Title : After The Party

-by : Beby Vee

Maincast :

Kim Jongin & Do Kyungsoo

Rate : M

.

.

.

.

.

Happy Reading^^,

.

.

.

.

.

"..Dan jangan menyesal karena kau pernah mencampakanku.."

-Do kyungsoo

.

Jongin membenarkan setelan jasnya setelah turun dari mobil. Lelaki itu melirik jam tangan mahal yang melingkar dipergelangan tangannya.

Pukul 7 malam lebih 15 menit.

Lelaki itu menghela nafas lega karena berhasil tidak terlambat diacara penting sahabatnya. Dengan gagah lelaki itu melangkah tungkai kakinya menuju aula yang akan digunakan untuk pesta sahabatnya.

Sesekali lelaki tampan itu mengangguk serta membalas senyum tiap orang yang menyapanya ketika berjalan. Tak butuh waktu lama, kakinya sudah sampai tepat didepan pintu besar yang menjadi gerbang pesta berlangsung.

Dia disambut bungkukan hormat oleh para pengawal yang menjaga pintu setelah menunjukkan kartu namanya.

Kim Jongin

Siapa yang tidak kenal namanya dinegara gingseng ini. Seluruh warga masyarakat Korea jelas tau sepak terjangnya. Wajahnya sering menghiasi koran-koran atau majalah bisnis ternama karena pencapaiannya diusia yang sangat muda.

Dalam 25 tahun hidupnya Kim Jongin dieluh-eluhkan namanya karena berhasil membangkitkan perusahaan keluarganya yang berada diujung tanduk. Mengembangkannya dalam waktu beberapa tahun lalu menjadikan perusahaannya memimpin paling depan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Pengaruhnya benar-benar besar untuk setiap sektor usaha.

Lelaki itu lalu mengangguk untuk mengecupkan rasa terimakasihnya kepada pengawal yang membukakan pintu untuknya.

Langkah pertamanya menapaki lantai aula pesta lelaki langsung menjadi pusat perhatian. Seluruh orang menghentikan kegiatannya sejenak untuk memandang kearahnya. Seluruh tatapan yang terlalu biasa dilihat oleh Kim Jongin selama eksistensinya didunia fana ini.

Dia sudah terlalu terbiasa ketika orang-orang memandangnya sarat akan kekaguman semenjak kecil. Hal itu tidak membuatnya tidak nyaman melainkan sebaliknya semakin membuatnya percaya diri akan dirinya.

"Jongin kau datang."

Itu suara pemilik pesta. Jongin tersenyum dibuatnya ketika melihat sahabatnya itu menghampirinya dengan gelas tinggi wine ditangan kanannya.

"Hay yeol, apa aku terlambat."

Mereka berpelukan sejenak sebelum Chanyeol memukul main-main bahu Jongin.

"Apa kau mengejekku? Kau bahkan datang lebih awal."

"Haha.. benarkah? Tapi kulihat, semua orang sudah memenuhi aula ini."

"Kau tau sendiri orang-orang selalu bersemangat dengan pesta yang kubuat." Dan Jongin mengamininya karena memang benar, setiap Park Chanyeol mengadakan pesta maka tamu undangan akan datang 30 menit lebih awal seperti mereka tidak sabar dengan pesta yang diadakan oleh lelaki itu.

Chanyeol menggiring Jongin untuk sedikit menyingkir dari keramaian. Kedua hendak berbincang-bincang karena sudah 1 bulan mereka tidak bertemu karena Chanyeol yang pergi ke Jepang.

Jongin yang menyadari mereka terlalu lama berbincang pun bertanya,

"Kapan kau akan memulai pestanya? Ini sudah hampir pukul 8 malam."

"Sebentar lagi, aku sedang menunggu seseorang."

"Seseorang?" tanya Jongin penasaran sedang Chanyeol menjawabnya dengan deheman singkat.

"Apa itu Baekhyun noona?"

"Kenapa kau bertanya tentang Baekhyun? Kau tau aku dan wanita itu tidak ada hubungan apa-apa dan tidak akan pernah menjadi apa-apa."

Jongin mendengus sendiri mendengar penuturan Chanyeol. Rasanya dia sudah hafal diluar kepala dengan kalimat itu. Sudah sejak lama Baekhyun menyukai Chanyeol namun Chanyeol selalu menolaknya entah karena alasan apa. Hanya Chanyeol dan Tuhan yang tau.

