DETERMINED

Bunyi kecipak menggelora. Suara bertemunya dua daging begitu menggoda siapapun yang mendengarnya. Keringat menetes seolah jadi saksi tentang bergulatnya dua anak manusia. Ranjang berderit mengikuti gerakan memadu rasa.

"Tetsuya, dokternya sudah-"

"Nggh- Sei-kunh.."

"Ah.."

Dan mata Shiori membulat melihatnya.

"Ka-kalau 'main' kunci pintunya." Ujar Shiori dengan pipi memerah, malu melihat anak dan menantunya tengah beradegan dewasa. Lalu ditutup pintu dengan sisa tenaga.

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original story by Gigi

Warning :

T+

Akakuro

Shounen ai

Male pregnant contains

Family Fluff Romance

Out of character

Begitu pintu ditutup, Tetsuya mendorong Akashi yang berada diatasnya. Sekalian membuka selimut yang membungkus mereka berdua.

"Minggir." Lalu mengelus pahanya yang memerah karena sedari tadi di tampar Akashi agar berbunyi layaknya pertemuan dua paha, "Sakit, tahu! Harusnya kau menampar pahamu sendiri." Ujar Tetsuya kesal meski mukanya masih datar.

"Salah sendiri tidak punya ide untuk mengusir dokternya pergi."

"Aku ada ide tapi kau menolak." Tangannya mengipas seraya mencoba mengusir keringat, "Gerah sekali dibawah selimut. Nyalakan AC-nya,"

"Ide bodohmu hanya akan menambah masalah." Akashi menyalakan AC yang tadi dimatikan agar bisa berkeringat dan kesan erotis meningkat.

"Oh ya? Lalu ide Sei-kun untuk pura-pura beradegan dewasa itu berguna?"

"Kau bisa lihat ibu dan dokternya pergi, kan?"

"Itu karena aktingku luar biasa."

"Desahanmu bahkan tak lebih dari tangisan anak TK." Cemoh Akashi melihat Tetsuya besar kepala.

"Seperti desahanmu sudah bagus saja."

"Oh, kau mau mencoba dengar desahanku yang sebenarnya?" Tanya Akashi dengan nada seduktif menggoda.

"Tidak sudi." Tetsuya menyingkap selimut dan mengambil handuk, "Aku mau mandi."

"Sekarang kau mengajakku mandi?"

"Demi kesehatanmu, Akashi-sama. Tolong jangan berdelusi."

"Aku hanya menawarkan agar mimpimu untuk mengangkang dibawahku terlaksana."

"Aku tidak pernah bermimpi seperti itu."

"Akan senang hati aku ingatkan bahwa karena itu, kita menikah."

"…"

"Kehabisan kata? Tak heran, otakmu hanya terisi vanilla. Ah, tapi aku juga bisa mengenyangkanmu dengan 'vanilla' milikku. Mau coba?"

Mata Tetsuya melotot begitu paham dengan apa yang Akashi ucapkan, "Dasar mesum, aku bisa melaporkan ini atas pasal pelecehan!"

"Kau lupa? Aku bahkan sudah sah untuk memerkosamu sekarang."

"Ja-jaga omongan."

"Sepertinya kau perlu kaca, sayang." Akashi menyeringai, namun senyum jahat itu malah membuat wajahnya semakin rupawan, "Kau yang mulai memancing duluan."

"Berhenti membual. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menghindar dari pemeriksaan dokter."

"Sebenarnya kita tak perlu menghindar, toh akan ketahuan."

Tetsuya mendesah frustasi, "Lalu harus bagaimana?"

"Aku bisa membuatmu hamil sih."

"Tapi aku tidak mau."

"Kau yakin? Kita sudah terjebak disini, kau yakin seumur hidup hanya pelepasan dengan mastur**si?"

"Sei-kun, mulutmu!"

"Ayolah, itu bukan hal tabu. Aku yakin kau pernah melakukannya."

Pipi Tetsuya merah merona. Sungguh, apa yang diucapkan Akashi kepadanya, masih hal tabu baginya.

"Ah, atau kau benar-benar masih perjaka? Bahkan sekedar main sendiri melepas spe**a?"

Buntalan kenyal itu masih menyepuh merah pekat, "Ma-maaf saja, aku bukan seseorang yang nafsunya kemana-mana."

"Apa kau bilang? Aku memang lelaki normal yang sehat untuk menyalurkan kebutuhan, tapi bibitku barang mahal. Aku tak membuangnya di sembarang lubang, apalagi diluar area ikatan pernikahan."

"Itu artinya kau juga masih perjaka, baka." Ucap Tetsuya yang merasa menang.

"Tapi karena aku sudah menikah sekarang," Akashi berjalan mendekat, "Aku sudah punya pelepasan." Lalu tangannya menepuk pantat Tetsuya dengan tekanan.

"MESUM!"

Shiori menatap putra dan menantunya yang kini berhadapan. Pikirannya masih belum lepas tentang keduanya yang tengah bertindihan saat dirinya masuk kamar.

"Lain kali kalau main dikunci."

"Maaf ibu." Tetsuya berucap duluan, "Sei-kun selalu tak sabar."

"Padahal dokternya sudah datang. Ya, ibu sih tidak keberatan."

"Sebenarnya sudah mau selesai, tapi Tetsuya mau tambah pas keluar."

ASDFGHJKL!

Mulut Akashi memang butuh sekolahan! Umpat Tetsuya yang kini sungguh gregetan ingin melempar vas bunga pada wajah tampan. Tidak, Akashi tidak tampan. Ya tampan sih, tapi bukan kata Tetsuya, tapi kata teman-teman.

