tahun ternyata membuatnya benar benar lupa bagaimana paras pemuda bersurai coklat muda itu.

"Apa kalian masih ingat satu sama lain?" tanya Namjoon-ayah Jungkook.

Saat Taehyung menganggukan kepalanya perlahan. Jungkook menggelengkan kepalanya secara refleks. Oh bagaimana si kelinci manis itu bisa melupakan orang setampan Taehyung. Dan liat pipi pemuda manis itu sedang bersemu karena duduk disamping seorang alpha tampan dengan aura mendominasi yang sangat kuat. Bahkan untuknya mengambil nafaspun sulit.

"Kami sempat bertemu seminggu lalu paman tapi sepertinya Jungkook tak mengenaliku. Ah aku juga sepertinya tidak mengenali Jungkook saat itu" ucap Taehyung.

Jungkook yang berada disebelahnya mengangguk kecil "aku tersandung dan terjatuh didepan Taetae appa. Aku tidak menyangka jika sunbae itu adalah taetae" lanjut Jungkook. Ups, bahkan Jungkook masih memanggil pemuda itu dengan nama kecilnya. Benar benar manis bukan.

"Kookie? Apa kau sudah dapat tanda?" ucap Baekhyun hati hati. Yang dijawab Jungkook dengan anggukan singkat.

Oh ayolah. Taehyung bahkan dapat mencium aroma manis omega dari sebrang ruangan menguar dari tubuh Jungkook. Dan sang eomma masih menanyakan sesuatu hal yang tidak penting.

"Sudah bibi, saat aku berusia tiga belas tahun. Tanda itu muncul di pergelangam tanganku." ucap Jungkook sambil menyuap nasinya.

Makan malam mereka memang sudah dimulai beberapa saat yang lalu.

"Jadi kau apa? Alpha? Beta? Atau omega?" tanya Chanyeol.

"Alpha" ketiga orang yang notabennya sang tuan rumah tersedak sedangkan tiga sisanya hanya dapat menahan tawa melihat reaksi tersebut.

"Benarkah?" kini Taehyung bersuara saat tenggorokannya sudah mulai bisa bernafas dan berhenti terbatuk.

Jungkook memperlihatkan tanda dipergelangan tangannya sambil tersenyum lebar "Bercanda, aku omega paman" ketiga tuan rumah bernafas lega. Terutama pemuda bersurai blond disebelahnya.

"Ah syukurlah" Ucap Chanyeol sambil tersenyum. "Tadinya aku akan menghajar appamu kook jika kau benar benar alpha dan tidak memberitahuku."

Semua orang diruangan itu tertawa sesaat setelah Chanyeol mengatakan itu.

"Karena kau akan menikahi Taehyung" sekarang Jungkook dan Taehyung yang tersedak setelah mendengar kata kata lanjutan dari Chanyeol. Oh betapa indah makan malam Taehyung hari ini. Bahkan ia harus tersedak dua kali.

"APA?!" Ucap Taehyung dan Jungkook bersamaan setelah tersadar dari keteraedakan mereka.

"Iya. Dan itu minggu depan"

Tbc

Hallooo maaf bawa ff baru hehe maaf juga yang meanie couple blm dilanjut. ku mengaku bersalah huhu tapi akan ku lanjutkan nanti hehe.

ff ini udh sempet aku post di wattpad jadi kalo ada yg baca disana ini bukan aku plagiat orang ya :')

enjoy my new ff. aku mungkin bakal update di wattpad duluan daripada disini hehe jadi follow wp aku ya(?)

jgn lupa review sama kritik dan sarannya ya. 3 3