Tak ingin mendengar penyangkalan sahabatnya lebih lagi, Jongin memutuskan untuk diam dan menyesap wine yang sedari tadi dia anggurkan begitu saja.

Mereka terdiam beberapa saat untuk menikmati wine digelas masing-masing. Sampai Chanyeol membuka suara terlebih dahulu.

"Dia datang." Ucap lelaki itu sembari menepuk punggung Jongin.

Sedang Jongin terkekeh sendiri melihat bagaimana Chanyeol tersenyum lebar untuk menyambut tamu specialnya.

Samar-samar Jongin bisa mendengar percakapan keduanya. Seorang gadis dengan gaun hitam dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Jongin tidak bisa melihat wajahnya karena badan tiang Chanyeol menghalanginya.

Jadi Jongin memutuskan untuk menyerah mencuri lihat. Lelaki itu kembali sibuk dengan wine-nya sembari memandang tamu lain yang mengunjungi pesta tersebut.

Sampai suara Chanyeol mengalihkan perhatiannya.

Entah sejak kapan lelaki itu sudah berada disebelah Jongin. Dia berdiri dengan seorang wanita cantik yang sedikit familiar untuk Jongin. Lelaki itu terus mengamitinya sampai..

Tunggu, bukankah itu...

"Jongin-ah, perkenalkan ini sahabatku yang lain. Namanya Kyungsoo. Do Kyungsoo." Ucap Chanyeol memperkenalkan.

Sedang wanita yang berada disebelah Chanyeol tersenyum cantik sebelum mengulurkan tangannya dihadapan Jongin.

"Hay.. lama tidak bertemu Jongin-ah,"

Deg

Saat itu juga Jongin dibuat terbeku ditempatnya. Tebakannya benar tentang wanita itu.

.

.

.

Acara pesta akhirnya dimulai setelah kedatangan Kyungsoo. Setelah meresmikan perusahaan barunya, kini Chanyeol diminta untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata.

Sedang Jongin, semala itu tidak terfokus sama sekali dengan apa yang diucapkan oleh Chanyeol.

Matanya dengan tidak tahu malu terus memperhatikan gerak-gerik wanita bernama Do Kyungsoo itu. Wanita itu berada di meja sebrang mejanya. Dia ingin menghampiri wanita itu namun ragu. Jadi dia hanya bisa terus memperhatikannya dalam diam.

Sampai akhirnya acara penyambutan selasai. Kini sudah saatnya masuk ke acara inti.

Chanyeol hanya mendatangi Kyungsoo sebentar sebelum kembali pergi untuk mengobrol dengan rekan bisnisnya. Dan hal itu dimanfaatkan oleh Jongin.

Lelaki itu dengan segela keberaniannya melangkahkan kakinya menuju meja Kyungsoo. Diulurkannya tangannya tepat didepan wajah Kyungsoo.

Kyungsoo sendiri yang sedari tadi diam ditempat dibuat kaget karena ada sebuah tangan terulur didepannya.

Wanita itu mendongak dan sedikit bingung ketika mendapati seorang Kim Jongin didepannya.

"Mau berdangsa denganku?"

Kyungsoo menaikkan sebelah alisnya. Dipandanginya secara bergantian tangan Jongin dan wajah lelaki itu. Menimang-nimang sampai wanita itu tersenyum dan balas menyambut uluran tangan Jongin.

"Tentu,"

Wanita itu tersenyum cantik membuat Jongin ikut tersenyum dibuatnya.

Ketika sampai ditengah-tengah aula dengan beberapa orang yang berdangsa, Jongin mulai mendekatkan dirinya untuk mendekap pinggang Kyungsoo.

Sedang Kyungsoo sendiri tanpa sungkan, melingkarkan lengannya di leher Jongin.

Mereka bergerak dengan iringan musik yang mengalun dengan apik. Tidak dihiraukan oleh keduanya bagaimana orang-orang memandang mereka dengan berbeda.

Jongin sendiri hanya terfokus menatap wajah Kyungsoo. Bagaimana wajah cantik itu terlihat begitu anggun dengan make up tipis yang menghiasi wajahnya. Jongin merasakan sesuatu dalam dadanya bergemuruh keras melihat bagaimana paras ayu Kyungsoo.