Pipi Shiori kembali memerah saat mendengar sang putra berucap frontal, namun dia tepis. Nanti malam, saat Masaomi pulang, minta dipuaskan.

"Sei, jaga omongan." Wanita yang umurnya sudah paruh baya namun masih terlihat cantik itu kembali melanjutkan, "Karena kau sudah menikah, maka sekarang kau akan mulai menghadiri pertemuan sekaligus untuk menegaskan bahwa kau adalah penerus perusahaan. Tentu saja Tetsuya-kun ikut. Karena bagaimanapun, kalian adalah pasangan."

"Kenapa Tetsuya harus ikut? Dia kan sedang hamil, ibu."

"Harus. Perutmu tidak sakitkan, sayang?" Tanya Shiori seraya membelai perut Tetsuya pelan.

Sungguh, sebenarnya Tetsuya merasa bersalah diperlakukan begini, padahal dia sedang tidak mengandung apapun.

"Tidak, ibu."

"Nah, asal Tetsuya dan calon cucu ibu baik-baik saja. Tak masalah. Lagipula, ibu sudah menunjuk dokter keluarga yang khusus untuk menangani Tetsuya. Dia tadi sudah datang, tapi kalian sedang kuda-kudaan."

Apanya yang kuda-kudaan! Yang ada itu KDRT karena sekarang paha Tetsuya masih terasa nyeri karena ditampar berulang.

Suasana ramai memang tak pernah akrab dengan Tetsuya. Apalagi ditengah pesta yang jelas-jelas tak ada yang dia kenal. Lalu kenapa dirinya datang? Tentu saja mendampingi 'suami'nya sekarang.

Kedua belah sudut pipinya sampai pegal karena harus tersenyum sedari datang sambil memberi perkenalan. Dan dirinya tambah kesal saat Akashi malah tebar pesona diantara gadis-gadis lajang. Tidak, bukannya Tetsuya cemburu ya! Dia hanya kesal, dan tak mau rasa kesalnya dialami sendirian.

Untuk itulah, sekarang dia berjalan menuju kerumunan. Tentu saja guna mendekati sang suami 'tersayang' yang sepertinya tengah keganjenan.

"Sayang," Ingatkan Tetsuya untuk kumur setelah ini, "Kau tega sekali meninggalkan istrimu ditengah orang-orang yang belum dia kenal," Ujar Tetsuya sambil bergelayut manja begitu Akashi sudah digapainya.

"Tetsuya,"

"Sudah mau punya anak juga, masih tebar pesona."

"Hee, Akashi-sama sudah menikah?"

"Ah, aku patah hati."

"Aku kira aku masih punya kesempatan."

Berbagai racauan protes keluar dari mulut para perempuan, tapi Tetsuya malah melakukan penegasan.

"Kami sudah menikah. Jadi tolong cari yang masih lajang."

Dan begitu gerombolan bubar, Tetsuya tersenyum penuh kemenangan.

"Suka dengan apa yang kau lakukan?"

"Aku kan hanya menuntut hakku sebagai pasangan supaya tidak terjadi skandal."

"Heh? Kau mengakuiku sebagai pasangan?"

Seakan tersadar dengan apa yang telah Tetsuya lakukan, pipi gembil itu menyepuh merah, "A-aku bilang menuntut hak. Bukan pasangann atau apa."

"Pelan-pelan saja bicara, sayang." Ujar Akashi dengan seringai geli, kenapa sih musuhnya harus se-innocent ini?

Eh, apa yang dia bicarakan? Innocent? Hah? Pemuda biru itu hanya seorang yang pendek dan menyebalkan. Apalagi saat berbicara dengan Midorima, yang tadi dia ingat mewakili ayahnya.

".. Iya, Midorima-kun."

Uh, apanya yang 'Midorima-kun' huh?

"Sayang, jangan banyak bergerak. Kau kan sedang mengandung anakku." Ujarnya saat menyapa keduanya, "Oh, maaf Shintaro. Istriku merepotkanmu?"

"Ah tidak." Laki-laki itu menaikkan kacamatanya, "Rasanya seperti belum percaya kalian sudah menikah."

"Ya, jodoh siapa yang tahu. Iyakan, sayang?" Tanya Akashi pada Tetsuya yang kini menatapnya tak percaya.

"Iyakan, Tetsuya sayang?"

Akashi hampir meledak tertawa begitu melihat rupa Tetsuya yang seakan ingin memakan hidup-hidup dirinya, "I-iya."

"Apalagi kau kini tengah mengandung anakku." Ucap Akashi penuh penekanan dan aura kemenangan.

Ada yang bilang, bahwa pembalasan jauh lebih nikmat dan Akashi telah membuktikan.

.

.

Tapi benar Akashi, senang hanya karena pembalasan?

To be continue.

AN :

AdelZai, Killua san, CBX, Hiko, Miichan, Noname, Noharu, SoraTsuki,Yuyu Iyaa, maaf ya udah buat nunggu. Ini udah update^^ Saori kanzaki Terimakasiih^^ Kjhwang Nggak percuma dia dididik keras sama Masaomi, sekarang udah bisa bikin anak sendiri wkwk Miharu Biar Akashi kena tanggung :P

Yang pakai akun, saya bales lewat PM :)

Sudah setahun T.T

Astaga, saya bener-bener nggak produktif di 2018 :')

#siapapeduli :P

Happy Birthday Tetsuya! Makin langgeng dengan babang Sei yaa :*

Terimakasih sudah membaca!

Sign,

Gigi.