"Bagaimana kabarmu?"

Kyungsoo membuka suara membuat Jongin yang sedari tadi memperhatikan wajahnya terkesiap. Lelaki itu sedikit gugup ketika Kyungsoo balik menatap tepat matanya.

"Aku baik. Bagaimana dengan kau sendiri?" ucap Jongin setelah berhasil mengendalikan suaranya agar tidak terdengar aneh kala menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Aku?" Jongin mengangguk.

"Kau bisa melihatnya Jongin. Aku juga baik."

"Syukurlah."

Diam. Mereka berdua kembali diam. Mereka hanya saling melemparkan tatapan tersembunyi diujung matanya.

"Aku tidak menyangka kita dapat bertemu disini."

Kyungsoo tersenyum kecil. "Ya. Aku juga."

Tepat beberapa saat kemudian musik berhenti. Berganti dengan musik lain yang lebih bersemangat dan Kyungsoo enggan melanjutkan. Jadi wanita itu melepas dekapan Jongin hendak pergi sebelum Jongin mencekal pergelangan tangannya. Mencegahnya untuk pergi.

"Tidak bisakah kau bertahan sebentar disini?"

Kyungsoo terdiam melihat bagaimana Jongin mengeratkan cekalan tangannya. Wanita itu menatap wajah berharap Jongin.

"Ingin melanjutkannya ditempat lain?" tawar Kyungsoo.

Jongin yang tidak mengerti mengernyit karena ucapan wanita itu.

.

.

.

Dan ternyata ini lah yang dimaksud Kyungsoo meneruskannya ditempat lain.

Meneruskan ketempat yang lebih tertutup dengan keduanya yang saling bergelung peluh dengan tubuh telanjang keduanya.

Kyungsoo mendesah keras akibat kejantanan Jongin yang keluar masuk dengan cepat di kewanitaannya. Sedang Jongin semakin semangat menggagahi Kyungsoo karena demi apa pun, wajah Kyungsoo benar-benar terlihat menakjubkan ketika terangsang. Dan Jongin benar-benar menyukai pemandangan wajah itu.

tadi Jongin tidak mengerti arah pembicaraan Kyungsoo yang sebenarnya. Namun saat gadis itu menariknya kesebuah lorong lalu menciumnya. Saat itu juga hasrat Jongin terpancing lalu menyeret Kyungsoo kesebuah kamar di hotel tersebut secara acak.

Beruntung Jongin memiliki sedikit banyak saham di hotel tempat pesta Chanyeol diadakan, jadi dia memiliki kartu VVIP yang dapat mengakses kamar hotel tanpa perlu check-in terlebih dahulu.

Jadi ketika pintu kamar hotel ditutup Jongin dengan segera mencium panas Kyungsoo. Melucuti gaun wanita itu dengan tidak sabaran sebelum melemparnya keranjang lalu menyetubuhinya.

.

"Ah.. ah.. ah... ah.. J-jonginhh," Kyungsoo mendesah semakin keras tiap Jongin menumbuk titik termanisnya. Sedang Jongin menyeringai melihat wajah penuh kenikmatan Kyungsoo.

Tak tahan dengan bibir hati yang sedari tadi mengeluarkan desahan tanpa henti. Jongin meraup bibir penuh itu. Melumatnya dengan rakus sebelum mempercepat gerakan pinggulnya.

Selang beberapa saat Jongin melapas ciuman bibir Kyungsoo dan mendesah bersama Kyungsoo ketika merasakan cairannya keluar bersamaan dengan cairan Kyungsoo.

Jongin membuka matanya lalu tersenyum kearah Kyungsoo.

"Terimakasih, kau luar biasa Soo."

Disisa kesadarannya, Kyungsoo membuka matanya sayu. Wanita itu tersenyum kecil saat Jongin menghadiahinya kecupan kecil dibibir.

"Tidurlah."

Seperti anak baik, Kyungsoo dengan segera memejamkan matanya. Gadis itu semakin merapatkan tubuhnya kearah pelukan Jongin yang mendekapnya erat.

Melihat Kyungsoo yang tertidur, Jongin dibuat tersenyum sendiri. Dikecupinya dahi Kyungsoo. Rasanya dia benar-benar bahagia malam ini karena dapat memiliki Kyungsoo.

Lalu tak beberapa lama, Jongin ikut terjun kealam mimpi menemani Kyungsoo yang sudah terjun terlebih dahulu. Melupakan status yang dia sandang sekarang.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Jongin dibuat terusik ketika ponselnya berbunyi nyaring. Lelaki itu ingin mengabaikannya dan terus mendekap Kyungsoo sepanjang hari namun ponselnya sepertinya tidak dapat menunggu.

Jadi dengan malas Jongin bangkit dari tidurnya berjalan kearah celana yang berserakan dilantai sebelum mengelurkan ponselnya.

Lelaki itu terbelalak saat melihat siapa yang tengah menelfonnya saat ini. Jongin dibuat gelagapan sendiri sedang ponselnya terus berbunyi. Jadi setelah mengecek suaranya normal lelaki itu mulai mengangkat panggilan itu.

"Hallo?"

"..."

"Ya, aku sedang lembur."

"..."

"Aku akan pulang sebenarlagi."

"..."

"Ya, sampai nanti."

PIP

Jongin mendesah lega ketika panggilan itu berakhir. Namun itu hanya sementara sebelum dia mendengar suara serak dibelakang.

"Jongin.. siapa?"

Jongin berbalik dan mendapati Kyungsoo yang terduduk dengan selimut yang menutupi sebatas dadanya. Dengan kaku Jongin tersenyum lalu mendekat kearah ranjang.

"Sudah bangun? Apa suaraku mengganggu tidurmu?"

Lelaki itu mengusap pipi Kyungsoo membuat Kyungsoo memejamkan matanya lalu beringsut mendekat kepelukan Jongin. Wanita itu mengangguk kecil untuk menjawab pertanyaan Jongin.

"Maafkan aku mengganggu tidurmu."

Jongin terus mengusap kepala Kyungsoo membuat wanita itu semakin nyaman bersandar dipelukannya. Namun usapan Jongin berhenti mendengar perkataan Kyungsoo.

"Apa istrimu yang menelfon?"

Tubuh Jongin kaku begitu saja. Lelaki itu seakan-akan terserang penyakit jantung ketika Kyungsoo mengucapkan hal yang ditutupinya dengan santai.

Kyungsoo yang merasakan bagaimana Jongin berubah diam mulai melepas dekapan lelaki itu lalu sedikit menjauhkan tubuhnya.

Wanita itu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Jongin dengan sayang.

"Kenapa diam? Ada apa?" Kyungsoo bertanya dengan lembut.

Sedang Jongin menatap Kyungsoo dengan menyesal. "Kyungsoo maaf."

"Tidak apa-apa. Aku sudah tau dari lama. Pulang lah, istrimu menunggu dirumah." Kyungsoo tersenyum manis mengucapkan itu. Dan hal itu membuat Jongin semakin tidak enak meninggalkan Kyungsoo.

Tapi Kyungsoo terus memaksanya membuat Jongin akhirnya mengangguk dan menuruti kemauman Kyungsoo. Lelaki itu dengan segera memunguti pakaiannya lalu mengenakannya. Sebelum pergi Jongin menghampiri Kyungsoo yang duduk bersandar dikepala ranjang masih dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya.

"Berikan aku nomermu Soo."

Kyungsoo mendorong ponsel Jongin pelan. "Kau akan mendapatkannya dipertemuan kedua kita nanti."

Jongin mengernyit tidak paham dengan maksud Kyungsoo.

"Sekarang pulanglah, temui istrimu. Tenang saja kita akan segera bertemu kembali setelah ini."

"Kau berjanji?"

"Ya." Jawab Kyungsoo yakin.

Akhirnya setelah mencium bibir Kyungsoo beberapa menit Jongin pamit pergi. Kyungsoo sendiri terus tersenyum manis selama Jongin berada disana. Namun senyum manisnya hilang ketika Jongin benar-benar hilang dibalik pintu kamar hotel tempat menginap mereka.

"Ya, tunggu kejutanku sebentar lagi sayang." Kyungsoo menyeringai membayangkan bagaimana setelah ini hidup Jongin akan terus berpusat padanya.

.

.

.

.

.

To be continue~

.

.

.

.

.

Hay, ff baru hehe :D

Jangan bully plisss karena ff satu belom selesai udah up baru. Udah ah kita buat selingan aja ff ini sama ff satunya.

Oke see you chap 2 readers-nim :*